Tahun
Anggaran
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA 2023
P aTahun
g e 1 | 26
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA Anggaran
Daftar Isi
Project Summary ...................................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1. Umum ......................................................................................................................................... 4
1.2. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
1.3. Maksud Dan Tujuan.................................................................................................................. 5
1.4. Sasaran ...................................................................................................................................... 5
BAB II. PELAKSANAAN ............................................................................................................................. 5
2.1. Aturan, Referensi Hukum, dan Standar ................................................................................. 5
2.2. Data Informasi Kegiatan .......................................................................................................... 7
2.3. Jangka Waktu Pelaksanaan ..................................................................................................... 7
2.4. Sumber Pendanaan .................................................................................................................. 7
2.5. Jenis Kontrak ............................................................................................................................. 8
2.6. Ruang Lingkup Pekerjaan ........................................................................................................ 9
2.7. Kriteria ...................................................................................................................................... 11
2.8. Klasifikasi Usaha ..................................................................................................................... 14
2.9. Tenaga Ahli .............................................................................................................................. 16
2.10. Peralatan Utama ................................................................................................................... 17
1) Peralatan yang dikompetisikan ..................................................................................................... 17
2.19. Kepemilikan Modal / Jaminan Pelaksanaan ..................................................................... 22
2.20. Penjadwalan Pelaksanaan.................................................................................................. 23
2.21. Metode Pelaksanaan ........................................................................................................... 23
2.22. Ketentuan Lainnya .............................................................................................................. 23
BAB III. PELAPORAN .............................................................................................................................. 24
3.1. Keluaran dan Pelaporan ......................................................................................................... 24
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................................................... 26
4.1. Penutup .................................................................................................................................... 26
P a g e 2 | 26
Project Summary
Ringakasan Data Pekerjaan
Jangka Waktu Pelaksanaan : 165 (Seratus Enam Puluh Lima) Hari Kalender
P a g e 3 | 26
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Umum
Kota Jayapura sebagai Ibukota Provinsi Papua menjadi pusat rujukan kesehatan
untuk daerah-daerah khususnya daerah kabupaten dan kota yang bernaung di
bawah Provinsi Papua, dan daerah-daerah lainnya di Pulau Papua maupun diluar
Papua yang masuk dalam jangkauan.
Dengan Kondisi tersebut diatas Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura sebagai
rumah sakit rujukan yang telah mendapatkan predikat rumah sakit rujukan
nasional sangat membutuhkan peningkatan dalam hal pelayanan baik dari segi
sarana, prasarana, dan fasilitas lainnya.
Salah satu fasilitas kesehatan yang akan di sediakan oleh RSUD Jayapura ialah
pelayanan radiotherapy center utnuk melayani pasien-pasien dengan penyakit
kanker dan penyakit lainnya yang membutuhkan perawatan dengan metode
radiotherapy.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Peraturan Menteri PU Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, Pelaksanaan Konstruksi merupakan tahap
mendirikan bangunan gedung, baik merupakan pembangunan baru, perbaikan
sebagian atau seluruhnya, maupun perluasan yang sudah ada, dan/atau
lanjutan pembangunan yang belum selesai, dan/atau perawatan (rehabilitasi,
renovasi, restorasi) dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa pelaksana
konstruksi sesuai ketentuan.
Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang telah
disusun oleh perencana konstruksi, dengan segala tambahan dan
perubahannya pada saat penjelasan pekerjaan/aanwijzing pelelangan,
serta ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis) yang dipersyaratkan.
Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan : kualitas masukan (bahan,
tenaga, dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan), dan
kualitas hasil pekerjaan, seperti yang tercantum dalam RKS.
Dalam hal pembangunan bangunan negara pelaksanaan konstruksi harus sesuai
dengan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
P a g e 4 | 26
sumber radiasi Cobalt-60 atau sinar X yang dihasilkan oleh alat Linear
Accelerator/ Linac.
Karena merupakan bangunan khusus, dimana peralatan terapi yang
digunakannya menggunakan sumber radiasi, maka bangunan gedung untuk
Radiotherapy Center haruslah dibuat sesuai standar-standar yang berlaku
secara internasional seperti yang telah diatur oleh BAPETEN (Badan Pengawas
Tenaga Nuklir).
Bangunan Gedung Radiotherapy Center merupakan bangunan negara, secara
umum haruslah dibangun dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memenuhi
kriteria-kriteria bangunan negara, layak dari segi mutu, biaya dan kriteria
administrasi, sehingga fungsionalitas gedung dapat terpenuhi, kuat, dan ramah
lingkungan.
Penyedia Jasa Konstruksi untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan
secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku
profesional.
Secara kontraktual, penyedia jasa konstruksi bertanggung jawab kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dan dalam kegiatan operasionalnya akan mendapat
bantuan / bimbingan dalam menentukan arah pekerjaan perencanaan dari Tim
Teknis dan atau Manajemen Konstruksi.
1.3. Maksud Dan Tujuan
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia Jasa
Konstruksi yang memuat masukan (Input), kriteria, proses dan keluaran
(Output) yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
b. Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai acuan dalam proses pengadaan
penyedia jasa konstruksi, dan diharapkan didapatkan Penyedia yang
memenuhi syarat agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan
baik untuk menghasilkan keluaran yang optimal sesuai KAK ini.
1.4. Sasaran
Yang menjadi Target / sasaran dalam pekerjaan konstruksi ini adalah :
a. Terbangunnya Gedung Radiotherapy Center RSUD Jayapura, yang tepat
waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.
b. Gedung yang terbangun dapat difungsikan sesuai dengan tujuan
pembuatannya.
c. Pelaksanaan Perencanaan Teknis dan Pelaksanaan pekerjaan konstruksi
yang sesuai dengan spesifikasi teknis
P a g e 5 | 26
2) Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi;
3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta Turunannya;
4) Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2023 Tentang Pedoman Penyusunan
Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggara Jasa Konstruksi;
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Bangunan Gedung;
7) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 21 /
PRT / M / 2019 Tentang
PedomanSistemManajemenKeselamatanKonstruksi;
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun
2022 Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
11) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Melalui Penyedia;
12) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
11/SE/M/2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
13) Permen PU No. 45/PRT/M/2007 tentang pedoman teknis
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung Negara;
14) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
15) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/411/2018 Tentang Izin Penyelenggaraan Pelayanan
Radioterapi
16) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
780/Menkes/Per/Viii/2008 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi
17) Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 7 Tahun 2009
Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Peralatan Radiografi
Industri
18) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020
Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
19) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) diterbitkan
oleh DPBM.
20) Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang
Keselamatan Kerja yang dikeluarkan oleh Depertemen Tenaga Kerja
Republik Indonesia Permen PU No. 5 Tahun 2014 SMK3;
21) Peraturan Gubernur Provinsi Papua Nomor 46/2021 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah di Provinsi Papua.
22) Peraturan-peraturan Daerah setempat yang berlaku
P a g e 6 | 26
2.2. Data Informasi Kegiatan
a. Pengguna Jasa
Pengguna Jasa adalah Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
b. Organisasi Pelaksana Kegiatan
P a g e 7 | 26
Daerah (DPA - SKPD) Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, Dana Alokasi
Khusus APBD Provinsi Papua Tahun Anggaran 2023.
2.5. Jenis Kontrak
Untuk itu, dapat disimpulkan bangunan ruangan bunker linac dan brakiterapi
termasuk pekerjaan kompleks dengan klasifikasi khusus.
P a g e 8 | 26
2.7. Ruang Lingkup Pekerjaan
P a g e 9 | 26
• Pagar sementara.
Penyediaan pagar sementara proyek berikut akses-akses.
• Papan nama proyek.
Kontraktor harus membuat papan nama yang menunjukan nama proyek
• Jaring Pengaman.
Kontraktor diwajibkan memasang jaring pengaman/Safety Net untuk
melindungi pekerja dari benda yang jatuh dan debu selama pekerjaan
pelaksanakan Proyek.
• Asuransi.
Pekerjaan dan tenaga manusia (selain pekerja) harus diasuransikan
terdiri CAR (Construction All Risk) dan TPL (Third Party Liability) sebesar
1 – 2 per mil.
3. Pekerjaan Struktur
4. Pekerjaan Arsitektur
5. Pekerjaan Mekanikal
6. Pekerjaan Elektrikal
P a g e 10 | 26
7. Penyusunan Kontrak Kerja Pelaksanaan Konstruksi dan Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan/Serah Terima Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi
maupun Pengawasan Konstruksi mengikuti ketentuan yang tercantum
dalam Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018 dan Peraturan Perubahannya
pada Peraturan Presiden No. 12 tahun 2021 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
8. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil
pelaksanaan konstruksi fisik. Pada dalam masa pemeliharaan ini penyedia
jasa pelaksanaan konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau
kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
9. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di
luar gedung, harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan
atau kerusakan yang menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka harus
diperbaiki sampai berfungsi dengan sempurna.
10. Masa pemeliharaan 12 (dua belas) bulan sejak serah terima pertama
pekerjaan konstruksi. Kontraktor harus mengeluarkan surat jaminan
pemeliharaan sampai konstruksi dinyatakan aman dari kebocoran radiasi,
hal ini dimasukkan secara jelas dalam SSKK.
11. Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah:
a. Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi;
b. Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi:
• gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing)
• semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik.
• kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan
beserta segala perubahan/ addendumnya.
• laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama
pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir.
• manajemen konstruksi/pengawasan, dan laporan akhir
pengawasan berkala.
• berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah
terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
• foto-foto dan video dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan
kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.
• manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk
petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan perawatan
peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
2.9. Kriteria
a. Kriteria Umum
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Penyedia Jasa harus
memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
P a g e 11 | 26
1. Persyaratan Geoteknik
Survei geoteknik mengkonfirmasi area banjir, zona gempa dan kondisi
tanah, yaitu ketinggian air dan karakteristik tanah. Tujuan dari
pengkajian di bidang geoteknik adalah untuk mengevaluasi stratigrafi
lapisan tanah dan menentukan karakter dan sifat fisik untuk merancang
pondasi bangunan. Pengkajian harus menyediakan data yang cukup
kepada ahli geoteknik untuk merekomondasikan desain yang paling
tepat dan efisien, dan informasi yang cukup Untuk kontraktor untuk
mengajukan penawaran secara tepat dan mengurangi kemungkinan
klaim perubahan. Jenis struktur yang akan di bangun dan kondisi
lapangan dan geologi yang diantisipasi memiliki hubungan yang
signifikan terhadap jenis pengkajian yang akan dilakukan. Oleh karena
itu, pengkajian harus direncanakan dengan pengetahuan mengenai
ukuran proyek dan beban bangunan serta pengetahuan tentang sejarah
geologi dari daerah tersebut. Pengkajian geoteknik biasanya meliputi
eksplorasi terhadap bagian permukaan dan bawah permukaan dari
lokasi.
Pengkajian dan analisa yang lengkap harus mencakup dalam tes in situ,
pengambilan sampel di lapangan, penguji labolatorium, dan analisis
teknik dan evaluasi, dengan hasil dan rekomondasi yang disampaikan
dalam bentuk laporan. Pengkajian analisa harus dilakukan sesuai
dengan standar internasional dan prinsip-prinsip yang berlaku umum di
bidang praktik Teknik.
b. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas.
▪ Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
• Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
c. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan.
▪ Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
▪ Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan
baik tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
• Menjamin terwujudnya desain tata ruang yang efisien dalam segi
fungsi dan pemanfaatan ruangan sesuai dengan kebutuhan.
1. Persyaratan Struktur Bangunan.
▪ Setiap sarana Ruang Perawatan Instensif merupakan pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian
atau seluruhnya berada diatas dan/atau didalam tanah dan/atau air,
yang berfungsi sebagai tempat perawatan pasien dalam kondisi
kritis/belum stabil yang memerlukan pemantauan khusus dan terus
menerus.
▪ Fungsi Sarana bangunan ruang perawatan intensif dikualifikasikan
berdasarkan tingkat privasi, tingkat sterilitas serta tingkat
aksesibilitas. Bangunan ruang perawatan intensif, strukturnya harus
direncanakan kuat/kokoh dan stabil dalam memikul beban/kombinasi
beban dan memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability) selama
P a g e 12 | 26
umur layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi
bangunan Ruang Perawatan Intensif, lokasi, keawetan dan
kemungkinan pelaksanaan konstruksinya.
▪ Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-
pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin
bekerja selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap
maupun beban muatan sementara yang timbul akibat gempa dan
angin.
▪ Untuk mengetahui daya dukung tanah setempat dalam memikul
beban atau untuk menentukan struktur pondasi yang tepat maka
diperlukan minimal data/laporan uji sondir tanah atau boring. Dalam
perencanaan struktur bangunan ruang perawatan intensif terhadap
pengaruh gempa, semua unsur struktur bangunan ruang perawatan
intensif baik bagian dari sub struktur maupun struktur bangunan,
harus diperhitungkan memikul pengaruh gempa rancangan sesuai
dengan zona gempanya.
▪ Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
2. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran.
▪ Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
▪ Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian
rupa, secara struktur stabil selama kebakaran sehingga:
a. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
b. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api.
c. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
3. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi.
▪ Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi
penggunanya maupun pemeliharaannya.
▪ Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan
penghuninya dari bahaya akibat petir.
▪ Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
4. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara.
▪ Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan Gedung sesuai dengan fungsinya.
▪ Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata
ruang udara secara baik.
▪ Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan,
pemasangan dan pemeliharaan system ventilasi alami dan
P a g e 13 | 26
mekanik/buatan pada banguan Ruang Perawatan Intensif Rumah
Sakit mengikuti “Pedoman Teknis Prasarana Sistem tata Udara pada
banguan Rumah Sakit” yang disusun oleh Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jendral Bina
Upaya Kesehatan kementerian Kesehatan RI Tahun 2011 dan atau
pedoman dan standar teknis lain yang berlaku.
5. Persyaratan Radiasi
▪ Menjamin terbangunnya bunker yang sesuai dengan standar
bangunan bunker sehingga tidak terdapat kebocoran radiasi, dan
mendapatkan nilai pancaran radiasi yang sesuai dengan standar
BAPETEN
6. Persyaratan Pencahayaan
▪ Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik
alam maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan
dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
▪ Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata
ruang udara secara baik.
2.10. Klasifikasi Usaha
P a g e 14 | 26
3. Memiliki Pengalaman Membangun Bunker Radioterapi Rumah Sakit, atau
Membangun Gedung Kesehatan Khusus yang peralatannya mengandung radio
aktif/radiasi.
4. Perusahaan yang memiliki pengalaman membangun Bunker atau membangun
Gedung Kesehatan Khusus yang peralatannya mengandung radio aktif/radiasi
dan berdomisili diluar Papua wajib melakukan KSO bersama perusahaan lokal
Papua.
5. Bukti pengalaman melaksanakan pekerjaan baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta yang dibuktikan dengan melampirkan kontrak dan PHO.
6. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila
ada perubahan)
7. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti di luar tanggungan Negara
8. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak
terakhir (SPT tahunan 2022), dengan status KSWP
9. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman (dibuktikan dengan surat keterangan domisili)/Situ.
10. Penyedia Jasa Konstruksi terdaftar sebagai Badan Usaha Peserta BPJS
Ketenagakerjaan (dibuktikan dengan Sertifikat BPJS Perusahaan).
11. Memiliki Sertifikat Manejemen Mutu ISO 9001, Sertifikat Manejemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) OHSAS 18000 atau Sertifikat SMK 3 dan
Sertifikat Manejemen Lingkungan ISO 14001, Bagi peserta yang berbentuk KSO
persyaratan tersebut harus dipenuhi oleh Lead Firm.
12. Jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling banyak 3 (tiga)
perusahaan dalam 1 (satu) kerjasama operasional.
13. Kualifikasi lainnya mengikuti ketentuan sesuai Peraturan Presiden No. 16 Tahun
2018 beserta perubahannya dan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia dan Peraturan Gubernur Nomor 46
Tahun 2021.
P a g e 15 | 26
2.11. Tenaga Ahli
JMLH PENGLMN
NO JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKAT
(ORANG) MINIMAL
MINIMAL KEAHLIAN
1 2 3 4 5 6
1 S1 – T. Ahli Madya
1 Project 4 Thn
Sipil/Asitektur Manajemen
Manager,
Proyek
1 S1 – T. Sipil Ahli Muda Teknik
2 Manajer 3 Thn
Bangunan
Teknik
Gedung
1 Sarjana Ahli K3 Muda
3 Manager K3, 3 Thn
1 Sarjana -
4 Manajer 3 Thn
Ekonomi/Seder
Keuangan,
ajat
Catatan :
1) Tenaga Ahli harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tenaga Ahli/Terampil yang
ditandatangani oleh yang bersangkutan diketahui Direktur perusahaan, Daftar
Riwayat Hidup (CV), Foto Copy Ijazah, Sertifikat Keahlian (SKA), KTP, NPWP dan
Referensi Kerja dari Intansi terkait di buktikan dengan Kontrak Kerja.
2) Semua data kelengkapan personil yang diperlukan harus dari hasil pemindaian
dokumen asli dan masih berlaku.
P a g e 16 | 26
praktik/magang kepada Pelajar/Mahasiswa Orang Asli Papua berkoordinasi
dengan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) setempat. Penetapan
kewajiban alih pengalaman/ keahlian melalui sistem kerja praktik/magang
dituangkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK)
2.12. Peralatan Utama
Type/Kap Kepemilikan
Jumlah
No Jenis Peralatan asitas (Milik sendiri
(min)
(min) /Sewa)
1. Excavator 84 HP 1 unit
Concrete Mixer
2. 7 m3 3 unit
Truk
3. Concrete Vibrator 5 HP 3 unit
4. Concrete Pump 75 m3/jam 1 unit
5. Dump Truck 3-4 Ton 3 unit
dia. 600
6. Borpile 1 unit
mm
Keterangan:
1. Setiap Alat yang status kepemilikannya adalah milik sendiri harus disertai
dengan Nota Pembelian/Invoice/kwitansi.
2. Setiap Alat yang status kepemilikannya sewa, harus disertai dengan surat
Perjanjian Sewa, Nota Pembelian/Invoice/kwitansi
3) Jenis dan jumlah peralatan yang wajib dipenuhi pada saat sebelum
pelaksanaan pekerjaan dan dibuktikan pada saat Pre Construction
Meeting :
Type/Kap Kepemilikan
Jumlah
No Jenis Peralatan asitas (Milik sendiri
(min)
(min) /Sewa)
1. Theodolit 100 m 1
2. Genset 40-80 KVA 1
3. Tanki Air 6 Ton 1
4. Lampu Kerja 8 Buah
5. Scafolding 500 buah
P a g e 17 | 26
- Komitmen keselamatan kerja
b) Menyampaikan Perencanaan Keselamatan Konstruksi
- Identifikasi bahaya, Penilaian Resiko, Pengendalian dan Peluang
- Rencana tindakan (sasaran dan program)
- Standard dan peraturan perundangan
c) Menyampaikan Dukungan Keselamatan Konstruksi
- Sumber Daya
- Kompetensi
- Kepedulian
- Komunikasi
- Informasi terdokumentasi
d) Menyampaikan Operasi Keselamatan Konstruksi
- Perencanaan Operasi
- Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat tertentu
Identifikasi Jenis
No. Jenis/Tipe Pekerjaan
Bahaya & Resiko K3
1 Pekerjaan Persiapan - Terjatuh pada saat melaksanakan
pengukuran dan pemasangan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
2 Pekerjaan Tanah - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terjadi kecelakaan pada saat
melakukan penggalian
3 Pekerjaan Pondasi & Beton - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
4 Pekerjaan Dinding - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
5 Pekerjaan Atap - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
6 Pekerjaan Lantai - Terluka Akibat kena peralatan kerja
- Tertimpa Material dan peralatan
kerja
7 Pekerjaan Plafond - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
8 Pekerjaan Kusen dan Daun - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pintu/Jendela Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
9 Pekerjaan Pintu Anti Radiasi - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
P a g e 18 | 26
- Terjepit pada saat melaksanakan
pekerjaan
- Tertimpa saat pengangkatan unit
pintu
9 Pekerjaan Pengecatan - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Gangguan pernafasan akibat cat
10 Pekerjaan Pipa dan Sanitasi - Terluka Akibat kena peralatan kerja
- Tertimpa Material dan peralatan
kerja
11 Pekerjaan Septictank - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
13 Pekerjaan Listrik - Terluka Akibat kena peralatan
kerja
- Tersengat Aliran Listrik
14 Pekerjaan - Terjatuh pada saat melaksanakan
Grounding/Penangkal Petir Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan
kerja
17 Pekerjaan Pasangan - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan
kerja
20 Pekerjaan Drainase - Terluka Akibat kena peralatan
Emplacement kerja
- Tertimpa Material dan peralatan
kerja
P a g e 19 | 26
2.14. Kemitraan, Sub Kontrak, atau bentuk kerjasama lainnya.
P a g e 20 | 26
2.17. Ketentuan Penggunaan Tenaga Kerja
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap
Pekerjaan harus mempunyai keterampilan yang memuaskan, dan dilengkapi Surat
Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang menyatakan bahwa persoalan
tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus atau pun mempunyai pengalaman-
pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.
Penyedia menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru serta Penyedia
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat
teknis dan estetika serta sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta,
Penyedia harus sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada
butir ini. Sebelumnya mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa
pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi
tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.
P a g e 21 | 26
b. Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
tempat pekerjaan.
c. Selama masa pelaksanaan Kontrak, Penyedia bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan
sejenis yang disebabkan operasi-operasi Penyedia Jasa Konstruksi hingga
dapat diterima Pemberi Tugas.
d. Penyedia bertanggung jawab atas penjagaan penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak,
siang dan malam, Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap
Penyedia Jasa dan Sub Penyedia Jasa Konstruksi, atas kehilangan atau
kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang
sedang dalam pelaksanaan.
e. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan dan memelihara fasilitas
kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para
pekerja dan tamu yang datang kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan
seperti ini diisyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan Juga harus
menurut (memenuhi) ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu
itu. Dilokasi pekerjaan, Penyedia wajib mengadakan perlengkapan yang
cukup untuk pertolongan pertama yang mudah dicapai. Sebagai tambahan
hendaknya ditiap site ditempatkan paling sedikit seseorang petugas yang
telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.
f. Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan
adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan
pada waktu-waktu sebagaimana Pemberi Tugas akan menentukan dan tidak
akan ada tambahan pengganti uang yang akan diberikan kepada Penyedia
Jasa Konstruksi sebagai tambahan, yang mungkin ia keluarkan.
P a g e 22 | 26
2) Untuk nilai penawaran di bawah 80% (delapan puluh persen) dari nilai Pagu
Anggaran, Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai Pagu
Anggaran.
P a g e 23 | 26
2. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, diutamakan
menggunakan produksi dalam negeri dengan memperhitungkan nilai
TKDN;
3. Menggunakan Standar Nasional (SNI);
4. Metode Pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;
5. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
6. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
8. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
9. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output permormance) yang
diinginkan;
10. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
P a g e 24 | 26
Penyedia Jasa Konstruksi harus merekam setiap proses kegiatan
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan.
B. Laporan
1. Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas,
biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai
wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan
Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian
kelengkapan pembangunan.
P a g e 25 | 26
j. Membuat Perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang;
s. File Laporan berupa Soft Copy / File Digital dalam bentuk media
Flash Disk / Harddisk.
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai bahan acuan bagi Pelaksana
Pekerjaan untuk melaksanakan kegiatan dilapangan, dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Dibuat oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)
P a g e 26 | 26