Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN


Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen : Anggi Rahmani MPD

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Aan Amelia
2. Nuraeni
3. Sa’idah
4. Aryati

Universitas Setia Budhi Rangkasbitung


Jl.komplek Pendidikan,Jl.budi Utomo 10-22L.muara ciujung timur
Kec.Rangkasbitung Kab.Lebak Banten 42314
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini berisi tentang “Konsep Dasar Pendidikan” pada mata kuliah
pengantar pendidikan.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Pendidikan, sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Ibu Ranggi Rahmani, M.Pd
sebagai dosen pengampu mata kuliah.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini tidaklah sempurna, karena kesempurnaan
semata-mata datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Amin.

Serang, 26 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Pendidikan ....................................................................................... 2
2.2 Fungsi Pendidikan ................................................................................................... 3
2.3 Tujuan Pendidikan ................................................................................................... 4
2.4 Batasan-Batasan Pendidikan ................................................................................... 7
2.5 Batasan-Batasan Pendidikan Menurut Fungsinya ................................................... 7
2.6 Unsur-Unsur Pendidikan ......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan semua usaha atau kebutuhan yang diperlukan oleh manusia baik secara
formal maupun informal agar manusia memperoleh ilmu dan dapat melakukan atau menggapai
apa yang diinginkannya dalam jangka waktu pendek ataupun jangka waktu yang lama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah konsep dasar pendidikan itu?
2. Apa saja fungsi dan tujuan pendidikan?
3. Bagaimakah batasan-batasan pendidikan menurut fungsinya?
4. Terdiri dari apa sajakah unsur-unsur pendidikan itu?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui konsep dasar pendidikan
2. Mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan
3. Mengetahui batasan-batasan pendidikan
4. Mengetahui unsur-unsur pendidikan

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Pendidikan


Pendidikan bagi manusia menjadi penting sebagai upaya untuk melakukan proses
yang terencana dan berkesinambungan sebagai dasar untuk mengembangkan potensi dan
hakikat kemanusiaannya. Pendididkan di selenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik. Pendidikaan bukan hanya berlangsung di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat kuliah kita. Pendidikan akan di mulai
setelah anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang hidup
ia akan mampu menerima pengaruh pengaruh yang posistif. Oleh karena itu proses
pendidikan akan berlangsung dalam keluarga , sekolah dan masyarakat.

Manusia hidup di dalam lingkungan tertentu, di dalam lingkungannyalah setiap


orang memperoleh berbagai pengalaman yang turut berpengaruh terhadap perkembangan
pribadinya. Dalam arti luas semua pengalaman hidup yang berpengaruh positif terhadap
perkembangan pribadi seseorang adalah pendidikan. Sebab itu dimana lingkungan
seseorang hidup merupakan lingkungan pendidikan baginya. Ada tiga jenis lingkungan
pendidikan yaitu :

1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan seseorang
sekaligus merupakan dasar kepribadian anak. Pendidikan anak di perolah melalui
interaksi antara orang tua dan anak.
Berbagai faktor yang terjadi dalam keluarga mempengaruhi kualitas hasil pendidikan
anak. Jenis keluarga, gaya kepemimpinan orang tua, kedudukan anak dalam urutan
anggota keluarga , fasilitas yang ada dalam keluarga, hubungan keluarga dengan dunia
luar status ekonomi orang tua akan mempengaruhi situasi pendidikan anak. Yang pada
akhirnya akan mempengaruhi pribadi anak.

2. Sekolah
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan
lembaga tempat dimana terjadi sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga
mempengaruhi pri badi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah di selenggarakan
secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada dalam kehidupan dala kata
lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu sekolah
tidak bisa di pisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan

2
perkembangan budayanya. Materi yang di berikan di sekolah berhungan langsung
dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral, dan agama berhubungan
langsung dengan pengembangan teknologi dan sains serta pengembangan kecakapan
kecakapan tertentu.

3. Masyarakat
Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang di selenggarakan di
luar keluarga dan sekolah. Philip H. Coombs (Uyoh Sadulloh 1994:65) mengemukakan
beberapa bentuk pendidikan di masyarakat antara lain :
a. Program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah
b. Program pemberantasan buta huruf
c. Penitipan bayi dan penitipaan anak pra sekolah
d. Kelompok pemuda tani
e. Perkumpulan olahraga dan rekreasi
f. Kursus kursus ketrampilan
Pada masyarakat tradisional pendidikan cukup di laksanakan di lingkungan keluarga
dan masyarakat saja. Akan tetapi dalam masyarakat modern, keluarga tidak dapat lagi
memenuhi semua kebutuhan dan aspirasi pendidikan bagi anak anaknya, baik
menyangkut pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan untuk melaksanakan perannya di
dalam masyarakat. Dengan demikian sekolah dan masyarakat berfungsi untuk
melengkapi pendidikan yang tidak dapat di berikan oleh keluarga. Keluarga di harapkan
bekerja sama dan mendukung kegiatan pendidiakn di sekolah dan di masyarakat.

2.2 Fungsi Pendidikan


Fungsi pendidikan antara lain:
1. Menanamkan keterampilan yang diperlukan untuk ikut ambil bagian dalam demokrasi.
2. Mengembangkat bakat yang dimiliki oleh setiap orang demi kepentingan pribadi dan
masyarakat.
3. Mempersiapkan anggota masyarakat untuk dapat mencari nafkah.
4. Melestarikan budaya.
5. Mengurangi pengendalian orang tua.
6. Sebagai sarana untuk mengakomodir perselisihan paham atau perbedaan pandangan
antara pihak satu dan lainnya.

7. Menjaga sistem kelas sosial.

3
8. Pendidikan sekolah sianggap mampu memperpanjang masa remaja seseorang karena
peserta didik dianggap masih bergantung secara psikologis dan finansial orang tua.

Menurut Davis Popenoe, pendidikan memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dengan


perkembangan persepsi soaial seseorang seperti sumber inovasi sosial, sarana pengajaran
tentang danya berbagi corak daan kultur kepribadiaan.

2.3 Tujuan Pendidikan


Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di dalam
pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju
oleh pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat
dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan juga
dapat didefinisikan sebagai salah satu unsur dari pendidikan yang berupa rumusan tentang
apa yang harus dicapai oleh para peserta didik.
Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde
Baru, demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu
mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan
perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.
Ada empat macam tujuan pendidikan yang tingkatan dan luasnya berlainan. Yaitu
tujuan umum atau pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan
instruksional.
A. Tujuan Umum atau Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan ini
digambarkan harapan masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seorang manusia yang
dihasilkan proses pendidikan atau manusia yang terdidik. Adapun yang dimaksud
dengan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum yang hendak dicapai oleh
seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rumusan kualifikasi terbentuknya setiap warga
negara yang dicita-citakan bersama.
Perumusan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat memberikan arah yang
jelas bagi setiap usaha pendidikan di Indonesia. Untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan nasional tersebut, dibutuhkan adanya lembaga-lembaga pendidikan yang
masing-masing mempunyai tujuan tersendiri, yang selaras dengan tujuan nasional. Oleh
karena itu, setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan tujuan

4
pendidikan nasional, bahkan harus menopang atau menunjang tercapainya tujuan
tersebut.
Tujuan pendidikan menurut Langeveld adalah membentuk manusia dewasa baik
jasmani maupun rohani. Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah membangun
manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan
kebudayaan dengan-Nya sebagai warga Negara yang berjiwa pancasila yang
mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti luhur dan
berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil dan dapat mengembangkan dan
menyuburkan tingkat demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama
manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu megembangkan daya
estetika, sanggup membangun diri dan masyarakat.

B. Tujuan Intitusional
Tujuan Institusional adalah tujuan pendidikan yang akan di capai oleh suatu
lembaga pendidikan tertentu. Tujuan Institusianal itu sendiri harus bersumber dari
tujuan umum pendidikan dan merupakan penjabaran tujuan umum yang telah digariskan
oleh negara.
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola
kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang berbedabeda
sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka
menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan keterampilan tertentu.
Sebagai subsistem pendidikan nasional, tujuan institusional untuk setiap
lembaga pendidikan tidak dapat terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini
disebabkan setiap lembaga pendidikan ingin menghasilkan lulusan yang akan
menunjang tinggi martabat bangsa dan negaranya, yang bertekad untuk
mempertahankan falsafah Pancasila sebagai dasar Negara, di samping kemampuan dan
keterampilan tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga.
Dengan demikian, perumusan tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga hal:
Tujuan Pendidikan Nasional, Kekhususan setiap lembaga dan Tingkat usia peserta didik.
Tujuan institusional itu dicapai melalui pemberian berbagai pengalaman belajar kepada
peserta didiknya.

C. Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola kemampuan serta
keterampilan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga, yang sebenarnya

5
merupakan tujuan intitusional dari oleh bagan pendidikan tersebut. Atau dapat juga
diartikan sebagai tujuan yang ingin dicapai dari suatu bidang studi pada suatu
sekolah/lembaga pendidikan, yang masih bersifat umum. Tujuan Kurikuler adalah
tujuan yang dirumuskan secara formal pada kegiatan kurikuler yang ada pada lembaga-
lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler sifatnya lebih khusus jika dibandingkan dengan
tujuan institusional, tetapi tidak boleh menyimpang dari tujuan institusional. Seperti
misalnya, tujuan kurikulum di sekolah-sekolah ada mata pelajaran kewarganegaraan
yang berbeda dibandingkan dengan SMP.
Tujuan mata pelajaran untuk Kewarganegaraan di sekolah-sekolah tersebut
disebut tujuan kurikuler sesuai dengan kurikulum pada masing-masing sekolah. Tujuan
kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional, yang berarti lebih khusus dari
pada tujuan Institusional.

D. Tujuan instruksional
Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa dan
anak didik sesudah melewati kegiatan instruksional yang bersangkuatan dengan
berhasil.
Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah selesai
proses belajar mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan penjabaran
dari tujuan kurikuler, yang merupakan perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas.
Tujuan Instruksional dapat dibagi menjadi dua, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU)
dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Dalam merumuskan tujuan tujuan instruksional ini, terlebih-lebih tujuan
instruksional khusus harus berorientasi kepada peserta didik, atau kepada
outputoriented. Tujuan Instruksional akan mempengaruhi pemilihan materi, metode,
strategi, dan lainnya demi mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
Tujuan pendidikan harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan
Nasional untuk mengakomodasikan berbagai tuntutan peran yang multi dimensional.
Secara umum, pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan
anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan: Kepribadian kuat, religius dan
menjunjung tinggi budaya luhur, Kesadaran demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Kesadaran moral hukum yang tinggi dan
kehidupan yang makmur dan sejahtera.

6
2.4 Batasan-Batasan Pendidikan
Batasan-batasan pendidikan dipaparkan sebagai berikut. a.
Pendidikan Sebagai Proses
Pendidikan mengacu pada tindakan mengembangkan kecerdasan, kemampuan berpikir
kritis, pemahaman sosial dan budaya dan pemahaman diri sendiri. Pendidikan
dipandang sebagai proses aktif dan dinamis yang berlangsung terus menerus baik secara
formal maupun informal. Dalam proses ini seseorang akan mempelajari hal-hal baru dan
dapat dijadikannya pengalaman dan dapat berlangsung sepanjang hidupnya.
b. Pendidikan Sebagai Produk
Pendidikan sebagai produk yaitu sesuatu yang dihasilkan dari input tertentu yang dalam
hal ini adalah intruksi atau pengalaman. Pengalaman yang diterima melalui
pembelajaran (pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai) merupakan hasil dari sebuah
pembelajaran tersebut.

Pendidikan sebagai produk hanya ketika mengasimilasi budaya masyarakat


manapun dan di transmisikan dari satu generasi ke generasi lainnya.

2.5 Batasan-Batasan Pendidikan Menurut Fungsinya


Batasan-batasan pendidikan menurut fungsinya dibagi menjadi beberapa bagian, antara
lain.
1. Proses Transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya pendidikan diartikan sebagai kegiatan
pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal-hal yang perlu
ditransformasikan misalnya bahasa sehari-hari, kebiasaan menerima tamu, makanan
sehari-hari, proses perkawinan, dll.
Ada tiga bentuk transformasi budaya antara lain nilai-nilai budaya yang cocok
atau sesuai untuk diteruskan, kejujuran dan tanggung jawab.

2. Proses Pembentukan Pribadi


Pendidikan dikatakan sebagai kegiatan yang sistematis dan terarah. Oleh karena
itu dapat berlangsung dalam semua situasi dan kondisi, disemua lingkungan yang saling
mengisi (rumah, sekolah, masyarakat).

7
3. Proses Menyiapkan Warga Negara
Suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik menjadi warga
negara yang baik.

4. Proses Penyiapan Tenaga Kerja


Penyiapan tenaga kerja industry kompeten diantaranya pendidikan vokasi
industry berbasis kompetensi, pelatihan industry, pemagangan industri dan penempatan
kerja dan sertifikasi kompetensi wajib.

5. Definisi Pendididkan Menurut GBHN


GBHN 1988 (BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan
nasional sebagai berikut: pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk
meningkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

2.6 Unsur-Unsur Pendidikan


Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Oleh karena itu peserta didik adalah
subjek atau pribadi yang otonom yang ingin diakui keberadaannya.

2. Orang yang membimbing (pendidik)


Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasarannya adalah peserta didik. Peserta didik mengalami
pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Oleh karena itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang
tua, guru , pemimpin program pembelajaran, latihan dan masyarakat.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)


Pada dasarnya interaksi ini adalah sebuah komunikasi timbal balik antara peserta
didik dan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan secara optimal maka perlu melalui proses komunikasi intensif dengan
manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

8
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat
melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitas penggunannya.

b. Tempat peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)


Lingkungan pendidikan biasanya disebut dengan tri pusat pendidikan yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)


6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

9
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep dasar pendidikan berisi tentang fungsi pendidikan, tujuan pendidikan, batasan-
batasan pendidikan dan juga unsur-unsur pendidikan. Tujuannya untuk memuat gambaran
tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Pendidikan
harus berkontribusi untuk menyelesaikan pengembangan setiap orang. Semua orang di
masa kecil dan remaja harus menerima pendidikan yang melengkapi mereka untuk
mengembangkan bakat dan pengetahuan mereka. Pendidikan dapat diadapatkan baik dari
keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitar.

3.2 Saran
Sebagai calon pendidik kita harus dapat melaksanakan tugas dengan baik oleh karena
itu sebaiknya sebagai calon pendidik kita harus benar-benar mengkaji pengertian
pendidikan, unsur-unsur pendidikan dan system pendidikan. Karena semakin luas
pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula pemahaman orang tersebut dalam
pendidikan dilingkungannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Fatturrahman, dkk. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser

Harun Ahmad, Yunita Anas, Artifa Sorraya. 2020. Jendela Pengantar Pendidikan. Jawa Barat:
Goresan Pena

Aan Fakhanudin (2013, 08 Oktober) KONSEP DASAR PENDIDIKAN DAN MAKNA BELAJAR
http://perdita-alazhar2.blogspot.com/p/konsep-dasar-pendidikan-dan-makna.html

Dr. Suparyanto, M.Kes. (2013, 08 Oktober) KONSEP DASAR PENDIDIKAN http://dr-


suparyanto.blogspot.com/2011/05/konsep-dasar-pendidikan.html

11

Anda mungkin juga menyukai