Peristiwa pembatas hak orang untuk berpendapat ini terjadi saat pemilihan Presiden Republik
Indonesia periode 1998-2003.
Para aktivis, pemuda, mahasiswa, dan tokoh yang sering menyuarakan ketidakadilan
terancam dianiaya.
Penyebabnya adalah para aktivis dinilai sebagai penghambat pihak-pihak tertentu untuk
berkuasa.
Penyelesaiannya adalah Komnas HAM membentuk badan khusus untuk menyelidiki hal ini
dan mendorong pemerintah membentuk Undang-Undang yang melindungi hak-hak rakyat.