Anda di halaman 1dari 3

ULUMUL HADIST

RESUME BAB 2: DEFINISI DAN CABANG ULUMUL HADIS


Regan A.Z_23101010085

❖ DEFINISI ULUMUL HADIS


Ulumul Hadis adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan hadis
atau sabda Nabi Muhammad SAW.
Macam-macam ulumul Hadis:
1) Ilmu Hadis Riwayah
2) Ilmu Hadis Dirayah

ILMU HADIS RIWAYAH: ILMU HADIS DIRAYAH:\

• PENGERTIAN • PENGERTIAN
Ilmu yang membahas tentang apa saja yang
Sekumpulan Kaidah dan metode, dimana dengan kaidah
disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa dan metode yang ada dapat diketahui keadaan rawi dan
perkataan,perbuatan,penetapan, maupun yang diriwiyatkan, apakah dapat diterima atau tidak .
sifat anggota tubuh atau perangai,dengan
pembahasan yang detail. Keadaan Rawi mencakup adil atau tidak, cara menerima
dan menyampaikan hadis, tempat tinggal, nasab, hari lahir
• OBJEK dan wafat , dan segala sesuatu yang berkaitan dengan cara
Apa saja yang disandarkan kepada Nabi periwayatan.
Muhammad SAW, Periwayatannya, dan apa Keadaan Marwi mencakup ketersambungan sanad, cacat
saja yang berkaitan dengan lafal dan atau tidak, janggal atau tidak, dan Maqbul dan Mardud
periwayatannya
• OBJEK
• MANFAAT Meneliti Perilaku, sifat dan keadaan para rawi dan keadaan
Menghindari adanya kemungkinan salah marwinya (Sanad dan Matannya)
satu kutip terhadap apa yang disandarkan
kepada Nabi Muhammad SAW • MANFAAT
Menetapkan Maqbul atau mardudnya hadis dan selanjutnya
diamalkan yaang maqbul dan ditinggalkan yang mardud

❖ CABANG-CABANG ULUMUL HADIST

Kritik Sanad (Ilm Rijal Al-Hadis 2. Ilm Al-Jarh wa al-Ta’dil

1. Ilm Tarikh Al-Ruwah Ilmu yang membahas tentang hal-hal yang ada pada rawi dari
sisi diterima dan tidaknya riwayatnya. Para Ulama’ hanya
Ilmu yang menganalisis tentang biografi menjelaskan hal yang bersangkutan dengan rawi yaitu keadilan
rawi dari sisi yang berhubungan dengan dan kekuatan hafalan saja. Ada 4 prinsip yang digunakan
periwayatan hadis. Cakupannya berkisar
kelahirannya, wafatnya, gurunya, murid- 1) Amanah dan menjauhi hal-hal yang tidak perlu
muridnya, negeri atau kota gurunhya 2) Sangat peteliti dalam menilai
menetap, perjalanannya dalam mencari 3) Dalam menajrh menggunakan ungkapan yang baik
hadis, kedatangannya di berbagai negeri 4) Ungkapan umum untuk menta’dilkan dan ungkapan
atau daerah dan lain-lain yang ada oprasional untuk menjarh
hubungfannya denagn hadis
Kritik Matan 3) Ilm Nasikh al-Hadis wa Mansukhih
1) Ilm Gharib al-Hadis Ilmu yang membahas hadis-hadis yang bertentangan, sementara
pertentangan isi yang ada dalam hadis itu tidak bisa
Ilmu yang menjelaskan lafazh-lafazh
dipertemukan/dikompromikan. Hadis yang datang diakhir disebut
hadis yang tidak jelas maknanya.
dnegan hadis Nasikh (yang menghapus) dan yang datang terdahulu
2) Ilm Mukhtalif al-Hadis disebut hadis Mansukh (yang dihapus)

Ilmu ini membahas hadis-hadis yang 4) Ilm ‘Ilal al-hadis


lainnya bertentangan, dengan cara hadis-
Ilmu yang membahas tentang sebab-sebab cafcat hadis yang tidak
hadis itu dikumpulkan lalu
tampak. Hadis yang tampak luarnya selamt dari cacat sehingga seakan
dikompromikan. Kompromi ini bisa
mnejadi hadis maqbul (yang diterima) padahal sebenarnya hadis itu
dengan hadis membatasi hadis mutlak,
ada cacatnya.
mengkhususkan yang umum dan
sebagainya. Dengan demikian, bisa Cacat hadis ini bisa terjadi pada sanad hadis , seperti hadis munqathi’
diberi pengertian dengan “ilmu yang (terputus sanadnya) tmapak seperti muttashil sambung sanadnya),
membahas hadis-hadis yang lahirnya bisa pulka terjadfipada matan hadis, seperti memasukkan matan hadis
bertentangan untuk dikompromikan”. tertentu ke dlaam matan hadis yang lain, atatu memasukkan sleain
hadis ke dalam matan hjadis tertentu dan bisa pula terjadi pada sanad
dan matan

TAMBAHAN :
❖ TAHAMMUL WAL ADA’ AL-HADIST

A. Pengertian Tahammul al-Hadits dan Ada’ al- B. Macam-macam cara menerima riwayatnya
Hadits
Macam-macam menerima riwayat ada 8, yaitu :
1. Pengertian Tahammul al-Hadits
• As-Sama’ (‫)السماع‬
Menurut bahasa Tahammul merupakan masdar dari As-Sama’ mempunyai arti mendengarkan.
fi’il madli tahmmala (‫لا‬
َ ‫تَ َح ُّم‬-َ‫يَتَ َح َّمل‬-‫ل‬
ََ ‫ )تَ َح َّم‬yang berarti Maksudnya yaitu, seorang rawi mendengarkan
menanggung , membawa, atau biasa diterjemahkan sendiri lafal syaikh saat syaikh membaca atau
dengan menerima. Tahammul menurut istilah ialah : menyebut hadis bersama sanadnya.

َِّ ‫شي‬
‫ْخ‬ َ ‫َتَلَ ِّق ْىَاْل َح ِّد ْيث‬:َ‫الت َّ َح ُّملَ َم ْعنَاه‬
َ ََ‫َِّواَ َخذ‬
َّ ‫ع ِّنَال‬ Lafal yang digunakan untuk menyampaikan hadits-
hadits yang berdasarkan as-sama’ adalah :
“Tahammul artinya menerima hadits dan
mengambilnya dari para syekh atau guru”. • ‫ َحدَّثَنِّى‬atau ‫( حدَّثَنَا‬seorang telah bercerita kepada
ku/kami)
• ‫ أَ ْخبَ َرنِّى‬atau ‫( أَ ْخبَ َرنَا‬seorang telah mengkhabarkan
2. Pengertian Ada’ al-Hadits kepada ku/kami)
• ‫سمِّ ْعتَفآلَنَا‬ َ (saya telah mendengar seorang)
Kata ada’ (َ‫ )أَدَاء‬berasal dari kata َ‫ أَدَّىَ–َيؤْ دِّىَ–َتَا ْ ِّد َيةا‬yang • ‫( أَ ْنبَأَنَا‬seorang telah memberitakan kepada kami)
artiya melaksanakan pekerjaan pada waktunya, • ‫( ذَك ََرلَنَافلَن‬seorang telah menuturkan kepada
membayar pada waktunya, atau menyampaikan kami)
kepadanya. Secara terminologi ada’ adalah : • ‫( قَالََلَنَاَفلَن‬seorang telah berkata kepada kami)
َ ‫صيَ ٍغَ َم ْخص ْو‬
َ‫ص ٍة‬ ِّ ِّ‫َِّوتَ ْب ِّليْغهَ ِّلغَي ِّْرهَِّب‬
َ ‫ِّر َوايَةَال َح ِّد ْيث‬
“Meriwayatkan hadits dan menyampaikan kepada
orang lain dengan menggunakan bentuk kata tertentu”.
• Al-‘Ardu (‫)العرض‬ • Al-Munawalah

Al-‘Ardu disebut juga sebagai Al-Qira’ah yang mempunyai arti Munawalah mempunyai arti memberi, menyerahkan.
membaca. Maksudnya adalah seorang membaca suatu hadits Maksudnya adalah seorang guru memberikan kitabnya kepada
kepada gurunya baik halan maupuntulisan yang ada padanya, baik murid agar kitabnya disalin, atau seorang rawi memberikan
dia sendiri yang membacakan maupun orang lain. kitabnya kepada guru untuk diperiksanya, kmudian
dikembalikan lagi stelah benar-benar diperiksa oleh gurunya.
Lafal-lafal yang digunakan untuk menyampaikan hadis-hadis Lafal-lafal yang digunakan oleh rawi dalam meriwayatkan
berdasarkan Qira’ah, yaitu hadits atas dasar:
• Munawalah bersama ijazah ialah:
• ‫علَيْه‬ َ ُ‫( َق َر ْأت‬aku telah membacakan dihadapannya)
• َْ ‫( َاَ ْنبَأَنَا ; أَ ْنبَأَن‬seorang telah memberi tahuku/kami)
‫ى‬
• ْ َ‫علَى فُ ََل ٍن َوأَنَاا‬
‫س َم ُع‬ َ َ‫( قُرئ‬dibacakan oleh seorang
dihadapannya(guru) sedangkan aku mendengarkannya) • Munawalah tanpa bersama ijazah:
• ‫علَيْه‬ َ ً‫( َح َّدثّنَاأَ ْو َخب ََرنَا ق َرا َءة‬telah mengabarkan / menceritakan padaku • ‫اولَنى‬
َ َ‫اولَنَا ; ن‬ َ َ‫( ن‬seseorang telah memberikan kepadaku/kami)
secara pembacaan di hadapannya).

• Al Ijazah (‫)االجازة‬ • Al-Mukatabah


Ijazah yaitu pemberian izin oleh gurunya kepada muridnya untuk Al-Mukatabah, yaitu seorang guru menuliskan atau orang lain
meriwayatkan hadits yang berasal darinya (guru). yang menuliskannya untuk diberikan kepada muridnya yang
MenurutJumhurul-Muhadisin, diperkenankan meriwayatkan dan berada dalam satau tempat ataupun tidak.Lafal-lafal yang di
mengamalkan, bahkan diduga keras hal ini sudah mendapat gunakan untuk menyamoaikan hadits berdasarkan Mukatabah,
persepakatan umat. ialah:
• ‫( َحدَّثَنِّىَف َلنَ ِّكتَابَ َةا‬seorang telah bercerita padaku dengan surat-
Ijazah mempunyai 3 tipe, yaitu menyurat), atau
• Ijazah fi mu’ayyanin limu’ayyanin (izin untuk meriwayatkan • َ‫( أَ ْخ َب َر ِّن ْىَف َلنَ ِّكتَا َبةا‬seorang telah mengabarkan kepadaku
sesuatu yang tertentu kepada orang yang tertentu) dengan melalui surat), atau
• َ‫ىَف َلن‬ َّ َ‫َبَاِّل‬
َ ‫( َكت‬seorang telah menulis padaku)
Misalnya:

‫أَج َْزتُلَكَ ر َوايَةَ اْلكتَاب اْلفُ ََلنىّعَنّى‬ • Al-I’lam


“Aku mengijazahkan kepadamu untuk meriwayatkan kitab si Al-I’lam, yaitu pemberitahuan seorang guru kepada muridnya,
fulandari saya” bahwa hadis atau kitab yang diriwayatkan dia terima dari
seseorag, dengan tanpa memberikan kepada muridnya untuk
• Ijazah fighari ma’ayyaninli mu’ayyanin (izin untuk
meriwayatkan hadis tersebut, atau tanpa perintah untuk
meriwayatkan sesuatu yang tidak tentu kepada orang yang
meriwayatkannya.
tidak tentu)
Lafal yang digunakan menyampaikan hadits yang diterima
Misalnya:
berdasarkan i’lam seperti:
‫س ُم ْوعَاتى أَ ْو َم ْرويَّاتى‬
ْ ‫أَج َْزتُ لَكَ جَم ْي َع َم‬ ْ َ‫( أ‬seseorang telah memberitahukan
‫علَ َمنى فُ ََل ٌن قَا َل َح َّدثَنَا…الخ‬
padaku, ujarnya, telah berkata padaku…)
“Kuijazahkan kepadamu seluruh yang saya dengar atau yang saya
riwayatkan”
• Al-Wasiyah
• Ijazah ghairi mu’ayyanin bighairi mu’ayyanin (ijazah untuk
Al-Wasiyah, yaitu pesan seorang dikala akan mati atau
meriwayatkan sesuatu yang tidak tertentu kepada orang yang
berpergian, dengan sebuah kitab supaya diriwayatkan.Lafal-
tidak tertentu)
lafal yang digunakan untuk menympaikan hadits berdasar
Misalnya: wasiyah seperti:

ْ ‫أَج َْزتُ ل ْل ُمسْلم ْينَ جَم ْي َع َم‬


‫س ُم ْوعَاتى‬ ‫ب قَا َل فيْه َح َّدثَنَاالى اخره‬
ٍ ‫اََ ْوصَىالَ َّى فُ ََل ٌن بكتَا‬

“kuijazahkan kepada seluruh kaum muslimin apa-apa yang saya “Seorang telah berwasiat padaku dengan sebuah kitab yang ia
dengar semuanya” berkata dalam kitab itu: ‘telah bercerita padamu si fulan’.”

• Al-Wijadah

Al-Wijadah, yaitu seorang memperoleh hadits orang lain dengan


mempelajari kitab-kitab hadits dengan tidak melalui cara as-sima’, al-ijazah,
al-munawalah maupun yang lainnya. Lafal-lafal yang digunakan untuk
meriwayatkan hadits berdasarkan al-wijadah seperti : ‫ط فُ ََل ٍن‬
ّ ‫( قَ َراْتُ ب َخ‬saya telah
membca khath seseorang)

Anda mungkin juga menyukai