Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Adapun hasil yang didapatkan pada percobaan ini dapat diuraikan sebagai

berikut:

4.1.1 Standarisasi

Tabel 4.1 Hasil pengamatan standarisasi larutan KMnO4


No Standarisasi Volume KMnO4 (mL)

1. Standarisasi 1 5,4

2. Standarisasi 2 3,6

3. Standarisasi rata-rata 4,5

4.1.2 Penentuan Kadar

Tabel 4.2 Hasil pengamatan kadar sampel Fe2+


No Sampel Volume KMnO4 (mL)

1. Sampel 1 1,5

2. Sampel 2 1,6

3. Sampel rata-rata 1,55


4.2 Perhitungan

4.2.1 Perhitungan Standarisasi

Diketahui:

V KMnO4 = 4,5 mL

N H2C2O4 = 50 ppm

V H2C2O4 = 5 mL

Ditanya:

N KMnO4: .....?

Penyelesaian:

( ) ( )
N KMnO4 =

( ) ( )
= = 55,5 ppm
( )

4.2.2 Perhitungan Kadar

Diketahui :

V KMnO4 : 1,55 mL

N KMnO4 : 55,5 ppm

Be Fe2+ : 28

mL sampel : 5 mL

Ditanya :

% Fe2+ : ....?

Penyelesaian :

( ) ( )
% Fe2+ = x 100 %

( ) ( ) ( )
= x 100% = 481,74 %
( )
4.3 Pembahasan

4.3.1 Standarisasi

Melalui percobaan ini, kita melakukan analisis kadar Fe 2+ dengan

menggunakan metode titrasi permanganometri dan larutan KMnO 4. Pada tahap

standarisasi, dilakukan strandarisasi larutan KMnO4 sebanyak 2 kali. Adapun

tahapan standarisasi sebagai berikut:

1. Mencuci peralatan dengan menggunakan aquades lalu dikeringkan.

Gambar 4.1 Membersihkan alat

2. Memasukkan 5mL larutan H2C2O4 dengan menggunakan pipet skala dan

bulb ke dalam erlenmeyer. Setelah itu tambahkan 5 tetes larutan H2SO4 6N

dengan menggunakan pipet tetes

Gambar 4.2 Penambahan larutan H2C2O4 dan H2SO4

3. Memanaskan larutan dalam erlenmeyer menggunakan hotplate hingga

temperatur 70 - 80°C
Gambar 4.3 Pemanasan larutan

4. Menuangkan larutan KMnO4 ke dalam buret dengan menggunakan corong

hingga penuh

Gambar 4.4 Menuangkan larutan KMnO4

5. Melakukan titrasi secara cepat pada suhu tidak boleh kurang dari 60°C.

Setelah didapatkan hasil titrasi pada standarisasi pertama, tahapan diulang

dari poin 1 untuk standarisasi kedua.

Gambar 4.5 Proses titrasi

6. Titrasi dianggap berhasil ketika larutan telah berubah warna menjadi sedikit

merah muda dan perubahan warna bertahan untuk waktu yang lama
Gambar 4.6 Hasil titrasi

Adapun standarisasi pertama menghasilkan volume larutan KMnO 4

sebanyak 5,4 mL. Standarisasi kedua menghasilkan volume larutan KMnO4

sebanyak 3,6 mL Sehingga volume standarisasi rata-rata berjumlah 4,5 mL.

Sehingga berdasarkan perhitungan didapatkan konsentrasi normalitas Fe 2+ yaitu

sebesar 481,74%.

4.3.2 Penentuan Kadar

Melalui percobaan ini, kita melakukan analisis kadar Fe2+ dengan

menggunakan metode titrasi permanganometri dan larutan KMnO 4. Pada tahap

penentuan kadar, dilakukan percobaan sebanyak 2 kali. Adapun tahapan

percobaan sebagai berikut:

1. Memasukkan larutan sampel Fe2+ (air kran) sebanyak 5mL dengan

menggunakan pipet skala dan bulb. Setelah itu ditambahkan larutan H2SO4

sebanyak 5 tetes dengan menggunakan pipet tetes.


Gambar 4.7 Memasukkan larutan sampel Fe2+ dan H2SO4

2. Menuangkan larutan KMnO4 ke dalam buret dengan menggunakan corong

hingga penuh

Gambar 4.8 Menuangkan larutan KMnO4

3. Melakukan titrasi dengan menggunakan larutan MnO4 yang telah

distandarisasi. Prosedur diulang sebanyak dua kali, dan dicatat volume yang

dibutuhkan hingga titik akhir titrasi tercapai, lalu dihitung berapa kadar besi

yang terukur.

Gambar 4.9 Proses titrasi

4. Hasil titrasi larutan sampel Fe 2+ tidak mengalami perubahan warna.


Gambar 4.10 Hasil titrasi

Adapun proses penentuan kadar pada sampel pertama menghasilkan volume

larutan KMnO4 sebanyak 1,5 mL. Proses penentuan kadar pada sampel kedua

menghasilkan volume larutan KMnO4 sebanyak 1,6 mL. Sehingga volume rata-

rata penentuan kadar sebanyak 1,55 mL. Sehingga berdasarkan perhitungan

didapatkan kadar Fe2+ yaitu sebesar 481,74%.

Anda mungkin juga menyukai