Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRINSIP PENGEMBANGAN FORMULA MAKANAN

Disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Teknologi Pangan yang diampu oleh
Ibu Maya Kumalasari Sugiyanto, SKM, M.Si

Disusun Oleh:
(nama/nim)
Kelas 1A

PRODI DIII GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
GORONTALO
TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Prinsip Pengembangan Formula Makanan”.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata Teknologi Pangan yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Gorontalo, 27 Maret 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
A. Pengertian Formula Makanan.....................................................................................6
B. Tujuan dan Fungsi Formula Makanan.......................................................................6
C. Faktor-Faktor dalam Perancangan Formula Makanan..........................................8
D. Tantangan dan Kebutuhan dalam Memastikan Keselamatan Pangan dalam
Pengembangan Formula Makanan.....................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan formula makanan merupakan suatu proses yang kompleks yang
melibatkan penelitian, analisis, dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan gizi
manusia. Latar belakang yang mendasari prinsip-prinsip pengembangan formula makanan
sangat penting untuk memastikan bahwa makanan yang dirancang dapat memenuhi
kebutuhan gizi yang optimal bagi konsumennya.
Pengembangan formula makanan bergantung pada pemahaman tentang kebutuhan
gizi manusia. Manusia membutuhkan zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan serat untuk menjaga kesehatan dan fungsi normal tubuh. Setiap zat
gizi memiliki peran yang berbeda dalam tubuh, dan kebutuhan gizi dapat bervariasi
tergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, kondisi kesehatan, dan faktor-
faktor lainnya. Oleh karena itu, pengembangan formula makanan harus didasarkan pada
pengetahuan mendalam tentang kebutuhan gizi yang berbeda-beda ini.
Pengembangan formula makanan juga melibatkan analisis komposisi makanan.
Para ahli gizi dan ilmu pangan melakukan penelitian untuk menganalisis kandungan gizi
dari berbagai bahan makanan dan memahami bagaimana kombinasi bahan makanan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan. Mereka memeriksa kandungan
makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin, mineral) dalam
bahan makanan serta mempertimbangkan interaksi antara nutrisi-nutrisi tersebut.
Selain itu, pengembangan formula makanan melibatkan pemahaman tentang
preferensi dan kebiasaan makan masyarakat. Selera makan, kebiasaan makan, dan budaya
makan yang berbeda-beda dapat mempengaruhi penerimaan dan keberhasilan suatu
formula makanan. Oleh karena itu, para pengembang formula makanan harus
mempertimbangkan faktor-faktor ini agar formula makanan yang dikembangkan dapat
diterima dan diminati oleh konsumen.
Aspek keselamatan pangan menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan
formula makanan. Peraturan dan standar keamanan pangan yang ketat harus dipatuhi
untuk memastikan bahwa formula makanan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
Pengendalian mutu dan keamanan pangan dilakukan dalam seluruh proses pengembangan
formula makanan, mulai dari pemilihan bahan baku hingga produksi dan pengemasan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang formula makanan
yang dapat memenuhi kebutuhan gizi manusia secara optimal?
2. Apa tantangan dan kebutuhan dalam memastikan keselamatan pangan dalam
pengembangan formula makanan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Formula Makanan


Formula makanan, juga dikenal sebagai makanan siap saji atau makanan khusus,
merujuk pada produk makanan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi
tertentu. Formula makanan ini sering digunakan dalam situasi di mana seseorang tidak
dapat memperoleh nutrisi yang optimal melalui makanan biasa atau membutuhkan
dukungan gizi tambahan. Makanan formula dapat berbentuk cair, setengah padat, atau
padat, dan dikembangkan dengan mempertimbangkan komposisi nutrisi yang spesifik
yang dibutuhkan oleh individu atau kelompok sasaran.
Secara umum, formula makanan dirancang untuk memberikan keseimbangan
yang optimal antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan zat-zat lain
yang penting dalam pola makan sehat. Tujuan utama dari pengembangan formula
makanan adalah untuk memastikan bahwa individu atau kelompok sasaran menerima
nutrisi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam keseluruhan proses pengembangan formula makanan, peraturan dan
standar keamanan pangan harus diperhatikan dengan cermat. Formula makanan harus
mematuhi peraturan dan standar keamanan pangan yang berlaku untuk memastikan
bahwa produk tersebut aman dikonsumsi oleh individu atau kelompok sasaran.

B. Tujuan dan Fungsi Formula Makanan


Formula makanan memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan gizi
individu atau kelompok sasaran yang tidak dapat dipenuhi melalui makanan biasa. Dalam
konteks ini, tujuan dan fungsi formula makanan menjadi sangat relevan. Dalam bagian
berikut, kami akan menjelaskan tujuan dan fungsi formula makanan secara terpisah untuk
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang peran dan pentingnya produk
ini.

1. Tujuan Formula Makanan


Tujuan utama dari formula makanan adalah memastikan bahwa individu atau
kelompok sasaran menerima nutrisi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dalam situasi di mana seseorang tidak dapat memperoleh nutrisi yang optimal melalui
makanan biasa, formula makanan dirancang untuk memberikan keseimbangan nutrisi
yang diperlukan. Dengan demikian, tujuan formula makanan adalah:
a. Memenuhi Kebutuhan Gizi: Formula makanan dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan gizi yang spesifik, termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, serat, dan zat-zat lain yang penting dalam pola makan sehat. Tujuannya
adalah untuk memberikan nutrisi yang cukup dan seimbang bagi individu atau
kelompok sasaran.
b. Mendukung Kondisi Kesehatan Khusus: Formula makanan juga dikembangkan
untuk mendukung kondisi kesehatan khusus, seperti penyakit kronis, gangguan
saluran cerna, alergi makanan, atau kondisi medis tertentu lainnya. Dalam kasus-
kasus ini, formula makanan dirancang khusus dengan komposisi nutrisi yang
sesuai untuk memenuhi kebutuhan individu yang dapat berbeda dari kebutuhan
gizi umum.
c. Pemulihan dan Pemulihan Pasca Medis: Formula makanan sering digunakan
sebagai bagian dari proses pemulihan pasca medis setelah operasi atau penyakit
serius. Tujuannya adalah untuk memberikan nutrisi yang optimal untuk
mempercepat pemulihan dan membangun kembali kesehatan individu.

2. Fungsi Formula Makanan


Selain tujuannya yang spesifik, formula makanan juga memiliki fungsi-fungsi
penting dalam konteks kebutuhan gizi dan kesehatan individu atau kelompok sasaran.
Beberapa fungsi utama formula makanan adalah:
a. Suplemen Nutrisi: Formula makanan berfungsi sebagai suplemen nutrisi yang
dapat membantu memenuhi kekurangan nutrisi yang mungkin tidak tercukupi
melalui makanan biasa. Dalam beberapa kasus, individu atau kelompok sasaran
membutuhkan tambahan nutrisi tertentu, dan formula makanan dapat memberikan
suplemen yang sesuai.
b. Pengganti Makanan Utama: Dalam beberapa situasi, individu atau kelompok
sasaran mungkin tidak dapat mengonsumsi makanan utama secara normal karena
alasan medis atau fungsional. Formula makanan berfungsi sebagai pengganti
makanan utama dengan memberikan nutrisi yang diperlukan dalam bentuk yang
mudah dikonsumsi.
c. Kemudahan dan Kepastian: Formula makanan juga berfungsi sebagai solusi yang
mudah dan praktis bagi individu atau kelompok sasaran yang memiliki
keterbatasan dalam mempersiapkan atau mengonsumsi makanan biasa. Dalam
beberapa situasi, seperti di rumah sakit atau perawatan jangka panjang, formula
makanan menyediakan solusi yang praktis dan dapat diandalkan.

C. Faktor-Faktor dalam Perancangan Formula Makanan


Dalam merancang formula makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi
manusia secara optimal, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dengan
cermat. Berikut adalah faktor-faktor penting yang harus dipertimbangkan:
1. Kebutuhan Gizi Individu atau Kelompok Sasaran: Setiap individu atau kelompok
sasaran memiliki kebutuhan gizi yang unik. Faktor-faktor seperti usia, jenis
kelamin, tingkat aktivitas fisik, kondisi kesehatan, dan kebutuhan gizi khusus
lainnya harus dianalisis secara mendalam. Data kebutuhan gizi yang terkini dan
terpercaya, seperti Rekomendasi Asupan Gizi (RDA) atau Pedoman Gizi
Seimbang, dapat digunakan sebagai acuan dalam merancang formula makanan
yang sesuai.
2. Komposisi Nutrisi yang Optimal: Merancang komposisi nutrisi yang tepat sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan gizi secara optimal. Formula makanan harus
mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, dan zat-zat lain
dalam proporsi yang tepat sesuai dengan kebutuhan gizi individu atau kelompok
sasaran. Pemahaman yang mendalam tentang fungsi dan interaksi nutrisi dalam
tubuh manusia diperlukan untuk mencapai keseimbangan nutrisi yang optimal.
3. Sumber Bahan Makanan: Pemilihan sumber bahan makanan yang tepat sangat
penting dalam merancang formula makanan. Bahan makanan harus dipilih
berdasarkan kandungan nutrisi yang diperlukan, ketersediaan, keamanan, dan
stabilitas. Sumber bahan makanan dapat mencakup berbagai sumber seperti sereal,
protein nabati atau hewani, lemak sehat, sayuran, buah-buahan, dan produk susu.
4. Keamanan Pangan: Keamanan pangan adalah faktor kritis dalam perancangan
formula makanan. Setiap bahan makanan yang digunakan harus memenuhi
standar keamanan pangan yang berlaku. Pemrosesan dan penyimpanan formula
makanan harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip keamanan
pangan untuk mencegah kontaminasi dan kerusakan mikroba.
5. Ketercernaan dan Bioavailabilitas: Ketercernaan dan bioavailabilitas nutrisi dalam
formula makanan perlu diperhatikan. Formula makanan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga nutrisi yang terkandung di dalamnya dapat dicerna dan
diserap dengan baik oleh tubuh manusia. Pemilihan bahan makanan, teknik
pengolahan, dan formulasi yang tepat dapat mempengaruhi tingkat ketercernaan
dan bioavailabilitas nutrisi.
6. Keberagaman Sensori dan Penerimaan Konsumen: Formula makanan yang efektif
harus memiliki keberagaman sensori yang memadai dan diterima oleh konsumen.
Rasanya harus menyenangkan, teksturnya harus sesuai, dan aroma yang
dihasilkan tidak boleh menimbulkan penolakan. Studi sensori dan penilaian
penerimaan konsumen dapat membantu memastikan bahwa formula makanan
memiliki karakteristik sensori yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan
konsumen.
7. Aspek Ketersediaan dan Distribusi: Formula makanan juga harus dirancang
dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan dan distribusi. Ketersediaan bahan
baku, biaya, masa simpan, kemudahan produksi, dan logistik distribusi harus
diperhatikan agar formula makanan dapat diproduksi secara efisien dan tersedia
bagi mereka yang membutuhkannya.
8. Pengawasan dan Regulasi: Formula makanan harus mematuhi peraturan dan
regulasi yang berlaku dalam industri makanan. Pengawasan yang ketat harus
dilakukan dalam setiap tahap produksi untuk memastikan keamanan, kualitas, dan
keberlanjutan formula makanan.

D. Tantangan dan Kebutuhan dalam Memastikan Keselamatan Pangan dalam


Pengembangan Formula Makanan
Dalam pengembangan formula makanan, terdapat beberapa tantangan dan
kebutuhan yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan keselamatan pangan. Pertama,
pemilihan dan penggunaan bahan baku yang aman menjadi tantangan utama. Bahan baku
harus memenuhi standar keamanan pangan yang ketat dan bebas dari kontaminan yang
berpotensi membahayakan kesehatan konsumen. Selain itu, pemrosesan dan penyimpanan
bahan baku harus dilakukan dengan benar untuk mencegah pertumbuhan mikroba
patogen.
Kedua, pengolahan dan formulasi formula makanan juga memerlukan perhatian
khusus terhadap keselamatan pangan. Proses pengolahan harus memenuhi standar sanitasi
dan higienis untuk mencegah kontaminasi silang antara bahan mentah dan produk jadi.
Penggunaan teknologi pengawetan makanan yang tepat dan pengaturan suhu yang baik
juga penting untuk memastikan bahwa formula makanan tetap terjaga kesegarannya dan
bebas mikroba selama masa simpan.
Selanjutnya, kebutuhan akan informasi dan label yang jelas mengenai formula
makanan sangat penting bagi konsumen. Label harus menyediakan informasi tentang
bahan-bahan yang digunakan, nilai gizi, tanggal kedaluwarsa, serta instruksi
penyimpanan dan penggunaan yang benar. Hal ini membantu konsumen dalam membuat
pilihan yang tepat dan menghindari risiko alergi atau intoleransi makanan.
Tantangan lainnya adalah pemantauan dan pengawasan yang ketat terhadap
seluruh rantai pasokan formula makanan. Ini melibatkan pengawasan dari mulai produksi
bahan baku, pengolahan, hingga distribusi ke konsumen. Pemeriksaan rutin, pengujian
laboratorium, dan audit kualitas harus dilakukan secara teratur untuk memastikan
keselamatan produk.
Terakhir, peraturan dan regulasi yang ketat juga diperlukan untuk memastikan
keselamatan pangan dalam pengembangan formula makanan. Pemerintah dan lembaga
terkait harus menerapkan dan mengawasi kepatuhan terhadap standar keamanan pangan
yang berlaku. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, industri makanan, dan institusi
penelitian juga penting untuk memperbarui dan mengembangkan pedoman keselamatan
pangan yang lebih baik.
Memastikan keselamatan pangan dalam pengembangan formula makanan
melibatkan pemilihan bahan baku yang aman, pengolahan yang higienis, informasi yang
jelas bagi konsumen, pengawasan rantai pasokan, dan regulasi yang ketat. Dengan
mengatasi tantangan ini dan memenuhi kebutuhan yang ada, formula makanan dapat
diproduksi dan dikonsumsi dengan keyakinan akan keamanan dan keselamatan yang
optimal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan formula makanan yang aman dan berkualitas membutuhkan
pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan gizi manusia, analisis komposisi
makanan, penyesuaian dengan preferensi dan kebiasaan makan masyarakat, serta
kepatuhan terhadap aspek keselamatan pangan. Dengan memperhatikan latar belakang
ini, pengembang formula makanan dapat merancang produk makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan gizi, diterima oleh konsumen, dan memberikan kontribusi positif
terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Pengembangan formula makanan juga memerlukan pendekatan multidisiplin yang
melibatkan kolaborasi antara ahli gizi, ilmu pangan, teknologi pangan, dan bidang terkait
lainnya. Kolaborasi ini diperlukan untuk menggabungkan pengetahuan dan keterampilan
dari berbagai disiplin ilmu guna mengoptimalkan kualitas formula makanan. Melalui
pendekatan ini, pengembang formula makanan dapat memberikan solusi yang holistik
dan komprehensif dalam memenuhi kebutuhan gizi dan keselamatan pangan.
Selain tantangan dalam aspek nutrisi dan keselamatan, pengembangan formula
makanan juga harus mempertimbangkan keberlanjutan dan dampak lingkungan. Dalam
era yang semakin menyadari pentingnya keberlanjutan, pengembang formula makanan
perlu memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam proses
pengembangan. Ini melibatkan penggunaan bahan baku yang berkelanjutan, praktik
produksi yang ramah lingkungan, dan penilaian siklus hidup produk untuk mengurangi
dampak lingkungan dari seluruh rantai pasokan makanan.
DAFTAR PUSTAKA

Marsiti, Cokorda. I, Ni Made. S, Ni Wayan. S. Strategi Pengembangan Makanan Tradisional


Berbasis Teknologi Informasi Sebagai Upaya Pelestarian Kuliner Bali. Jurnal IKA.
17 (2). 2019.
Endang, Nurhayati, dkk. Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa Serta Alternatif
Pengembangannya. Artikel Penelitian Guru Besar, 2013.
Harmayanti. E, Umar. S, Murdjiati. G. Makanan Tradisional Indonesia Seri I. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. 2017.
LIPI. Pangan dan Gizi Masa Depan: Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Bangsa.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V, Jakarta 20-23 April 1993.
https://dokumen.tips/food/makanan-formula-5908bc070822f.html
http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-ibu-hamil/

Anda mungkin juga menyukai