Anda di halaman 1dari 23

1

MAKALAH PENDOKUMENTASIAN ASUHAN

KEBIDANAN KOMUNITAS

DOSEN PENGAMPU :

Nelly Maryam, SST.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5 :

1. Debby Mustaufiroh (154012214006)


2. Dita Sari Santosa (154012214009)
3. Intan Ali (154012214014)
4. Monika (154012214018)
5. Nadia (154012214022)
6. Yeyen Novrianti (154012214032)
7. Puput Kurnia (154012214036)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH PALEMBANG
2023/2024
i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan serta
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang di tentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di dunia dan akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehatNya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
yang berjudul “Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas.’

Kami selaku penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar
makalah ini nantinya bisa menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian,
apabila ada kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Palembang, 16 Maret 2024

Kelompok 5

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................3


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................4
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................4
1.4 Manfaat Masalah.......................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pencatatan Dan Pelaporan.......................................................5


A. Flow Sheet/ Checklist....................................................5
B. Dokumentasi..................................................................7
2.2 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas...............8
A. Pencatatan......................................................................8
B. Pelaporan.......................................................................9
C. Manfaat Pencatatan Dan Pelaporan...........................11
D. Tujuan Pencatatan Dan Pelaporan..............................11
E. Ruang Lingkup Pencatatan Dan Pelaporan...............11
2.3 Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Komunitas......................12
A. Perencanaan...................................................................12
B. Pengorganisasian...........................................................14
C. Pelaksanaan...................................................................16
D. Monitoring Dan Evaluasi..............................................16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................18
3.2 Saran...........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................iii

ii
iii

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Kebidanan
komunitas memberi perhatian terhadap pengaruh faktor lingkungan meliputi
fisik, biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual terhadap kesehatan
masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan, peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.

Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani


adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak
memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur
sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
dan lingkungan disekelilingnya.

Pelayanan kebidanan komunitas merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga
berkualitas, bahagia dan sejahtera.

Peran bidan di komunitas meliputi pendidikan kesehatan, kesehatan ibu


dan anak dengan pendekatan siklus kehidupan, melakukan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
komunitas serta melakukan rujukan kebidanan jika terdapat kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Sehingga, bidan dituntut harus
kompeten dalam pengetahuan dan keterampilan.

4
5

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu


pelayanan kesehatan adalah dengan adanya sistem pendokumentasian yang
baik. Sistem pendokumentasian yang dilaksanakan dapat memberikan
manfaat antara lain sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan,
sarana untuk dapat mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien, dapat
dijadikan data penelitian dan pendidikan, mempunyai nilai hukum dan
merupakan dokumenyang syah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pencatatan dan Pelaporan Meliputi Flow Sheet/ Check List


dan Dokumentasi Dalam Pelayanan Komunitas ?

2. Bagaimana Bentuk Pendokumentasian Asuhan Pelayanan Kebidanan


Komunitas ?

3. Bagaimana Cara Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Komunitas ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui Pencatatan dan Pelaporan Meliputi Flow Sheet/ Check List
dan Dokumentasi Dalam Pelayanan Komunitas

2. Mengetahui Bentuk Pendokumentasian Asuhan Pelayanan Kebidanan


Komunitas

3. Memahami Cara Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Komunitas

1.4 Manfaat Masalah

1. Membantu Pembaca Memahami Pencatatan dan Pelaporan Meliputi Flow


Sheet/ Check List dan Dokumentasi Dalam Pelayanan Komunitas

2. Membantu Pembaca Memahami Bentuk Pendokumentasian Asuhan


Pelayanan Kebidanan Komunitas

3. Membantu Pembaca Memahami Cara Pengelolaan Pelayanan Kebidanan


Komunitas

i
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pencatatan Dan Pelaporan ( Flow Sheet/Check List Dan Dokumentasi )


Pelayanan kesehatan masyarakat dilakukan melalui kegiatan pengawasan,
pengendalian, dan penilaian yang meliputi pencatatan, pelaporan, monitoring,
dan evaluasi. Pencatatan dan pelaporan merupakan indikator keberhasilan
suatu kegiatan. Tanpa adanya pencatatan dan pelaporan, kegiatan program
apapun tidak akan terlihat wujudnya. output dari pencatatan dan pelaporan ini
adalah sebuah data dan informasi yang berharga, jadi data dan informasi ini
merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan
informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan
organisasi tersebut.
Tuntutan akan data dan informasi sejalan dengan kebijakan dan strategi
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS-ONLINE)
yang dikukuhkan melalui Kepmenkes RI No.551/Menkes/SK/V/2002 dan di
kembangkan di daerah sebagai Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)
yang berbasiskan data dan informasi. Data dan informasi yang akurat dan
reallible memerlukan dukungan dari sumber daya manusia yang handal
dalam pengolahannya.
Pencatatan dan pelaporan yang di lakukan oleh bidan di komunitas,
mengacu kepada sistem pencatatan dan pelaporan terpadu di puskesmas yang
di syahkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.63/Menkes/ll/1981 dan
keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat
No.590/BM/DJ/INFO/V/1996.

A. Teknik Flow-Sheet
Atau yang lebih di kenal dengan lembar alur merupakan bentuk
catatan perkembangan aktual yang dirancang untuk memperoleh informasi
dari pasien secara spesifik menurut parameter yang telah ditetapkan

6
7

sebelumnya. Catatan ini sering disebut sebagai catatan perkembangan


singkat. Dengan teknik flow-sheet, bidan dapat mencatat hasil observasi
atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis
secara narative termasuk data klinik klien tentang tanda-tanda vital
(tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, berat badan, Jumlah intake dan
output cairan dalam 24 jam dan pemberian obat). Flow-Sheet merupakan
cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi. Selain itu,
tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya
dengan melihat grafik yang terdapat pada flow-sheet. Oleh karena itu,
flow-sheet lebih sering digunakan di unit gawat darurat atau pada
pelayanan pasien kritis

a. Keuntungan dan Kelemahan Teknik Pendokumentasian Flow-


Sheet

 Keuntungan : meningkatkan kualitas observasi pada pasien, mudah


di baca, data mudah diperoleh dengan cepat, perbandingan data
dapat di tingkatkan dari beberapa periode, pencatatn informasi
tepat, dan relevansinya dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum.
 Kelemahan : diantaranya rekam medik (medical record) menjadi
lebih lama yang menjadikan permasalahan pasien tidak muncul,
potensial terjadi implikasi dalam dokumentasi dan ruangan kosong
yang sempit biasanya tidak cukup untuk mencatat data secara
komprehensif.

b. Bentuk Flow-sheet Checklist


Bentuk Flow-sheet yang sering digunakan dalam catatan kebidanan
adalah sebagai berikut :
1. Catatan aktivitas sehari-hari.
2. Catatan kebutuhan terhadap bantuan bidan.
3. Catatan tanda vital.
8

4. Catatan keseimbangan cairan (lembar observasi intake dan


output).
5. Lembar pengkajian nutrisi.
6. Lembar pengkajian kulit.
7. Lembar pengkajian luka.
8. Lembar hasil pemeriksaan laboratorium.

c. Petunjuk Pengisian Lembar Flow-sheet Checklist.


1. Perhatiakan dan ikuti petunjuk pengguanaan format khusus.
2. Lengkapi format dengan kata kunci.
3. Gunakan tanda cek (V) atau (X) pada waktu mengidentifikasi
bahwa parameter telah di observasi atau diintervensi.
4. Jangan tinggalkan lembar checklist dalam keadaan kosong.
Tulis 0 untuk mengidentifikasi bahwa parameter tidak di
observasi.
5. Tambahkan uraian secara detail jika diperlukan.
6. Pertahankan agar letak lembar alur tepat di lokasi yang
tersedia (rekam medis).
7. Beri tanda tangan dan nama jelas pemberi asuhan.
8. Dokumentasikan waktu dan tanggal data masuk

B. Dokumentasi
Penyampaian informasi tentang kesehatan atau kondisi pasien dilakukan
dengan 3 cara :
1. Pencatatan yaitu data tertulis dan merupakan data resmi tentang
kesehatan klien dan perkenbangannya
2. Pelaporan (report) yaitu penyampaian informasi tentanng kondisi dan
perkembangan pasien, secara lisan atau tulisan kepada bidan atau
tenega kesehatan lain atau sebaliknya. Informasi yang di sampaikan
merupakan suatu pernyataan apa yang di lihat, di dengar atau pun
yang telah di lakukan atau di pertimbangkan.
9

3. Rekaman record yaitu suatu yang di simpan dalam bentuk yang


mantap (tulisan, catatan, pita rekaman, vidio dll) semua pernyataan
dalam bentuk tertulis atau bentuk buku lainnya yang dapat digunakan
sebagai bukti yang sah dari suatu fakta dan kejadian, tidakan maupun
pernyataan.

2.2 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Komunitas


A. Pencatatan
Pencatatan merupakan kegiatan atau proses pendokumentasian
suatu aktivitas dalam bentuk tulisan. Bentuk pencatatannya dapat berupa
tulisan di atas kertas , disket, dan lain-lain dengan ilustrasi tulisan, grafik,
gambar atau suara.

Manfaat pencatatan :
1. Memberikan informasi tentang suatu keadaan, masalah, atau
kegiatan.
2. Sebagai bahan proses belajar mengajar.
3. Sebagai bahan pertanggung jawaban.
4. Sebagai bahan pembuatan laporan.
5. Untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
6. Sebagai bukti hukum.
7. Sebagai alat komunikasi (penyampaian pesan).
8. Sebagai alat untuk meningatkan suatu kegiatan atau peristiwa
khusus.
9. Sebagai bahan penelitian.

Bentuk pencatatan :
1. Berdasarkan isi
 Catatan tradisional yaitu apa yang didengar dan dilakukan oleh
sipencatat (catatan harian)
 Catatan sistematik yaitu menggunakan format.
10

 Identitas pasien, keluhan utama, pemeriksaan fisik, rencana dan


tindakan, catatan perkembangan atau status pasien.
2. Berdasarkan sasaran
 Catatan indivdu seperti catatan ibu, bayi, anak balita.
 Catatan keluarga seperti identitas keluarga, masalah keluarga,
kunjungan rumah.
 Catatan masyarakat seperti dalam kegiatan survey komuniti,
bagian keadaan dan masalah komuniti, rencana dan langkah yang
dilakukan serta hasilnya merupakan dalam kebidanan komuniti
lebih diarahkan kepada ibu dan anak.
3. Berdasarkan kegiatan
 Catatan pelayanan kesehatan anak.
 Catatan pelayanan kesehatan ibu.
 Catatan pelayanan kesehatan KB.
 Catatan imunisasi.
 Catatan kunjungan rumah.
 Catatan persalinan.
 Catatan kelainan.
 Catatan kematian ibu dan bayi.
 Catatan rujukan.
4. Berdasarkan proses pelayanan:
 Catatan awal masuk
 Catatan pengembangan berisi kemajuan/ perkembangan
pelayanan.
 Catatan pindah.
 Catatan keluar.

B. Pelaporan
Pelaporan merupakan catatan yang memberikan informasi tentang
kegiatan tertentu dan hasilnya yang disampingkan ke pihak yang
berwenang atau berkaitan.
11

Manfaat dari pelaporan :


1. Merupakan pertanggungjawaban autentik tentang pelaksanaan
kegiatan.
2. Memberikan informasi secara terdokumentasi kepada pihak lain atau
terkait.
3. Dapat digunakan sebagai bahan bukti hukum.
4. Dapat digunakan sebagai bahan pelayanan.
5. Dapat digunakan sebagai penyusunan rencana dan evaluasi.
6. Dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian.
Bentuk dari pelaporan :
1. Latar belakang, tujuan, ruang lingkup (pendahuluan).
2. Isi laporan: perecanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan
secara nyata, masalah dan hambatan, saran untuk tindak lanjut.
3. Bila perlu rekomendasi: masalah dan saran menyangkut kebijakan.
Jenis laporan dibagi menjadi dua, yaitu laporan insidensial dan
laporan berkala. Laporan insidensial adalah laporan kejadian luar biasa
atau darurat yang memerlukan pelayanan dan bantuan cepat, sedangkan
laporan berkala, misalnya harian, mingguan, bulanan, triwulan, kwartalan,
dan tahunan.
Pencatatan dan pelaporan ini berpedoman kepada Sistem Pencatatan
dan pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
1. Data dari tingkat puskesmas dikumpulkan, di olah, hasilnya
dimasukkan ke format 1
2. Format 1 rekapitulasi cakupan (indicator PWS KIA) dari tiap desa,
juga berfungsi sebagai laporan yang dikirim ke dinas
kabupaten/kota (dikirim paling lambat tanggal 10 tiap bulan
3. Dinas kabupaten/kota membuat rekapitulasi laporan puskesmas
(format 1) dengan mengggunakan format 2 untuk dikirimkan ke
propinsi paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
4. Propinsi membuat rekapitulasi laporan kabupaten/kota dalam
format 3, dikirimkan ke pusat setiap 3 bulan, paling lambat 1 bulan
setelah triwulan tersebut berakhir.
12

C. Manfaat Pencatatan dan Pelaporan:


1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat
provinsi dan kab/kota
2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan
dalam rangka pengembangan tenaga kesehatan
3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan
4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.

D. Tujuan Pencatatan dan Pelaporan :


Tujuan umum: Sistem pencatatan dan pelaporan bertujuan agar semua
hasil kegiatan puskesmas (didalam dan diluar gedung) dapat di catat dan
di laporkan ke jenjang selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara benar,
berkala, dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan
masyarakat.
Tujuan khusus :
1. Tercatatnya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai
kebutuhan secara benar, berkelanjutan dan teratur.
2. Terlapornya data ke jenjang administrasi berikutnya sesuai
kebutuhan dengan menggunakan format yang telah di tetapkan
secara benar berkelanjutan dan teratur.
3. Menciptakan kondisi yang efektif dan efisien sehingga tidak
terjadi tumpang tindi dan kesenjangan .

E. Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan


Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang
di kumpulkan, di catat, di laporkan puskesmas. Jenis data tersebut
mencangkup : 1) Data umum dan demografi, 2) Data sarana fisik, 3)
Data ketenagaan, 4) Data kegiatan pokok yang di lakukan di dalam dan
di luar gedung.Macam-macam pencatatan : Model naratif atau narasi
13

Sering di sebut tehnik pencatatan yang berorientasi pada sumber data .


Frekuensi Pencatatan dan Pelaporan Laporan bervariasi berdasarkan
kebutuhan : 1) Laporan sift. 2) Laporan harian. 3) Laporan mingguan.

Keuntungan:
1. Sudah di kenal
2. Sudah di kombinasikan dengan cara dokumentasi lain
3. Jika di tulis dengan tepat bisa mencakup seluruh keadaan pasien
4. Sudah di tulis
Kekurangan:
1. Tidak terstruktur dan simpangsiur datanya
2. Perlu banyak waktu
3. Terbatas dengan kemampuan pelayanan kesehatan
4. Informasi sulit untuk jangkat panjang

2.3 Pengelolaan Pelayanan Kebidanan Komunitas


A. Perencanaan
Perencanaan yaitu suatu proses penyusunan rencana yang
menggambarkan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu melalui suatu
kegiatan dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang
tersedia.
Ada beberapa dari bentuk perencanaan yaitu :
 Perencanaan berdasarkan kurun waktu pelaksanaan
a. Jangka panjang: alokasi waktu 25 tahun.
b. Jangka menengah: alokasi waktu 5 tahun.
c. Jangka pendek: disusun untuk kegiatan tahunan.
 Perencanaan berdasarkan wilayah
a. Rencana pembangunan nasional (pusat)
b. Rencana pembangunan daerah. Seperti: propinsi, kabupaten,
kecamatan dan desa.
c. Perencanaan berdasarkan program
d. Rencana pembangunan kesehatan keluarga
14

e. Rencana penyuluhan kesehatan


f. Rencana pembangunan puskesmas

Adanya proses penyusunan rencana yaitu:


a. Menentukan tujuan
Menentukan tujuan berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi.
Bila masalah yang ditemkan tersebut banyak, maka bentuk-bentuk
dari prioritasnya masalahnya berdasarkan :
 Berdasarkan besarnya masalah
 Berdasarkan luasnya masalah
 Berdasarkan dampak masalah
 Berdasarkan besarnya akibat masalah
 Berdasarkan tingkat kemudahan dalam mengatasinya

Untuk mendukung pencapaian tujuan perlu identifikasi tentang


kondisi lingkungan yang mempengaruhi kesehatan dan untuk
menentukan tujuan suatu rencana dan strategi pelaksanaannya perlu
dipertimbangkan, sehingga :
 Kekuatan yang dimiliki (Srength)
 Peluang (Opportunity)
 Kelemahan (Wrshness)
 Ancaman (Threat)

Didalam suatu perencanaan memiliki tujuan untuk menunjukkan


keadaan yang akan dicapai, yaitu: keadaan yang akan dicapai harus
jelas dan dapat diukur baik kuantitas maupun kualitas. Dalam tujuan
suatu perencanaan sebaiknya dinyatakan jangka waktu, kondisi dan
tempat kegiatan.

b. Menentukan strategi
Strategi pelaksanaan rencana biasanya diungkapkan dalam
kebijaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan kebijaksanaan
15

merupakan dasar dari pelaksanaan kegiatan. Contohnya dalam


pelaksanaan program pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa A,
kebijaksanaan yang ditetapkan adalah pelayanan kesehatan ibu dan
anak diarahkan pada upaya peningkatan sumber daya manusia, hal ini
dituangkan dalam undang-undang no.23 th 1992, hal tersebut disusun
dalam langkah-langkah pelaksanaannya.

c. Menentukan kegiatan
Berdasarkan kegiatan pokok disusun program lebih rinci yang
mencakup aktifitas-aktifitas, dilakukan dengan target yang akan
dicapai. Rencana kegiatan secara rinci mencakup latar belakang
disusunnya rencana.
Tujuan yang akan dicapai:
 Kegiatan yang akan dilakukan.
 Tempat pelaksanaan
 Waktu dan penjadwalan pelaksanaan
 Pelaksana yang bertanggung jawab

d. Menentukan sumber daya


Menentukan sumber daya yang dimaksud adalah tenaga, sarana,
fasilitas, dana, manajemen serta informasi.

B. Pengorganisasian
Kebidanan komunitas merupakan bagian kesehatan komunitas.
Setiap kegiatan pokok yang diarahkan kepada ibu dan anak dalam kaitan
dengan kehamilan dan persalinan, keluarga berencana, serta anak balita
merupakan kegiatan terpadu di dalam kebidanan komunitas. Yang
termasuk pengorganisasian adalah Puskesmas, Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa (LKMD) tempat kebidanan komunitas dilaksanakan di
seksi 7 dan 8 (pembinaan kesejahteraan keluarga dan kesehatan,
kependudukan dan KB) dengan bidan menjadi anggotanya.
16

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan kegiatan


pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita
sebagai motor penggeraknya. Kelompok dasawisma (kelompok ibu
berasal dari sepuluh rumah yang bertetangga) yang dibentuk melalui
kegiatan PKK.
Pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk memungkinkan
tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati dengan jalan
mengalokasikan masing-masing fungsi dan tanggung jawabnya.
Hal-hal yang diorganisasikan:
 Kegiatan yang merupakan pengaturan berbagai kegiatan yang ada
ada dalam rencana sedemikian rupa sehingga terbentuk satu kesatuan
terpadu, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 Tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan
personalia serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana,
sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan ada pennggung jawabnya.
Proses pengorganisasian, menyangkut pelaksanaan langkah-
langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan
yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksanaan yang dibutuhkan,
mendapatkan pengaturan yang sebaiknya-baiknya, serta setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan tersebut memiliki penanggung jawab
pelaksanaannya.
Hasil pengorganisasian
 Terbentuklah suatu wadah yang pada dasarnya merupakan
perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga
pelaksana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
 Wadah yang terbentuk ini di kenal dengan nama organisasi.
Kebidanan komunitas merupakan bagian dari kesehatan
komunitas. Kegiatan kebidanan komunitas ditentukan, diatur dan
dilaksanakan bersama dengan upaya kesehatan komunitas. Dari segi
kebijaksanaan pembangunan kesehatan, kegiatan komunitas termasuk
didalam upaya kesehatan keluarga. Sistem pemerintahan Indonesia
merupakan daerah otonomi yaitu daerah Tingkat I, Tingkat II (Dinas
17

Kesehatan Tingkat I dan II) yaitu unit-unit pelayanan yang


melaksanakan pelayanan Kesehatan ibu anak dan keluarga berencana
dilaksanakan di puskesmas, pustu, polindes dan posyandu.

C. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau actuating merupakan setelah perencanaan dan
pengorganisasian maka perlu mewujudkan perencanaan tersebut dengan
menggunakan organisasi yang terbentuk berarti ini merupakan rencana
tersebut dilaksanakan (Implementasi) atau diaktuasikan (actuating).
Untuk melaksanakan program kesehatan, seorang pemimpin harus
mampu mengarahkan, mengawasi dan mensupervisi bawahannya. Untuk
itu perlu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan, yaitu
motivasi, komunikasi, kepemimpinan, pengarahan,pengawasan, supervisi.
Program dilakukan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan
dengan menjabarkan program atau kegiatan lebih rinci mencakup waktu,
tempat pelaksanaan kegiatan, pengawasan, pengendalian, supervisi,
bimbingan, dan konsultasi yang dilaksanakan di dalam pelaksanaan.

D. Monitoring Dan Evaluasi


Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas,
neonatal, bayi dan balita.
Jenis Register Kohort :
a. Register kohort ibu
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil
dan bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di
organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan
kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana
informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatar ibu dan bayi
baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.
b. Register kohort bayi
Merupakan sumber data pelayanan kesehatanbayi, termasuk
neonatal.
18

c. Register kohort balita


Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan
sampai dengan 5 tahun,Pendataan suatu masyarakat yang baik
bilamana dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari
komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling
dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat
tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaIah Kader dan dukun bayi
serta Tokoh masyarakat.
19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelayanan kebidanan komunitas merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga
berkualitas, bahagia dan sejahtera.

Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani


adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak
memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur
sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
dan lingkungan disekelilingnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu


pelayanan kesehatan adalah dengan adanya sistem pendokumentasian yang
baik. Sistem pendokumentasian yang dilaksanakan dapat memberikan
manfaatantara lain sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan,
sarana untuk dapat mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien, dapat
dijadikan data penelitian dan pendidikan, mempunyai nilai hukum dan
merupakan dokumenyang syah. Dalam kebidanan banyak hal penting yang
harusdidokumentasikan yaitu segala asuhan atau tindakan yang diberikan
oleh bidan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi,dan keluarga berencana.

3.2 Saran

Diharapkan dengan mempelajari makalah ini kita sebagai mahasiswa


kebidanan akan lebih memahami dan berperan aktif berpartisipasi dalam
Melakukan Pendokumentasian Komunitas Dalam Pelayanan Asuhan

20
21

Kebidanan, sehingga tujuan yang di inginkan bisa teraplikasikan dengan


sukses dan dengan adanya program ini diharapkan akan memperbaiki
kuantitas dan kualitas dari mutu kesehatan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Wulansari, Widia Mulia Endar Kusuma ( 2020 ). Pendokumentasian Asuhan


Kebidanan Komunitas. Poltekkes Yapkesbi Sukabumi
Syahlan, J.H. (2019). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya
Kesehatan.
Pastuti,Rosyati, S.Si,T,M.Kes. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin.2021. EGC
Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta

iii

Anda mungkin juga menyukai