Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RAPAT TINJAUAN MANAJEMEN I

PUSKESMAS RIJALI TAHUN 2023

I. Pendahuluan
Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pembahasan bersama antara manajemen
dan pelaksanaan tentang permasalahan – permasalahan yang terkait dengan implementasi
sistem manajemen mutu, pencapaian sasaran/ indikator mutu/ dan kinerja.
Pembahasan masalah mutu dan kinerja dapat dilakukan dalam unit kerja, antar unit kerja
untuk masalah – masalah yang bersifat teknis dan operasional yang dilakukan baik terjadwal
maupun incidental sesuai dengan kebutuhan.
Permasalahan mutu, kinerja dan permasalahan yang terjadi dalam penerapan sistem
manajemen mutu secara periodik juga perlu dibahas bersama yang melibatkan seluruh jajaran
yang ada dalam organisasi. Pembahasan tersebut dilakukan dalam pertemuan tinjauan
manajeman atau pertemuan telaah manajemen mutu dan kinerja.
Pertemuan tinjauan manajeman adalah proses evaluasi terhadap kesesuaian dan efektifitas
penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan secara berkala dan melibatkan berbagai
pihak yang terkait dengan operasional kegiatan organisasi.

II. Karakteristik Pertemuan Tinjauan Manajemen


Adapun karakteristik pertemuan tinjauan manajemen adalah sebagai berikut :
1. Dilaksanakan secara berkala dengan interval waktu yang disesuaikan dengan tingkat
kepentingan.
2. Direncanakan dengan baik dengan kejelasan tujuan, agenda, dan penjadwalan.
3. Didokumentasikan dengan baik.
4. Mengevaluasi efektifitas penerapan sistem manajemen mutu dan dampaknya pada mutu
dan kinerja.
5. Membahas perubahan – perubahan yang perlu dilakukan baik pada sistem manajemen
mutu maupun sistem pelayanan.
6. Hasil pertemuan ditindak lanjuti dalam bentuk koreksi, tindakan korektif, tindakan
preventif maupun perubahan pada sistem manajemen mutu maupun sistem pelayanan.
7. Tindak lanjut terhadap rekomendasi yang dihasilkan pada pertemuan dipantau
pelaksanaannya.
8. Pihak manajemen dan pihak pelaksana operasional yang terkait di undang dalam
pertemuan tinjauan manajemen.
9. Pertemuan tinjauan manajemen berikutnya diawali dengan pembahasan hasil dan tindak
lanjut pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya.
10. Agenda pertemuan tinjauan manajemen mencakup :
a. Masalah – masalah operasional yang terkait dengan penerapan sistem manajemen mutu
dan sistem pelayanan.
1
b. Umpan balik / keluhan pelanggan.
c. Hasil Survei Kepuasan Pelanggan
d. Penilaian kinerja.
e. Hasil audit internal.
f. Penilaian indicator mutu
g. Rekomendasi hasil pertemuan manajemen di tindak lanjuti dan dievaluasi.

III. Langkah – Langkah Pertemuan Tinjauan Manajemen


Adapun langkah – langkah pertemuan tinjauan manajemen adalah sebagai berikut :
1. Penanggung jawab manajemen mutu bersama manajemen puncak
mempersiapkan pertemuan tinjauan manajemen yang meliputi :
Rencana waktu, tempat, agenda, dan siapa saja yang akan diundang.
2. Penanggung jawab manajemen mutu mengundang peserta pertemuan.
3. Penanggung jawab manajemen mutu memimpin pertemuan tinjauan manajemen.
4. Penanggung jawab manajemen mutu memberikan umpan balik kepada peserta rapat.
5. Penanggung jawab manajemen mutu melakukan pemantauan perbaikan sesudah
pertemuan tinjauan manajemen.

2
IV. Pembahasan Hasil Rapat Tinjauan Manajemen
Berdasarkan pembahasan rapat tinjauan manajemen didapatkan hasil sebagai berikut :
No. Sumber Data Uraian Masalah Penyebab Masalah Rekomendasi Perbaikan
1. Masalah-masalah Kaca jendela di ruang gigi pecah Dipecahkan oleh orang di sekitar Menganti kaca jendela yang pecah
operasional puskesmas
Belum dilakukan kalibrasi alat Belum ada jadwal kalibrasi dari Berkoordinasi dengan dinas
pada tahun 2022 dinas kesehatan kesehatan untuk pelaksanaan
kalibrasi alat
Kaji banding tahun 2022 tidak Dalam masa pandemic covid Membuat rencana kaji banding
dilakukan tahun 2023
2. Umpan Balik/ keluhan Tempat duduk yang sedikit Ruangan yang sempit sehingga Ruangan tidak memadai untuk
pelanggan tidak bisa menambah kursi di runag menambah kursi
tunggu
3. Hasil Survei Kepuasan Unit layanan pemeriksaan gigi Dental gigi yang tidak berfungsi Pebaikan dental unit dan
Semester II tahun memiliki nilai IKM 72,25 dengan baik sehingga pasien tidak permintaan dental unit yang baru
2022 dengan kriteria kinerjanya mendapatkan pelayanan sesuai ke dinas kesehatan
Kurang Baik kebutuhan
4. Penilaian Kinerja Belum ada posyandu aktif - Kesadaran orangtua tentang - Penyuluhan kepada orangtua
Tahunan 2022 pentingnya posyandu yang masih tentang pentingnya dialkukan
rendah pemantauan tumbuh kembang
- Kesibukan orangtua anak
- Sasaran sudah mulai sekolah - Meningkatkan kerjasama
- Penyuluhan kurang dengan lintas sektor
- Kerjasama lintas sektor kurang - Melakukan refreshing kader
- Sistem 5 meja tidak berjalan untuk penguatan sistem 5 meja
- Keterbatasan dana untuk - Membuat usulan untuk
pengadaan leaflet pengadaan leaflet kesehatan di
- Adanya sasaran yang tidak Posyandu
berdomisili disekitar posyandu
3
- Kurangnya lahan untuk dijadikan
posyandu
Belum ada Desa/ Kelurahan - Kesadaran rendah dari - Penyuluhan kepada masyarakat
yang menerapkan Stop BABS masyarakat untuk stop BABS tentang pentingnya penggunaan
- Kurang koordinasi dengan linsek jamban sehat dan Stop BABS
dan kader - Meningkatkan koordinasi
- Sosialisasi ditingkatkan dengan lintas sektor dan kader
- Belum dilakukan Pemicuan dari kesehatan untuk pemicuan
Kelurahan untuk Stop BABS - Koordinasi dengan pihak Desa/
- Penegakan perdes tentang stop Kelurahan untuk penegakan
BABS perdes Stop BABS
- Masyarakat mempunyai jamban
tetapi tidak ada septictank
- Sarana penyuluhan kurang
- Masyarakat malas bongkar rumah
karena sudah dikeramik
- Ekonomi rendah
- Masyarakat hanya mengharap
bantuan untuk pengadaan jamban
sehat
- Lahan sempit, padat huni
- Rumah warisan keluarga
Belum ada Desa/ Kelurahan - Kesadaran warga untuk - Melakukan penyuluhan kepada
sehat melaksanakan PHBS masih masyarakat tentang kesehatan
kurang - Meningkatkan peran serta lintas
- Petugas Kesehatan perlu waktu sektor
dalam merubah perilaku - Melakukan koordinasi dengan
masyarakat Desa/ Keluran untuk pemicuan
- Sosialisasi ditingkatkan Desa/ Kelurahan Sehat
4
- Kurangnya peran linsek - Membuat usulan untuk
- Pemicuan Desa/ Kel Sehat belum pengadaan leaflet/ brosur
dilakukan
- Fasilitas sanitasi tidak memadai
- Media penyuluhan kurang
- Masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah ke bawah
- Perilaku PHBS rendah
Masih ada 24,5% ibu hamil - Kurangnya kesadaran ibu hamil - Mengoptimalkan pelaksanaan
yang belum mendapat pelayanan untuk kontrol ke fasilitas kegiatan kelas ibu hamil
ANC (K1) kesehatan - Meningkatkan koordinasi
- Masih ada kasus kehamilan diluar dengan lintas sektor dan kader
nikah sehingga bumil malu untuk kesehatan
datang pemeriksaan - Melakukan kerjasama dengan
- Kurang koordinasi dengan linsek Dokter spesialis dan BPM
dan kader dalam hal pengiriman laporan/
- Kurangnya penyuluhan yang data ibu hamil K1
dilakukan oleh petugas tentang
pentingnya ANC
- Banyaknya tempat pemeriksaan
kehamilan sehingga bumil
Memilih Pemeriksaan di Dokter
Spesialis dan BPM
- Dukungan Lingkungan dan
pendampingan keluarga belum
maksimal
- Jarak ke Puskesmas terlalu jauh
Masih ada 31,3% ibu hamil - Pengetahuan dan kesadaran ibu - Mengoptimalkan pelaksanaan
yang belum mendapat pelayanan hamil tentang K6 masih kurang kegiatan kelas ibu hamil
5
ANC (K6) - Kurangnya informasi yang - Meningkatkan koordinasi
didapat oleh Ibu Hamil dengan lintas sektor dan kader
- Kurangnya kerjasama antara kesehatan
Petugas KIA dengan Kader di - Melakukan kerjasama dengan
daerah binaan Dokter spesialis dan BPM
- Banyaknya tempat pemeriksaan dalam hal pengiriman laporan/
kehamilan sehingga bumil data ibu hamil K6
Memilih Pemeriksaan di Dokter
Spesialis dan BPM
- Tingkat mobilisasi tinggi
- Berpindah-pindah tempat
pemeriksaan
- Dukungan keluarga kurang
Masih ada 15,4% ibu nifas yang - Kesadaran yang rendah tentang - Mengoptimalkan pelaksanaan
belum mendapat pelayanan pentingnya pemeriksaan ibu nifas kegiatan kelas ibu hamil
pasca bersalin sesuai standar - Kurangnya koordinasi dengan - Meningkatkan koordinasi
linsek untuk penjaringan ibu nifas dengan lintas sektor dan kader
- Kurangnya ketersediaan brosur kesehatan
- Adat setempat Ibu nifas belum
boleh keluar rumah
- Kurangnya dukungan Keluarga
dan Lingkungan tentang
pelayanan ibu Nifas di Puskesmas
Masih ada 46,8% balita yang - Orang tua yang malas membawa - Memberikan penyuluhan kepada
belum mendapat pelayanan balita ke posyandu atau ke masyarakat tentang pentingnya
kesehatan sesuai standar pusekesmas. Sebagian memilih pelayanan kesehatan balita
dokter praktek dan klinik swasta - Meningkatkan koordinasi
- Kurangnya koordinasi dengan dengan petugas darbin dan
petugas darbin dan linsek untuk linsek untuk penjaringan balita
6
penjaringan balita - Membuat usulan untuk
- Masih terbatasnya distribusi pengadaan media/ brosur
Media/brosur tentang pelayanan - Kerjasama dengan kader untuk
Kesehatan pada balita menciptakan kondisi posyandu
- Keterbatasan dana untuk cetak semenarik mungkin
media KIE Pelayanan Balita
- Akses jarak ke posyandu &
puskesmas terlalu jauh
- Kondisi posyandu yang kurang
menarik dan nyaman
Masih ada 85,7% belum - Petugas UKS merangkap tugas - Mengikutsertakan petugas UKS
dilakukan pemeriksaan berkala lain untuk kegiatan pelatihan/
kesehatan anak usia sekolah - Keterbatasan tenaga dokter untuk orientasi
pemeriksaan Kesehatan - Perkuat kerjasama dengan lintas
- Kerjasama lintas sektoral belum sektor terutama pihak sekolah
berjalan dengan baik - Memberikan edukasi kepada
- Keterbatasan media KIE masyarakat/ wali murid tentang
- Kurangnya pemanfaatan dana pentingnya pemeriksaan
sehat oleh sekolah kesehatan bagi anak usia
- Kurangnya pemahaman sekolah
masyarakat terutama wali siswa
tentang pentingnya Kesehatan
bagi prestasi anak
Masih ada balita dengan BB - Balita punya penyakit tertentu - Mengoptimalkan pelaksanaan
Kurang - Faktor genetik kegiatan kelas ibu balita
- Kurangnya Kerjasama dengan - Meningkatkan kerjasama
kader dan linsek dengan kader untuk keakuratan
- Kelas ibu balita tidak optimal pengisian laporan bulanan di
- Pengisian laporan bulanan oleh posyandu
7
kader belum optimal - Menghimbau masyarakat agar
- Kelas ibu balita tidak optimal memanfaatkan pekarangan
- Keterbatasan leaflet rumah untuk menanam bahan
- Pendapatan orang tua rendah makanan
- Alokasi dana desa untk posyandu - Membuat usulan untuk
belum optimal pengadaan leaflet
- Ketersediaan bahan pangan
terbatas
- Kurangnya pemanfaatan
pekarangan rumah
- Pola makan yang salah
Masih ada 11.7% Cakupan Bayi - Kesibukan orang tua/ Ibu pekerja - Mengoptimalkan pelaksanaan
usia 6 Bulan yang tidak - Kurangnya pengetahuan dan kegiatan kelas ibu hamil
mendapat Asi Eksklusif kesadaran ibu mengenai manfaat - Memberikan edukasi kepada ibu
ASI hamil dan keluarga tentang
- Kurangnya biaya untuk membeli asupan gizi yang baik pada
bahan makanan penunjang Asi masa kehamilan
- Kurangnya dukungan suami dan - Membuat usulan untuk
keluarga dalam memenuhi asupan pengadaan media KIE tentang
nutrisi selama menyusui manfaat ASI ekslusif
Masih ada 31,4% ibu hamil - Bumil melakukan pemeriksaan di - Meningkatkan kerjasama
belum mendapat TAB Fe (90 luar wilayah kerja, sehingga tidak dengan jejaring Puskesmas
TAB) terdata untuk pencatatan dan pelaporan
- Pencatatan dan pelaporan dari data ibu hamil yang melakukan
jejaring yankes belum optimal kunjungan
- Kurangnya kerjasama petugas - Meningkatkan kerjasama
darbin dengan linsek untuk dengan petugas darbin dan
penjaringan ibu hamil kader untuk penjaringan ibu
- Data pemberian Fe tidak lengkap hamil
8
- Keterbatasan dana untuk datang - Memberikan edukasi kepada
ke Fasyankes, sehingga bumil masyarakat tentang manfaat
tidak mendapat tablet Fe tablet Fe bagi ibu hamil
- Kurangnya dukungan keluarga
untuk Bumil mendapat tablet Fe
Masih ada 43,7% orang terduga - Masyarakat yang tidak mau - Melakukan penyuluhan dengan
TBC belum mendapat pelayanan periksa dahak metode yang lebih menarik
- Kurangnya pengetahuan terkait penyakit TB
masyarakat tentang tb dan batuk - Meningkatkan kerjasama
efektif dengan lintas sektor dan petugas
- Dahak yang tidak memenuhi darbin dalam penemuan terduga
syarat Tb
- Penyuluhan kurang
- Keterbatasan leaflet TB
- Keterbatasan dana dalam
penggandaan materi penyuluhan
- Stigma negative dari masyarakat
- Kurangnya dukungan keluarga
Masih ada 76,8% penderita - Orang tua menganggap batuk/ - Mengoptimalkan kelas ibu
pneumonia balita belum sesak adalah penyakit biasa balita sehingga bisa diberikan
ditemukan - Kurangnya pengetahuan edukasi tentang penemuan dini
masyarakat tentang pentingnya balita pneumonia
kesehatan - Meningkatkan kerjasama
- Kurangnya kerjasama dengan dengan petugas darbin dan lintas
petugas darbin dan lintas sektor sektor
- Penyuluhan kurang - Membuat usulan untuk
- Peralatan untuk pemeriksaan pengadaan leaflet
kurang memadai
- Rendahnya tingkat ekonomi
9
keluarga untuk pemeriksaan
- Kurangnya kepedulian keluarga
untuk pemeriksaan anak jika
batuk
Masih ada 33,4% populasi kunci - Rendahnya kesadaran masyarakat - Memberikan edukasi dengan
belum melakukan tes HIV untuk periksa status HIV metode yang lebih menarik
- Kurangnya penyuluhan tentang kepada masyarakat tentang
risiko penularan infeksi HIV penyakit HIV
- Sarana dan prasarana tes HIV - Meningkatkan koordinasi
masih kurang dengan lintas sektor dan lintas
- Masih ada stigma negative dari program
masyarakat - Mengupayakan kelancaran
- Tempat periksa dan rujukan ARV akses untuk pemeriksaan HIV
belum terjangkau dengan mudah
Masih ada 30% penduduk usia - Kurangnya pengetahuan/ - Mengoptimalkan pelaksanaan
≥15 Tahun belum di skrining pemahaman tentang usia kegiatan Posbindu PTM
kesehatannya produktif - Meningkatkan kerjasama
- Masyarakat belum mau di dengan lintas sektor dan petugas
Skrining darbin untuk melakukan
- Kurang pemahaman masyarakat pelacakan dan skrining usia
tentang penyakit tidak menular produktif
- Pelacakan dari rumah ke rumah - Mengupayakan ketersediaan alat
masih kurang untuk skrining PTM
- Posbindu PTM belum berjalan
optimal
- Keterbatasan alat untuk skrining
kesehatan
- Keterbatasan dana untuk skrining
usia produktif (transport)
10
- Kurangnya kunjungan
masyarakat ke fasyankes
- Mobilitas tinggi
Masih ada 94% penderita - Gaya hidup tidak sehat, seperti - Mengoptimalkan pelaksanaan
hipertensi dilayani sesuai merokok dan konsumsi alkohol kegiatan Posbindu PTM
standar - Kurang aktifitas fisik - Meningkatkan kerjasama
- Sikap menganggap bahwa dengan lintas sektor dan
hipertensi sebagai penyakit tidak petugas darbin untuk
berbahaya melakukan pelacakan dan
- Kurangnya kunjungan rumah oleh skrining penderita hipertensi
petugas Kesehatan - Membuat usulan untuk
- Kurangnya publikasi Kesehatan pengadaan leaflet
tentang penyakit hipertensi
- Kurangnya media promosi
penyakit hipertensi
- Ekonomi masyarakat rendah
- Transport petugas kurang
memadai untuk penjaringan
penderita hipertensi
- Budaya makan asin
- Pendataan kurang karena
mobilisasi yang tinggi
Masih ada 50% penderita - Masyarakat enggan ke Puskesmas - Mengoptimalkan pelaksanaan
Diabetes Melitus dilayani sesuai untuk bertanya dan mengontrol kegiatan Posbindu PTM
standar gula darah - Meningkatkan kerjasama
- Kurangnya kesadaran masyarakat dengan lintas sektor dan petugas
tentang akibat dari penyakit DM darbin untuk melakukan
- Penyuluhan masih kurang efektif pelacakan dan skrining
- Stik Pemeriksaan DM terbatas penderita DM
11
- Keterbatasan leaflet - Membuat usulan untuk
- Anggaran untuk promosi DM pengadaan leaflet
minim
- Budaya makan manis-manis
- Pendataan kurang karena
mobilisasi yang tinggi
Masih ada 39,5% KK yang - Petugas kurang pengetahuan - Memberikan edukasi kepada
belum dilakukan intervensi tentang intervensi lanjut petugas darbin dan lintas
lanjut - Kurangnya kerjasama dengan program tentang kegiatan
program lain yang terkait intervensi lanjut
- Intervensi yang dilakukan - Mengupayakan ketersediaan
cenderung monoton bahan penunjang untuk
- Kurangnya pencatatan masalah intervensi
keluarga - Membuat usulan untuk biaya
- Keterbatasan bahan-bahan transport kegiatan intervensi
penunjang intervensi
- Keterbatasan dana untuk
pelaksanaan intervensi lanjut
- Pendataan dilakukan setelah jam
pulang kerja, sehingga petugas
terburu-buru
Masih ada 15% Posyandu belum - Dokter gigi belum membuat - Membuat jadwal pelayanan
dilakukan pelayanan kesehatan jadwal untuk turun posyandu kesehatan gigi di posyandu
gigi - Pembinaan Kesehatan gigi belum - Meningkatkan koordinasi
dilaksanakan dengan kader posyandu dan
- Kurangnya koordinasi dengan lintas sektor untuk kegiatan
kader posyandu dan linsek pembinaan kesehatan gigi
- Tidak ada leaflet Kesehatan gigi masyraakat di posyandu
- Kurangnya dana untuk pengadaan - Membuat usulan untuk
12
leaflet pengadaan leaflet kesehatan gigi
- Jumlah posyandu banyak tidak
sesuai dengan SDM yang ada
Belum dilakukan pelayanan - Dokter gigi belum menyusun - Membuat jadwal pelaksanaan
kesehatan gigi di TK jadwal untuk turun TK pelayanan kesehatan gigi di TK
- Tidak ada leaflet Kesehatan gigi - Meningkatkan koordinasi
- Kurangnya dana untuk pengadaan dengan pihak sekolah
leaflet - Membuat usulan untuk
pengadaan leaflet kesehatan gigi
Masih ada 50% belum dilakukan - Dokter gigi belum menyusun - Membuat jadwal pelaksanaan
pelayanan kesehatan gigi di jadwal untuk turun SD/ MI pelayanan kesehatan gigi di SD/
SD/MI - Tidak ada leaflet Kesehatan gigi MI
- Kurangnya koordinasi dengan - Meningkatkan koordinasi
pihak sekolah dan linsek terkait dengan pihak sekolah
- Jumlah SD/MI banyak tidak - Membuat usulan untuk
sesuai dengan SDM yang ada pengadaan leaflet kesehatan gigi
- Kurangnya dana untuk pengadaan
leaflet
Masih ada 94,4% Hatra belum - Kurangnya kesadaran penyehat - Mendata semua penyehat
memiliki STPT tradisional untuk memiliki STPT tradisional yang ada di wilayah
- Sulitnya koordinasi dengan kerja Puskesmas
penyehat tradisional - Melakukan koordinasi dengan
- Kurangnya penyuluhan mengenai penyehat tradisional
pentingnya kepemilikan STPT - Memberikan edukasi tentang
- Kurangnya ketersediaan sarana manfaat kepemilikan STPT dari
pembinaan kepada penyehat penyehat tradisional dan proses
tradisional untuk memiliki STPT pengajuan untuk pembuatan
- Keterbatasan dana untuk STPT tersebut
melakukan pengajuan pembuatan
13
STPT
- Penyehat tradisional merasa tidak
ada sisi positif dari kepemilikan
STPT
Masih ada 38,7% sector formal - Kurangnya kesadaran pimpinan - Mendata semua sektor formal
yang belum dilakukan untuk pembinaan Kesehatan kerja yang ada di wilayah kerja
pembinaan Kesehatan kerja pegawai Puskesmas
- Sulitnya koordinasi dengan - Melakukan koordinasi dengan
pimpinan dari masing-masing pimpinan sektor formal untuk
sektor formal dilakukan pembinaan
- Kurangnya penyuluhan mengenai - Memberikan edukasi tentang
pentingnya pembinaan pentingnya pembinaan dari
- Kurangnya ketersedian sarana petugas kesehatan kepada
pembinaan Kesehatan kerja di pegawai sektor formal
sector formal
- Keterbatasan dana untuk
melakukan pembinaan
- Pimpinan dari masing-masing
sector formal merasa tidak ada
sisi positif dari pembinaan
5. Hasil Audit Internal II Admen (Kepegawaian)
(Okt-Des 2022) - 10 nakes STR nya habis masa - Pegawai masih mengurus STR - Segera membuat STR dan SIP
berlaku, 12 nakes belum dan SIP bagi yang belum memiliki dan
mempunyai SIP dan masa yang habis masa berlaku, serta
berlaku telah habis yang akan habis masa
berlakunya
UKM (Program Kesling)
- Indikator kinerja TFU dan - Kurang optimalnya SDM - Petugas terus melakukan Upaya-
rumah sehat tidak tercapai upaya promotif dan preventif
14
untuk mencapai kinerja
UKP (pelayanan pendaftaran)
- Petugas tidak menyampaikan - Petugas belum memahami - Penegasan kepada petugas untuk
informasi hak dan kewajiban prosedur pelayanan di memahami prosedur
pasien pendaftaran pendaftaran
6 Penilaian indicator Mutu prioritas :
mutu Capaian indikator pelayanan 3 posyandu belum dilakukan Melakukan kegiatan pelayanan
pembinaan kesehatan gigi di pelayanan pembinaan kesehatan pembinaan kesehatan gigi di
Posyandu sebesar 85%, tidak gigi posyandu sesuai jadwal yang
mencapai target 100% sudah dibuat
Unit Pendaftaran :
Capaian indikator Kelengkapan Masih banyak status dengan Meningatkan kembali petugas
pengisian pengkajian data umum pengisian pengkajian data umum pendaftaran untuk mengisi
pasien 55,59% dari target 90% pasien yang belum lengkap pengkajian data umum pasien
dengan lengkap walaupun jumlah
pasien pasien
Unit tindakan :
Capaian indikator Kelengkapan Petugas ruang tindakan belum Mengingatkan kembali petugas
pengisian informed consent mengisi informed consent dengan untuk mengisi informed consent
sebesar 57,61% dari target 90% lengkap dengan lengkap
Unit KIA KB:
Capaian indikator Pelaksanaan Belum semua bidan mengisi Setiap hari petugas harus
infomed concent sebelum informed consent sebelum tindakan memeriksa ketersediaan lembar
tindakan suntik KB sebesar suntik KB informed consent sebelum
75,31% dari target 90% pelayanan
Admen :
Capaian indikator Presentase Masih ada pegawai yang tidak Menginstruksikan petugas pustu
kehadiran pegawai saat lokmin menghadiri lokmin bulanan untuk hadir saat lokmin, dan
bulanan rutin sebesar 94,64% pegawai sudah harus selsai
15
dari target 100% membuat laporan sebelum lokmin
dilaksanakan
Pencatatan pelaporan :
Capaian indikastor Ketepatan Masih ada pemegang program yang Mengingatkan setiap pemegang
pelaporan Laporan bulanan ke terlambat mengumpulkan laporan program untuk mengumpulkan
Dinas kesehatan sebesar ke Dinkes laporan tepat waktu, menambah
97,92% jumlah tenaga promkes.
Kepegawaian :
Capaian indikator Tenaga Petugas nakes tidak memperhatikan Menginstruksikan untuk semua
Kesehatan yang melayani pasien masa berlaku SIP nya yang telah nakes yang sudah habis masa
harus memiliki SIP yang berlaku habis berlaku atau belum memiliki SIP
sebesar 58,11% dari target 100% untuk segera mengurus SIP
Promkes :
Capaian indikator Seluruh Petugas berhalangan untuk turun Bila petugas yang bertugas
kegiatan posyandu balita posyandu karena sedang mengikuti berhalangan hadir bisa
dilaksanakan sesuai dengan kegiatan dilimpahkan wewenangnya
jadwal sebesar 96,25% kepada petugas yang lain

16
V. Penutup
Melalui pertemuan tinjauan manajemen berbagai permasalahan yang terkait dengan mutu dan
kinerja, serta operasionalisasi sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan dalam
memberikan pelayanan dan produk kepada pelanggan / pengguna dibahas dan ditindak lanjuti
dalam upaya – upaya untuk melakukan perbaikan. Keberhasilan pertemuan tinjauan
manajemen ini tergantung pada komitmen untuk melakukan perubahan – perubahan dan
perbaikan sesuai dengan apa yang direkomendasikan dan kesepakatan yang dihasilkan dalam
pertemuan.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Rijali Penanggung Jawab Mutu

Dr. Adriyati Arief drg. Sanri D. Mailoa


NIP. 19640111 200604 2 002 NIP. 19901210 201903 2 026

17

Anda mungkin juga menyukai