Anda di halaman 1dari 26

KAK

Kerangka Acuan Kerja


PEMBANGUNAN BUNKER GEDUNG RADIOTHERAPY CENTER RSUD
KAK
JAYAPURA
Kerangka Acuan Kerja

Tahun
Anggaran
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA 2023
P aTahun
g e 1 | 26
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA Anggaran
Daftar Isi
Project Summary ...................................................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
1.1. Umum ......................................................................................................................................... 4
1.2. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
1.3. Maksud Dan Tujuan.................................................................................................................. 5
1.4. Sasaran ...................................................................................................................................... 5
BAB II. PELAKSANAAN ............................................................................................................................. 5
2.1. Aturan, Referensi Hukum, dan Standar ................................................................................. 5
2.2. Data Informasi Kegiatan .......................................................................................................... 7
2.3. Jangka Waktu Pelaksanaan ..................................................................................................... 7
2.4. Sumber Pendanaan .................................................................................................................. 7
2.5. Jenis Kontrak ............................................................................................................................. 8
2.6. Ruang Lingkup Pekerjaan ........................................................................................................ 9
2.7. Kriteria ...................................................................................................................................... 11
2.8. Klasifikasi Usaha ..................................................................................................................... 14
2.9. Tenaga Ahli .............................................................................................................................. 16
2.10. Peralatan Utama ................................................................................................................... 17
1) Peralatan yang dikompetisikan ..................................................................................................... 17
2.19. Kepemilikan Modal / Jaminan Pelaksanaan ..................................................................... 22
2.20. Penjadwalan Pelaksanaan.................................................................................................. 23
2.21. Metode Pelaksanaan ........................................................................................................... 23
2.22. Ketentuan Lainnya .............................................................................................................. 23
BAB III. PELAPORAN .............................................................................................................................. 24
3.1. Keluaran dan Pelaporan ......................................................................................................... 24
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................................................... 26
4.1. Penutup .................................................................................................................................... 26

P a g e 2 | 26
Project Summary
Ringakasan Data Pekerjaan

Kegiatan : PEMBANGUNAN BUNKER

Pekerjaan : PEMBANGUNAN BUNKER GEDUNG


RADIOTHERAPY CENTER RSUD JAYAPURA

Lokasi Pekerjaan : Kota Jayapura – Papua

Nilai Pagu Pekerjaan : 25.462.244.000,-

Sumber Dana : APBD Provinsi Papua – DAK (Dana Alokasi


Khusus)

Tahun Anggaran : 2023

Jangka Waktu Pelaksanaan : 165 (Seratus Enam Puluh Lima) Hari Kalender

Instansi Pemilik Pekerjaan : Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura

Alamat Instansi : JL. Kesehatan No. 1, Dok II Jayapura

Nama Pejabat Pembuat : Befan Wolter Daserona,SKM.,M.Kes


Komitmen

NIP Pejabat Pembuat Komitmen : 19740626 199602 1 002

Metode Pemilihan : Tender

P a g e 3 | 26
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Umum
Kota Jayapura sebagai Ibukota Provinsi Papua menjadi pusat rujukan kesehatan
untuk daerah-daerah khususnya daerah kabupaten dan kota yang bernaung di
bawah Provinsi Papua, dan daerah-daerah lainnya di Pulau Papua maupun diluar
Papua yang masuk dalam jangkauan.
Dengan Kondisi tersebut diatas Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura sebagai
rumah sakit rujukan yang telah mendapatkan predikat rumah sakit rujukan
nasional sangat membutuhkan peningkatan dalam hal pelayanan baik dari segi
sarana, prasarana, dan fasilitas lainnya.
Salah satu fasilitas kesehatan yang akan di sediakan oleh RSUD Jayapura ialah
pelayanan radiotherapy center utnuk melayani pasien-pasien dengan penyakit
kanker dan penyakit lainnya yang membutuhkan perawatan dengan metode
radiotherapy.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Peraturan Menteri PU Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, Pelaksanaan Konstruksi merupakan tahap
mendirikan bangunan gedung, baik merupakan pembangunan baru, perbaikan
sebagian atau seluruhnya, maupun perluasan yang sudah ada, dan/atau
lanjutan pembangunan yang belum selesai, dan/atau perawatan (rehabilitasi,
renovasi, restorasi) dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa pelaksana
konstruksi sesuai ketentuan.
Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang telah
disusun oleh perencana konstruksi, dengan segala tambahan dan
perubahannya pada saat penjelasan pekerjaan/aanwijzing pelelangan,
serta ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis) yang dipersyaratkan.
Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan : kualitas masukan (bahan,
tenaga, dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan), dan
kualitas hasil pekerjaan, seperti yang tercantum dalam RKS.
Dalam hal pembangunan bangunan negara pelaksanaan konstruksi harus sesuai
dengan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

1.2. Latar Belakang


Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura merupakan salah satu rumah sakit milik
pemerintah Provinsi Papua, yang telah mendapatkan predikat sebagai Rumah
Sakit Rujukan Nasional. Sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional, RSUD Jayapura
harus terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas pelayanan kesehatan,
dalam hal peningkatan kuantitas pelayanan kesehatan RSUD jayapura terus
mengembangkan diri menghadirkan sejumlah layanan dan fasilitas yang
sebelumnya belum ada di Provinsi Papua.
Radiotherapy Center ialah suatu instalasi pelayanan kesehatan yang melayani
terapi pasien kanker dengan menggunakan radiasi pengion. Radiasi pengion
adalah radiasi yang menimbulkan reaksi ionisasi pada saat melewati materi ,
dalam hal ini jaringan atau tumor. beberapa jenis radiasi yang digunakan dalam
teknik radiotherapy, antara lain radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh

P a g e 4 | 26
sumber radiasi Cobalt-60 atau sinar X yang dihasilkan oleh alat Linear
Accelerator/ Linac.
Karena merupakan bangunan khusus, dimana peralatan terapi yang
digunakannya menggunakan sumber radiasi, maka bangunan gedung untuk
Radiotherapy Center haruslah dibuat sesuai standar-standar yang berlaku
secara internasional seperti yang telah diatur oleh BAPETEN (Badan Pengawas
Tenaga Nuklir).
Bangunan Gedung Radiotherapy Center merupakan bangunan negara, secara
umum haruslah dibangun dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memenuhi
kriteria-kriteria bangunan negara, layak dari segi mutu, biaya dan kriteria
administrasi, sehingga fungsionalitas gedung dapat terpenuhi, kuat, dan ramah
lingkungan.
Penyedia Jasa Konstruksi untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan
secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku
profesional.
Secara kontraktual, penyedia jasa konstruksi bertanggung jawab kepada
Pejabat Pembuat Komitmen dan dalam kegiatan operasionalnya akan mendapat
bantuan / bimbingan dalam menentukan arah pekerjaan perencanaan dari Tim
Teknis dan atau Manajemen Konstruksi.
1.3. Maksud Dan Tujuan
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia Jasa
Konstruksi yang memuat masukan (Input), kriteria, proses dan keluaran
(Output) yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
b. Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai acuan dalam proses pengadaan
penyedia jasa konstruksi, dan diharapkan didapatkan Penyedia yang
memenuhi syarat agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan
baik untuk menghasilkan keluaran yang optimal sesuai KAK ini.
1.4. Sasaran
Yang menjadi Target / sasaran dalam pekerjaan konstruksi ini adalah :
a. Terbangunnya Gedung Radiotherapy Center RSUD Jayapura, yang tepat
waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.
b. Gedung yang terbangun dapat difungsikan sesuai dengan tujuan
pembuatannya.
c. Pelaksanaan Perencanaan Teknis dan Pelaksanaan pekerjaan konstruksi
yang sesuai dengan spesifikasi teknis

BAB II. PELAKSANAAN

2.1. Aturan, Referensi Hukum, dan Standar

Aturan dan referensi hukum sebagai dasar hukum pelaksanaan Kegiatan


Konstruksi Gedung Radio Therapy Center RSUD Jayapura antara lain :
1) Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentangBangunan Gedung

P a g e 5 | 26
2) Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi;
3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta Turunannya;
4) Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2023 Tentang Pedoman Penyusunan
Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggara Jasa Konstruksi;
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Bangunan Gedung;
7) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 21 /
PRT / M / 2019 Tentang
PedomanSistemManajemenKeselamatanKonstruksi;
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun
2022 Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
11) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Melalui Penyedia;
12) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
11/SE/M/2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.
13) Permen PU No. 45/PRT/M/2007 tentang pedoman teknis
penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung Negara;
14) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
15) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/411/2018 Tentang Izin Penyelenggaraan Pelayanan
Radioterapi
16) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
780/Menkes/Per/Viii/2008 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi
17) Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 7 Tahun 2009
Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Peralatan Radiografi
Industri
18) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020
Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
19) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) diterbitkan
oleh DPBM.
20) Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang
Keselamatan Kerja yang dikeluarkan oleh Depertemen Tenaga Kerja
Republik Indonesia Permen PU No. 5 Tahun 2014 SMK3;
21) Peraturan Gubernur Provinsi Papua Nomor 46/2021 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah di Provinsi Papua.
22) Peraturan-peraturan Daerah setempat yang berlaku

P a g e 6 | 26
2.2. Data Informasi Kegiatan

a. Pengguna Jasa
Pengguna Jasa adalah Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
b. Organisasi Pelaksana Kegiatan

Nama Pengguna : drg. Aloysius Giyai, M.Kes


Anggaran / Kuasa Nip. 19720908 200212 1 011
Pengguna Anggaran
Jabatan dalam Instansi : Direktur
Alamat : JL. Kesehatan No. 1, Dok II Jayapura

Nama Pejabat Pembuat : Befan Wolter Daserona, S.KM., M.Kes


Komitmen (PPK) Nip. 19740626 199602 1 002
Alamat : JL. Kesehatan No. 1, Dok II Jayapura

Nama Pejabat Pelaksana : Bernarda Monika Yovita, S.KM., M.Kes


Teknis Kegiatan (PPTK) Nip. 19780727 200312 2 013
Alamat : JL. Kesehatan No. 1, Dok II Jayapura

c. Nama Kegiatan (Sesuai DPA) : Pembangunan Bunker


d. Nama Pekerjaan (Sesuai DPA) : Pembangunan Bunker
e. Lokasi Kegiatan : Kota Jayapura - Provinsi Papua
2.3. Jangka Waktu Pelaksanaan

a. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan. Penyedia Jasa Konstruksi harus


menyelesaikan pekerjaan selama 165 (Seratus Enam Puluh Lima) hari
kalender semenjak di tandatangani SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).
b. Masa Pemeliharaan Pekerjaan. Masa Pemeliharaan berlaku selama 365 hari
kalender semenjak di tandatanganinya Serah Terima Pertama Pekerjaan
/PHO (Provisional Hand Over) Pekerjaan Pelaksanaan.
2.4. Sumber Pendanaan

a. Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi diperlukan biaya :


1) Nilai Total Pagu T.A 2023 (Sesuai DPA) :
Pagu Anggaran sebesar Rp. 25.462.244.000,-.
2) Nilai Total HPS :
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar. Rp. 25.458.574.059,72
3) Ketentuan pembiayaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan jasa konstruksi
sesuai peraturan yang berlaku, dalam hal ini melalui TENDER.
b. Pembayaran biaya pelaksanaan pekerjaan konstruksi didasarkan pada
prestasi kemajuan pekerjaan sesuai aturan pemerintah dengan Uang Muka
sebesar 20% dari nilai kontrak. Sumber biaya dari keseluruhan pekerjaan
dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat

P a g e 7 | 26
Daerah (DPA - SKPD) Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, Dana Alokasi
Khusus APBD Provinsi Papua Tahun Anggaran 2023.
2.5. Jenis Kontrak

Untuk Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi ini PPK menetapkan jenis Kontrak


Pengadaan Barang/Jasa dalam rancangan kontrak meliputi :
1. Kontrak berdasarkan cara pembayaran : Gabungan Lumpsum dan Harga
Satuan
2. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran : Tahun Tunggal
(Single Years).
3. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan : Pengadaan Tunggal.
4. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan : JASA KONSTRUKSI

2.6. Klasifikasi Pekerjaan Konstruksi

Pengadaan barang/ jasa yang bersifat kompleks adalah pengadaan barang/


pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya yang mempunyai resiko tinggi, memerlukan
teknologi tinggi, menggunakan peralatan desain khusus, dan/ atau sulit
mendefinisikan secara teknis bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan tujuan
pengadaan barang dan jasa (Peraturan Presiden 12 Tahun 2021). Berdasarkan
hal tersebut, Permenkes No 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit juga menjelaskan bahwa bangunan
rumah sakit memiliki fungsi ruang khusus yang membutuhkan persyaratan
teknis tertentu (terutama ruang-ruang kritis, radiologi, radioterapi dan
kedokteran nuklir) yang membutuhkan teknologi, desain, material dan zoning
khusus untuk mencegah risiko terjadinya penularan penyakit, bahaya radiasi
pengion bagi pasien, pengunjung, pegawai dan lingkungan sekitar rumah sakit.

Mengenai klasifikasi bangunan gedung negara dijelaskan dalam Peraturan


Menteri PUPR Republik Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, pasal 14 ayat (a) dan (c) dijelaskan
bahwa klasifikasi khusus Bangunan Gedung Negara yaitu bangunan yang
memiliki persyaratan khusus, serta dalam perencanaan dan pelaksanaannya
memerlukan penyelesaian/teknologi khusus yang penyelenggaraannya dapat
membahayakan masyarakat disekitarnya. Hal ini sejalan dengan kebutuhan
persyaratan teknis untuk bangunan ruang radioterapi (bunker linac dan
brakhiterapi).

Untuk itu, dapat disimpulkan bangunan ruangan bunker linac dan brakiterapi
termasuk pekerjaan kompleks dengan klasifikasi khusus.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka penyedia jasa yang dianggap


mampu melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai klasifikasi di atas adalah
minimal perusahaan dengan kualifikasi Menengah.

P a g e 8 | 26
2.7. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan Pembangunan Ruang Radioterapi (Bunker Linac dan


Brakhiterapi) di RSUD Jayapura Tahun 2023 meliputi sistem manajeman Mutu
dan K3, pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur, arsitektur dan mekanikal
elektrikal dengan rincian sebagai berikut:
1. Sistem Manajemen Mutu dan K3
Menyampaikan Program Pengendalian Operasional K3 (prosedur
kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian),
termasuk program penanganan / protokol kesehatan.
2. Pekerjaan Persiapan
• Pembersihan lahan, pekerjaan galian dan urugan tanah hingga lahan
siap dibangun.
• Pembuatan gambar pelaksanaan (shop drawing), gambar terlaksana
(as built drawing)
• Pemeriksaan dan pengujian bahan. Dalam pengajuan penawarannya,
Pelaksana sudah harus memasukan segala keperluan biaya-biaya
pengujian berbagai bahan dan pekerjaan. Jumlah biaya yang
dicantumkan adalah menjadi tanggung jawab an resiko Pelaksana.
• Kebersihan dan Kerapihan. Pelaksana harus mengangkut semua
sampah secara teratur ke tempat-tempat yang telah ditunjuk; dan
Pelaksana Utama berkewajiban secara teratur membuang keluar lokasi
yang ditunjuk oleh Pemerintah pada waktu penyelesaian pekerjaan
harus rapih dan bersih.
• Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Kebersihan dan Kerapihan, P3K
dan Pemadam Kebakaran, Pengamanan Proyek dan Perlindungan
Pekerjaan Termasuk Alat dan Kelengkapan K3.
• Pengadaan Listrik.
Pengadaan penerangan sementara/buatan yang dipergunakan oleh
Pelaksana untuk penerangan dalam bekerja termasuk pemindahan dan
perijinan meteran PLN (bila digunakan) dengan kordinasi dengan
konsultan pengawas.
• Laporan.
Pelaksana wajib membuat laporan harian, mingguan, bulanan, laporan
progres dan laporan lainnya. Termasuk foto – foto berwarna atas
kemajuan pekerjaan dan diserahkan pada konsultan pengawas. Setiap
bulan hingga masa penyerahan pertama sesuai dengan keperluan
obyek pekerjaan.
• Kantor Pelaksana dan konsultan pengawas
Penyediaan kantor sementara Pelaksana di lapangan beserta fasilitas -
fasilitasnya.
• Gudang dan Los Kerja.
Pembuatan gudang dan los kerja sementara dilapangan serta
membongkar setelah pekerjaan di lapangan selesai.

P a g e 9 | 26
• Pagar sementara.
Penyediaan pagar sementara proyek berikut akses-akses.
• Papan nama proyek.
Kontraktor harus membuat papan nama yang menunjukan nama proyek
• Jaring Pengaman.
Kontraktor diwajibkan memasang jaring pengaman/Safety Net untuk
melindungi pekerja dari benda yang jatuh dan debu selama pekerjaan
pelaksanakan Proyek.
• Asuransi.
Pekerjaan dan tenaga manusia (selain pekerja) harus diasuransikan
terdiri CAR (Construction All Risk) dan TPL (Third Party Liability) sebesar
1 – 2 per mil.
3. Pekerjaan Struktur
4. Pekerjaan Arsitektur
5. Pekerjaan Mekanikal
6. Pekerjaan Elektrikal

2.8. Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh pelaksanaan Konstruksi adalah


berpedomanan kepada ketentuan yang berlaku, khusus pedoman teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, yang dapat meliputi tugas yang terdiri dari:
1. Dalam pelaksanaan konstruksi bangunan gedung negara sudah termasuk
tahap pemeliharaan konstruksi, yaitu sampai dinyatakan aman dari
kebocoran radiasi.
2. Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan mendirikan
bangunan gedung, yang dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa
pelaksana konstruksi sesuai ketentuan.
3. Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang
telah disusun oleh perencana konstruksi, dengan segala tambahan dan
perubahannya pada saat penjelasan pekerjaan/aanwijzing pelelangan, serta
ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis) yang dipersyaratkan.
4. Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan: kualitas masukan (bahan,
tenaga, dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan), dan
kualitas hasil pekerjaan, seperti yang tercantum dalam RKS.
5. Pelaksanaan konstruksi harus mendapatkan pengawasan dari penyedia jasa
pengawasan/ manajemen konstruksi.
6. Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), termasuk program penanganan/protokol kesehatan.

P a g e 10 | 26
7. Penyusunan Kontrak Kerja Pelaksanaan Konstruksi dan Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan/Serah Terima Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi
maupun Pengawasan Konstruksi mengikuti ketentuan yang tercantum
dalam Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018 dan Peraturan Perubahannya
pada Peraturan Presiden No. 12 tahun 2021 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
8. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil
pelaksanaan konstruksi fisik. Pada dalam masa pemeliharaan ini penyedia
jasa pelaksanaan konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau
kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
9. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di
luar gedung, harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan
atau kerusakan yang menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka harus
diperbaiki sampai berfungsi dengan sempurna.
10. Masa pemeliharaan 12 (dua belas) bulan sejak serah terima pertama
pekerjaan konstruksi. Kontraktor harus mengeluarkan surat jaminan
pemeliharaan sampai konstruksi dinyatakan aman dari kebocoran radiasi,
hal ini dimasukkan secara jelas dalam SSKK.
11. Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah:
a. Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi;
b. Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi:
• gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing)
• semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik.
• kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan
beserta segala perubahan/ addendumnya.
• laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama
pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir.
• manajemen konstruksi/pengawasan, dan laporan akhir
pengawasan berkala.
• berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah
terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
• foto-foto dan video dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan
kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.
• manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk
petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan perawatan
peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
2.9. Kriteria

a. Kriteria Umum
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Penyedia Jasa harus
memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

P a g e 11 | 26
1. Persyaratan Geoteknik
Survei geoteknik mengkonfirmasi area banjir, zona gempa dan kondisi
tanah, yaitu ketinggian air dan karakteristik tanah. Tujuan dari
pengkajian di bidang geoteknik adalah untuk mengevaluasi stratigrafi
lapisan tanah dan menentukan karakter dan sifat fisik untuk merancang
pondasi bangunan. Pengkajian harus menyediakan data yang cukup
kepada ahli geoteknik untuk merekomondasikan desain yang paling
tepat dan efisien, dan informasi yang cukup Untuk kontraktor untuk
mengajukan penawaran secara tepat dan mengurangi kemungkinan
klaim perubahan. Jenis struktur yang akan di bangun dan kondisi
lapangan dan geologi yang diantisipasi memiliki hubungan yang
signifikan terhadap jenis pengkajian yang akan dilakukan. Oleh karena
itu, pengkajian harus direncanakan dengan pengetahuan mengenai
ukuran proyek dan beban bangunan serta pengetahuan tentang sejarah
geologi dari daerah tersebut. Pengkajian geoteknik biasanya meliputi
eksplorasi terhadap bagian permukaan dan bawah permukaan dari
lokasi.
Pengkajian dan analisa yang lengkap harus mencakup dalam tes in situ,
pengambilan sampel di lapangan, penguji labolatorium, dan analisis
teknik dan evaluasi, dengan hasil dan rekomondasi yang disampaikan
dalam bentuk laporan. Pengkajian analisa harus dilakukan sesuai
dengan standar internasional dan prinsip-prinsip yang berlaku umum di
bidang praktik Teknik.
b. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas.
▪ Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
• Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
c. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan.
▪ Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
▪ Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan
baik tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
• Menjamin terwujudnya desain tata ruang yang efisien dalam segi
fungsi dan pemanfaatan ruangan sesuai dengan kebutuhan.
1. Persyaratan Struktur Bangunan.
▪ Setiap sarana Ruang Perawatan Instensif merupakan pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian
atau seluruhnya berada diatas dan/atau didalam tanah dan/atau air,
yang berfungsi sebagai tempat perawatan pasien dalam kondisi
kritis/belum stabil yang memerlukan pemantauan khusus dan terus
menerus.
▪ Fungsi Sarana bangunan ruang perawatan intensif dikualifikasikan
berdasarkan tingkat privasi, tingkat sterilitas serta tingkat
aksesibilitas. Bangunan ruang perawatan intensif, strukturnya harus
direncanakan kuat/kokoh dan stabil dalam memikul beban/kombinasi
beban dan memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability) selama

P a g e 12 | 26
umur layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi
bangunan Ruang Perawatan Intensif, lokasi, keawetan dan
kemungkinan pelaksanaan konstruksinya.
▪ Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-
pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin
bekerja selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap
maupun beban muatan sementara yang timbul akibat gempa dan
angin.
▪ Untuk mengetahui daya dukung tanah setempat dalam memikul
beban atau untuk menentukan struktur pondasi yang tepat maka
diperlukan minimal data/laporan uji sondir tanah atau boring. Dalam
perencanaan struktur bangunan ruang perawatan intensif terhadap
pengaruh gempa, semua unsur struktur bangunan ruang perawatan
intensif baik bagian dari sub struktur maupun struktur bangunan,
harus diperhitungkan memikul pengaruh gempa rancangan sesuai
dengan zona gempanya.
▪ Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
2. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran.
▪ Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
▪ Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian
rupa, secara struktur stabil selama kebakaran sehingga:
a. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
b. Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki
lokasi untuk memadamkan api.
c. Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
3. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi.
▪ Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi
penggunanya maupun pemeliharaannya.
▪ Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan
penghuninya dari bahaya akibat petir.
▪ Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
4. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara.
▪ Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan Gedung sesuai dengan fungsinya.
▪ Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata
ruang udara secara baik.
▪ Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan,
pemasangan dan pemeliharaan system ventilasi alami dan

P a g e 13 | 26
mekanik/buatan pada banguan Ruang Perawatan Intensif Rumah
Sakit mengikuti “Pedoman Teknis Prasarana Sistem tata Udara pada
banguan Rumah Sakit” yang disusun oleh Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan, Direktorat Jendral Bina
Upaya Kesehatan kementerian Kesehatan RI Tahun 2011 dan atau
pedoman dan standar teknis lain yang berlaku.
5. Persyaratan Radiasi
▪ Menjamin terbangunnya bunker yang sesuai dengan standar
bangunan bunker sehingga tidak terdapat kebocoran radiasi, dan
mendapatkan nilai pancaran radiasi yang sesuai dengan standar
BAPETEN
6. Persyaratan Pencahayaan
▪ Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik
alam maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan
dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
▪ Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata
ruang udara secara baik.
2.10. Klasifikasi Usaha

Penyedia Jasa Konstruksi harus memiliki Surat izin usaha :


1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat ijin usaha:
a. Memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

b. Memiliki KBLI 41015 (Klasifikasi Konstruksi Gedung Kesehatan),


Subkualifikasi Menengah M1 / M2
c. Klasifikasi SBU Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Gedung Kesehatan
BG0 05 a ta u BG00 8 Ja sa Pe la ks a na Ko ntr uks i Ge dung
Ke se hata n
d. Pengalaman & Kemampuan Dasar (KD)
1) KD=3NPt;

NPt =Nilai pengalaman tertinggi dalam kurun waktu 5 (Lima ) tahun


terakhir;
2) Dalam hal kemitraan yang diperhitungkan adalah KD perusahaan
yang mewakili kemitraan;
3) KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai HPS;
4) Pengalaman perusahaan dinilai dari nilai kontrak dan status
peserta pada saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;
2. Memiliki pengalaman pekerjaan paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi
dalam kurun waktu 4 (Empat ) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta termasuk pengalaman sub kontrak, kecuali bagi pelaku usaha
yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.

P a g e 14 | 26
3. Memiliki Pengalaman Membangun Bunker Radioterapi Rumah Sakit, atau
Membangun Gedung Kesehatan Khusus yang peralatannya mengandung radio
aktif/radiasi.
4. Perusahaan yang memiliki pengalaman membangun Bunker atau membangun
Gedung Kesehatan Khusus yang peralatannya mengandung radio aktif/radiasi
dan berdomisili diluar Papua wajib melakukan KSO bersama perusahaan lokal
Papua.
5. Bukti pengalaman melaksanakan pekerjaan baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta yang dibuktikan dengan melampirkan kontrak dan PHO.
6. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila
ada perubahan)
7. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti di luar tanggungan Negara
8. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak
terakhir (SPT tahunan 2022), dengan status KSWP
9. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman (dibuktikan dengan surat keterangan domisili)/Situ.
10. Penyedia Jasa Konstruksi terdaftar sebagai Badan Usaha Peserta BPJS
Ketenagakerjaan (dibuktikan dengan Sertifikat BPJS Perusahaan).
11. Memiliki Sertifikat Manejemen Mutu ISO 9001, Sertifikat Manejemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) OHSAS 18000 atau Sertifikat SMK 3 dan
Sertifikat Manejemen Lingkungan ISO 14001, Bagi peserta yang berbentuk KSO
persyaratan tersebut harus dipenuhi oleh Lead Firm.
12. Jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling banyak 3 (tiga)
perusahaan dalam 1 (satu) kerjasama operasional.
13. Kualifikasi lainnya mengikuti ketentuan sesuai Peraturan Presiden No. 16 Tahun
2018 beserta perubahannya dan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia dan Peraturan Gubernur Nomor 46
Tahun 2021.

P a g e 15 | 26
2.11. Tenaga Ahli

Untuk melaksanakan tugasnya, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan


tenaga yang memenuhi kebutuhan pelaksanaan pekerjaan fisik, baik ditinjau
dari lingkup pekerjaan, kriteria penggunaan teknologi pada pekerjaan
konstruksi maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
a. Spesifikasi jabatan kerja konstruksi untuk Personil Manajerial yang
dikompetisikan untuk Usaha Menengah :

JMLH PENGLMN
NO JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKAT
(ORANG) MINIMAL
MINIMAL KEAHLIAN
1 2 3 4 5 6
1 S1 – T. Ahli Madya
1 Project 4 Thn
Sipil/Asitektur Manajemen
Manager,
Proyek
1 S1 – T. Sipil Ahli Muda Teknik
2 Manajer 3 Thn
Bangunan
Teknik
Gedung
1 Sarjana Ahli K3 Muda
3 Manager K3, 3 Thn
1 Sarjana -
4 Manajer 3 Thn
Ekonomi/Seder
Keuangan,
ajat

Catatan :
1) Tenaga Ahli harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tenaga Ahli/Terampil yang
ditandatangani oleh yang bersangkutan diketahui Direktur perusahaan, Daftar
Riwayat Hidup (CV), Foto Copy Ijazah, Sertifikat Keahlian (SKA), KTP, NPWP dan
Referensi Kerja dari Intansi terkait di buktikan dengan Kontrak Kerja.
2) Semua data kelengkapan personil yang diperlukan harus dari hasil pemindaian
dokumen asli dan masih berlaku.

b. Spesifikasi jabatan kerja konstruksi untuk personil manajerial yang wajib


dipenuhi pada saat sebelum pelaksanaan pekerjaan dan dibuktikan pada
saat Pre Construction Meeting :
JMLH PENGLMN
NO JABATAN (ORANG) PENDIDIKA SERTIFIKAT MINIMAL
N MINIMAL KEAHLIAN
1 2 3 4 5
1 Fisikawan Sertifikat Fisikawan
1 S1 - Fisika 2 Thn
Medik Medik
1 S1 Teknik SKA Ahli Mekanikal
2 Ahli Mekanical 2 Thn
Elektro / Elektrikal Muda
& Elektrikal
Listrik (301)/(401)
1 S1 – T. Sipil SKT Pelaksana
3 Pelaksana 2 Thn
Lapangan
Lapangan
Pekerjaan
Bangunan Gedung
1 SMK/D3 Juru Gambar /
4 Cad Operator 2 Thn
Draftmen –
Arsitektur (TA003)
1 SMA/SMK -
5 Administrasi 3 Thn
1 SMA/SMK -
6 Logistik 3 Thn
c. Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi dengan nilai pagu
anggaran di atas Rp15.000.000.000,00 (Lima Belas miliar Rupiah), PPK
dapat menetapkan penyedia jasa pelaksana konstruksi diwajibkan
memberikan alih pengalaman/ keahlian melalui sistem kerja

P a g e 16 | 26
praktik/magang kepada Pelajar/Mahasiswa Orang Asli Papua berkoordinasi
dengan Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) setempat. Penetapan
kewajiban alih pengalaman/ keahlian melalui sistem kerja praktik/magang
dituangkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK)
2.12. Peralatan Utama

1) Peralatan yang dikompetisikan

Type/Kap Kepemilikan
Jumlah
No Jenis Peralatan asitas (Milik sendiri
(min)
(min) /Sewa)

1. Excavator 84 HP 1 unit
Concrete Mixer
2. 7 m3 3 unit
Truk
3. Concrete Vibrator 5 HP 3 unit
4. Concrete Pump 75 m3/jam 1 unit
5. Dump Truck 3-4 Ton 3 unit
dia. 600
6. Borpile 1 unit
mm

Keterangan:
1. Setiap Alat yang status kepemilikannya adalah milik sendiri harus disertai
dengan Nota Pembelian/Invoice/kwitansi.
2. Setiap Alat yang status kepemilikannya sewa, harus disertai dengan surat
Perjanjian Sewa, Nota Pembelian/Invoice/kwitansi

3) Jenis dan jumlah peralatan yang wajib dipenuhi pada saat sebelum
pelaksanaan pekerjaan dan dibuktikan pada saat Pre Construction
Meeting :

Type/Kap Kepemilikan
Jumlah
No Jenis Peralatan asitas (Milik sendiri
(min)
(min) /Sewa)

1. Theodolit 100 m 1
2. Genset 40-80 KVA 1
3. Tanki Air 6 Ton 1
4. Lampu Kerja 8 Buah
5. Scafolding 500 buah

2.13. Rencana Keselamatan Konstruksi


Penyedia wajib menyiapkan dan menyampaikan konsep K3 (RK3K) serta
penjelasan rencana tindakan sesuai dengan jenis pekerjaan dan identifikasi
bahayanya, yaitu:
a) Menyampaikan kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam keselamatan
konstruksi
- Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal

P a g e 17 | 26
- Komitmen keselamatan kerja
b) Menyampaikan Perencanaan Keselamatan Konstruksi
- Identifikasi bahaya, Penilaian Resiko, Pengendalian dan Peluang
- Rencana tindakan (sasaran dan program)
- Standard dan peraturan perundangan
c) Menyampaikan Dukungan Keselamatan Konstruksi
- Sumber Daya
- Kompetensi
- Kepedulian
- Komunikasi
- Informasi terdokumentasi
d) Menyampaikan Operasi Keselamatan Konstruksi
- Perencanaan Operasi
- Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat tertentu

e) Menyampaikan Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


- Pemantauan dan Evaluasi
- Tinjauan Manajemen
- Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
Peserta menyampaikan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sesuai format
terlampir (sesuai Peraturan Kepala LKPP nomor 12 Tahun 2021).

Identifikasi Jenis
No. Jenis/Tipe Pekerjaan
Bahaya & Resiko K3
1 Pekerjaan Persiapan - Terjatuh pada saat melaksanakan
pengukuran dan pemasangan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
2 Pekerjaan Tanah - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terjadi kecelakaan pada saat
melakukan penggalian
3 Pekerjaan Pondasi & Beton - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
4 Pekerjaan Dinding - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
5 Pekerjaan Atap - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
6 Pekerjaan Lantai - Terluka Akibat kena peralatan kerja
- Tertimpa Material dan peralatan
kerja
7 Pekerjaan Plafond - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
8 Pekerjaan Kusen dan Daun - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pintu/Jendela Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
9 Pekerjaan Pintu Anti Radiasi - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan

P a g e 18 | 26
- Terjepit pada saat melaksanakan
pekerjaan
- Tertimpa saat pengangkatan unit
pintu
9 Pekerjaan Pengecatan - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Gangguan pernafasan akibat cat
10 Pekerjaan Pipa dan Sanitasi - Terluka Akibat kena peralatan kerja
- Tertimpa Material dan peralatan
kerja
11 Pekerjaan Septictank - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan kerja
13 Pekerjaan Listrik - Terluka Akibat kena peralatan
kerja
- Tersengat Aliran Listrik
14 Pekerjaan - Terjatuh pada saat melaksanakan
Grounding/Penangkal Petir Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan
kerja
17 Pekerjaan Pasangan - Terjatuh pada saat melaksanakan
Pekerjaan
- Terluka Akibat kena peralatan
kerja
20 Pekerjaan Drainase - Terluka Akibat kena peralatan
Emplacement kerja
- Tertimpa Material dan peralatan
kerja

a. Menilai kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan


yang sudah ditetapkan oleh Pengguna Jasa;
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengamanan,
dan rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan
alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada
proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan resiko tinggi, atau pekerjaan
yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu
dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan
tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/ kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung jawab proses dan Ahli K3/Petugas
K3 Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh
tenaga kerja dan/atau operator yang terlatih dan telah mempunyai
kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya,
termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

P a g e 19 | 26
2.14. Kemitraan, Sub Kontrak, atau bentuk kerjasama lainnya.

1. Pengaturan tentang tata cara kemitraan, sub kontrak, atau bentuk


kerjasama lainnya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam peraturan
yang berlaku.
2. Kerjasama Operasional (KSO) dapat dilakukan dengan maksimal 3 (tiga)
anggota perusahan dalam 1 (satu) KSO.
3. Daftar bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan pelaku usaha
papua:
Nomor Mata Jenis Pekerjaan yang wajib Volume
Pembayaran disubkontrakkan
Pekerjaan Utama :
Pe ker ja a n Be to n K4 00
(SBU Jasa Pel ak sa na Spe si al is SP -
0 1 0 Pe ke rja a n Be to n a ta u KK0 12
Pe ker ja a n Str uktur Be to n - KBL I
4 3 90 9)
Pekerjaan Pengecatan Lantai 1:
1. Cat Bidang Beton & Pasangan Dalam 1800 M2
2. Cat Permukaan Plafond 929 M2
Pekerjaan Pengecatan Lantai 2:
1. Cat Bidang Beton & Pasangan Dalam 800 M2
2. Cat Permukaan Plafond 1039 M2

2.15. Keterangan Gambar

1. Peta Lokasi (Terlampir)


2. Lay Out (Terlampir)
3. Tipikal Potongan Melintang (Terlampir)
4. Detail-detail konstruksi (Terlampir)

2.16. Rekomendasi Material


Mengingat waktu kerja yang singkat dan untuk memberikan kepastian tidak
terhambatnya pekerjaan dikarenakan keterlambatan atau kesulitan material kerja,
maka dengan kepada calon penyedia wajib menyampaikan rekomendasi/
Dukungan dari distributor Material Utama diantaranya:
1. Surat Dukungan Produk Batching Plan;
2. Surat Dukungan Distributor Lift;
3. Surat Dukungan Timbal (PB);
4. Surat Dukungan Borated Polyethlene (BPE);
5. Surat Dukungan Material Batu Ciping untuk mutu beton K-400 (memiliki ijin
tambang).

P a g e 20 | 26
2.17. Ketentuan Penggunaan Tenaga Kerja
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap
Pekerjaan harus mempunyai keterampilan yang memuaskan, dan dilengkapi Surat
Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang menyatakan bahwa persoalan
tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus atau pun mempunyai pengalaman-
pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.

2.18. Pemahaman & Penggunaan Gambar Kerja


a. Penyedia diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua
ukuran yang tercantum pada gambar kerja, seperti peil-peil, ketinggian,
lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum memulai
pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang
belum dicantumkan dalam gambar, maka Penyedia wajib melaporkan hal
tersebut secara tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan;
b. Penyedia tidak dibenarkan mengubah data atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum didalam gambar kerja tanpa sepengetahuan Konsultan
Pengawas. Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi baik dari segi biaya maupun
waktu.

2.19. Ketentuan Jaminan Kualitas

Penyedia menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru serta Penyedia
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat
teknis dan estetika serta sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta,
Penyedia harus sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada
butir ini. Sebelumnya mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa
pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi
tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.

2.20. Ketentuan Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda Dan Pekerjaan


a. Penyedia harus menjaga jalan / Fasilitas umum dari alat-alat mesin, bahan-
bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalulintas
selama kontrak berlangsung.

P a g e 21 | 26
b. Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
tempat pekerjaan.
c. Selama masa pelaksanaan Kontrak, Penyedia bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan
sejenis yang disebabkan operasi-operasi Penyedia Jasa Konstruksi hingga
dapat diterima Pemberi Tugas.
d. Penyedia bertanggung jawab atas penjagaan penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak,
siang dan malam, Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap
Penyedia Jasa dan Sub Penyedia Jasa Konstruksi, atas kehilangan atau
kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang
sedang dalam pelaksanaan.
e. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengadakan dan memelihara fasilitas
kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para
pekerja dan tamu yang datang kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan
seperti ini diisyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan Juga harus
menurut (memenuhi) ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu
itu. Dilokasi pekerjaan, Penyedia wajib mengadakan perlengkapan yang
cukup untuk pertolongan pertama yang mudah dicapai. Sebagai tambahan
hendaknya ditiap site ditempatkan paling sedikit seseorang petugas yang
telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.
f. Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan
adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan
pada waktu-waktu sebagaimana Pemberi Tugas akan menentukan dan tidak
akan ada tambahan pengganti uang yang akan diberikan kepada Penyedia
Jasa Konstruksi sebagai tambahan, yang mungkin ia keluarkan.

2.21. Kepemilikan Modal / Jaminan Pelaksanaan

Penyedia wajib memberikan jaminan pelaksanaan sesuai aturan yang berlaku.


Jaminan Pelaksanaan berlaku sampai dengan serah terima pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa Lainnya atau serah terima pertama Pekerjaan
Konstruksi.
Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan konstruksi adalah sebagai
berikut:
1) Untuk nilai penawaran antara 80% (delapan puluh persen) sampai dengan
100% (seratus persen) dari nilai Pagu Anggaran, Jaminan Pelaksanaan
sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak; atau

P a g e 22 | 26
2) Untuk nilai penawaran di bawah 80% (delapan puluh persen) dari nilai Pagu
Anggaran, Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai Pagu
Anggaran.

2.22. Penjadwalan Pelaksanaan

Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat penjadwalan pelaksanaan proyek


dengan ketentuan:
3. Penyedia harus membuat Penjadwalan Pelaksanaan Proyek
menggunakan Program Khusus;
4. Peserta wajib terlebih dahulu mengupload dalam bentuk PDF jadwal
pelaksanaan tersebut kemudian dimasukan pada dokumen penawaran;
5. Untuk file Soft Copy (Jadwal Pelaksanaan) Program Primavera atau
Microsoft Project dibuktikan dan diklarifikasi pada saat pembuktian
kualifikasi;
6. Hasil Klarifikasi dan Pembuktian terhadap keabsahan file Soft Copy
Program tersebut dapat menggugurkan.

2.21. Metode Pelaksanaan

Kontraktor harus dapat menjelaskan secara rinci/detail penguasaan


penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal pekerjaan sampai
pelaksanaan pekerjaan selesai meliputi tahapan/urutan pekerjaan dan
uraian/cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan sehingga dapat
menggambarkan keterkaitan dari masing-masing item pekerjaan maupun antar
pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan.
Untuk memastikan kesiapan penyedia dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi diperlukan:
1. Menyampaikan metode pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan lingkup
pekerjaan diatas.
2. Berkaitan dengan kompleksitas dan syarat khusus penggunaan mutu
beton pada bangunan bunker, maka penyedia wajib menyampaikan
metode pelaksanaan pencampuran beton beserta material yang
digunakan hingga dapat menghasilkan mutu beton yang dipersyaratkan,
yaitu Beton mutu K400, dengan densitas beton 2.350 kg/m3.
3. Berkaitan dengan mutu beton diatas, segala resiko beserta dampak dari
kegagalan mutu beton sepenuhnya menjadi tanggungjawab kontraktor,
dibuktikan dengan Surat Pernyataan kesanggupan membuat beton
dengan mutu dipersyaratkan diatas, serta kesanggupan untuk
bertanggungjawab atas segala risiko dan dampak dari kegagalan mutu
beton.
4. Saat pelaksanaan konstruksi penyedia wajib membuat sistem bekisting
yang sesuai dengan ketebalan dinding beton (1500-3500 mm)

2.22. Ketentuan Lainnya

1. Nilai total penawaran adalah nilai kontrak;

P a g e 23 | 26
2. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, diutamakan
menggunakan produksi dalam negeri dengan memperhitungkan nilai
TKDN;
3. Menggunakan Standar Nasional (SNI);
4. Metode Pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;
5. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
6. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
8. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
9. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output permormance) yang
diinginkan;
10. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

BAB III. PELAPORAN


3.1. Keluaran dan Pelaporan
Setiap Jenis Laporan harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen,
untuk dibahas guna mendapatkan persetujuan. Sesuai dengan lingkup
pekerjaan, maka keluaran yang diminta dari Kontraktor Pelaksana pada
penugasan ini adalah :
A. Tahap Pelaksanaan Konstruksi
▪ Persiapan:
1. Pematangan lahan (land cleaning), uraian konsep perencanaan tata
letak/layout, pembuatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan selama
masa pelaksanaan berlangsung (direksi keet/kantor pengawas,
kantor pelaksana konstruksi, gudang, dan fasilitas lainnya),
penyiapan sumber daya, mobilisasi peralatan, material, dan
personil/tenaga kerja ;
2. Fasilitas sementara apabila diperlukan untuk menampung kegiatan
yang tidak bisa dihentikan selama pelaksanaan pembangunan
berlangsung.
3. Usulan tahap konstruksi, dengan mengajukan Shop Drawing untuk
setiap pelaksanaan pekerjaan;
4. Usulan penggunaan peralatan khusus sesuai dengan kebutuhan;
5. Usulan tahap pengujian semua instalasi terbangun (Test and
Commissioning)
▪ Pelaksanaan:
Hasil kegiatan ini adalah terlaksananya Pembangunan Bunker Gedung
Radiotherapy Center RSUD Jayapura.

P a g e 24 | 26
Penyedia Jasa Konstruksi harus merekam setiap proses kegiatan
pelaksanaan pekerjaan Pembangunan.
B. Laporan
1. Melaksanakan pekerjaan pembangunan yang menyangkut kualitas,
biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai
wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan
Dokumen Pelaksanaan dan kelancaran penyelesaian administrasi yang
berhubungan dengan pekerjaan di lapangan serta penyelesaian
kelengkapan pembangunan.

2. Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan yang terdiri dari:


a. Membuat Buku Direksi, yang memuat semua kejadian,
perintah/petunjuk yang penting dari Asisten Pelaksana Teknis,
Pelaksana Teknis, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, PPK,
Kontraktor Pelaksana dan Manajemen Konstruksi;
b. Metode Pelaksanaan Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi
pelaksanaan pekerjaan;
c. Membuat Time schedule/S curve untuk pelaksanaan pekerjaan;
d. Melakukan control terhadap kondisi eksisting di lapangan;
e. Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang
akan dilaksanakan;
f. Membuat Laporan harian berisikan keterangan tentang :
• Rencana Kerja Harian / Metoda;
• tenaga kerja;
• bahan bangunan yang didatangkan, diterima atau tidak;
• peralatan yang berhubungan dengan kebutuhan pekerjaan;

• kegiatan per-kornponen pekerjaan yang diselenggarakan;

• waktu yang dipergunakan untuk pelaksanaan;

• kejadian-kejadian yang berakibat menghambat pelaksanaan.

g. Membuat Laporan mingguan, sebagai resume laporan harian


(kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja), Laporan Bulanan;

h. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran


termijn;

i. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan


Pekerjaan Tambah dan Kurang (jika ada tambahan atau perubahan
pekerjaan);

P a g e 25 | 26
j. Membuat Perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang;

k. Membuat Laporan Perhitungan Volume Pekerjaan (Back up Volume


/ Back Up Quantity);

l. Membuat Laporan Hasil Uji Lab (Back Up Quality);

m. Membuat gambar rincian pelaksanaan (Shop Drawings) dan


realisasi Time Schedule;

n. Membuat gambar-gambar sesuai dengan Pelaksanaan (As-built


Drawings);

o. Foto Dokumentasi Pekerjaan (0 %, 50 %, 100 %);

p. Mengajukan Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan;

q. Mengajukan Berita Acara Pernyataan Selesainya Pekerjaan;

r. Setiap Laporan masing-masing dibuat dalam 5 (lima) rangkap;

s. File Laporan berupa Soft Copy / File Digital dalam bentuk media
Flash Disk / Harddisk.

BAB IV. PENUTUP


4.1. Penutup
Dengan disampaikannya Kerangka Acuan Kerja ini, diharapkan agar Pelaksana
Pekerjaan dapat memahami yang selanjutnya mengiterprestasikan dan
mendefinisikan tugas yang diberikan secara benar, sehingga dapat
menghasilkan suatu hasil pekerjaan yang sesuai.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai bahan acuan bagi Pelaksana
Pekerjaan untuk melaksanakan kegiatan dilapangan, dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Jayapura, 08 Juni 2023

Dibuat oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)

BEFAN WOLTER DASERONA, S.KM., M.KES


NIP. 19740626 199602 1 002

P a g e 26 | 26

Anda mungkin juga menyukai