Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

makalah yang berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia”

ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang di rencanakan. Makalah ini di buat

untuk memenuhi tugas. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada

Rasulullah SAW beserta keluarga. Semoga kita mendapat safaatnya di Yaumil Akhir

nanti Amin.

Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan

dalam menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua

pihak serta dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan kami, akhirnya makalah ini

dapat di selesaikan dengan baik. Kami menyadari penulisan makalah ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tata cara penulisan.

Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah

ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 01 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
BAB 1................................................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................3
1.3 TUJUAN MASALAH..........................................................................................5
BAB 2................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................6
2.1 Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia...............................6
2.1.1 Pengertian Kesalahan berbahasa................................................................6
2.1.2 Pengertian Ejaan..........................................................................................8
2.2 MEMILIH KATA...............................................................................................9
2.2.1 Penulisan Huruf Kapital..............................................................................9
2.2.2 Penulisan Huruf Miring.............................................................................10
2.2.3 Penulisan Huruf Tebal...............................................................................11
2.2.4 Gabungan Kata...........................................................................................12
2.3 MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF...............................................................13
2.3.1 Pengertian Kalimat Efektif........................................................................13
2.3.2 Ciri dan Syarat Kalimat Efektif.................................................................13
2.3.3 Contoh Kalimat Efektif..............................................................................15
BAB 3..............................................................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................................16
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................16
3.2 SARAN...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kegiatan menulis merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbahasa yang

perlu mendapat perhatian lebih. Hal ini merupakan kenyataan bahwa kegiatan

menulis merupakan kegiatan yang bersifat mendasar. Menulis merupakan salah

satu sarana untuk menuangkan ide gagasan. Kegiatan menuangkan ide dalam

bentuk tulisan ini memerlukan pemahaman tentang kemampuan kebahasaan.

Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia pada makalah mahasiswa masih

terdapat kesalahan, karena mahasiswa dalam proses penulisan tersebut tidak

berpedoman pada kaidah bahasa yang benar. Bahasa yang biasa digunakan

mahasiswa dalam penulisan makalah terkadang tidak menggunakan bahasa dan

ejaan yang tepat. Di samping itu, terdapat beberapa pendapat yang menyatakan

bahwa kesalahan berbahasa itu bersumber pada ketidakhati-hatian mahasiswa.

Kesalahan berbahasa mahasiswa ditinjau dari kesalahan ejaan (pemakaian huruf

kapital dan huruf miring), penggunaan preposisi atau kata depan, penggunaan

tanda baca, penulisan awalan, dan penulisan gabungan kata. Sementara itu, kaidah

ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang

disempurnakan. Sesuai dengan ragam bahasanya, aturan-aturan ini mengikat

penggunaan bahasa dalam karya tulis ilmiah.


Analisis kesalahan merupakan penelaahan, penilaian sesuatu yang salah atau

menyimpang dari aturan. Kesalahan dalam penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia

(EBI) merupakan kesalahan dalam penggunaan atau pemakaian bahasa yang

sesuai dengan kaidah bahasa yang sudah disusun oleh Pusat Pengembangan dan

Perlindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa.

Kesalahan-kesalahan pada ejaan yang banyak dilakukan dalam menuliskan

bahasa Indonesia yang baik dan benar memang merupakan kesalahan umum yang

banyak terjadi atau pernah dilakukan oleh siapa saja terutama oleh para

mahasiswa. Kesalahan dalam penerapan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia,

diantaranya a) kesalahan penulisan huruf kapital, b) kesalahan penulisan huruf

miring, c) kesalahan penulisan lambang bilangan, d) kesalahan penulisan tanda

baca.

Kesalahan berbahasa merupakan tindakan penyimpangan terhadap suatu

ujaran atau tulisan yang dilakukan oleh seseorang (siswa).Kesalahan tersebut

merupakan bagian dari penyelewengan atau penyimpangan dari kaidah-kaidah

berbahasa yang berlaku, khususnya kaidah bahasa Indonesia.Kesalahan berbahasa

yang dilakukan dalam lingkup pembelajaran bahasa memang sulit dihindari.Pada

penelitian ini, yang menjadi titik fokus analisis adalah kesalahan penggunaan

ejaan.Ejaan merupakan salah satu bentuk yang harus diperhatikan dalam menulis

karena ejaan merupakan suatu kaidah atau ketentuan yang sudah ditetapkan dalam

Bahasa Indonesia.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Analisis kesalahan penggunaan ejaan Bahasa indonesia

2. Memilih kata

3. Menyusun kalimat efektif

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui Analisis kesalahan penggunaan ejaan Bahasa Indonesia.

2. Untuk mengetahui tentang pemilihan kata dalam ejaan.

3. Untuk Menyusun kalimat efektif.


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia

2.1.1 Pengertian Kesalahan berbahasa

Menurut Uttomo dkk 2019 dalam jurnal skripsi Kartika Dewi Lutfianti

kesalahan berbahasa merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap kode bahasa

yang tidak hanya berupa fisik, tetapi juga merupakan ketidaksempurnaan

pengetahuan dan penguasaan terhadap kode bahasa. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa adalah bentuk pelagnggaran kode bahasa

yang terjadi dalam proses mempelajari bahasa, baik B1 maupun B2 yang tidak

hanya berwujud fisik tetapi kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan

pengguna bahasa.

Pelanggaran berbahasa terkesan negatif karena pemakai bahasa secara sadar

melakukan pelanggaran, tanpa ingin menggunakan bahasa yang sesuai dengan

norma dan terkesan enggan untuk mengikuti aturan tersebut meskipun pemakai

bahasa cermat. Hal ini terlihat seperti pemakai bahasa memang sengaja ingin

melanggar kaidah bahasa yang berlaku dalam penggunaan bahasa baik secara

lisan dan tertulis. Pemakai bahasa mengetahui apa yang dilakukannya dapat

merusak tata bahasa yang sudah ditetapkan, akan tetapi tetap melakukannya

seolah bahasa yang digunakan adalah bahasa yang benar dan tidak melanggar

kaidah-kaidah yang berlaku. Sikap pemakai bahasa seperti ini sangat tidak baik
untuk dicontoh karena hal tersebut merupakan sikap tidak disiplin terhadap

berbahasa, sehingga pemakai bahasa tidak dapat menyampaikan pesan dalam

tulisannya secara tepat.

Untuk lebih memahami kesalahan berbahasa, pengguna bahasa juga perlu

memahami apa itu kekeliruan. Kesalahan dan kekeliruan adalah dua kata yang

berbeda.Kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi.Kesalahan dapat

berlangsung lama apabila tidak segera diperbaiki.Sedangkan kekeliruan

disebabkan oleh faktor performasi.Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau

kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan

kata, tekanan kata, tekanan kalimat dan sebagainya.Kekeliruan bersifat acak,

artinya dapat terjadi pada tataran linguistik.

Klasifikasi Kesalahan Berbahasa menurut Tarigan:

a. Berdasrkan tataran linguistik, kesalahan berbahasa dapat diklasifikasikan

menjadi: kesalahan berbahasa dibidang fonologi, morfologi, sintaksis

(frasa,klausa, kalimat), semantic, dan wacana.

b. Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa dapat

diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis.

c. Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat terwujud

kesalahan berbahasa secara lisan maupun secara tertulis.


d. Berdasarkan penyebab kesalahan berbahasa tersebut, dapat diklasifikasikan

mejadi kesalahan berbahasa karena pengajaran dan kesalahan karena

interferensi.

e. Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya, dapat

diklasifikasikan atau kesalahan berbahasa yang paling sering, sedang,

kurang, dan jarang terjadi.

2.1.2 Pengertian Ejaan

Ejaan merupakan suatu hal yang harus sangat diperhatikan dalam penulisan

sebuah karya ilmiah atau yang lainnya dalam penulisan bahasa indonesia. Ejaan

merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan

keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Menurut Setyawati, secara

teknis ejaan adalah aturan tulis- menulis dalam suatu bahasa yang berhubungan

dengan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan

tanda baca.

Menurut Barus dalam jurnal Nurul Fajarya dan Drs. Azhar Umar, M. Pd

menjelaskan bahwa “Ejaan bahasa Indonesia adalah keseluruhan kaidah cara

menggambarkan lambang-lambang bunyi bahasa dan bagaimana hubungan antara

lambang-lambang itu (pemisahan, penggabungannya) dalam bahasa Indonesia”.

Oleh karena itu, sebuah tulisan akan dikatakan baik apabila menggunakan ejaan

yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ejaan yang digunakan dalam bahasa

Indonesia saat ini dikenal dengan sebutan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI)”.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi

ujaran, bagaimana menempatkan huruf besar dan huruf kecil, bagaimana

menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong suku kata (pemenggalan

suku kata), serta bagaimana menggabungkan kata-kata.selain itu, ejaan juga

memiliki pengertian keseluruhan peraturan yang melambangkan bunyi ujaran,

pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda

baca. Dengan demikian, dari definisi ejaan yang dijelaskan dapat dikatakan

bahwa ejaan berkaitan dengan penulisan huruf (huruf besar/kapital dan huruf

miring), penulisan kata, penulisan angka/bilangan, dan penulisan tanda baca.

2.2 MEMILIH KATA

Memilih kata sangatlah penting di dalam penggunaan ejaan Bahasa Indonesia agar

mudah diterima. Adapun yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata yaitu:

2.2.1 Penulisan Huruf Kapital

Huruf kapital atau huruf besar dapat dipergunakan dalam hal-hal berikut:

a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata padaawal kalimat.

Misalnya: Kita harus bergotong-royong membersihkan lingkungan sekolah.

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya: Ibu bertanya. “Kapan kamu pulang?”

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan. Misalnya: Tuhan akan menambah rezeki pada umat-NYA yang pandai

bersyukur.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Mahaputra

Yasmin, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar

kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: dia

baru saja diangkat menjadi Sultan.

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan

pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama

orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya: Wakil Presiden Jokowi, Perdana Menteri Nehru, Laksamana

Muda Udara Husein Sastra Negara, Sekretaris Jendral Dapertemen

Pertanian, Gubernur Irian Jaya.

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya: Amir Hamzah, Halim Perdana, Dewi Sartika.

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Belanda.

h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari

raya, dan pristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijrah, bulan Agustus, hari Senin,

hari Lebaran, hari Natal, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.


2.2.2 Penulisan Huruf Miring

Pemakaian huruf miring memiliki tiga kegunaan, yaitu untuk menuliskan

nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan, menegaskan

atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata, dan

menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan

ejaannya. Ketiganya masih sering mengalami kesalahan disebabkan kurangnya

pemahaman tentang kaidah pemakaian huruf miring atau dapat juga disebabkan

kurangnya ketelitian penulis. Perlu diingat juga bahwa dalam

tulisan tangan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di

bawahnya. Salah satu contoh penulisan huruf miring pada penulisan nama

buku, yaitu “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang merupakan buku yang berisi

kumpulan-kumpulan surat yang ditulis oleh R.A. Kartini dan dikirimkan

kepada teman-temannya di Eropa.

2.2.3 Penulisan Huruf Tebal

Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan,

seperti judul buku, bab, atau subbab.13Jadi, penggunaan huruf tebal ini dapat

dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau

kelompok kata dalam kalimat. Contoh penulisan huruf tebal pada cover:

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : DASAR TEORI

BAB III : METODE PENELITIAN


BAB IV : PEMBAHASAN

BAB V : PENUTUP

2.2.4 Gabungan Kata

1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah

khusus, ditulis terpisah. Contoh:

duta besar model linear

kambing hitam persegi panjang

orang tua rumah sakit jiwa

simpang empat meja tulis

mata acara cendera mata

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan

membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.

Misalnya:

anak-istri pejabat anak istri-pejabat

ibu-bapak kami ibu bapak-kami

buku-sejarah baru buku sejarah-baru

4. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat

awalan atau akhiran. Misalnya:

bertepuk tangan
menganak sungai

garis bawahi

sebar luaskan

2.3 MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF

2.3.1 Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai

dengan yang diharapkan oleh penulis atau pembicara. Suatu kalimat dapat dikatakan

efektif jika si penerima pesan dapat menyampaikan kembali gagasan, pesan,

perasaan, ataupun pemberitahuan sebagaimana yang dimaksud oleh pemberi pesan.

Di dalam kamus, kalimat efektif juga memiliki beberapa makna, salah satu di

antaranya bermakna ‘membawa pengaruh’. Artinya, kalimat efektif juga dapat

dimaknai sebagai kalimat yang membawa pengaruh–terutama berupa kemudahan–

bagi pembaca atau pendengar untuk memahami informasi yang disampaikan oleh

pemberi pesan.

Jenis kalimat ini terdiri dari Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan (SPOK).

Biasanya, kalimat efektif digunakan dalam sebuah teks ilmiah seperti makalah,

laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan sejenisnya.

2.3.2 Ciri dan Syarat Kalimat Efektif

Prinsip komunikasi efektif ini merupakan penempatan diri individu pada situasi

atau kondisi yang sedang dihadapi orang lain. Kata lainnya, seseorang memiliki

kemampuan untuk bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain. Saat menerapkan
prinsip empati dalam berkomunikasi, individu harus bisa menempatkan diri sebagai

pendengar yang baik.

Ciri-ciri Kalimat Efektif:

a. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur Subjek (S) dan Predikat (P).

b. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.

c. Menggunakan diksi yang tepat.

d. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis

dan sistematis.

e. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.

f. Melakukan penekanan ide pokok.

g. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.

h. Menggunakan variasi struktur kalimat.

Syarat-syarat Kalimat Efektif:

a. Kelogisan

b. Ketegasan

c. Kehematan

d. Ketepatan

e. Kecermatan

f. Kepaduan

g. Kesejajaran

h. Kesepadanan
2.3.3 Contoh Kalimat Efektif

Pesan yang disampaikan dalam komunikasi harus mampu didengarkan dan

dimengerti dengan mudah. Caranya, yakni membuat pesan yang mudah dipahami

lawan bicara, gunakan bahasa yang mudah dimengerti, sampaikan hal penting

langsung pada inti persoalan, gunakan bentuk komunikasi nonverbal yang mudah

dibaca lawan bicara, serta gunakan contoh untuk mempermudah pemahaman pesan.

Dengan kata lain yaitu;

- Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.

- Audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.

- Dalam komunikasi personal, hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan

cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.


BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Komunikasi adalah hubungan timbal balik antara seorang individu yang

menyampaikan pesan (komunikan) kepada seorang individu yang menerima

pesan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sedangkan maksud dan

tujuan komunikasi untuk mewujudkan suatu pengertian yang sama antara pihak

yang mengoperkan dan pihak yang meneriman informasi, gagasan, sikap atau isi

perasaan lainnya. Selanjutnya, untuk merubah tingkah laku komunikan sesuai

dengan kehendak

Komunikasi yang efektif juga berguna untuk mencegah atau mengatasi

masalah, jika bisa membangun komunikasi dengan baik maka lawan bicara bisa

mengerti apa maksud pernyataan Anda. Sehingga tidak menimbulkan adanya

masalah atau konflik.

Dengan demikian dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi, ide, perasaan dan sikap

antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan dapat

menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat komunikasi.


3.2 SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan

jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan

berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka

dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pebahasan makalah

dalam kesimpulan diatas.


DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu. (Arini Terilina, 2015).Komunikasi Efektif. Diakses dari

https://www.academia.edu/30165676/MAKALAH_KOMUNIKASI_EFEKTIF

SCRIBD.COM (Modesta ina beke, etc, 2021) Komunikasi Efektif. Di akses

pada laman:https://www.scribd.com/document/498785022/MAKALAH-

KOMUNIKASI-EFEKTIF

Uns.ac.id (Sekar Apriliany, 2020) Komunikasi Efektif, Santun, Simpati, dan

Empati. Di akses pada laman

https://www.google.com/search?client=firefoxd&q=makalah+komunikasi+efekti

maranatha.edu (Felix Kasim, 2011) Komunikasi Efektif. Di akses pada laman

http://repository.maranatha.edu/2548/1/Komunikasi%20Efektif.pdf

http://web.unair.ac.id/admin/file/f_35969_komunikasi-2012.pdf

http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/n/article/download/2039/1328

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/127/4/BAB%20II%20%28revisi%29.pdf

https://www.kompasiana.com/afiyahfarin/..f2/simpati-dan-empati-dalam-komunikas

Anda mungkin juga menyukai