Anda di halaman 1dari 13

MENJELASKAN KONSEP SHALAT

DAN
MEMPRAKTEKAN SHALAT FARDHU

Disusun Guna Menenuhi Tugas


Mata Kuliah Ilmu Fiqh
Dosen Pengampu : Muh.Syaifuddien Zuhry.M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 6 :


1. DZAKIYAH AL HUSNA 23040460079
2. AKHMAD WAHID NUR BIANTORO 23040460084
3. SHALSA DWI HERISTY 23040460089

PROGRAM STUDI ILMU FIQH


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tesusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih dari pihak yang telah berkontribusi dan memberikan sumbangan baik pikiran dan
materinya.
kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi kami sendiri dan pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalamankami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangundari kita semua demi
kesempurnaan makalah ini

Semarang,7 November 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
C. TUJUAN DAN MANFAAT............................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Konsep Melaksanakan Shalat Fardhu dan Dasar Hukum...........................................................5
 Dasar Hukum Shalat Fardhu..................................................................................................6
B. Cara Mempraktekan Shalat Fardhu (,syarat,rukun,waktu)........................................................6
 Syarat Wajib Shalat Fardhu....................................................................................................6
 Syarat Sah Shalat Fardhu.......................................................................................................7
 Rukun Shalat Fardhu..............................................................................................................8
 Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat.........................................................................................9
 Waktu-Waktu Dalam Melaksanakan Shalat Fardhu.............................................................10
 Hikmah-Hikmah Dalam Melaksanakan Shalat Fardhu.........................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................12
C. KESIMPULAN............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang muslim dan muslimah tentunya kita sudah mengetahui,
bahwa salah satu kewajiban seorang muslim adalah melaksanakan shalat lima
waktu. Rukun islam yang kedua ini sebagai bentuk penghambaan kepada sang
pencipta yakni Allah SWT, yang telah menciptakaan bumi, langit beserta isinya.
Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita untuk senantiasa mematuhi segala
perintahnya dan larangannya karena dengan demikian kita akan menjadi manusia
yang akan mendapatkan kebaikan baik di dunia maupun di akherat.

Seorang muslim yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang


muslim maka ia di pertanyakan kemuslimannya karena seorang muslim yang
sesungguhnya ia akan taat kepada Allah dan rosulnya. Shalat lima waktu
merupakan latihan pembinaan disiplin pribadi, untuk secara teratur dan terus
menerus melaksanakannya pada waktu yang ditentukan dan sesuai dengan
rukunnya sehingga akan terbentuk kedisiplinan pada diri individu
tersebut. Keterangan di atas menunjukkan bahwa pentingnya menunaikan shalat
lima waktu, maka sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Shalat merupakan ibadah yang sangat penting bagi seorang muslim karena
shalat merupakan induk amal, apabila shalat kita baik maka amal yang lain juga
Insya Allah akan baik tetapi sebaliknya apabila shalat kita kurang baik maka amal
yang lain pun akan mengikutinya karena shalat adalah tiang agama. Kalau
tiangnya runtuh maka ambruklah agama seseorang. Oleh karenanya seoarng
muslim hendaknya terus memperbaiki shalatnya, karena dengan shalat kita baik
maka kita akan senantiasa terjaga agama kita dan kita terjaga dari perbuatan-
perbuatan buruk

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep Melaksanakan Shalat Fardhu, Dan Dasar Hukum
2. Bagaimana Cara Melaksanakan Shalat Fadhu (dalil,syarat,rukun)
3. Apa Hikmah Dari Melaksanakan Shalat Fardhu

C. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Dalam Melaksanakan Shalat Fardhu
2. Untuk Mengetahui Bagaiman Cara Mempraktekan Shalat Fardhu
3. Untuk Mengetahui Hikmah Dari Melaksanakan Shalat Fardhu
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Konsep Melaksanakan Shalat Fardhu dan Dasar Hukum

Shalat secara bahasa adalah do’a, sedangkan menurut Syara’ sebagaimana


yang disampaikan oleh imam Rafi’i adalah ucapan dan perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan beberapa syarat dan rukun yang
sudah ditentukan.Shalat diwajibkan kepada semua orang islam yang mukallaf (baligh
dan berakal) dan suci, sehari semalam lima kali.Masing-masing dari shalat tersebut
wajib dilaksanakan diawal waktu,dengan kewajiban yang diperpanjang waktunya
sampai pada waktu yang hanya cukup digunakan untuk melakukannya maka pada saat
itu waktunya menjadi sempit.

{ ‫َفِإَذ ا َقَض ۡی ُتُم ٱلَّص َلٰو َة َفٱۡذ ُك ُرو۟ا ٱَهَّلل ِقَیٰـ ࣰما َو ُقُعو ࣰدا َو َع َلٰى ُج ُنوِبُك ۚۡم َفِإَذ ا ٱۡط َم ۡأ َننُتۡم َفَأِقیُم و۟ا ٱلَّص َلٰو َۚة ِإَّن ٱلَّص َلٰو َة‬
‫} َكاَنۡت َع َلى ٱۡل ُم ۡؤ ِمِنیَن ِكَتٰـ ࣰبا َّم ۡو ُقو ࣰتا‬
[Surat An-Nisa': 103]

Artinya : Maka seandainya kamu telah menyelesaikan shalat ( mu ), ingatlah


Allah di waktu kamu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. Kemudian
seandainya kamu telah merasa seorang aman , maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa ). sebenarnya shalat itu adalah Fardhu yang ditentukan waktunya
atas orang orang beriman.1
Perintah salat lima waktu pertama kali diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad dalam peristiwa Isra Miraj.Isra Miraj terjadi pada 27 Rajab di masa
kesepuluh kenabian.Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari
Mekkah menuju ke Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Palestina.Sementara itu, Miraj
adalah perjalanan Nabi diangkat menuju langit ketujuh, Sidratul Muntaha, dan
bertemu dengan Allah SWT.Masih dalam peristiwa naiknya Nabi Muhammad menuju
langit ketujuh inilah, ia mendapat perintah salat dari Allah SWT. Perintah tersebut
adalah umat Nabi Muhammad diperintahkan untuk beribadah salat sebanyak 50 kali
dalam sehari. Nabi Muhammad pun menerima perintah tersebut. Lalu, bersamaan
dengan turunnya Jibril dari Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad juga ikut turun dan
bertemu dengan Nabi Musa. Nabi Musa kemudian menyampaikan bahwa umatnya
tidak akan sanggup menjalankan salat sebanyak 50 kali dalam sehari. Nabi Musa
kemudian menyuruh Nabi Muhammad kembali ke Rabb-Mu untuk meminta
keringanan. Nabi Muhammad kemudian diantar kembali oleh Malaikat Jibril bertemu
dengan Allah SWT.Keringanan tersebut berupa perubahan salat 50 kali dalam sehari
berkurang menjadi 10 waktu salat dalam sehari. Setelah itu, Nabi Muhammad kembali
turun dan bertemu dengan Nabi Musa. Nabi Muhammad pun menceritakan keringanan
1
Fath Al Qorib Al-Mujib hlm 272-273
yang sudah diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa, dari 50 kali menjadi 10 kali
dalam sehari. Namun, Nabi Musa kembali menyuruh Nabi Muhammad kembali ke
Rabb-Mu untuk meminta keringanan lagi.Nabi Muhammad kembali untuk ketiga
kalinya, sampai akhirnya Allah SWT meringankan dari 10 kali menjadi 5 kali salat
dalam sehari. Lima waktu inilah yang kemudian dikenal dengan salat Subuh, Dzuhur,
Asar, Maghrib, dan Isya, dengan total jumlah 17 rakaat.2

 Dasar Hukum Shalat Fardhu

Hukum shalat wajib atau Fardhu adalah Fardhu’aini maksudnya wajib


dilaksanakan bagi semua umat muslim dan tidak lepas kewajiban seseorang
dalam melaksanakan shalat kecuali berhalangan karena sebab tertentu. Oleh
karena itu,shalat merupakan salah satu rukun islam yang harus dan wajib
dilaksanakan dengan ikhlas berdaraskan ketetapan Al-Quran,hadist,dan para
orang salih.

Kemudian juga salah satu hadist dari Rasulullah SAW mengenai shalat
fardhu yang berbunyi :Rasulullah SAW bersabda: “Shalat adalah tiang agama,
maka siapa yang mendirikan shalat, berarti ia menegakkan sendi-sendi agama,
dan siapa yang meninggalkan shalat, berarti ia telah meruntuhkan sendi-sendi
agama.” Maka tegakkan tiang-tiang agama itu, agar kita tidak termasuk
sebagai orang yang meruntuhkan agama.

B. Cara Mempraktekan Shalat Fardhu (,syarat,rukun,waktu)


 Syarat Wajib Shalat Fardhu

1. Beragama Islam
Hal ini dikarenakan yang melaksanakan kewajiban seperti Shalat,zakat
adalah orang islam bukan orang kafir
2. Sudah Balig
Shalat tidak wajib dilaksanakan jika belum balig,kecuali anak yang
sudah berumur 7 tahun sudah diajarkan shalat dan pada umur 10 tahun
pukul mereka dikala mereka melalaikan shalat.
3. Berakal
Tidak wajib melaksanakan shalat bagi mereka yang hilang akalnya,
karena mabuk,gila. Apabila mabuknya iu disengaja wajib hukumnya
melaksanakan shalat .
4. Tidak dalam keadaan haid atau nifas
2
Qishotul Mi’raj
Haid ialah darah kotor yang keluar dari rahim wanita. Keluarnya darah
tersebut yakni sunnatullah yang ditetapkan Allah swt. kepada seorang
wanita. Jadi, haid merupakan suatu yang normal bagi wanita yang sudah
masuk balig atau dewasa. Kalau nifas merupakan darah yang keluar
karena persalinan, baik saat proses persalinan maupun sebelum dan
sesudah persalinan yang disertai dengan rasa sakit mendalam.
3

 Syarat Sah Shalat Fardhu

1. Suci dari hadas besar dan kecil


Hal ini dapat dilakukan wudhu,mandi (wajib),dan tayamum
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ُقْم ُتْم ِاَلى الَّص ٰل وِة َفاْغ ِس ُلْو ا ُوُجْو َهُك ْم َو َاْيِدَيُك ْم ِاَلى اْلَم َر اِفِق َو اْمَس ُحْو ا‬
‫ِبُرُءْو ِس ُك ْم َو َاْر ُج َلُك ْم ِاَلى اْلَكْع َبْيِۗن َو ِاْن ُكْنُتْم ُج ُنًبا َفاَّطَّهُرْو ۗا َو ِاْن ُكْنُتْم َّم ْر ٰٓض ى َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َاْو َج ۤا َء‬
‫َاَح ٌد ِّم ْنُك ْم ِّم َن اْلَغ ۤا ِٕىِط َاْو ٰل َم ْس ُتُم الِّنَس ۤا َء َفَلْم َتِج ُد ْو ا َم ۤا ًء َفَتَيَّمُم ْو ا َصِع ْيًدا َطِّيًبا َفاْمَس ُحْو ا ِبُوُجْو ِهُك ْم‬
‫َو َاْيِد ْيُك ْم ِّم ْنُهۗ َم ا ُيِرْيُد ُهّٰللا ِلَيْج َعَل َع َلْيُك ْم ِّم ْن َح َر ٍج َّو ٰل ِكْن ُّيِرْيُد ِلُيَطِّهَر ُك ْم َو ِلُيِتَّم ِنْع َم َتٗه َع َلْيُك ْم َلَع َّلُك ْم‬
6 ‫َتْشُك ُرْو َن‬.
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak
melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke
kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah.
2. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
Saat melakukan shalat fardhu kita juga harus memperhatikan
pakaian,tempat kita ibadah shalat terhindar dari najis.
‫َح َّد َثَنا َع ْبُد ِهَّللا ْبُن ُيوُسَف َقاَل َأْخ َبَر َنا َم اِلٌك َع ْن ِه َش اِم ْبِن ُعْر َو َة َع ْن َأِبيِه َع ْن َعاِئَشَة َأَّنَها َقاَلْت‬
‫َقاَلْتاِط َم ُة ِبْنُت َأِبي ُح َبْيٍش ِلَر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيا َر ُسوَل ِهَّللا ِإِّني اَل َأْطُهُر َأَفَأَد ُع‬
‫الَّص اَل َة َفَقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَّنَم ا َذ ِلِك ِع ْر ٌق َو َلْيَس ِباْلَح ْيَضِة َفِإَذ ا َأْقَبَلْت اْلَح ْيَض ُة‬
‫َفاْتُر ِك ي الَّص اَل َة َفِإَذ ا َذ َهَب َقْد ُرَها َفاْغ ِسِلي َع ْنِك الَّد َم َو َص ِّلي‬
Dari ‘Aisyah, bahwa ia berkata, “Fatimah binti Abu Hubaisy berkata
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, aku
dalam keadaan tidak suci. Apakah aku boleh meninggalkan shalat?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu menjawab: “Sesungguhnya
itu adalah darah penyakit dan bukan darah haid. Jika haid kamu datang
maka tingalkanlah shalat, dan jika telah berlalu masa-masa haid, maka
bersihkanlah darah darimu lalu shalatlah (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Adapun dalil tentang harusnya suci pakaian, yaitu firman Allah


Subhanahu wa Ta’ala:
‫َو ِثَياَبَك َفَطِّهْر‬
“Dan pakaianmu, maka hendaklah kamu sucikan.” (Al-Muddatstsir: 4)
3. Menutup Aurot
Menutup aurat bagi laki-laki antara pusar sampai
lutut.Sedangkan aurot seorang Wanita ialah seluruh badan Kecuali
kedua telapak tangan.

3
Al Mabadail Fiqhiyah Juz 3
۞ ࣖ ‫ٰي َبِنْٓي ٰا َد َم ُخ ُذ ْو ا ِز ْيَنَتُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َّو ُك ُلْو ا َو اْش َر ُبْو ا َو اَل ُتْس ِرُفْو ۚا ِاَّنٗه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفْيَن‬
31. Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan
berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan.

4. Mengetahui bahwa waktu shalat telah tiba (masuk)


Mengetahui masuknya waktu shalat merupakan syarat dari sahnya
shalat tersebut, seseorang yang shalat tanpa mengetahui apakah sudah
masuk waktu atau belum, maka shalatnya tidak sah, meskipun
seandainya dia shalat pada waktunya.
‫َفِإَذ ا َقَض ْيُتُم الَّص اَل َة َفاْذ ُك ُروا َهَّللا ِقَياًم ا َو ُقُعوًدا َو َع َلى ُج ُنوِبُك ْم َفِإَذ ا اْطَم ْأَنْنُتْم َفَأِقيُم وا الَّص اَل َة ِإَّن‬
‫الَّص اَل َة َكاَنْت َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنيَن ِكَتاًبا َم ْو ُقوًتا‬
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. Kemudian
apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisaa’ :
103)

5. Menghadap kiblat
Menghadap kiblat merupakan syarat sah shalat, tidak sah shalat tanpa
menghadap kiblat kecuali dalam dua keadaan, yaitu ketika shalat khauf
(shalat yang dikerjakan saat perang berkecamuk) dan shalat sunah
ketika bersafar di atas kendaraan.

“Maka hadapkan wajahmu ke arah masjidil haram, dan dimana saja


engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu” (QS. Al-Baqarah:
144)4

 Rukun Shalat Fardhu


1. Niat Mengerjakan Shalat
Membaca niat itu letakannya dihati, jadi kalau yang kita
ucapkan sebelum shalat itu lafadz niat. Dan niat itu dibaca Ketika kita
mengangkat tangan sebelum takbiraktul ikhram
2. Berdiri Bagi Yang Mampu
Berdiri tegak bagi yang mampu,bila tak mampu maka boleh
dengan duduk. Bila tak mampu juga, boleh sambal tertidur.
3. Takbiraktul Ikram
Takbiratul ikram merupakan ucapan pertama dalam shalat,dan
diucapkan dalam posisi berdiri
4. Membaca Surat Al-Fatihah5

43
https://mtsmu2bakid.sch.id/wp-content/uploads/2022/11/SHALAT-KELAS-7.pdf
5
Al Mabadail Fiqhiyah Juz 3
Bacaan al-fatihah disyaratkan dibaca dalam Bahasa arab, tidak
sah shalat seseorang jika tidak membaca surat al-fatihah.
5. Rukuk Dengan Tumaninah
Menurut Bahasa, rukuk berarti membungkukan badan.
Sedangkan secara terminologi rukuk berarti membungkukan punggung
dan kepala semuanya saat melaksanakan shalat.
6. I’tidal dan Tuma’ninah
Setelah rukuk,kemudian melakukan I’tidal atau menegakan
badan sambil mengangkat kedua tangan sebatas telinga,sambil
membaca tasmi
7. Sujud dan Tuma’ninah
Sujud dilakukan dengan cara menempelkan telapak tangan kanan
kiri ,lutut kanan kiri, dahi dan hidung menyentuh lantai.
8. Duduk Diantara Dua sujud
Setelah sujud, kemudian bangkit dari sujud mengambil posisi
duduk. Posisi kedua telapak tangan berada diatas kedua paha dekat
lutut
9. Duduk Akhir
Yaitu duduk dengan posisi pangkal paha atas yang kiri
bertumpu pada lantai dan telapak kaki kiri dimasukkan kebawah kaki
kanan.
10. Membaca Tasyahud akhir
Yaitu duduk diakhir shalat
11. Salam
Ucapan salam untuk mengakhiri sholat,yaitu mengucap
“Assalamualaikum wa rohmatullah wa barokatuh” sambil menghadap
ke kanan dan mengucapkan lagi sambil menghadap kekiri.

 Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat


1. Hadats Besar (Hadats Akbar):
Meliputi buang air besar, buang air kecil, dan junub (setelah hubungan
suami-istri atau mimpi basah).
2. Intisari dari Tubuh yang Keluar Tanpa Sebab (Madzi):
Cairan putih yang keluar dari laki-laki atau wanita tanpa alasan yang
jelas dapat membatalkan shalat.
3. Menjadi Najis karena Kontak dengan Najis:
Jika seseorang menjadi najis karena bersentuhan dengan najis, shalatnya
dapat menjadi batal.
4. Menyentuh Aurat dengan Kulit yang Bukan Bagian dari Aurat Sendiri:
Menyentuh aurat dengan bagian kulit yang bukan bagian dari aurat
sendiri dapat membatalkan shalat.
5. Makan dan Minum dengan Sengaja:
Makan atau minum dengan sengaja selama shalat dapat
membatalkannya.
6. Berbicara Tanpa Alasan yang Diperbolehkan:
Berbicara tanpa alasan yang diperbolehkan selama shalat dapat
membatalkan shalat.
7. Lupa dalam Shalat:
Jika seseorang lupa dalam shalat dan melakukan sesuatu yang dapat
membatalkan shalat, shalatnya dianggap batal.
8. Melakukan Gerakan yang Mengandung Rukun atau Wajib Sebelum
Waktunya:
Melakukan gerakan seperti ruku' atau sujud sebelum waktunya juga
dapat membatalkan shalat.
9. Rukun atau Syarat Shalat Tidak Dipenuhi:
Jika rukun atau syarat shalat tidak terpenuhi, shalat dianggap batal.
Misalnya, jika niat tidak ada, atau aurat tidak tertutup.6

 Waktu-Waktu Dalam Melaksanakan Shalat Fardhu


1. Fajr: Waktu Fajr dimulai dari terbitnya fajar (waktu subuh) dan berakhir
sebelum terbitnya matahari.
2. Dhuhr: Waktu Dhuhr dimulai setelah matahari melewati zenith (titik
tertinggi di langit) dan berakhir sebelum awal waktu Asr.
3. Asr: Waktu Asr dimulai setelah Dhuhr dan berlangsung hingga matahari
mulai terbenam.
4. Maghrib: Waktu Maghrib dimulai setelah matahari terbenam dan
berlangsung hingga lenyapnya cahaya merah senja.
5. Isha: Waktu Isha dimulai setelah Maghrib berakhir dan berlangsung
hingga tengah malam.7

 Hikmah-Hikmah Dalam Melaksanakan Shalat Fardhu


Melaksanakan shalat fardhu memiliki berbagai hikmah dan manfaat, baik dari
segi spiritual, moral, maupun sosial. Berikut adalah beberapa hikmah dalam
melaksanakan shalat fardhu:

1. Ketundukan dan Ketaatan:


Shalat merupakan bentuk ekspresi ketundukan dan ketaatan seorang
Muslim kepada Allah. Melalui shalat, seseorang menyatakan bahwa Allah
adalah Tuhan yang Maha Kuasa dan dirinya adalah hamba yang tunduk pada-
Nya.
2. Pembersihan Diri dan Pengampunan Dosa:
Shalat melibatkan ritual wudhu dan gerakan-gerakan tertentu, yang
merupakan cara untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual. Shalat juga
dianggap sebagai sarana untuk mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa yang
telah dilakukan.

6
Al Fiqh Al Akbar Imam Abu Hanifa
7
Fath Al-Qadir Imam al-Kashani
3. Peningkatan Kesadaran Spiritual:
Melaksanakan shalat secara teratur membantu meningkatkan kesadaran
spiritual seseorang. Shalat tidak hanya sekadar rutinitas ibadah, tetapi juga
merupakan waktu untuk merenung, berkomunikasi dengan Allah, dan
memperdalam pemahaman akan tujuan hidup.

4. Pengendalian Diri dan Kesabaran:


Shalat melibatkan gerakan-gerakan yang memerlukan kendali diri dan
kesabaran. Melalui shalat, seseorang dapat mengembangkan kemampuan untuk
mengendalikan hawa nafsu dan menjaga kesabaran dalam menghadapi cobaan
hidup.

5. Penguatan Hubungan dengan Allah:


Shalat adalah bentuk komunikasi langsung dengan Allah. Melalui
shalat, seseorang dapat mendekatkan diri kepada-Nya, memohon petunjuk, dan
mengungkapkan rasa syukur serta permohonan ampunan.

6. Pemantapan Identitas Muslim:


Shalat adalah salah satu pilar utama dalam Islam. Dengan
melaksanakan shalat secara teratur, seseorang memantapkan identitas
Muslimnya, mengingatkan diri akan kewajiban agama, dan memperkokoh
ikatan dengan komunitas Muslim.

7. Kebersamaan dan Solidaritas Umat:


Shalat berjamaah mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas
di dalam komunitas Muslim. Melalui shalat berjamaah, umat Islam dapat
merasakan kebersamaan dalam ibadah dan membangun ikatan sosial yang kuat.

8. Pemeliharaan Moral dan Etika:


Shalat membimbing individu untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai
moral dan etika Islam. Melalui pelaksanaan shalat, seseorang diingatkan untuk
menjauhi perbuatan yang tercela dan meningkatkan akhlak yang baik.

Hikmah-hikmah ini tercermin dalam ajaran Islam dan dapat ditemukan dalam
Al-Qur'an serta hadis-hadis Rasulullah ‫ﷺ‬. Melaksanakan shalat fardhu
dengan sungguh-sungguh dapat membawa manfaat yang luas dalam kehidupan
sehari-hari dan memperkukuh ikatan spiritual dengan Allah.
BAB 3
PENUTUP

C. KESIMPULAN

Dalam melaksanakan shalat fardhu, ada beberapa konsep, dasar hukum, tata cara, serta
hal-hal yang membatalkan dan syarat-syaratnya yang perlu diperhatikan oleh seorang
Muslim. Shalat fardhu adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mukallaf, dan
pelaksanaannya memiliki hikmah dan manfaat yang mendalam.
Konsep melaksanakan shalat fardhu didasarkan pada tindakan yang diawali dengan takbir
dan diakhiri dengan salam, dengan syarat dan rukun tertentu. Dasar hukum shalat fardhu
dapat ditemukan dalam Al-Qur'an dan hadis, di mana shalat diwajibkan kepada semua
Muslim yang baligh, berakal, dan suci.
Cara mempraktekkan shalat fardhu melibatkan syarat wajib dan syarat sah, serta rukun-
rukun yang harus dipenuhi. Waktu-waktu shalat fardhu juga telah ditentukan, dan
pelaksanaannya membawa berbagai hikmah, seperti ketundukan dan ketaatan kepada Allah,
pembersihan diri, peningkatan kesadaran spiritual, pengendalian diri, penguatan hubungan
dengan Allah, dan pemeliharaan moral dan etika.
Namun, perlu diingat bahwa terdapat hal-hal yang dapat membatalkan shalat, seperti
hadats besar, najis, dan perbuatan-perbuatan tertentu. Pemahaman akan hal ini penting agar
shalat dapat dilaksanakan dengan baik.
Dengan melaksanakan shalat fardhu secara konsisten, seorang Muslim dapat mengambil
manfaat spiritual, moral, dan sosial yang mendalam, memperkuat ikatan dengan Allah, serta
memantapkan identitas dan kebersamaan dalam komunitas Muslim. Oleh karena itu,
pelaksanaan shalat fardhu merupakan suatu kewajiban dan bentuk pengabdian yang sangat
penting dalam kehidupan seorang Muslim.
DAFTAR PUSTAKA

qasim al ghazi, a.-a. m. (2017). FATH AL QORIB AL-MUJIB. KEDIRI: Santri Salaf Press.

al-Ghaithi,Najmuddin. QISSHATUL MI’RAJ.

SAHRONI, S. P. I. Shalat.

Abdul jabar,Umar. Al-Mabadiul Fiqhiyyah Juz 3

Hanifah,Abu. (2007). Al- Fiqh al-Akbar. :Benang Putih Press

Syaukani,Al Imam Muhammad.(2008).Fathul Qadir.JAKARTA: Pustaka Azzam

Anda mungkin juga menyukai