Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 menjelaskan bahwa Aparatur Sipil
Negara (ASN) merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
ASN dituntut untuk memiliki nilai dasar sebagai landasan prinsip untuk
menjalankan tugas pokok dan fungsi profesi sebagai ASN. Nilai dasar tersebut
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA). Kelima dasar tersebut memiliki peranan penting demi menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai
dengan harapan pemerintah.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan salah satu profesi dalam
ASN memiliki peranan yang menentukan dalam mengelola prakondisi dan
sumber daya pembangunan yang ada sehingga dapat mempercepat
peningkatan daya saing bangsa. Sejumlah keputusan-keputusan strategis mulai
dari memformulasi kebijakan sampai pada penetapannya dalam berbagai
sektor pembangunan ditetapkan oleh PNS. Untuk memainkan peran tersebut,
diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi
standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas
jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok tersebut
di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar (Latsar).
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2020 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pengelolaan
pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya
disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Jabatan adalah
kedudukan yang menunjukkan fungsi, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
2

hak seorang pegawai ASN dalam suatu satuan organisasi. Pegawai Negeri
Sipil harus memiliki kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi
sosial kultural. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan yang spesifik
berkaitan dengan bidang teknis Jabatan. Kompetensi Manajerial adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi.
Sedangkan Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku
dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan
prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh
hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2021, Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan
dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan dasar CPNS
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara
terintegrasi. Kompetensi yang terukur berdasarkan kemampuan menunjukkan
perilaku bela negara, mengaktualisasikan posisi dan peran PNS dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menunjukkan penguasaan
kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara
terintegrasi berarti penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS memadukan antara
pelatihan klasikal dengan nonklasikal dan kompetensi sosial kultural dengan
kompetensi bidang. Seorang ASN harus paham benar tentang nilai-nilai dasar
PNS, yang tercantum dalam Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, yang lebih dikenal ANEKA. Disamping itu
harus mampu menjadi agen perubahan sesuai fungsi ASN yaitu Sebagai
Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik, dan Perekat dan Pemersatu
Bangsa.
3

Pemerintah Kota Lubuklinggau menyelenggarakan Diklat Pelatihan Dasar


dengan pola baru yang memungkinkan peserta mampu menginternalisasikan
nilai- nilai dasar profesi PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan
dan aktualisasi pada tempat tugas, sehingga peserta merasakan manfaatnya
secara langsung. Dengan demikian nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut
terpatri kuat dalam dirinya. Nilai-nilai dasar profesi PNS yang akan
diaktualisasikan pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tugas yang
dilaksanakan. ASN yang melaksanakan tugasnya dengan jabatan fungsional
misalnya sebagai seorang guru sekolah dasar, memiliki tugas dan fungsi utama
yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Dilihat dari tugas dan fungsi guru tersebut,
diharapkan CPNS yang berprofesi sebagai guru mampu mengaktualisasikan
materi pembelajaran yang didapat dalam agenda habituasi pada proses belajar
mengajar disekolah.
Tahap aktualisasi habituasi ini merupakan tahap yang sangat penting
sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan perencanaan untuk merumuskan
kegiatan dan nilai-nilai apa yang akan diaktualisasikan di dalamnya. Aktualisasi
ini disusun sebagai landasan pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar
profesi ASN dan kedudukan dan peran ASN merupakan bagian terintegrasi dari
kegiatan pelatihan dasar bagi CPNS Golongan III dalam upaya mewujudkan
pribadi ASN yang dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dan dapat
mengimplementasikan kedudukan dan peran ASN Di dalam tempat tugas
masing-masing selama masa jabatannya di masa yang akan datang.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka peserta Diklat Pelatihan dasar
CPNS Golongan III Kota Lubuklinggau perlu membuat rancangan aktualisasi
berdasarkan isu-isu aktual yang ada di lingkungan kerja PNS khususnya dalam
pelayanan bidang pendidikan yang akan dilaksanakan di SD Negeri 54
Lubuklinggau. Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu yang ditemukan penulis di Instansi tempat penulis ditugaskan
yaitu SD Negeri 54 Lubuklinggau. Sumber isu berasal dari tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), serta inisiatif peserta sendiri
berdasarkan persetujuan atasan. Berdasarkan pengamatan penulis selama
ditugaskan di SD Negeri 54 Lubuklinggau, penulis dapat mengidentifikasikan
4

Isu yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode AKPK (Aktual,


Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan), maka analisis dari isu tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1 Analisis Isu dengan Menggunakan Alat Analisis AKPK

No ISU A K P K Jumlah Peringkat


Masih rendahnya kesadaran
1. siswa untuk melaksanakan 3S di 4 4 4 4 16 II
SD Negeri 54 Lubuklinggau
Masih banyaknya siswa yang
2. belum hafal surat-surat pendek di 4 4 3 4 15 III
SD Negeri 54 Lubuklinggau
Masih rendahnya kemampuan
siswa dalam menghafal bacaan
3. 5 4 4 5 18 I
shalat di SD Negeri 54
Lubuklinggau

Tabel 1.2 Identifikasi Masalah dari Isu Terpilih

Isu Terpilih Penyebab Masalah

Masih rendahnya kemampuan a. Belum optimalnya penggunaan


siswa dalam menghafal bacaan musholah sebagai sarana kegiatan
shalat di SD Negeri 54 menghafal bacaan shalat
Lubuklinggau b. Belum optimalnya praktek shalat
lima waktu
c. Kurangnya waktu untuk belajar
shalat di sekolah

Dari hasil analisis kriteria isu diatas, maka dilakukan identifikasi masalah
dari isu yang terpilih dan aktual yang terjadi dan harus segera ditindaklanjuti di
SD Negeri 54 Lubuklinggau yaitu masih rendahnya kemampuan siswa dalam
menghafal bacaan shalat.
5

Dengan memperhatikan hal tersebut diatas, saya memutuskan untuk


menggunakan alat analisis USG (Urgency Seriousness dan Growth) untuk
menganalisis masalah yang ada.
Tabel 1.3 Analisis Masalah Dengan Menggunakan Alat analisis USG

Kriteria
No Masalah Jumlah Peringkat
U S G
Belum optimalnya penggunaan
1. musholah sebagai sarana kegiatan 4 5 4 13 I
menghafal bacaan shalat
Belum optimalnya praktek shalat
2. 4 4 3 11 III
lima waktu
Kurangnya waktu untuk belajar
3. 4 4 4 12 II
shalat di sekolah

Dari hasil analisis dengan menggunakan alat analisis USG untuk


menyelesaikan masalah yang ada. Saya memutuskan untuk menyelesaikannya
dengan menggunakan musholah sebagai sarana kegiatan menghafal bacaan
shalat dan penggunaan kartu kontrol ibadah. Penggunaan musholah sebagai
sarana kegiatan menghafal bacaan shalat dan penggunaan kartu kontrol ibadah
ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menghafal
bacaan shalat dan hafalan-hafalan lainnya dalam bidang keagamaan.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Secara umum, tujuan dari pelaksanaan aktualisasi ini adalah
meningkatan kemampuan siswa dalam menghafal bacaan shalat dengan
menggunakan musholah sebagai sarana kegiatan menghafal bacaan shalat
dan penggunaan kartu kontrol ibadah. Adapun tujuan khusus dari kegiatan
aktualisasi nilai-nilai dasar ini adalah sebagai berikut:

a. CPNS sebagai peserta pelatihan dasar dapat merubah mindset di dalam


dirinya untuk menjadi lebih profesional, berkomitmen, beretika, dan
berintegritas.
6

b. CPNS sebagai peserta pelatihan dasar mampu menerapkan sikap perilaku


Bela Negara di masing-masing unit kerja.
c. CPNS sebagai peserta pelatihan dasar mampu menganalisis kemungkinan
apa saja yang akan terjadi manakala nilai-nilai ANEKA tersebut tidak
diaplikasikan.
d. CPNS sebagai peserta pelatihan dasar mampu menerapkan nilai-nilai
dasar PNS (nilai-nilai ANEKA) sehingga diharapkan memiliki tanggung
jawab,integritas dan profesionalitas terhadap pekerjaannya di setiap
masing-masing unit kerja.

2. Manfaat
Adapun manfaat Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi ASN yang
dilaksanakan oleh peserta pelatihan dasar yaitu :
a. Bagi Peserta
1. Mampu memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi.
2. Menjadi Tenaga Pendidik yang mampu menjalankan fungsi sebagi
pelaksana kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan SD
Negeri 54 Lubuklinggau pada khususnya dan lingkungan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lubuklinggau pada umumnya.
3. Mampu menjadi abdi Negara yang bekerja dengan sepenuh hati demi
terciptanya NKRI yang berdaulat, adil dan makmur.
b. Bagi Unit Kerja atau Organisasi
1. Meningkatkan efektivitas, efesiensi, inovasi serta mutu pelayanan
pendidikan di SD Negeri 54 Lubuklinggau.
2. Meningkatkan profesionalisme guru SD Negeri 54 Lubuklinggau.
3. Terciptanya pembelajaran yang inovatif dan berkesinambungan serta
meningkatnya kemampuan siswa dalam menghafal bacaan shalat
dengan menggunakan musholah sebagai sarana kegiatan menghafal
bacaan shalat dan penggunaan kartu kontrol ibadah.
7

c. Bagi Siswa
1. Memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman siswa dalam
menghafal bacaan shalat sehingga bisa membuat siswa melakukan
pembiasaan beribadah dalam kehidupan sehari-hari .

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Aktualisasi dilaksanakan di SD Negeri 54 Lubuklinggau
dengan menerapkan Nilai-nilai dasar profesi ASN akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) sebagai ASN dalam
mengimplementasikan nilai-nilai dasar sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
guru. Kegiatan aktualisasi ini juga mencakup ruang lingkup SD Negeri 54
Lubuklinggau pada mata pelajaran pendidikan agama islam khususnya tentang
menghafal bacaan shalat dengan menggunakan musholah sebagai sarana
kegiatan menghafal bacaan shalat dan penggunaan Kartu Kontrol Ibadah
dalam proses kegiatan tersebut. Kegiatan aktualisasi dan Habituasi ini akan
berlangsung dari tanggal 21 Juni sampai dengan tanggal 24 Juli 2021.
Adapun kegiatan yang dilakukan saat aktualisasi, yaitu :
1. Persiapan Kegiatan Aktualisasi
2. Perencanaan Kegiatan Aktualisasi
3. Pembuatan Kartu Kontrol Ibadah
4. Pelaksanaan Kegiatan
5. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai