Disusun Oleh:
Nama : Nabila Cahya Rahmawati
NIM : 050641162
Kode Kelas : 1168
Tutor Pembimbing:
Benny Bakry S.Pd, M.Si.
1. Perlakuan orang tua terhadap anak akan mempengaruhi sikap anak dan
perilakunya (Hurlock 1996).
2. Pola asuh adalah interaksi antara anak dan orang tua yang meliputi kebutuhan
fisik (misalnya makanan, minuman dll) dan psikologis (seperti keamanan, cinta
dll) dan sosialisasi norma-norma dalam masyarakat agar anak dapat hidup
harmonis dengan lingkungannya (Muslisch 2011: 100).
3. Pola asuh orang tua dalam keluarga merupakan frase yang menghimpun empat
unsur penting yaitu pola,asuh,orangtua,keluarga (Syaiful 2014: 50).
4. Pola asuh demokratis ditandai dengan kerja sama antara orang tua dan anak.
Anak itu diakui sebagai pribadi. Instruksi dan bimbingan dapat diperoleh dari
orang tua. Ada kontrol orang tua yang tidak kaku (Muslich 2011: 101).
5. Keberhasilan lembaga informal (keluarga) dalam membina karakter anaknya
dipengaruhi oleh pola asuh yang mereka pilih dan kualitas pengasuhan,
bimbingan dan kasih sayang yang mereka berikan (Zubeidi 2011: 157).
6. Diantara berbagai fungsi keluarga yang ada, “...ada tiga fungsi keluarga yang
tidak dapat diubah dan digantikan oleh yang lain, yaitu: fungsi biologis, fungsi
sosialisasi anak dan fungsi afektif.” (Suhendi 2001)
7. Chomaria (2010: 111) menyatakan bahwa, sebaiknya dalam mengasuh anak,
jangan terlalu terpengaruh pola asuh orang tua kita yang dulu, hal ini sama
seperti yang dikemukakan oleh Umar Bin Khattab “Didiklah anak-anak kalian
dengan metode pendidikan yang berbeda dengan metode pendidikan yang
kalian terima dari orang tua kalian, karena sesungguhnya mereka diciptakan
untuk hidup pada satu zaman yang berbeda dengan zaman kalian”.
8. Parsons dan Bales seperti dikutip Eshleman dan Cashion (1985:336-337)
menyatakan, terdapat dua fungsi yang esensial dalam keluarga yaitu sebagai
tempat (1) Sosialisasi yang utama bagi anak-anak dimana mereka dilahirkan;
(2) Menstabilkan kepribadian remaja atau orang dewasa.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Keluarga merupakan salah satu unsur yang penting dalam mewujudkan generasi
muda yang demokratis dan beradab berlandaskan Pancasila. Melalui pola asuh
demokratis, penerapan nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari dan
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam berinteraksi dengan masyarakat, keluarga
dapat memainkan peran aktif dalam membentuk anggota keluarga yang memiliki
kesadaran berdemokrasi sehingga dapat membawa dampak positif bagi masyarakat.
Dengan memahami peran keluarga sebagai pembentuk generasi muda yang
demokratis dan beradab, kita dapat memiliki pondasi yang kuat untuk menciptakan
masyarakat yang adil, demokratis dan bertanggungjawab sehingga dapat mencapai
tujuan dan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia.
SARAN
Generasi muda diharuskan memiliki rasa demokratis terhadap masyarakat di
sekitarnya. Dalam berperilaku demokrastis harus tetap beradab dan memiliki sikap
toleransi. Keluarga harus mampu menerapkan komunikasi yang terbuka dan
memberikan kesempatan bagi setiap anggota keluarga untuk menyuarakan
pendapat dalam pengambilan keputusan. Pembentukan generasi muda demokratis
dan beradab memerlukan peran dari berbagai pihak. Pola asuh dan pendidikan yang
tepat terkait pengamalan nilai Pancasila dan nilai-nilai demokrasi dapat menjadi
salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan kerjasama berbagai pihak,
maka generasi muda akan tumbuh menjadi penerus yang paham akan nilai
demokrasi, toleransi dan menjunjung tinggi nilai Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA