Di susun oleh :
TAHUN 2024
Kata Pengantar
Dengan penuh syukur kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang "unjuk kerja konselor
profesional". Makalah ini disusun sebagai bagian tugas kelompok untuk memenuhi salah satu
mata kuliah pengembangan pribadi konselor. Kami berharap makalah ini dapat memberi
pemahaman yang lebih mendalam tentang peran dan kinerja konselor profesional dalam
membantu individu mengatasi berbagai masalah psikologis dan emosional.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi para
pembaca. Terima kasih.
Penulis
1
Datar isi
BAB I Pendahuluan......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 4
B. Tujuan.............................................................................................................. 4
BAB II Pembahasan........................................................................................................ 5
A. Definisi ………………………………………………………....................... 5
A. Kesimpulan.................................................................................................... 10
B. Saran ………………………………………………………………………. 10
Daftar Pustaka................................................................................................................. 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan masa
kehamilan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi ini merupakan
proses sosial dan kognitif kompleks yang didasarkan pada naluri tetapi dipelajari
(rubbin, affonso). Untuk menjadi seorang ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari
perasaan dirawat ibu menjadi seorang ibu yang melakukan perawatan.Sebaliknya
seorang dewasa harus mengubah kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu
kehidupan yang tidak dapat diprediksi, yang diciptakan seorang bayi (mercer
1981).Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi wanita yang mempunyai anak dan
multipara wanita yang memiliki anak menjadi wanita yang memiliki anak – anak.
(lederman 1984). Seiring persiapannya untuk menghadapi peran baru, wanita tersebut
mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi orang tua begitu pula sama halnya
dengan suami. Suami siap – siap untuk menjadi seorang ayah.
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan
emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya
dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah
nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada
kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya
tidak normal.Wanita hamil secara ekstrim rentan.Dia takut mati baik dirinya maupun
bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan menuntut.Inilah waktu
paling tepat untuk memberikan nasehat, seperti mencari dukungan baru.
3
Rumusan Masalah
a. Bagaimana difinisi psikologis seorang ayah ?
b. Bagaimana psikologis seorang ayah ?
c. Bagaimana motivasi seorang suami ?
d. Bagaimana adaptasi yang dialami oleh ayah ?
e. Bagaimana tanggung jawab seorang ayah ?
f. Bagaimana peran ayah dalam childbearing ?
B. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui difinisi psikologis seorang ayah
b. Untuk mengetahui psikologis seorang ayah
c. Untuk mengetahui motivasi seorang suami
d. Untuk mengettahui adaptasi yang dialami oleh ayah
e. Untuk mengetahui tanggung jawab seorang ayah
f. Untuk mengetahui peran ayah dalam childbearing
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Secara klasik, ayah di gambarkan sebagai orang yang tidak terlibat langsung
dalam pengasuhan anak. Berbagai aktivitas dan kesibukan ibu pada awal kehidupan
anak menempatkan tokoh ibu jauh lebih penting disbanding dengan ayah dalam
kehidupan anak. Ayah akhirnya seperti sudah terkondisi sebagai pencari nafkah. Ia
memiliki citra keperkasaan dan kekokohan, namun jauh dari anakknya dan seakan
melepas tanggung jawab membina kehidupan anak secara langsung. Keyakinan
bahwa anak adalah urusan ibu, bukanlah keyakinan yang didominasi oleh masyarakat
Indonesia saja, melainkan suatu keyakinan yang bersifat universal sebagaimana
diyakini di berbagai budaya di dunia ini.
Kondisi seperti itu belakangan ini mulai disoroti dan di gugat. Para ahli kini
merasa relevan untuk mengkaji secara komperhensif mengenai peranan seorang ayah.
Bukan karena berkembangnya gerakan feminimisme, tetapi karena kesadaran baru
bahwa partisipasi seorang ayah dalam membina pertumbuhan fisik dan psikologis
anak itu sangat penting. Jika seorang ayah tidak ikut aktif memperhatikan
perkembangan anaknya, maka sudah pasti akan terjadi ketimpangan.
B. Psikologis Seorang Ayah
Saat istri sedang hamil atau melahirkan, suami ikut merasakan sakit, secara
psikologis ini adalah fakta. Beberapa psikolog berpendapat, perubahan psikologis
tidak hanya dialami oleh istri yang sedang hamil, akan tetapi suami juga merasakan
hal yang sama. Lalu sebenarnya apa yang terjadi pada suami saat istrinya sedang
hamil ?
1. Coudave syndrome. Seorang suami merasakan mual, sakit pinggang dan berat
badanpun bertambah, bahkan bisa terjadi nyidam juga. Padahal yang hamil adalah
istrinya sedangkan suaminya tidak. Mungkin ini disebakan karena adanya rasa
bahagia akan menjadi calon ayah, sekaligus rasa simpati suami terhadap istri yang
mengalami masa – masa sulit kehamilan. Robin Elise Weiss, BA, LCEE seorang
peneliti kesehatan menyebutkannya dengan “ Kehamilan Simpatik “.
2. Adanya rasa bangga yang berlebihan. Jika istrinya hamil, suami biasanya merasa
senang, bangga dan merasa dirinya sebagai pria utuh. Suami sangat bangga karena
istrinya mengandung benih yang diberikannya.
5
3. Adanya rasa bangga karena akan memiliki serang keturunan.
4. Timbulnya rasa cemas. Karena kehamilan istrinya, suami diharapkan adanya
ketidakpastian kondisi janin yang masih dalam kandungan apakah akan terlahir
sehat atau tidak ? apakah akan lancar atau sulit ? atau masalah lain yang
mencakup biaya.
5. Munculya perasaan kesal kerap ditahan. Mungkin suatu ketika suami merasa kesal
saat menghadapi permintaan istri yang tidak biasanya atau istri yang lebih suka
marah – marah pada hal yang sepele. Menghadapi ketidak stabilan emosi istri
yang sedang hamil bukan perkara mudah. Namun, sebagai seorang suami yang
bertanggung jawab dan sayang terhadap keluarga menurutnya harus lebih
bersabar.
Fenomena yang kerap dialami oleh calon ayah. Bahkan penelitian yang
dilakukan pada tahun 2005 silam, membuktikan bahwa 90 % suami merasakan gejala
yang sama, paling tidak satu, saat istrinya sedang hamil. Anehnya ibu hamil sendiri
tidak merasakan gejala – gejala tidak menyenangkan tersebut. Bahkan ia tidak
merasakan perubahan apa – apa selain membesarnya perut dan bertambahnya berat
badan inilah yang sering dibilang orang “ suami sakit, istri ngebo “. Memang ada
yang demikian. Jadi bukan karena apa – apa, memeng gejala kehamilan itu sendiri
setiap orang tidaklah sama yang dialaminya. Seetiap ibu hamil berbeda – beda yang
dialaminya, ini tergantung kndisi ibu, kandungan dan kesehatan ibu.
Dalam sebuah jurnal ilmiah, gejala ini merupakan sebuah konsekuensi dari
perasaan iri yang muncul pada pria, terhadap kemampuan prokreatif yang terjadi pada
wanita, sementara penjelasan lain menyabutkan bahwa sindrom cauvade dilanda
karena seorng calon ayah dilanda cemas akan perubahan hidup yang akan dialaminya.
Perasaan cemas ini mendorong pria untuk mencari kenyamanan yaitu dengan makan
lebih banyak sehingga berat badannya ikut meningkat. Nah saat bertambahnya berat
badan inilah membuat jaringan lemak meningkat dan akan mengubah testoteron
menjadi estrogen. Peningkatan kadar estrogen ini membuat terjadinya mood swing
dan rasa mual ( morning sickness ). Lalu bagaimana mengatasi rasa morning sickness
pada suami ? cobalah melakukan olahraga berdua dipagi hari, lakukan relaksasi
dengan cara pijat atau melakukan aktivitas lainnya yang membuat anda merasa releks.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi
seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai
keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah
dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya.
Saat istri sedang hamil atau melahirkan, suami ikut merasakan sakit, secara
psikologis ini adalah fakta. Beberapa psikolog berpendapat, perubahan psikologis
tidak hanya dialami oleh istri yang sedang hamil, akan tetapi suami juga merasakan
hal yang sama.
B. Saran
1. Akademi Perawatan Serulingmas
Agar dapat melengkapi beberapa buku untuk referensi makalah mengenai
keperawatan maternitas.
2. Mahasiswa Akper Serulingmas
Untuk mengembangkan ilmu keperawatan maternitas dari beberapa sumber
buku yang mungkin ditemukan dalam beberapa buku kepemilikan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
materi pendahuluan menurut rubbin, affonso, mercer 1981 dan lederman 1984
Robin Elise Weiss, BA, LCEE seorang peneliti kesehatan menyebutkannya dengan “
Kehamilan Simpatik “.
artikel https://www.academia.edu/33181895/adaptasi_seorang_ayah
10