Anda di halaman 1dari 16

Bed Side Teaching

HORDEOLUM INTERNUM PALPEBRA INFERIOR


OKULI DEKSTRA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti kepaniteraan klinik
di Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Oleh:
Febhilah Tri Syarina, S.Ked.
04084822326135

Pembimbing:
dr. Prima Maya Sari, Sp.M(K), Subsp. Gl

BAGIAN/KSM ILMU KESEHATAN MATA


RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Bed Side Teaching

HORDEOLUM INTERNUM PALPEBRA INFERIOR OKULI DEKSTRA

Oleh:
Febhilah Tri Syarina, S.Ked.
04084822326135

Pembimbing:
dr. Prima Maya Sari, Sp.M(K), Subsp. Gl

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan
klinik di Bagian/KSM Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 11 September – 08
Oktober 2023.

Palembang, September 2023


Pembimbing

dr. Prima Maya Sari, SpM(K), Subsp. Gl

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas nikmat kesehatan dan kesempatan
yang diberikan, serta atas kehendak-Nya saya dapat menyelesaikan bed side
teaching dengan baik tepat pada waktunya. Sholawat dan salam juga saya
sampaikan untuk yang mulia Rasul, yang telah membawa umat manusia dari zaman
kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu dan pengetahuan. Bed side teaching
ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti Bagian Kesehatan
Mata/Kelompok Staf Medik Mata Rumah Sakit Moehammad Hoesin Palembang
periode 11 September s.d. 08 Oktober 2023.
Namun, bed side teaching ini tidak akan selesai tanpa arahan, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga membuat saya semangat untuk dapat
menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati
saya menghaturkan terima kasih kepada dr. Prima Maya Sari, SpM(K), Subsp.
Gl., sebagai pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan
pikirannya. Berbagai masukan, ide, serta ilmu dari pembimbing sangat membantu
saya agar menjadi lebih baik lagi.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan bed side teaching ini masih jauh dari
kesempurnaan. Saya memohon saran dan kritik atas segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan dan semoga hasil dari bed side teaching ini dapat bermanfaat.

Palembang, September 2023


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 4
1.1. Identitas Pasien ........................................................................................................ 4
1.2. Anamnesis ................................................................................................................ 4
1.2.1. Keluhan Utama ..................................................................................................... 4
1.2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit ................................................................................ 4
1.2.3. Riwayat Penyakit Dahulu...................................................................................... 5
1.2.4. Riwayat Penyakit Keluarga ................................................................................... 5
1.2.5. Riwayat Pengobatan.............................................................................................. 5
1.3. Pemeriksaan Fisik .................................................................................................... 5
1.3.1. Status Generalis .................................................................................................... 5
1.3.2. Status Oftalmologis ............................................................................................... 5
1.4. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................................... 7
1.5. Diagnosis Banding ................................................................................................... 7
1.6. Diagnosis Kerja ........................................................................................................ 7
1.7. Tatalaksana .............................................................................................................. 7
1.8. Prognosis .................................................................................................................. 8
BAB II................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 14

iii
BAB I
STATUS PASIEN

1.1. Identitas Pasien


Nama : Ny. FPL
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Desa Sindang Panjang
Tanggal Pemeriksaan : 14 September 2023

1.2. Anamnesis
Autoanamnesis pada tanggal 14 September 2023 pukul 10.30 WIB
1.2.1. Keluhan Utama
Timbul benjolan kemerahan di kelopak mata bawah sebelah kanan.
1.2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak ± 1 minggu yang lalu, timbul benjolan pada kelopak mata bawah
sebelah kanan sebesar kepala jarum pentul. Pasien mengatakan benjolan bewarna
kemerahan dan nyeri saat ditekan. Pasien mengeluh ada rasa yang mengganjal dan
gatal pada mata sebelah kanan. Keluhan mata berair tidak ada, mata merah tidak
ada, kotoran mata tidak ada, dan mata silau tidak ada. Pasien mengaku sering
terpapar debu dan polusi saat berkendara motor hampir setiap hari untuk berkuliah.
Pasien belum berobat.
Sejak ± 2 hari yang lalu, pasien mengeluhkan benjolan pada kelopak mata
bawah sebelah kanan semakin membesar, terdapat cairan berwarna putih
kekuningan, dan nyeri saat ditekan. Kemudian, pasien datang ke poli mata bagian
infeksi imunologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang karena keluhan belum
membaik.

4
1.2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat mengucek mata ada.
- Riwayat penggunaan lensa kontak disangkal.
- Riwayat trauma pada mata disangkal.
- Riwayat mata kemasukan benda asing disangkal.
- Riwayat operasi pada mata disangkal.
- Riwayat alergi obat dan makanan disangkal.
- Riwayat tekanan darah tinggi disangkal.
- Riwayat kencing manis disangkal.
1.2.4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga dengan keluhan serupa disangkal.
1.2.5. Riwayat Pengobatan
Riwayat pengobatan dengan tetes mata disangkal.

1.3. Pemeriksaan Fisik


1.3.1. Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan.
Kesadaran : Compos mentis.
Tekanan darah : 110/80 mmHg.
Frekuensi nadi : 80x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20x/menit.
Suhu : 36,7°C
Berat badan : 48 kg
Tinggi badan : 162 cm
IMT : 18, 32 kg/m2
1.3.2. Status Oftalmologis
Okuli Dextra Okuli Sinistra
Visus 6/7,5 ph 6/6 6/7,5 ph 6/6
TIO N+0 N+0
KBM Ortoforia Ortoforia

5
GBM Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Segmen Anterior
Palpebra Superior: Tenang Superior : Tenang
Inferior: Inferior : Tenang
Inspeksi:
- Tampak benjolan pada
palpebra inferior
berukuran 3 x 3 mm,
hiperemis (+).
Palpasi:
- Teraba benjolan dengan
batas tegas, permukaan
licin, konsistensi lunak,
mobile, nyeri tekan (+), pus
(+), tidak mudah berdarah.
Konjungtiva Palpebra inferior hiperemis (+) Tenang
Kornea Jernih Jernih
BMD Sedang Sedang
Iris Gambaran baik Gambaran baik
Pupil Bulat, sentral, refleks cahaya (+), Bulat, sentral, refleks cahaya
ø 3 mm. (+), ø 3 mm.

6
Lensa Jernih Jernih
Segmen Posterior
Refleks RFOD (+) RFOS (+)
Fundus
Papil Bulat, batas tegas, warna merah Bulat, batas tegas, warna merah
normal, C/D ratio 0,3, A:V 2:3 normal, C/D ratio 0,3, A:V 2:3
Makula RF (+) RF (+)
Retina Kontur pembuluh darah baik Kontur pembuluh darah baik

1.4. Pemeriksaan Penunjang


Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

1.5. Diagnosis Banding


1. Hordeolum internum palpebra inferior okuli dekstra.
2. Hordeolum eksternum palpebra inferior okuli dekstra.
3. Kalazion palpebra inferior okuli dekstra.

1.6. Diagnosis Kerja


Hordeolum internum palpebra inferior okuli dekstra

1.7. Tatalaksana
a. Non Farmakologi
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE):
1. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit, penyebab penyakit, rencana
tatalaksana dan prognosis penyakit.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air mengalir atau menggunakan cotton bud
yang diberikan shampo bayi yang telah diencerkan dengan air (perbandingan
1:1).
3. Kompres mata sampai mengenai benjolan dengan air hangat selama 10-15
menit 4-6 kali sehari (posisi mata tertutup). Gunakan botol kaca yang dibalut

7
dengan tissue atau handuk kecil agar tidak terlalu panas.
4. Mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air mengalir jika ingin
mengoleskan salep mata, sebelum dan sesudah menyentuh area mata.
5. Jangan menyentuh area sekitar benjolan dan mencoba memecahkan pus atau
nanah.
b. Farmakologi
- Chloramphenicol 1% eye ointment tiap 8 jam pada kelopak mata bawah
sebelah kanan.
- Sodium chloride 4,4 mg / potassium chloride 0,8 mg eye drops 1 gtt tiap 6
jam OD.
- Asam mefenamat 500 mg tiap 8 jam PO.
c. Anjuran Tindakan
- Pro insisi hordeolum palpebra inferior OD.
- Kuretase hordeolum palpebra inferior OD.

1.8. Prognosis
- Quo ad vitam : Bonam
- Quo ad functionam : Bonam
- Quo ad sanationam : Bonam

8
BAB II
ANALISIS KASUS

Ny. FPL, 20 tahun, perempuan, datang dengan keluhan timbul benjolan


kemerahan di kelopak mata bawah sebelah kanan. Sejak ± 1 minggu yang lalu,
timbul benjolan pada kelopak mata bawah sebelah kanan sebesar kepala jarum
pentul. Pasien mengatakan benjolan bewarna kemerahan dan nyeri saat ditekan.
Pasien mengeluh ada rasa yang mengganjal dan gatal pada mata sebelah kanan.
Pasien mengaku sering terpapar debu dan polusi saat berkendara motor hampir
setiap hari untuk berkuliah. Pasien belum berobat. Sejak ± 2 hari yang lalu, pasien
mengeluhkan benjolan pada kelopak mata bawah sebelah kanan semakin
membesar, terdapat cairan berwarna putih kekuningan, dan nyeri saat ditekan.
Kemudian, pasien datang ke poli mata bagian infeksi imunologi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang karena keluhan belum membaik.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum dan tanda-tanda vital didapatkan
dalam batas normal. Pada pemeriksaan status oftalmologikus didapatkan visus
dasar mata kanan dan kiri 6/7,5 lalu dilakukan uji pin hole dengan hasil visus mata
kanan dan kiri menjadi 6/6. Tekanan intraokular mata kanan dan kiri normal,
kedudukan bola mata kanan dan kiri ortoforia, gerakan bola mata kanan dan kiri
baik ke segala arah, palpebra superior dan inferior mata kiri tenang. Palpebra
superior mata kanan tenang. Palpebra inferior mata kanan tampak benjolan
berukuran 3 x 3 mm, hiperemis (+), batas tegas, permukaan licin, konsistensi lunak,
mobile, nyeri tekan (+), pus (+), dan tidak mudah berdarah. Konjungtiva palpebral
inferior mata kanan hiperemis, kornea mata kanan dan kiri jernih, kedalaman bilik
mata depan mata kanan dan kiri sedang, gambaran iris mata kanan dan kiri baik.
Pupil mata kanan dan kiri bulat, sentral, refleks cahaya ada, berdiameter 3 mm.
Lensa mata kanan dan kiri jernih. Pemeriksaan segmen posterior pada mata kanan
dan mata kiri didapatkan refleks fundus dan reflex fovea ada. Papil mata kanan dan
kiri bulat, batas tegas, warna merah normal, C/D ratio 0,3, A:V 2:3. Retina mata
kanan dan kiri didapatkan kontur pembuluh darah baik.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologis pada palpebral inferior
dekstra, dapat didiagnosis banding dengan penyakit inflamasi pada palpebral
khususnya inflamasi kelenjar yang berada di dalam palpebra meliputi hordeolum
dan kalazion. Benjolan pada kelopak mata bawah sebelah kanan pasien diketahui
dengan onset akut yang disertai dengan keluhan rasa mengganjal, hiperemis,
terdapat nyeri tekan dan pus, sehingga kemungkinan diagnosis kalazion dapat
disingkirkan karena pada kalazion terdapat benjolan pada kelopak mata, namun
tidak hiperemis, tidak ada nyeri tekan, dan ditemukan pseudoptosis.1,2 Selain itu,
onset terjadinya benjolan yang cepat dalam kurun waktu tujuh hari merupakan
tanda peradangan akut, sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan kalazion.
Kalazion adalah peradangan granulomatosa kronik non-infektif pada kelenjar
Meibom yang biasanya membesar secara perlahan dan tidak ada nyeri tekan.3
Hordeolum merupakan peradangan supuratif pada kelopak mata yang
biasanya disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus pada kelenjar sebasea
kelopak mata.1 Hordeolum diklasifikasikan sebagai hordeolum eksternum dan
hordeolum internum. Hordeolum eksternum biasanya disebabkan karena adanya
sumbatan pada kelenjar Zeis atau Moll yang bermanifestasi klinis berupa massa
nodular hiperemis dengan konsistensi lunak dan nyeri bila ditekan.1,4 Hordeolum
eksternum memberikan gambaran penonjolan pada daerah kulit kelopak mata,
sehingga saat dilakukan eversi hordeolum tidak terlihat dan ikut dengan pergerakan
kulit. Sedangkan hordeolum internum merupakan infeksi pada kelenjar Meibom
yang terletak di dalam tarsus, sehingga dapat menyebabkan benjolan terutama ke
bagian konjungtiva tarsal, biasanya tonjolan tidak ikut dengan pergerakan kulit.1,3
Terjadinya hordeolum dapat disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh, higiene
dan lingkungan yang kurang bersih, penggunaan lensa kontak, kurang menjaga
kebersihan kulit terutama area mata, atau faktor dari penyakit diabetes dan
hiperkolestrolemia.2 Pada kasus ini saat dilakukan eversi hordeolum terlihat di
dalam tarsus, sehingga kemungkinan hordeolum eksternum dapat disingkirkan.
Pada pasien ini dapat didiagnosis dengan hordeolum internum palpebra inferior
okuli dekstra.

10
Penatalaksanaan yang dianjurkan pada pasien dapat berupa kompres hangat
pada area benjolan sebanyak 4 – 6 kali sehari selama kurang lebih 10 – 15 menit
untuk meningkatkan permeabilitas kapiler, meningkatkan relaksasi otot dan
mengurangi nyeri, serta berguna dalam pelebaran pembuluh darah yang akan
membantu percepatan penyembuhan dengan mempercepat peradangan kelenjar
sampai nanah keluar. Apabila dalam waktu 48 jam tidak ada perbaikan, tindakan
insisi dan drainase cairan purulent dapat dilakukan. Insisi vertikal harus dilakukan
pada permukaan konjungtiva untuk menghindari memotong kelenjar Meibom.4
Mengedukasi pasien untuk jangan sering menggosok atau menyentuh mata yang
sakit, menjelaskan untuk tidak menekan atau menusuk benjolan, dan apabila
hendak menyentuh mata dianjurkan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan
air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
Pada kasus ini, dapat diberikan antibiotik topikal spektrum luas berupa salep
mata yang mengandung kloramfenikol untuk mencegah sintesis protein bakteri dan
eradikasi bakteri patogen setiap 8 jam di area hordeolum. Kloramfenikol
merupakan antibiotik berspektrum luas untuk menghambat bakteri gram positif dan
negatif.5 Sodium chloride atau potassium chloride merupakan sediaan steril tetes
mata yang bekerja sebagai pembasah atau lubricant pada mata yang kering dan
berfungsi untuk mempertahankan agar permukaan mata tetap basah, sehingga dapat
mengurangi keluhan seperti perih, gatal, atau rasa mengganjal di mata. Asam
mefenamat merupakan obat yang termasuk dalam golongan Nonsteroidal Anti
inflammatory Drugs (NSAID) sebagai anti nyeri pada tingkat ringan hingga sedang,
dengan cara menghambat siklooksigenase-1 dan -2 (COX-1 dan -2) secara
reversibel, sehingga mengakibatkan penurunan laju sintesis prostaglandin dan
menunjukkan sifat analgesik, anti-inflamasi serta antipiretik.6
Apabila tidak terjadi perbaikan dan nanah tidak dapat keluar, maka dapat
dilakukan tindakan operatif berupa insisi untuk mengeluarkan nanah lalu diteruskan
kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya. Komplikasi paling
sering adalah terjadi perubahan progresif menjadi kalazion atau dapat terjadi
selulitis yang timbul pada kelopak mata pada pasien hordeolum internum bila tidak

11
diobati. Prognosis pada penderita umumnya baik jika mendapat pengobatan dengan
baik dan menjaga kebersihan pribadi.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. FK UI. Ilmu Penyakit Mata. 5 ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia; 2018.
2. FK Unair. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Surabaya: Airlangga University
Press; 2013.
3. Jordan GA, Beier K. Chalazion. [Updated 2023 Jul 31]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499889/
4. Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi
19. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2017.
5. FK UGM. Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada; 2017.
6. Mefenamic Acid [Internet]. [cited October 2nd 2023]. Available from:
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/mefenamic%20acid?mtype=ge
neric

13
LAMPIRAN

Gambar 1. Oculi dextra et sinistra dalam keadaan terbuka

Gambar 2. Oculi dextra et sinistra dalam keadaan tertutup

Gambar 3. Oculi dextra Gambar 4. Oculi sinistra

14
Gambar 5. Slit lamp Oculi dextra Gambar 6. Slit lamp Oculi sinistra

15

Anda mungkin juga menyukai