Tugas ISD Muhammad Mukhlas Baihaqi
Tugas ISD Muhammad Mukhlas Baihaqi
Oleh:
NIM : Q.190363
Semester : 2
KARANGANYAR
2019/2020
Saya Muslim Saya Indonesia
A. Pengertian Muslim
Muslim berasal dari bahasa Arab, yakni dari akar kata aslama-yuslimu-
Islaman. Jadi, secara etimologi Muslim adalah bentuk fa’il (subyek / pelaku) dari
kata kerja aslama.
Karena kata Islam secara bahasa berarti damai, beserah diri, patuh,
selamat, dan sejahtera, maka secara bahasa Muslim adalah orang yang damai,
orang yang berserah diri, orang yang patuh, orang yang selamat, orang yang
sejahtera.
Muslim adalah sebutan bagi penganut atau pemeluk agama Islam. Dengan
demikian, Islam dan Muslim memiliki pengertian atau makna yang berbeda: Islam
adalah agama Muslim adalah penganutnya.
Banyak orang yang salah paham tentang Islam karena menyamakan pengertian
Islam dan Muslim. Padahal, keduanya adalah hal yang berbeda. Yang satu (Islam)
adalah ajaran agama; yang satunya lagi (Muslim) adalah penganutnya, orangnya.
B. Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap Bangsa dan
Negara Indonesia
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk
memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya.
Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai
Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat
sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama,
maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi
pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola.
Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk
mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk
paling kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni
pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah
bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi
pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi
pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak
ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara
memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.
Sebagai seorang muslim dan menjadi warga negara Indonesia, kita tidak
dapat memungkiri dan mengelak bahwa kita adalah majemuk, sejarah mencatat
Indonesia merdeka adalah berkat perjuangan seluruh Masyarakat (Rakyat)
indonesia tanpa terkecuali, ada darah yang harus dibayar oleh Muslim, Nasrani,
Hindu, Katolik, Budha maupun agama-agama lainnya, jadi sejatinya apa yang kita
dapatkan saat ini adalah buah dari perjuangan mereka para pahlawan, tanpa
melihat suku, etnis, agama dan ras (Primordialisem), dan kemerdekaan ini adalah
hak segala bangsa, maka sesunggunya siapapun warga Negara Indonesia berhak
menjadi pemimpin di negeri ini selama mereka memiliki kapabilitas.
Akhir-akhir ini kita sedang dibenturkan kembali dengan isu SARA, entah
ini berhubungan dengan masalah kepemimpinan apa bukan, kita bisa menilai
benturan SARA ini jelas bermuatan politis, mudah sekali menelusuri jejaknya,
pola ini selalu terjadi menjelang pemilu maupun pilkada, Jika menengok kembali
ke belakang para politisi di negeri ini selalu saja memanfaatkan penggalan kitab
suci untuk kepentingan politiknya dengan mendompleng fanatisme ummat,
padahal mereka saja enggan melaksankan seluruh hukum-hukum yang ada dalam
kitab suci, dan cenderung menentangnya, dalam dan masyarakat awam selalu
saja menjadi orang yang dimanfaatkan dan dibenturkan untuk kepentingan politis
ini.
Bagi kita orang muslim yang ingin mengesampingkan konsistusi dan ingin
menafikan kemajemukan serta ingin menjadikan Al qur’an sebagai pedoman,
Jangan salahkan mereka yang memilih pemimpin non muslim karena citra
jujurnya, ini adalah tanggung jawab para intelektual muslim dan ulama, yang
sampai saat ini belum mampu mengadirkan pemimpin-pemimpin muslim yang
adil tegas, jujur dan berani, kecuali sangat sedikit, justru para pemimpin muslim
lebih banyak menodai keagungan kitab suci, dengan melakukan berbagai
penyelewengan yang bertentaangan dengan kitab sucinya
E. Kesimpulan