Anda di halaman 1dari 20

PEMIKIRAN EKONOMI MASA PRA KLASIK

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI (EKI 212)

Dosen Pengampu : I Wayan Sukadana, S.E., M.S.E.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Nabillah Hidayat (2007511214)


2. Ida Bagus Narayana Jaya (2007511258)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BALI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Pemikiran Ekonomi Masa
Pra Klasik”. Adapun tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi serta menambah pemahaman dan wawasan bagi kami.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak I Wayan Sukadana, S.E.,
M.S.E. Universitas Udayana yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat
menambah wawasan serta meningkatkan hubungan kerja sama tim yang baik diantara kami.

Kami menyadari sepenuhnya penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini
dikarenakan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki masih kurang. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang bersifat konstruktif sangat harapkan harapkan, guna menyempurnakan paper ini.
Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama dalam lingkungan Universitas
Udayana khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

Denpasar, 19 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
2.1 Pemikiran Ekonomi Masa Pra Klasik ..................................................................... 2
2.1.1 Pemikiran Ekonomi Zaman Yunani Kuno .................................................. 3
2.1.2 Pemikiran Ekonomi Aliran Skolastik ......................................................... 6
2.1.3 Pemikiran Ekonomi Era Merkantilis .......................................................... 8
2.1.4 Pemikiran Ekonomi Mazhab Fisiokrat ....................................................... 13
BAB III : KESIMPULAN .................................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah pemikiran ekonomi mengacu para perkembangan berbagai pemikiran para
tokoh-tokoh mengenai ekonomi. Pemikiran mengenai ekonomi sebenarnya sudah muncul dari
berabad-abad yang lalu, tetapi pemikiran ekonomi masa itu masih dianggap belum sempurna
dan banyak dikaitkan dengan berbagai aspek seperti sosial, politik, hingga moral. Oleh karena
itu masih belum ada batasan jelas mengenai konsep ilmu ekonomi.
Sejak dahulu kala, para ahli merumuskan dan mengembangkan konsep-konsep teori
ekonomi seiring dengan berkembangnya masalah-masalah ekonomi di masyarakat. Dalam
usaha untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi inilah lahir pemikiran-pemikiran yang
disebut dengan teori ekonomi. Teori-teori ini selalu berkembang seiring perkembangan zaman
mengikuti permasalahan-permasalahan yang muncul di masyarakat.
Menurut sejarah, perkembangan pemikiran/teori ekonomi sudah dimulai sejak zaman
Yunani kuno kemudian berlanjut hingga ke ekonomi modern saat ini. Pada periode itu,
pemikiran ekonomi dikelompokkan ke dalam masa pra klasik yang terdiri dari pemikiran
ekonomi zaman Yunani kuno, aliran skolastik, aliran merkantilis, dan aliran fisiokrat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan pemikiran ekonomi masa pra klasik
2. Siapa saja tokoh-tokoh pemikir ekonomi masa pra klasik
3. Kekurangan pemikiran ekonomi pra klasik

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan pemikiran ekonomi masa pra klasik
2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh pemikir ekonomi masa pra klasik
3. Untuk mengetahui kekurangan pemikiran ekonomi pra klasik

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemikiran Ekonomi Masa Pra-Klasik


Sebelum ilmu ekonomi modern saat ini berkembang, pemikiran-pemikiran mengenai
ekonomi saat itu sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Hal itu ditandai dengan sudah
adanya pemikiran-pemikiran mengenai perdagangan (tukar-menukar), uang, produksi, dan
lain-lain. Selain itu, ditemukannya pula dokumen-dokumen yang berasal dari peradaban kuno
yang membahas mengenai kegiatan pengendalian ekonomi seperti distribusi pajak dan
pendapatan.
Pemikiran pada masa pra-klasik ini ditandai dengan 2 karakteristik utama, yaitu :
1. Bersifat mythopoeic (pemikiran ekonomi yang melibatkan dewa) dan
anthromorphic (pemikiran ekonomi yang melibatkan roh).
2. Bersifat keagamaan. Artinya, aktivitas ekonomi pada masa itu sangat berkaitan
dengan aturan-aturan moral.
Sebelum masa ekonomi modern/masa pra-klasik dikelompokkan lagi menjadi 4 bagian
yaitu zaman Yunani kuno, skolastik, merkantilisme, dan fisiokrat. Periodisasi pemikiran pada
masa pra-klasik digambarkan pada diagram berikut.

Zaman Yunani Kuno Merkantilisme


(427-355 SM) (1530-1776 M)

Ekonomi
Klasik

Skolastik (1206-1274 Fisiokrat (1694-1774


M) M)

2
2.1.1 Pemikiran Ekonomi Zaman Yunani Kuno (427-355 SM)
Pada zaman yunani kuno, konsep-konsep ekonomi telah ditemukan di beberapa
ajaran agama, kitab huku, hingga aturan moral. Contonya di dalam kitab Hammurabi
dari Babilonia pada tahun 1700 SM, masyarakat telah menemukan cara-cara
berekonomi.
Para filsuf (cendikiawan) di masa Yunani kuno saat itu belum membahas ilmu
ekonomi sebagai disiplin ilmu tersendiri, tetapi mereka memasukan ilmu ekonomi di
dalam ilmu politik dan sosiologi.
Beberapa konsep ekonomi yang berkembang di zaman Yunani kuno adalah
sebagai berikut :
1. Dasar dari perekonomian adalah pertanian
2. Pentingnya aktivitas ekonomi dilakukan secara arif dan bijaksana.
3. Tata dan perilaku ekonomi sangat berkaiatan erat dengan satuan sosial
tempat kegiatan tersebut berlangsung.
4. Produksi dan barter (tukar-menukar) hanya dibenarkan apabila ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
5. Distribusi dan barter hendaknya diatur secara adil dengan pengaturan
struktur masyarakatnya sehingga setiap warga masyarakat memberikan
yang terbaik sesuai dengan kemampuan.
6. Konsep ekonomi berdasarkan ajaran kitab suci bahwa cinta dan uang adalah
akar dari kejahatan.
Pada zaman Yunani kuno ada 3 tokoh yang pemikirannya paling berpengaruh
pada perkembangan ilmu ekonomi hingga saat ini. Mereka adalah :
a. Plato (427-347 SM)

3
Plato lahir pada tahun 427-355 SM pada tahun awal perang
pelopannesos. Plato juga merupakan salah satu murid dari filosof Socrates,
gurunya sekaligus sahabat yang paling dicintainya.
Gagasan ekonomi plato ditulisnya di dalam bukunya yang berjudul
Republic. Di dalam buku itu, plato menerangkan mengenai apa itu keadilan
(what is justice) dan negara yang ideal (the ideal state).
Menurut Plato, negara yang ideal bergantung pada pembagian
tenaga kerja yang bertujuan untuk membangun kualitas manusia. Agar
tercipta kesejahteraan yang merata, maka setiap manusia harus bias
mengendalikan hawa nafsu dan keserakahannya. Gagasan ini hamper sama
dengan gagasan the division of labour milik Adam Smith. Perbedaan di
antara keduanya adalah tujuan dari pembagian kerja ini. Adam Smith
mengatakan bahwa pembagian kerja ini bertujuan untuk memacu
pertumbuhan output dan membangun ekonomi, sedangkan oleh Plato
dimaksudkan untuk membangun kualitas SDM.
Selain itu, plato mengamati bahwa naluri manusia untuk
memperoleh kebutuhannya sangat besar dibanding kebutuhan sewajarnya.
Besarnya nafsu ini dipandang oleh Plato sebagai tantangan dalam
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara merata. Oleh karena
itu, menurut Plato, nafus haruslah dikekang.
Kemudian, di dalam bukunya yang berjudul Republic, Plato juga
menjelaskan mengenai fungsi uang, yaitu (1) sebagai alat tukar; (2) sebagai

4
alat pengukur nilai; dan (3) sebagai alat penimbun kekayaan. Konsep inilah
yang nantinya akan dikembangkan oleh para ekonom lainnya.
b. Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Thrakia, Yunani Utara. Ia


sempat belajar di akademi Plato dan penah mengajar juga di sana.
Pandangannya mengenai ekonomi selalu didasarkan dengan
pengelolaan rumah tangga yang baik. Menurutnya, ilmu ekonomi adalah
ilmu tentang pengelolaan rumah tangga.
Dalam bukunya yang berjudul Politics, Aristoteles berpendapat
bahwa ilmu ekonomi adalah suatu disiplin ilmu yang harus dipisah dengan
ilmu lainnya.
Kontribusi Aristoteles terhadap perkembangan ilmu ekonomi
adalah gagasan mengenai fungsi uang, hak milik, pertukaran, serta
organisasi ekonomi.
Aristoteles juga mengembangkan pemikiran tentang teori nilai dan
harga. Menurutnya, setiap komoditi memiliki dua nilai, yaitu nilai
guna/nilai subjektif dan nilai tukar (kemampuan suatu barang untuk
ditukarkan dengan barang yang lain). Aristoteles juga menegasan bahwa dia
menolak adanya praktek peminjaman uang dengan bunga.
c. Xenophon (427-355 SM)

5
Xenophon lahir di Athena pada tahun 427 M. Ia merupakan seorang
sejarawan, ahli filsafat, dan seorang prajurit. Selain itu, ia juga merupakan
murid dari Socrates, sama seperti Plato.
Istilah “ekonomi” yang kita gunakan hingga hari ini adalah
kontribusi dari Xenophon. Penemuan ini ia tulis di dalam bukunya yang
berjudul Oiconomicus. Dalam buku ini dikenal istilah Oiconomia yang
berasal dari kata Oikos (rumah tangga) dan Nomos (peraturan), gabungan
kedua kata inilah yang kita kenal sebagai Ekonomi.
Dalam karya lainnya di buku On the Means of Improving the
Revenue of the State of Athens, Xenophon menjelaskan mengenai
bagaimana negara dapat meningkatkan pendapatan negara dengan
memanfaatkan kesuburan tanah, keindahan alam, kekayaan tambang alam
seperti emas dan perak.

2.1.2 Pemikiran Ekonomi Aliran Skolastik (1206-1247 M)


Abad pertengahan di eropa merupakan masa keemasan bagi agama Kristen saat
itu. Zaman ini juga disebut zaman gereja karena kuatnya pengaruh gereja dan kitab injil
pada abad ini. Agama Kristen dipandang sebagai sebuah institusi/lembaga yang
berwenang, memiliki pengaruh yang besar, dan merupakan kekuatan moral yang
berusaha menegakkan aturan moral. Oleh karena itu, pemikiran ekonomi pada abad ini
saat dipengaruhi oleh moralitas.

6
Gereja katolik menganggap bahwa kemakmuran ekonomi dan golongan orang
kaya bertentangan dengan ajaran Kristus. Mereka sampai mengungkapkan bahwa para
pedagang akan masuk neraka dalam ungkapan “The merchant can scarcely or never be
pleased by God” (Para pedagang jarang atau bahkan tidak pernah disukai oleh Tuhan).
Pihak gereja juga menyarankan bahwa permasalahan mengenai distribusi hasil
produksi, upah/gaji dan harga komoditas tidak diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar melainkan dengan melalui pertimbangan asas keadilan.
Ciri utama kaum aliran skolastik adalah kuatnya hubungan antara masalah
ekonomi dan masalah etis serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Salah satu
pemikiran aliran skolastik yang cukup popular adalah “harga yang adil dan pantas”
yaotu harga yang sama besarnya dengan biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk
menciptakan suatu barang.
Dalam pemikiran aliran skolastik, ada dua tokoh besar yang kontribusinya
cukup dominan dalam perkembangan ilmu ekonomi, yaitu St Albertus Magnus dan St
Thomas Aquinas.
a. St. Albertus Magnus (1206-1280 M)

Magnus adalah pujangga gereja (filsuf dan gerejawan)


berkebangsaan Jerman. Salah satu pemikirannya yang paling terkenal
adalah “Just price” atau harga yang adil dan pantas. Harga yang adil atau
wajar adalah harga yang besarnya sama dengan jumlah tenaga kerja yang
dikorbankan dalam memproduksi suatu komoditas atas dasar harga yang
pantas ini, maka aktivitas tukar-menukar barang harus menyertakan unsur

7
etis. Selain itu, Magnus juga mengatakan bahwa orang memakan bunga
(usury) dari kegiatan pinjam-meminjam adalah seorang pendosa
b. St. Thomas Aquinas (1225-1274 M)

Thomas Aquinas lahir di Aquino, Italia, ia adalah seorang filsuf dan


ahli teologi ternama asal Italia. Pemikiran Thomas adalah sintesa antara
ajaran injil (kristiani) dan pemikiran Aristoteles. Sintesisnya ini termuat
dalam karya utamanya berjudul Summa Theologica.
Thomas mengecam keras praktek riba di kalangan masyarakat
feodal. Menurutnya uang hanyalah sebagai alat tukar dan tidak bisa
diperanakkan. Selain itu, mengambil bunga dari uang yang dipinjamkan
adalah tidak adil karena sama dengan menjual sesuatu yang tidak ada.
Selain itu, Thomas juga sepakat mengenai pendapat Magnus
mengenai harga yang adil dan pantas.

2.1.3 Pemikiran Ekonomi Era Merkantilis (1530-1776 M)


Pemikiran aliran merkantilis sangat popular di eropa terutama di Portugis,
Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda pada tahun 1500-1700an. Menurut paham
merkantilis setiap negara yang berkeinginan untuk maju harus melakukan perdagangan
dengan negara lain dan bagi penganut paham ini sumber kekayaan negara adalah dari
perdagangan luar negeri.
Istilah merkantilisme berasal dari kata merchant yang berarti pedagang.
Merkantilisme adalah sebuah teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan

8
suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh
negara tersebut dan besarnya volume perdagangan global juga sangatlah penting.
Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan
jumlah kapital (mineral berharga terutama emas) yang dimiliki oleh negara. Modal
tersebut bisa diperbesar dengan meningkatkan ekspor dan sebisa mungkin mencegah
adanya impor supaya neraca perdagangan selalu positif.
Merkantilis juga merupakan model kebijakan ekonomi dengan dominasi
campur tangan dari pemerintah, proteksionisme, dan politik kolonial.
Inti dari pemikiran merkantilis adalah :
1. Emas dan perak adalah bentuk kekayaan yang paling banyak disukai. Oleh
karena itu, mereka melarang ekspor logam mulia.
2. Negara harus mendorong ekspor dan memupuk kekayaan dengan
merugikan neraga lainnya.
3. Meraih surplus sebesar-besarnya melalui ekspor barang dan mengurangi
sebisa mungkin mengimpor barang.
4. Kolonisasi dan monopolisasi perdagangan harus dilakukan secara ketat
untuk memelihara keabadian kaum koloni agar terus tunduk dan bergantung
kepda negara induk.
5. Penentangan atas bea, pajak, dan restriksi intern terhadap mobilitas barang.
6. Pemerintah pusat haruslah kuat supaya bisa menjamin kebijakan
merkantilisme.
7. Pentingnya pertumbuhan dan kualitas SDM yang tinggi untuk memenuhi
kepentingan mekantilisme.
Beberapa tokoh yang menganut aliran merkantilisme :
a. Jean Boudin (1530-1596 M)

9
Merupakan ilmuwan berkebangsaan Perancis yang dapat dikatakan
sebagai orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang
dan harga. Menurutnya, bertambahnya uang yang diperoleh dari
pedagangan luar negeri dapat mengakibatkan kenaikan harga barang-
barang. Selain itu, kenaikan harga barang juga bisa disebabkan oleh praktek
monopoli dan gaya hidup mewah para bangsawan dan raja.
Dalam bukunya yang berjudul Response Aux Paradoxes de
Malestroit pada tahun 1568, ia mengemukakan 5 faktor penyebab naiknya
harga barang-barang, yakni :
• Bertambahnya logam mulia seperti emas dan perak.
• Praktek monopoli yang dilakukan oleh swasta atau negara
• Jumlah barang di dalam negeri semakin langka karena sebgian
besar dudah diekspor
• Pola hidup mewah kalangan bagsawan dan raja-raja
• Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang
terkandung di dalamnya dikurangi atau dipemainkan
Teori mengenai uang oleh Boudin ini dinilai sangat maju pada
zamannya, maka dari itu Irving Fisher menggunakan teori ini sebagai dasar
Teori Kuantitas Uang miliknya.
b. Thomas Mun (1571-1641 M)

10
Thomas Mun banyak sekali menulis mengenai perdagangan luar
negeri dan perkembangan kurs mata uang dalam perdagangan internasional.
Dalam bukunya yang berjudul A Discourse of Trade, From England
unto The East-Indies (1621), Mun dianggap tidak terlalu merkantilis. Ia
menyatakan bahwa “negara akan menjadi Makmur dengan cara seperti yang
ditempuh oleh sebuah keluarga, dengan penghematan dna menyimpan uang
lebih banyak ketimbang yang mereka keluarkan. Demikian juga, negara
atau keluarga akan menjadi miskin apabila terlalu banyak menghamburkan
uang.”
Mun juga melakukan penelitian mengenai faktor penyebab suatu
negara memperoleh surplus perdagangan, yakni :
• Kebijakan harga : ekspor dijual pada tingkat harga yang terbaik,
ialah yang menghasilkan pendapatan kekayaan paling banyak.
• Kualitas barang : kualitas barang yang baik akan membuat
permintaan ekspor lebih besar.
• Kebijakan pajak nasional : bea ekspor harus lebih kecil dari pada
bea impor. Akan tetapi bea impor untuk barang yang akan
diekspor lagi harus lebih rendah. Untuk bea barang-barang yang
senantiasa dikonsumsi haruslah lebih tinggi.
c. Sir William Petty (1623-1687 M)

11
William Petty banyak sekali menulis mengenai ekonomi politik. 3
karya besarnya Treatise of Taxes and Contributions (1662), Verbum
Sapienti (1665), dan Quantopingcunque (1682). Karya-karya ini mendapat
perhatian besar terutama mengenai fiskal, kekayaan nasional, jumlah uang
beredar dan kecepatan perputaran uang, nilai, tingkat suku bunga,
perdagangan internsional dan investasi pemerintah. Tidak heran Friedrich
Engels memberinya gelar sebagai The Founder of Modern Political
Economy.
d. David Hume (1711-1776)

Hume sebenarnya adalah kawan akrab dari Adam Smith.


Kontribusinya dalam dunia ekonomi juga sangat banyak. Dalam bukunya
yang berjudul The Balance of Trade, ia membicarakan mengenai harga

12
yang dipengaruhi oleh jumlah barang dan yang lain dipengaruhi oleh jumlah
uang.
Hume juga mengembangkan teori dana yang dapat dipinjamkan
(Loanable Fund). Menurutnya, tingkat suku bunga dipengaruhi oleh
penwaran dan permintaan tabungan.
Teori Hume yang terkenal lainnya adalah teori Specie Flow
Mechanism. Dalam teori ini, Hume membahas tentang hubungan antara
neraca pedagangan dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang
umum pada suatu negara.

2.1.4 Pemikiran Ekonomi Mazhab Fisiokrat (1694-1774 M)


Aliran fisiokrat pertama kali muncul di Perancis menjelang berakhirnya era
merkantilisme. Penganut aliran ini percaya bahwa sumber kekayaan yang senyata-
nyatanya adalah sumber daya alam (SDA).
Istilah fisiokrat berasal dari Bahasa Yunani, dari kata Physia yang berarti alam
dan kata Cratos yang berarti kekuasaan. Jadi, secara harfiah fisiokrat berarti “supremasi
alam”, yang artinya percaya bahwa sumber daya alam adalah sumber dari kekayaan.
Dalam aliran ini, pemerintah tidak perlu ikut campur tangan dalam mengatur
perekonomian. Pemikiran ini lah yang akan menjadi cikal bakal dari doktrin “Lassez
faire-laissez passer”. Tanpa intervensi pemerintah, semua aktivitas manusia akan
berjalan secara seimbang , otomatis mengatur dirinya sendiri. Konsep inilah yang akan
Adam Smith kembangkan lagi dalam konsep perekonomian bebas sehingga menjadi
The Invisible hand yang kita ketahui sampai sekarang.
Aliran ini juga terlahir sebagai kritik atas pemikiran alisan merkantilis. Kaum
merkantilis yang menganggap sumber utama kemakmuran negara adalah surplus
perdagangan luar negeri, dianggap sebagai pendangan yang keliru oleh kaum fisiokrat.
Kaum fisiokrat juga mengkritik yang menciptkan berbagai regulasi perdagangan ketika
yang seharusnya dibiarkan bebas dari kontrol.
Tokoh utama dari aliran ini hanya ada 2, yaitu :
a. Francois Quesnay (1694-1774 M)

13
Dalam buku utama Quesnay yang berjudul Tableau Economique,
Quesnay mengembangkan konsep keseimbangan ekonomi, konsep inilah
yang sering digunakan sebagai titik tolak untuk analisis ekonomi
selanjutnya.
Inti dari Tableau Economique adalah sebagai berikut :
1. Semboyan Lassez faire-laissez passer yang arti konotatifnya
adalah “biarkan orang berbuat seperti yang mereka sukai tanpa
campur tangan pemerintah.”
2. Tekanan pada sektor pertanian yang produktif memungkinkan
terjadinya surplus atau produk neto di atas nilai sumber daya
yang digunakan.
3. Pemilik tanah harus dibebani pajak.
b. Jasques Turgot (1727-1781 M)

14
Pemikiran Turgot sejalan dengan pemikiran Quesnay yaitu sumber
kemakmuran berasa dari alam terutama di bidang pertanian. Sumbangan
pemikiran dari Turgot yang sangat berarga bagi perkembangan pemikiran
ekonomi adalah ;
1. Teori pembentukan modal : pada dasarnya teori ini bertolak
pada urusan pertanian. Nilai tambah pada hakikatnya merupakan
awal pembentukan modal masyarakat. Nilai tambah tersebut
berasal dari laba pengusaha dan sewa tanah.
2. Teori hukum hasil lebih yang semakin berkurang : teori ini
sering kita kenal dengan teori the law of diminishing returns.
Menurut pengamatan Turgot, jika sebidang tanah terus-menerus
ditambahkan modal, mulai titik tertentu akan memperoleh hasil
yang semakin berkurang.

15
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Sebelum ilmu ekonomi modern saat ini berkembang, pemikiran-pemikiran mengenai
ekonomi saat itu sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Hal itu ditandai dengan sudah
adanya pemikiran-pemikiran mengenai perdagangan (tukar-menukar), uang, produksi, dan
lain-lain. Selain itu, ditemukannya pula dokumen-dokumen yang berasal dari peradaban kuno
yang membahas mengenai kegiatan pengendalian ekonomi seperti distribusi pajak dan
pendapatan.
Sebelum masa ekonomi modern/masa pra-klasik dikelompokkan lagi menjadi 4
bagian yaitu zaman Yunani kuno (427-355 SM), skolastik (1206-1274 M), merkantilisme
(1530-1776 M), dan fisiokrat (1694-1774 M).
Para tokoh pemikir pada masa pra klasik ini memberikan banyak seklai kontribusi
dalam perkembangan ekonomi modern ini. Beberapa tokoh yang terkenal adalah Plato (427-
347 SM), Aristoteles (384-322 SM), Xenophon (427-355 SM), St. Thomas Aquinas (1225-
1274 M), Jean Boudin (1530-1596 M), David Hume (1711-1776), Jasques Turgot (1727-1781
M), Francois Quesnay (1694-1774 M), dll.

16
DAFTAR PUSTAKA

Natsir, M. (2013). Sejarah Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana
Media.
Faruq, U.A., & Mulyanto, E. (2017). Sejarah Teori-Teori Ekonomi. Tangerang Selatan: UNPAM
Press.

17

Anda mungkin juga menyukai