Laporan Kimia Analitik Leni
Laporan Kimia Analitik Leni
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM
Dosen pengampu:
Dr. Ulva Ria Irfan, Dr. Adi Tonggiroh, ST., MT., A. Bahrul Hidayah, ST.,
MT.
OLEH:
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
diperlukan untuk bereaksi dengan zat yang akan ditetapkan. Titrasi yang
dari Bahasa Yunani yang berarti ilmu atau proses atau seni mengukur. Alkalimetri
adalah metode yang digunakan untuk menetapkan kadar senyawa asam yang
direaksikan dengan larutan baku bersifat basa. Asidimetri adalah larutan basa
yang dapat direaksikan dengan larutan baku asam. Reaksi asam-basa sering
Penentuan ini dapat dilakukan dengan cara meneteskan larutan basa yang sudah
diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Salah satu cara penentuan kadar larutan
volumentrik dengan prinsip reaksi penetralan asam dan basa. Cara ini cukup
mudah dan cepat, keteliatian dan ketepatannya juga cukup tinggi. Walaupun cara
ini terhitung baru naum para analisis telah merasakan betapa cara ini memiliki
beberapa keuntungan diantaranya untuk senyawa yang tidak dapat larut dalam air,
dapat larut dalam pereaksi dengan mudah didapat dan dikenal. Sehingga untuk
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk menganalisis kadar asam asetat
2. untuk mengetahui kadar asam asetat yang diperoleh dari hasil titrasi
1.3.1 Alat
1) Buret 50 ml
2) Erlenmeyer 250 ml
3) Pipet volum 10 ml
4) Neraca analitik
5) Bulb
6) Pipet tetes
9) Labu semprot
10) Corong
1.3.2 Bahan
1) Asam Oksalat (C 2 H 2 O4 )
2) Indikator PP
3) Aquades
5) Asam cuka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.1.1 Asidimetri-Alkalimetri
Kimia Analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori
dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia
sampel. Analisis kimia dapat berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif serta
dapat diterapkan pada kimia anorganik maupun kimia organik. Analisis kualitatif
kualitatif berhubungan dengan unsur, ion atau senyawa apa yang terdapat dalam
banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan disebut
konstituen yang diinginkan atau analit. Sedangkan jumlah banyaknya suatu zat
yakni reaksi anatar ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida
yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi
juga dapat dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan
penerima proton (basa). Dalam metode titrimetri atau analisis volumetri atau
analisis kuantitatif dengan mengukur volume sejumlah zat yang diselidiki
diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif. Suatu titrasi
yang ideal adalah jika titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen teoritis. Dalam
pernyataannya selalu ada perbedaan kecil. Beda ini disebutkan dengan kesalahan
titrasi yang dinyatakan dengan mililiter larutan baku. Oleh karena itu pemilihan
Dalam larutan, kadar bahan yang terlarut (solut) dinyatakan dengan konsentrasi.
Istilah ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat (gram) tiap
satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar seperti ini
adalah gram/mililiter.
Kata metri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu atau proses atau
seni mengukur. Pengertian asidimetri dan alkalimetri secara umum ialah titrasi
yang menyangkut asam dan basa. Bila suatu asam dan suatu basa yang masing-
masing dalam kuantitas yang ekuivalen secara kimiawi, dicampur akan dihasilkan
suatu reaksi penetralan, yang menghasilkan suatu larutan garam dalam air.
Larutan ini akan benar-benar netral jika asam dan basa itu sama kuat ; kalau tidak,
akan diperoleh larutan asam lemah atau basa lemah. Konsentrasi suatu larutan
asam atau basa yang anu (unknown) dapat ditentukan dengan titrasi dengan
jumlah zat-zat yangdireaksikan tepat menjadi akivalen satu sama lain. Pada saat
titran yang ditambahkan tampak telah ekivalen, maka penambahan titran harus
dihentikan saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Larutan yang ditambahkan dari
buret disebuttitran, sedangkan larutan yang ditambah titran itu disebut titrat.
Dengan jalan ini,volume/berat titran dapat diukur dengan teliti dan bila
konsentrasi juga diketahui,maka jumlah mol titran dapat dihitung. Karena jumlah
titrat ekivalen dengan jumlah titran, maka jumlah mol titrat dapat diketahui pula
menghabiskan zat yang direaksikan. Titran dan titrat tepat saling menghabiskan;
tidak ada kelebihan yangsatu maupun yang lain. Ini tidak selalu berarti, bahwa
pereaksi dan zat yangdireaksikan telah sama banyak, baik volume maupun jumlah
gram atau mol-nya.Hal ini jelas, sebab jumlah yang bereaksi ditentukan oleh
Asidimetri berasal dari kata asidi dan metri, dimana asidi berasal dari
kataaad yang berarti asam sedangkan metri berasal dari bahasa Yunani
yang berarti ilmu, proses, seni mengukur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
netralisasi,yaitu reaksi anatara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan air
hidroksidayang berasal dari basa yang membentuk molekul air. Oleh sebab
(Andari,2013).
2.1.2 Titrasi
padalarutan baku sekunder, seperti NaOH dan HCl dengan menggunakan larutan
baku primer, seperti asam oksalat, NaCl, atau larutan baku sekunder yangtelah
2009).
Indikator dibagi menjadi dua yaitu indikator alami dan indikator buatan.
Indikator buatan diantaranya metil merah (MM) dan metil jingga atau metil
orange. (MO) sebagai indikator asam, serta fenolftalein (PP) sebagai indikator
Indikator alami dapat dibuat dari bagian- bagian tumbuhan yang berwarna,
seperti kunyit, kelopak bunga sepatu, kolungu, karamunting, daun bayam merah,
termasukmelibatkan reaksi asam basa. Indikator adalah zat yang digunakan untuk
adalahsama. Keadaan ini disebut juga titik ekivalen yang ditandai dengan
perubahanwarna pada larutan. Reaksi yang menggunakan titrasi pada asam dan
basamenghasilkan garam dan air disebut juga proses netralisasi (Welner, 2010).
terjadireaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran
titikekivalen sukar diamati, karena hanya meruapakan titik akhir teoritis atau
volumetrik lebihsering digunakan dari pada titrimetrik. Akan tetati, dilihat dari
Dalam titrasi asam basa dibutuhkan suatu zat yang dapat menunjukkan
digunakandalam titrasi asam basa. Indikator ini tidak bekerja pada satu pH
tertentu saja,namun dengan cara mengubah rentang pH yang sempit. Selain dalam
bentukzat, indikator asam basa pun dapat berupa kertas. Kertas ini
memangmerupakan kertas khusus dan diberi nama kertas lakmus. Kertas lakmus
iniada yang berupa kertas lakmus merah dan biru, namun ada juga kertas
digunakan dalam titrasi asam basa adalah metil jingga dengan rentang pH 3.14.4
8.3dan menjadi warna rosa apabila pH di atas 10.00. Apabila reaksi terjadi
antaraasam kuat dengan basa lemah maka lebih cocok digunakan indikator
metil jingga karena dari reaksi ini didapatkan hasil berupa larutan asam yang
fenolftaleinkarena dari reaksi ini akan didapatkan hasil berupa larutan basa dan
sedikit demi sedikit (secara inkremental), biasanyadari dalam buret, dalam bentuk
pengukuran volume adalah operasi utama dan terakhir. Dalam volumetri, reaktan
diambil dalam bentuk larutan dan volume larutan standar (larutan yang diketahui
Titrasi yang melibatkan reaksi asam dan basa disebut titrasi asam-basa
(Muchtaridi, 2006).
lingkungannya berubah. Misalnya biru brom timol (bb) dalam larutan asam ia
berwarna kuning, tetapi dalam lingkungan berwarna biru. Warna dalam keadaan
asam dinamakan warna asam dan indikator (kuning untuk bb) sedang warna
trayeknya sendiri, demikian warna asam dan besarnya. Titrasi asam-basa dapat
memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk digunakan penggunaan
dengan indikator pH pada titik ekivalen 4-10. Demikian juga titik akhir titrasi
akan tajam pada titrasi asam atau basa lemah jika penetralan adalah basa (Rivai,
1995).
Titrasi alkalimetri menjadi bagian dari penentuan kadar suatu larutan
secara titrimetri. Dimana pada proses titrasi asam basa memang telah menjadi
metode yang paling mudah dan murah dalam analisis kuantitatif kadar suatu
larutan. Sehinggga sangatlah pantas jika mengusasi materi ini menjadi metode
dasar yang harus dikuasai oleh seorang analis kimia. Disisi lainnya, titrasi
kadarnya. Dalam titrasi digunakan sebuah reagen yang disebut dengan titran
dimana reagen ini akan berperan sebagai zat yang bereaksi dengan larutan sampel.
Titran juga telah diketahui kadarnya sehingga akan dilakukan perhitungan untuk
menentukan kadar larutan sampel berdasarkan kadar titran yang telah diketahui.
Ada sangat banyak jenis titrasi yang umum digunakan, titrasi asam basa menjadi
salah satu jenis titrasi yang paling sederhana dan paling banyak digunakan. Titrasi
asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa dan terjadi reaksi
penetralan yang akan membentuk garam dan juga air. Titrasi asam basa sendiri
dibagi menjadi titrasi alkalimetri dan juga titrasi asidimetri. Alkalimetri sesuai
dengan namanya yaitu alkali yang berarti basa, titrasi alkali metri merupakan
metode titrasi asam basa dimana suatu larutan basa digunakan sebagai larutan
standar atau titran dalam titrasi. Titrasi ini digunakan ketika larutan analit yang
akan diuji adalah berupa larutan yang bersifat asam baik itu asam kuat maupun
asam lemah. Dalam titrasi alkalimetri, basa sebagai titran akan diteteskan ke
dalam larutan analit yang bersifat asam sehingga akan terjadi reaksi penetralan.
Titik ekivalen titrasi akan dicapai ketika mol basa yang bereaksi sama dengan
jumlah mol asam dalam larutan analit. Selanjutnya akan dicapai titik akhir titrasi
yang diketahui dengan menggunakan indikator titrasi tertentu. Tahap terakhir dari
dilakukan secara perhitungan dengan rumus umum titrasi dimana jumlah mol basa
sama dengan jumlah mol asam. Dalam hal ini, jumlah mol basa kita ketahui
dengan cara mengalikan total volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir
titrasi dengan konsentrasi larutan basa yang telah diketahui (Pangestu, 2022)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Pada tahap ini yang pertama dilakukan sebelum melakukan percobaan adalah
asistensi acara. Dalam asistensi acara praktikan diberi tugas pendahuluan yang
akan dikerjakan dan dikumpulkan dihari praktikum. Dalam asistensi acara juga
dijelaskan prosedur kerja, metode percobaan, dan alat bahan yang akan digunakan
Pada tahap ini sebelum memulai praktikum, praktikan diberi responsi umum
untuk melihat seberapa siap praktikan mengikuti praktikum dalam hal teori.
bon alat yang akan digunakan selama praktikum. Setelah melakukan bon alat,
percobaan ini. Dan setelah itu hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan, semua alat alat dicuci menggunakan aquades kemudian dikeringkan
NaOH yang dilakukan pertama adalah buret dibilas dengan larutan NaOH, setelah
itu buret diisi dengan NaOH yang akan dibakukan hingga mencapai tanda batas.
erlenmeyer kemudian ditambahkan 2 tetes indicator PP. larutan asam oksalat yang
telah dipipet kedalam Erlenmeyer kemudian dititrasi dengan larutan NaOH dalam
buret setetes demi setetes sampai terjadi perubahan warna, dari tidak berwarna
menjadi warna merah muda. Dicatat volume akhir NaOH dalam buret dan
kadar asam asetat dalam cuka. Hal yang dilakukan pertama adalah dipipet
diencerkan dengan aquades hingga tanda batas labu. Himpitkan dan homogenkan
kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan 2 tetes indicator P.P. larutan sampel yang
telah dipipet kedalam Erlenmeyer kemudian dititrasi dengan larutan NaOH dalam
buret yang telah dibakukan (larutan NaOH dalam buret himpitkan Kembali
sampai tanda batas). Larutan sampel dititrasi setetes demi setetes dengan larutan
NaOH hingga terjadi perubahan warna, dari tak berwarna menjadi merah muda.
Dicatat volume akhir NaOH dalam buret dan tentukan konsentrasi sampel. Setelah
melakukan percobaan seluruh alat Kembali di bersihkan dengan aquades dan dilap
memperoleh hasil. Setelah itu data ini Kembali diasistensikan kepada asisten lab
untuk melihat apakah data yang telah diperoleh sudah benar atau tidak.
3.1.4 Laporan
Setelah melakukan pengolahan data tahap berikut adalah pembuatan laporan. Pada
asistensi pertama kakak asisten telah memberikan format laporan yang akan
pembuatan laporan. Pembuatan laporan ini adalah tahap akhir yang dilakukan
Tahap Pendahuluan
Tahap Praktikum
Analisis Data
Laporan
BAB IV
4.1 Hasil
( V C 2 H 2 O4 ) × ( N C 2 H 2 O4 )
NaOH =
V NaOH
15× 0 , 1 1 , 5
¿ = =0.09 N
17 17
−¿
O
% CH 3 COOH N V NaOH × N NaOH × BE CH 3 CO ¿ x 100%
mL Sampel
36 ,6 × 0 , 09 ×60,052
% CH 3 COOH N x 100%
15
¿ 13,1874192 %
4.2 Pembahasan
atau kadarnya adalah senyawa asam lemah yaitu asam asetat (CH3COOH). Pada
mL. Pada saat memasukkan asam asetat kedalam labu ukur, sebaiknya gelas ukur
di cuci dengan aquades agar kandungan asam asetat yang masih menempel ikut
serta masuk kedalam labu ukur, kemudian hasil bilasannya di masukkan kedalam
labu ukur. Larutan NaOH yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam
buret (pipa panjang berskala) melalui corong terlebih dahulu, hal ini bertujuan
agar pertumpahan larutan baku dapat lebih diminimalisir dan jumlah titran yang
terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi. Larutan asam
berubah warna menjadi pink pada saat telah tercapainya titik ekivalen, namun
pada saat praktikum, perubahan warna yang terjadi adalah pink keunguan karena
Data titrasi yang diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen Seperti yang
telah diketahui sebelumnya, dalam stoikiometri titrasi, titik ekivalen dari reaksi
netralisasi adalah titik pada reaksi dimana asam oksalat dan natrium hidroksida
keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak ada yang berlebihan. Dalam titrasi,
suatu larutan yang akan dinetralkan, misal asam, ditempatkan di dalam flask
bersamaan dengan beberapa tetes indikator asam basa. Kemudian larutan lainnya
5.1 Kesimpulan
2. Berdasarkan hasil percobaan, kadar asam asetat rata rata dalam 15 mL sampel
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran EGC
Erlangga, Jakarta
Harjadi, 1987, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Cetakan III, Pustaka Umum, Jakarta.
1621
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H., 1980, Ilmu Kimia Untuk
Rufaida A, Dyah dan waldjinah. (2009). Kimia untuk SMA/MA kelas XI semester