Makalah Analisis Kebutuhan Pelatihan Kel 1
Makalah Analisis Kebutuhan Pelatihan Kel 1
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Desni Insani Harefa ( 1192171010 )
Lita Try Pasurida ( 1193171021 )
Nadia Pratiwi Harahap ( 1192471002 )
Nurul Aulia Sukma ( 1192171006 )
Sry Ayu Anggraini ( 1192471004 )
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penyusunan makalah Analisis Kebutuhan Pelatihan dengan judul “Konsep Analisis
Kebutuhan Pelatihan”. Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih banyak kepada
Bapak Fauzi Kurniawan,S.Psi,M.Psi selaku dosen pembimbing karena telah memberi
bimbingan kepada kami, dan juga teman-teman yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini
Makalah ini terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara
moril maupun materil, oleh karenanya pada kesempatan ini dengan segala kerendahan
hati, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari, bahwa masih
banyak kekurangan dan belum sempurnanya apa yang kami sampaikan, sehingga
apabila ada kekurangan dalam penulisan serta isi/materi, kami mohon saran dan
kritiknya secara langsung maupun tidak langsung untuk kesempurnaan penulisan
makalah ini. Jika ada kesalahan kata dalam penulisan mohon dimaafkan.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................i
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................1
Bab 2 Pembahasan......................................................................................3
Bab 3 Penutup..............................................................................................10
3.1 Kesimpulan.......................................................................................10
3.2 Saran.................................................................................................10
Daftar Pustaka.............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja
seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi. Pelatihan membantu karyawan
dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan
keterampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan organisasi dalam usaha
mencapai. Hanggraeni mengungkapkan bahwa proses analisis kebutuhan pelatihan ini
sangat penting karena dapat memberikan informasi kepada organisasi mengenai jenis
pelatihan dan pengembangan apakah yang dibutuhkan oleh pekerja guna
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dan Siagian (1998) mengatakan
bahwa pelaksanaan pelatihan dimaksudkan untuk mendapatkan tenaga kerja yang
memiliki pengetahuan keterampilan yang baik, kemampuan dan sikap yang baik
untuk mengisi jabatan pekerjaan yang tersedia dengan produktivitas kerja yang tinggi
yang mampu menghasilkan kinerja yang baik.
1
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis kebutuhan pelatihan
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana arti dan pentingnya analisis kebutuhan
pelatihan
1.3.3 Untuk mengetahui apa tujuan dari analisis kebutuhan pelatihan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dari berbagai sumber, untuk mendapatkan pemecahan masalah atau saran tindakan
selanjutnya. Analisis kebutuhan pelatihan merupakan sebuah analisis kebutuhan
workplace yang secara spesifik dimaksudkan untuk menentukan apa sebetulnya
kebutuhan pelatihan yang menjadi prioritas. Informasi kebutuhan tersebut akan dapat
membantu perusahaan dalam menggunakan sumberdaya (waktu, dana, dan lain-lain)
secara efektif sekaligus menghindari kegiatan pelatihan yang tidak diperlukan.
Menurut Rivai dan Sagala, analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu diagnosa
untuk menentukan masalah yang dihadapi saat ini dan tantangan di masa mendatang
yang harus dihadapi saat ini dan tantangan di masa mendatang yang harus dipenuhi
oleh program pelatihan dan pengembangan. Sedangkan menurut Rosset dan Arwady,
analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam analisis
untuk memahami permasalahan kinerja atau permasalahan yang berkaitan dengan
penerapan teknologi baru.
Analisis Kebutuhan Diklat menurut Rosset dan Arwady (dalam Konsep Dasar
AKD LAN) menyebutkan bahwa “Training Needs Assessment (TNA) adalah suatu
istilah yang digunakan dalam analisis untuk memahami permasalahan kinerja atau
permasalahan yang berkaitan dengan penerapan teknologi baru. Dinyatakan Rosset
bahwa Training Needs Assessment yang selanjutnya disebut analisis kebutuhan diklat
atau penilaian kebutuhan diklat sering kali disebut pula sebagai analisis
permasalahan, analisis pra diklat, analisis kebutuhan, atau analisis pendahuluan.
4
didapatkan dari suatu pelatihan, baik bagi peserta pelatihan sebagai individu maupun
bagi perusahaan. Analisis kebutuhan pelatihan dilakukan untuk meminimalisir biaya
yang mubadzir. Pelatihan tidak selalu memberikan yang diinginkan, namun
disesuaikan dengan kebutuhan. Sehingga analisis kebutuhan pelatihan sangatlah
penting dilakukan.
1) Pelatihan menjadi solusi yang kurang tepat dalam mengatasi masalah kinerja
karyawan (padahal solusi yang seharusnya dilakukan adalah dengan memberi
motivasi karyawan, 12 desain pekerjaan yang benar, komunikasi yang lebih baik
tentang kinerja yang diharapkan perusahaan)
2) Program pelatihan bisa jadi memiliki materi, tujuan dan metode yang keliru
3) Peserta pelatihan bisa jadi diikutsertakan mengikuti program pelatihan padahal
merekatidak memiliki keterampilan dasar, ketrampilan yang disyaratkan atau rasa
percaya dirimengikuti pelatihan tersebut
4) Pelatihan tidak menyampaikan pembelajaran yang diharapkan, perubahan
perilaku atauhasil keuangan yang diharapkan perusahaan
5) Pemborosan dana untuk program pelatihan yang kurang diperlukan karena tidak
berhubungan dengan strategi bisnis perus.
5
diukur antara hasil yang ada sekarang dan hasil yang diinginkan atau dipersyaratkan.
Tidak semua kesenjangan atau kebutuhan mempunyai tingkat kepentingan yang sama
untuk segera dipenuhi. Maka antara kebutuhan yang dipilih dengan kepentingan
untuk dipenuhi kadang terjadi masalah atau selected gap.
6
3) Memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan selama
pelatihan benar-benar sesuai dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam
suatu jabatan tertentu
4) Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan
tema atau materi pelatihan
5) Memastikan bahwa penurunan kinerja atau pun masalah yang ada adalah
disebabkan karena kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan sikapsikap kerja;
bukan oleh alasanalasan lain yang tidak bisa diselesaikan melalui pelatihan
6) Memperhitungkan untung-ruginya melaksanakan pelatihan mengingat bahwa
sebuah pelatihan pasti membutuhkan sejumlah dana.
7
progaram pelatihan dan pengembangan yang sehat sering berfaedah dalam
meminimalkan masalah ini.
2) Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan
teknologi baru secara efektif. Perubahan teknologi pada gilirannya, berarti bahwa
pekerjaan senantiasa berubah dan keahlian serta kemampuan karyawan haruslah
dimuktahirkan melalui pelatihan, sehingga kemajuan teknologi dapat
diintgrasikan dalam organisasi secara sukses.
3) Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten dalam
pekerjaan. Seorang karywan baru acap kali tidak menguasai keahlian dan
kemampuan yang dibutukan untuk menjadi ”job comotent” yaitu mencapai output
dan standar mutu yang diharapkan.
4) Membantu memecahkan msalah orperasional. Para manejer harus mencapai
tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan suber daya: kelangkaan
sumberdaya finansial dan sumberdaya teknologis manusia (human tecnilogical
resourse), dan kelimpahan masalah keuangan, manusia dan teknologis.
5) Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk menarik, menahan, dan
memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan karir yang
sistematis. Pengembangan kemampuan promosional karyawan konsisten dengan
kebijakan sumberdaya manusia untuk promosi dari dalam: pelatihan adalah unsur
kunci dalam sistem pengembangan karir. Dengan secara berkesinambungan
mengembangkan dan mempromosikan semberdaya manusianya melalui pelatihan,
manejer dapat menikmati karyawan yang berbobot, termotivasi dan memuaskan.
6) Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, karena alasan inilah, beberapa
penyelenggara orientasi melakukan upaya bersama dengan tujuan
mengorientasikan para karyawan baru terhadap organisasi dan bekerja secara
benar.
7) Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Misalnya sebagian besar manejer
adalah berorientasi pencapaian dan membutuhkan tantangan baru dipekerjaannya.
Pelatihan dan pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan
8
aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektifitas organisasional yang lebih besar
dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua karyawan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Ajrina & Erni. 2016. Analisis Kebutuhan Pelatihan Departemen Quality Assurance
Dan Departemen Engineering PT Milko Beverage Industry, Bogor. Jurnal
Visionida, Volume (2), Nomor (2), Tahun 2016
Harding, dkk. 2018. Pelatihan Dan Pengembangan SDM Sebagai Salah Satu Upaya
Menjawab Tantangan MEA. Jurnal Psikologi sains dan Profesi, Volume (2),
Nomor (2), Agustus 2018.
11