Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DOKUMENTASI KEBIDANAN

“METODE PENDOKUMENTASIAN”

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

1. SITI RAHAYU (0BA23001)


2. ALFHAROHANI YUDISTHIARA FHORTUNA RIHI MIRA (0BA23002)
3. BEATRIX ELVIE KAKA (0BA23005)
4. BIBIYANA BITU MEJA (0BA23006)
5. LIDHNI YANA (0BA23014)
6. SURTI SELIYA (0BA23024)
7. MAUIZATUL AULIA ( 0BA23010)
8. WIHELMINA JOLA UTANG (0BA23025)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


STIKES GRIYA HUSADA SUMBAWA
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan melalui proses yang sesuai. Makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dokumentasi Kebidanan yang berjudul ”Metode
Pendokumentasian”, dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan
bagi kami ataupun semua pihak.

Dengan segala kerendahan hati, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan limpah terima
kasih kepada Ibu Dosen “ Yulida Anggraini, S.Tr.Keb., M.Keb ” sebagai Dosen mata kuliah
“Dokumentasi Kebidanan” yang telah membimbing kami. Semoga bimbingan yang telah di berikan
dapat bermanfaat untuk kami sebagai bekal masa depan nantinya.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah ini bagi kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sumbawa, 23 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------------------------------
A. Latar Belakang ----------------------------------------------------------------------------------------
B. Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------------------------------
C. Tujuan --------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB II METODE DOKUMENTASI SOAPIER DAN SOAPIE------------------------------------
A. Pengertian Pendokumentasian ----------------------------------------------------------------------
B. Metode Dokumentasi Subjektif, Objektif, Assesment, Planning, Implementasi,
Evaluasi, Reassesment (SOAPIER) ---------------------------------------------------------------
C. Metode Dokumentasi Subjektif, Objektif, Assesement, - -Planning, Implementasi,
Evaluasi, (SOAPIE)-----------------------------------------------------------------------------------
BAB III METODE DOKUMENTASI SOAPIED DAN SOAP--------------------------------------
A. Subjektif, Objektif, Analysis, Planning, Implementasi, Evakuasi, Dokumentasi,
(SOAPIED) --------------------------------------------------------------------------------------------
B. Subjektif, Objektif, Analysis, Planning (SOAP) --------------------------------------------------

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------------------------
B. Saran ----------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------------------------------------------


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
adalah dengan adanya sistem pendokumentasian yang baik. Sistem pendokumentasian yang
dilaksanakan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai sarana komunikasi antara tenaga
kesehatan, sarana untuk dapat mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien, dapat dijadikan data
penelitian dan pendidikan, mempunyai nilai hukum dan merupakan dokumen yang syah. Dalam
kebidanan banyak hal yang penting yang harus didokumentasikan yaitu segala asuhan dan tindakan
yang diberikan oleh bidan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, dan keluarga berencana.

Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan , dimana bidan harus membuat suatu catatan perkembangan
dari kondisi pasien untuk dapat memecahkan masalah. Catatan perkemmbangan terkadang dalam
bentuk kertas polos tanpa kolom yang kemudian lebih dikenal dngan metode SOAP (IER) sebagai
panduan untuk menampilkan informasi tentang pasien atau juga disebut segala SOAP notes yang
kemudian diidentifikasi secara individual menjadi metode SOAPIE, SOAPIER, SOAPIED.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pendokumentasian ?
2. Bagaimana metode dokumentasi SOAPIER?
3. Bagaimana metode dokumentasi SOAPIE?
4. Bagaimana metode dokumentasi SOAPIED?
5. Bagaimana metode dokumentasi SOAP?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Pendokumentasian ?
2. Menjelaskan metode dokumentasi SOAPIER?
3. Menjelaskan metode dokumentasi SOAPIE?
4. Menjelaskan metode dokumentasi SOAPIED?
5. Menjelaskan metode dokumentasi SOAP?
BAB II
METODE DOKUMENTASI SOAPIER DAN SOAPIE

A. Pengertian Pendokumentasian
Menurut Thomas (1994 cit Mufdillah.dkk. 2001), dokumentasi adalah catatan tentang
interaksi antara tenaga kesehatan pasien, keluarga pasien, dan tim kesehatan tentang hasil
pemeriksaan, prosedur tindakan, pengobatan pada pasien, dan respon pasien terhadap semua
asuhan yang telah diberikan. Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengnai
asuhan yang telah dan akan dilakukan pada seorang pasien yang didalamnya tersirat proses
berpikirnya bidan yang sistematis dalam mengahadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah
manajemen kkebidanan.

B. Metode Dokumentasi Subjektif , Objektif, Assesment, Planning, Implementasi, Evaluasi,


Reassessment (SOAPIER)
Dalam pendokumentasian metode SOAPIER, S adalah data Subjektif, O adalah data
Objektif, A adalah Analysis/Assessment, P adalah Planning, I adalah Implementation, E adalah
Evaluation dan R adalah Revised/Reassessment.

1. Data Subjektif
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi klien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan
yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang mempunyai
ketidaksempurnaan dalam wicara, dibagian data di belakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O”
atau “X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penderita tuna wicara. Data
subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain.
Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data
objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan
fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

3. Analysis
Langkah selanjutnya adalah analysis, langkah ini merupakan pendokumentasian hasil
analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien
yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.

Saudara-saudara, di dalam analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data
yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan
akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan
pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data
adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup: diagnosis/diagnosis
dan masalah kebidanan/diagnosis, masalah kebidanan dan kebutuhan.

4. Planning
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.
Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan intrepretasi data. Rencana asuhan ini
bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraanya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan
yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan dalam batas
waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu klien mencapai
kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaburasi tenaga kesehatan lain, antara lain dokter.
5. Implementation
Implementation/implementasi, adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah
disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah klien. Pelaksanaan
tindakan harus disetujui oleh klien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan
membahayakan keselamatan klien. Sebanyak mungkin klien harus dilibatkan dalam proses
implementasi ini. Bila kondisi klien berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan
maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus
disesuaikan.
6. Evaluation
Langkah selanjutnya adalah evaluation/evaluasi, adalah tafsiran dari efek tindakan yang
telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi
analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/asuhan. Jika
kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan
tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
7. Reassesment
Revised/revisi, adalah mencerminkan perubahan rencana asuhan dengan cepat,
memperhatikan hasil evaluasi, serta implementasi yang telah dilakukan. Hasil evaluasi dapat
dijadikan petunjuk perlu tidaknya melakukan perubahan rencana dari awal maupun perlu
tidaknya melakukan tindakan kolaburasi baru atau rujukan. Implementasi yang sesuai
dangan rencana, berdasarkan prioritas dan kebutuhan klien, akan mengoptimalkan hasil yang
akan dicapai. Hal yang harus diperhatikan dalam revisi adalah pencapaian target dalam waktu
yang tidak lama (Muslihatun, Mufdlilah dan Setiyawati, 2009).

C. Metode Dokumentasi Subjektif, Objektif, Analysis, Planning, Implementasi,


Evaluasi (SOAPIE)
.
Di dalam metode SOAPIE, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah analysis,
P adalah planning, I adalah implementation dan E adalah evaluation. Sekarang kita akan membahas
satu persatu langkah metode SOAPIE.
1. Data Subyektif
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi klien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan
yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara,
dibagian data dibagian data dibelakang hruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini
akan menjelaskan bahwa klien adalah penderita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya
menguatkan diagnosis yang akan disusun.
2. Data Obyektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan informasi dari
keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang.
Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis.

3. Analysis
Langkah selanjutnya adalah analysis. Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil
analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien
yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.
Saudara-saudara, di dalam analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data
yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan
akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan
pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data
adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis,
masalah kebidanan, dan kebutuhan.
4. Planning
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan
datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan intrepretasi data. Rencana
asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraanya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan
yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan dalam batas
waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu klien mencapai
kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaburasi tenaga kesehatan lain, antara lain dokter.
5. Implementation
Implementation/implementasi, adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah
disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah klien. Pelaksanaan
tindakan harus disetujui oleh klien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan
membahayakan keselamatan klien. Sebanyak mungkin klien harus dilibatkan dalam proses
implementasi ini. Bila kondisi klien berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan
maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus
disesuaikan.
6. Evaluation
Langkah selanjutnya adalah evaluation/evaluasi, adalah tafsiran dari efek tindakan
yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi
berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/asuhan.
Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk
mengembangkan tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
BAB II
METODE DOKUMENTASI SOAPIED DAN SOAP

A. Subjektif, Objektif, Analysis, Planning, Implementasi, Evaluasi, Dokumentasi (SOAPIED)

Model dokumentasi selanjutnya yang kita pelajari adalah SOAPIED. Apakah metode
SOAPIED itu? Apakah Anda sudah pernah melakukan pendokumentasian dengan metode
dokumentasi SOAPIED? Untuk membantu menjawab pertanyaan tersebut, silahkan Anda
menyimak bahasan berikut ini.
Di dalam metode SOAPIED, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah
analysis, P adalah planning, I adalah implementation, E adalah evaluation, dan D adalah
documentation.Sekarang kita membahas satu persatu langkah metode SOAPIED.
1. Data Subjektif
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi klien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan
yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara,
dibagian data dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini
akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan
menguatkan diagnosis yang akan disusun.
2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan informasi dari keluarga atau
orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
3. Analysis
Langkah selanjutnya adalah analysis, langkah ini merupakan pendokumentasian hasil
analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien
yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.
Saudara-saudara, di dalam analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data
yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan
akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada
klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah
melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan,
dan kebutuhan.
4. Planning
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.
Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan intrepretasi data. Rencana asuhan ini
bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraanya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan
yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan dalam batas
waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu klien mencapai
kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaburasi tenaga kesehatan lain, antara lain dokter.
5. Implementation
Implementation/implementasi, adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah
disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah klien. Pelaksanaan
tindakan harus disetujui oleh klien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan
membahayakan keselamatan klien. Sebanyak mungkin klien harus dilibatkan dalam proses
implementasi ini. Bila kondisi klien berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan
maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus
disesuaikan.
6. Evaluation
Langkah selanjutnya adalah evaluation/evaluasi, adalah tafsiran dari efek tindakan
yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi
analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/asuhan. Jika
kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan
tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
7. Documentation
Documentation/dokumentasi adalah tindakan mendokumentasikan seluruh langkah
asuhan yang sudah dilakukan. Kalau Anda baca di metode dokumentasi yang lain (SOAPIER,
SOAPIE dan SOAP) tindakan mendokumentasikan juga dilaksanakan. Dalam metode
SOAPIED ini, langkah dokumentasi lebih dieksplisitkan (dilihatkan), agar terlihat gambaran
urutan kejadian asuhan kebidanan yang telah diterima klien. Urutan kejadian sejak klien datang
ke sebuah tempat layananan kesehatan, sampai pulang (dalam keadaan sembuh, pulang paksa
(APS) atau alasan lain) kemudian didokumentasikan secara utuh.

B. SUBJEKTIF, OBJEKTIF, ANALYSIS, PLANNING (SOAP)

Metode SOAP, mungkin sebagain besar dari Anda sudah familiar dengan
metode dokumentasi ini lebih umum dan lebih sering digunakan dalam pendokumentasian
layanan kebidanan. SOAP merupakan bagian dai suatu model pendokumentasian. Problem
Oriented Record (POR), model ini memusatkan data tentang klien dan didokumentasikan
menurutmaslah klien.

Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah
analysis, P adalah planning. Metode ini merupakan dokumentasi yang sederhana akan tetapi
mengandung semua unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas,
logis. Prinsip dari metode SOAP adalah sama dengan metode dokumentasi yang lain seperti yang
telah dijelaskan diatas. Sekarang kita akan membahas satu persatu langkah metode SOAP.

1. Data Subjektif
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi klien
mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan
yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang menderita tuna wicara,
dibagian data dibagian data dibelakang hruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini
akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan
menguatkan diagnosis yang akan disusun.

2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan informasi dari
keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang.
Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis.
3. Analysis
Langkah selanjutnya adalah analysis. Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil
analisis dan intrepretasi ( kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien
yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.

Saudara-saudara, di dalam analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data
yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan
akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada
klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah
melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan,
dan kebutuhan.

4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraanya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendokumentasian yang benar adalah Pendokumentasian mengenai asuhan yang telah
dan akan dilakukan pada seorag pasien didalamnya tersirat proses berpikir bidan yang
sistematis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan.
Prinsip pencatatan dapat ditinjau dari isi dan teknik pencatatan. Model system pencatatan bisa
berbentuk naratif atau orientasi masalah.
Dalam pembuatan rancangan format pendokumentasian berdasarkan SOAPIE, perlu
diteliti dengan jelas bahwa pembuatan ini sangatlah memerlukan penelitian karena dapat kita
lihat dari hasil asuhan kebidanan yaitu mengumpulkan data, melakukan interpretasi data dasar,
melakukan identifikasi diagonal maslah potensial dan mengantisifikasi penanganannya,
meneteapkan kebutuhan berdasarkan tindakan segera atau potensial,menyusun rencana asuhan
yang menyeluruh, melaksanakan perencanaan dan yang terakhir evaluasi.
SOAPIED adalah salah satu bentuk pendokumentasian yang tidk jauh berbeda seperti
SOAP, hanya saja SOAPIED terdapat tambahan, yaitu implementasi, evaluasi dan
dokumentasi. Pada pendokumentasian SOAPIED dibuat lebih tereksplisit, sehingga dapat
benar-benar menggambarkan urutan kejadian dan pasien datang ke RS dengan keluhan yang
ada sampai saat pulang, baik karena sudh sembuh dari sakitnya ataupun karena pulang paksa.

B. Saran
Dengan membaca makalah ini di harapkan penyusun dapat memahami dan
mengaplikasikan metode soap dalam pendokumentasian pelayanan kesehatan. Bagi tenaga
pelayanan kesehatan terutama bidan mampu menganalisi data pasien. Kami berharap dan
menghimbau kepada para pembaca apabila ada kesalahan atau kekeliruan, baik dari kata-kata
atau penyusunan dalam pembuatan makalah ini agar memberikan kritik dan saran yang dapat
membangun penyusun menjadi lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, Afroh, dan Sudarti (2010). Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Gondodiputro,S. (2007). Rekam Medis Dan Sistem Informasi Kesehatan Di Pelayanan Kesehatan
Primer (PUSKESMAS). Diakses dari http://resources.unpad.ac.id/unpad-
content/uploads/publikasi_dosen/Rekam%20Medis%20dan%20 SIK.PDF.
Muslihatun, Mudlilah, dan Setiyawati (2009). Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya.

Muslihatun, Mudlilah, & Setiyawati (2009). Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Fauziah, Afroh, & Sudarti (2010). Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha

Samil, R.S. (2001). Etika Kedokteran Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Sweet, B. dan Tiran, D. (1997). Maye’s Midwifery: A Textbook For Midwive. London: Baillire Tindal.

Pusdiknakes-WHO-JHIPIEGO (2003). Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta: Pusdiknakes.

Varney (1997). Varney’s Midwifery, 3rd Edition, Jones and Barlet Publishers, Sudbury: England.

Widan & Hidayat (2011). Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai