VISI
"Terwujudnya Universitas berdaya saing global di bidang ilmu pengetahuan,
moralitas, dan kewirausahaan berkarakter kebangsaan"
MISI
Dalam mewujudkan visi, Universitas Wiraraja perlu dijabarkan dan dirumuskan
ke dalam misi institusi sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan tata kelola universitas yang sehat (good University
governance) berbasis sistem informasi terpadu dalam pelaksanaan otonomi
perguruan tinggi untuk mewujudkan sentralisasi administrasi dan desentralisasi
akademik (SADA);
2. Menyelenggarakan pendidikan tinggi melalui sistem pendidikan dan
pengajaran yang bermutu untuk menghasilkan lulusan yang bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, memiliki moralitas dan integritas serta berjiwa
kewirausahaan berkarakter kebangsaan;
3. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
serta publikasi ilmiah dengan ciri khas kewirausahaan berkarakter kebangsaan;
4. Menjalankan kerjasama kemitraan dengan institusi pemerintah, perguruan
tinggi dan swasta di dalam maupun di luar negeri dengan prinsip kesetaraan
dan kemanfaatan dalam rangka mendukung pelaksanaan Tridharma Perguruan
Tinggi guna mewujudkan institusi pendidikan yang memiliki reputasi global.
MOTTO
"BE GLOBAL ENTREPRENEUR WITH NATIONALITY CHARACTER"
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
modul ini dengan baik dan tepat waktu untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Komunikasi Terapeutik dengan judul “Modul Komunikasi Terapeutik pada
Kelompok atau Tenaga Kesehatan” berdasarkan pengumpulan data dari berbagai
sumber.
Modul ini merupakan tugas yang diberikan dosen mata kuliah Komunikasi
Terapeutik yaitu Cory Nelia Damayanti, S.Kep., Ns., M.Kep untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada dosen yang membimbing kami dalam menyelesaikan pembuatan modul
ini. Disusun agar mahasiswa bisa memahami dan mengetahui lebih luas tentang
“Komunikasi Terapeutik pada Kelompok atau Tenaga Kesehatan” pada modul ini.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan dan
menyusunannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan, baik dalam bentuk saran maupun kritik yang bersifat
membangun dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas dan penyempurnaan
modul ini. Akhirnya, kami berharap semoga modul ini dapat bermanfaat guna
perkembangan dunia pendidikan.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian tentang komunikasi terapeutik pada
kelompok atau tenaga kesehatan
b. Untuk mengetahui tujuan dari komunikasi terapeutik pada kelompok atau
tenaga kesehatan
c. Untuk mengetahui aspek-aspek terkait dengan komunikasi terapeutik pada
kelompok atau tenaga kesehatan
12
Setiap kelompok atau tenaga kesehatan memiliki peran unik dalam tim
perawatan. Komunikasi terapeutik melibatkan pemahaman dan pengakuan
terhadap peran masing-masing, memastikan bahwa tanggung jawab dan
tugas ditangani secara efisien.
h. Mengatasi Hambatan Komunikasi
Kelompok atau tenaga kesehatan perlu mengatasi adanya hambatan
komunikasi yang mungkin muncul, seperti perbedaan pendekatan
24
2. Keterlibatan Aktif
Terlibat aktif dalam kelompok atau tenaga kesehatan dan berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan dapat meningkatkan efektivitas
komunikasi.
3. Pemahaman Peran
29
1. Kurangnya Keterbukaan
Kurangnya keterbukaan antar kelompok atau tenaga kesehatan dapat
menghambat pertukaran informasi dan ide.
2. Ketidakjelasan Peran
Kurangnya pemahaman mengenai peran masing-masing kelompok atau
tenaga kesehatan dapat menyebabkan ketidakjelasan dan konflik.
3. Ketidakcocokan Nilai dan Kultur Organisasi
32
6. Konflik Kepentingan
Adanya konflik kepentingan di antara kelompok atau tenaga kesehatan
dapat menghambat kerjasama dan komunikasi yang efektif.
34
3.1 Kesimpulan
Komunikasi terapeutik pada tenaga kesehatan sangat penting untuk
membangun hubungan yang positif dengan pasien. Hal ini membantu
meningkatkan pemahaman, kepercayaan, dan kerjasama antara tenaga
kesehatan dan pasien, yang pada gilirannya dapat meningkatkan efektivitas
perawatan. Kesadaran, empati, dan keterbukaan dalam berkomunikasi
menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesembuhan
dan kesejahteraan pasien.
3.2 Saran
Tunjukkan pemahaman dan kepedulian terhadap kondisi dan perasaan
pasien ,memberikan perhatian penuh saat berinteraksi dengan pasien untuk
memahami secara lebih baik, Komunikasikan informasi dengan jelas dan
jujur, serta sampaikan harapan yang realistis, Perhatikan bahasa tubuh dan
ekspresi wajah agar pasien merasa didengar dan dimengerti, Sesuaikan gaya
komunikasi Anda dengan kebutuhan pasien, terutama jika ada perbedaan
budaya atau bahasa, berikan dukungan positif dan dorongan untuk
meningkatkan motivasi pasien dalam proses penyembuhan, Pastikan
pemahaman dengan mengklarifikasi dan gunakan pertanyaan terbuka untuk
merangsang diskusi, Terus tingkatkan keterampilan komunikasi Anda melalui
pelatihan dan refleksi dan Menerapkan aspek-aspek ini dapat membantu
menciptakan lingkungan komunikasi yang mendukung proses penyembuhan
dan kesejahteraan pasien.
GLOSARIUM
21
atau wujud apapun tentang emosi. keadaan emosional selalu diiringi
dengan emosi.
Relevansi: Kaitan/hubungan erat terkait pokok masalah yang sedang dihadapi
Koordinasi: Mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi
kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga
agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya
di antara para anggota itu sendiri.
22
Kolaborasi: Adanya pola dan bentuk hubungan yang dilakukan antarindividu
ataupun organisasi yang berkeinginan untuk saling berbagi, saling
berpartisipasi secara penuh, dan saling menyetujui atau bersepakat
untuk melakukan tindakan bersama dengan cara berbagi informasi.
Konflik: Percekcokan, perselisihan, dan pertentangan
Fasilitasi: Suatu proses "mempermudah" sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu
Refleksi: Bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi
23
dan dilakukan.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Pengembangan Ilmu Komunikasi Dan Sosial, 5(2), 179.
https://doi.org/10.30829/komunikologi.v5i2.10145
26
27
28
29