Anda di halaman 1dari 4

PERKAWINAN ANAK DI BAWAH UMUR PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

Dosen Pengampu:

Irham Wibowo S.H.,M.H

Disusun oleh :

Kelas 1 A

KELAS A (SEMESTER 1)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

2023
PERKAWINAAN ANAK DI BAWAH UMUR PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

Mahasiswa universitas khairun ternate kelas 1 a

ABSTRAK

ABSTRACT Early marriange is a social situation that occurs very often in all
regions.The atmosphere of early marriang is an iceberg situation that is widely spread
from a small part of the surface of the earth in Indonesia and in other countries in the
public word,but the truth is that is a lot that happens in wider society when we trace the
roots and hisrory of early marriage in Indonesia.The events that occurred on the island of
java have actualy become something that our grandfathers and ancestors used to do
themselves.There is a nsgatif stigma if a woman marries at a mature age in their area.This
article and words will discuss the atmosphere of official marriage in Islamic law.

Marriang is also a bond that binds a family as an elemen in the life of society and the
state.Which is compiled by legal rules,both Islamic lao and state law in all countris and in the
marriange law, is is stipulated regalding the limints of those who can out a marriang{material
requirements}and provision regarding the age limit specifield in article paragraph{1}law No.1of
1974 concernig marrieng.In reality,there have been many marriangs carriend out by children
under the proviscion of the marriang law and this has often happened in every due to economic
problems,education,cultural understanding,religious volues and lava.

ABSTRAK Sebuah pernikahan dini adalah suasana sosial yang sangat sering terjadi di
semua daerah. Suasana pernikahan dini merupakan sebuah suasana gunung es yang banyak dari
sebagian kecil dipermukaan bumi indonesia maupun di negara lain.sangat sedikit tersebar
didunia publik tapi kebenarannya banyak yang terjadi di dalam masyarakat luas.pada saat kita
menelusuri unjung /akar dan sejarah mengenai pernikahan dini di indonesia. Peristiwa yang
terjadi di pulau jawa sebenarnya sudah menjadi sesuatu yang biasa di lakukan oleh kakek dan
nenek moyang kita pada diri mereka. Terdapat stigma negatif jika seorang perempuan menikah
pada usia matang dalam daerah mereka. Tulisan dan kata ini akan membahas suasana pernikah
dini dalam sebuah hukum islam.

Pernikahan juga termaksud sebuah ikatan yang mengikat sebuah keluarga sebagai suatu
unsur dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Yang disusun oleh aturan-aturan hukun baik
hukum islam maupun hukum negara disemua negara dan dalam undang-undang perkawinan
telah di tetapkan mengenai batas-batas usia yang dapat melakukan perkawinan (syarat-syarat
material) dan ketentuan mengenai batas umur yang ditentukan dalam pasal 7 ayat(1) undang-
undang no 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Pada kenyataan telah terjadi banyak perkawinan
yang sudah dilakukan anak dibawah ketentuan undang-undang perkawian dan hal ini sudah
sering kerap terjadi di setiap negara di karenakan masalah ekonomi,pendidikan,pemahaman
budaya, nilai-niai agama dan lainnya
PENDAHULUAN

Manusia dalam proses perkembangannya membutuhkan pasangan hidup yang bisa


memberikan keturunan untuk meneruskan keturunan selanjutnya. Perkawinan sebagai salah satu
cara yang bisa ditempuh oleh manusia untuk dapat membentuk suatu keluarga atau rumah tangga
yang bahagia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini berarti bahwa perkawinan itu
dilakukan sekali dalam seumur hidup dan tidak berakhir begitu saja.

Perkawinan adalah perikatan yang sah antara seorang laki-laki dengan perempuan dalam
waktu yang lama. Dan pada umumnya perkawinan dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak
memandang profesi, suku, bangsa, kaya atau miskin, dan sebagainya. Namun tidak sedikit
manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik dari segi fisik maupun mental untuk
mendapatkan pasangan hidup yang sesuai kriterianya. Dengan melalukan perkawinan seseorang
bisa menenangkan jiwa dari kegelisahan, juga dapat menahan pandangan untuk melihat sesuatu
yang haram. Tetapi tidak semua orang bisa mengerti hakikat dan tujuan perkawinan yang
seutuhnya yaitu Perkawinan itu bertujuan untuk membangun keluarga atau rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Serta membentuk keluarga yang
diliputi rasa saling cinta mencintai dan rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.

Batas usia dalam melakukan perkawinan sangat penting karena dalam perkawinan harus
ada kematangan psikologis.“Usia perkawinan yang terlalu muda dapat mengakibatkan
meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam
kehidupan berumah tangga”. Perkawinan yang baik sering ditandai dengan kesiapan untuk daoat
bertanggung jawab. Tetapi tidak semua perkawinan dibawah umur berakhir dengan perceraian.

Batas usia perkawinan telah diatur dalam undang- undang perkawinan bab II Pasal 7 ayat
1 UUD No 16 tahun 2019 yang menyatakan bahwa perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria
dan wanita sudah mencapai umur sembilan belas tahun. Dalam ilmu hukum kedewasaan dapat
menentukan dasar dari suatu perbuatan hukum, seorang yang belum cukup umur dipandang
sebagai sesuatu yang belum mampu bertindak sendiri di hadapan hukum, sehingga tindakan
hukumya harus diwakili orang tua atau wali. Beragamnya penentuan batas usia kedewasaan
disebabkan karena belum adanya tolak ukur yang dapat menentukan batas kedewasaan manusia
secara akurat. usia dalam perkawinan memang bisa menjadi salah satu penentu kedewasaan,
namun tidak selalu menjadi ukuran yang tepat Karena kedewasaan sendiri merupakan suatu
keadaan di mana seoseorang telah mencapai tingkat kematangan dalam berfikir dan bertindak.

Anda mungkin juga menyukai