Anda di halaman 1dari 5

Lembar Kerja Diskusi Kelompok

Mata Kuliah : Advokasi dan Promosi Kesehatan Dosen : Dr. Muhammad Arsyad, SKM.,
M.Kes.
Kelas/Kelompok : A/2 Hari : Rabu
Topik : Lobi dan Negosiasi dalam Advokasi Kesehatan (Pekan VII) Tanggal : 3 April 2023
Nama/NIM : Al-Munawwar Syamsuddin/K011221011
Alfina Widya Azizah Saiful/K011221008
Amanda Putri Ayuningtyas/K011221052
Ana Wildany/K011221017
Anastasia Delfin/K011221031
Anastasya Tammu /K011221057

Petunjuk kerja:
1. Setiap kelompok berdiskusi dan merangkum informasi tentang Lobi dan Negosiasi dalam Advokasi Kesehatan.
2. Kelompok mahasiswa sesuai pembagian kelompok pada pekan 4-16.
3. Hasil diskusi kelompok menghasilkan informasi yang komprehensif sesuai sasaran pembelajaran.
4. Hasil diskusi kelompok dikumpulkan melalui Sikola.

Sasaran Pembelajaran:
Setelah mengikuti sesi ini, mahasiswa diharapkan:
1. Mampu menjelaskan pengertian lobi.
2. Mampu menguraikan teori lobi.
3. Mampu menguraikan kriteria pelobi yang baik serta etika dalam melakukan lobi.
4. Mampu memberikan contoh aplikasi lobi dalam bidang kesehatan.
5. Mampu menguraikan riwayat dan pengertian negosiasi
6. Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat negosiasi.
7. Mampu menguraikan teori, proses, dan teknik negosiasi.
8. Mampu menguraikan kendala dan indikator negosiasi.
9. Mampu memberikan contoh aplikasi negosiasi dalam advokasi kesehatan.

1
Aspek
No Hasil Diskusi Kelompok
(minimal)
1. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2015), Lobi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memengaruhi
lobi orang lain dalam kaitannya dengan pemungutan suara menjelang pemilihan ketua suatu organisasi, misalnya parlemen dan partai
politik. Sedangkan Melobi dimaksudkan melakukan pendekatan secara tidak resmi, dan pelaku orangnya disebut sebagai Pelobi
yaitu orang yang melobi.

2. Teori lobi Istilah Lobi berasal dari bahasa Latin Labium yang berarti pintu masuk (entrance hall). Istilah ini muncul karena biasanya para
politisi berbicara informal di depan pintu masuk ruang rapat sebelum secara resmi memasuki ruang sidang. Lobi kemudia dibagi
menjadi dua jenis yaitu :
1) (Connecticut Association of Nonprofits Advocacy, tanpa tahun), yaitu pertama lobi tingkat akar rumput yang intinya adalah
mendorong dan memotivasi masyarakat umum untuk berkomunikasi dengan wakil legislatifnya tentang suatu isu atau masalah
(grassroot lobbying is appealing to the general public to contact the legislature about an issue).
2) Lobi secara langsung yaitu berkomunikasi dengan pejabat pemerintah atau pegawainya untuk memengaruhi perundangan atau
peraturan (direct lobbying is contacting government officials or employees directly to influence legislation). Menurut Vernick
(1999) lobi akar rumput harus memiliki tiga kriteria, yaitu:
a. Berkaitan dengan undang-undang yang spesifik
b. Mengandung pandangan terhadap undang-undang tertentu
c. Ada komponen ajakan bertindak (call to action).
3. Etika dalam Dalam pertemuan nasional ke-2 yang dirumuskan dalam Lokakarya Refleksi Penyusunan Strategi Mewujudkan Partisipasi
lobi Masyarakat dala Penyusunan Peraturan Perundang-undangan yang dirangkum oleh Zen da Santoso (2005) disepakati bahwa nilai
etika umum yang perlu dimilil seorang pelobi adalah:
1) Kejujuran
2) Keterbukaan
3) Tepat Waktu
4) Anti Kekerasan
2
Aspek
No Hasil Diskusi Kelompok
(minimal)
5) Sifat Konsisten

4. Kriteria 1) Memahami substansi:


pelobi yang 2) Terampil berkomunikasi (bicara dan mendengar);
baik 3) pelobi yang baik
4) Berpenampilan menarik;
5) Cepat beradaptasi;
6) Memerhatikan etiket:
7) Memahami kebutuhan sekutu;
8) Mempunyai relasi dengan tokoh-tokoh berpengaruh:
9) Paham mekanisme pembahasan legislasi, mengikuti dinamika legislasi, m agenda legislasi; serta percaya diri dan sabar.
5. Teknik lobi 1) Pertemuan pribadi atau cara kontak langsung bertatap muka.
2) Kontak melalui telepon, Short Message Service (SMS) dan Blackberry Messenger (BBM)
3) Melaka surat pribadi (fax, email serta cara lain)
4) Surat pribadi ke beberapa orang secara terpisah
5) Minta bantuan pelobi profesional
6) Melalui organisasi masyarakat
7) Melalui partai politik.
6. Momentum 1) Momen sebelum Pemilihan Umum (Pemilu).
terbaik 2) Sebelum isu dimasyarakatkan
melakukan 3) Pada puncak publisitas isu
lobi 4) Sebelum perdebatan di parlemen
5) Selama pembahasan di parlemen.
7. Aplikasi lobi Dengan kejadian bencana gempa bumi yang berskala 6,7 Ritcher di Kab X yang tidak terduga dan banyak korban kehilangan
dalam tempat tinggal maka Kepala Dinas Kesehatan kabupaten melakukan lobi terhadap bupati dan DPRD Komisi D (yang membidangi
bidang bidang sosial) agar memperoleh dan auntuk biaya obat-obatan untuk kegawatdaruratan dan juga paket makanan untuk balita dan
kesehatan ibu hamil. Hal ini dikarenakan dana yang tersedia secara rutin dan habis. Karena itu Kepala Dinas Kesehatan harus secara aktif
berupaya berkomunikasi baik dengan eksekutif maupun legislatif setempat agar memperoleh dana yang dialokasikan oleh
pemerintah pusat untuk bantuan bencana bagi kabupaten setempat. Kecakapan dan kemahiran Kepala Dinas Kesehatan akan
menentukan dapat atau tidaknya bantuan dan besarnya bantuan yang diterima untuk maksud tersebut.

3
Aspek
No Hasil Diskusi Kelompok
(minimal)
8. Pengertian Negosiasi adalah proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak ddengan
negosiasi pihak lainnya.
9. Riwayat Berdasarkan dokumentasi yang diperoleh negosiasi bermula ketika sebuah perusahaan swasta di Amerika memesan emas senilai
negosiasi 20-40 juta dolar US kepada Bank Prancis (Bank of France) pada tahun 1917 (Anonim, 1917). Kemudian ilmu Negosiasi
berkembang sehingga seorang pengacara di New York (USA) mendirikan The Negotiation Institute Inc pada tahun 1966 untuk
mengembangkan pelatihan dan ilmu Negosiasi (Anonim, tanpa tahun). Di Indonesia belum ditemukan dokumen resmi kapan
ilmu dan pelatihan negosiasi mulai dikembangkan.
10. Tujuan Negosiasi memiliki tujuan yang ideal yaitu situasi menang-menang (win-win solution) dimana dalam proses negosiasi tidak ada
negosiasi pihak yang dikalahkan karena semua merasa dimenangkan.
11. Teori, Salah satu teori terkait negosiasi adalah Best Alternative to a Negotiated Agreement (BATNA).
proses, dan Proses negosiasi menurut robbins :
teknik 1. Persiapan dan perencanaan, pada tahap ini harus ditetapkan tujuan negosiasi. Selain itu, perlu dipredikasi hasil yang akan
negosiasi diperoleh dan minimum hasil yang diprediksi bisa diterima.
2. Penentuan aturan dasar, pada tahap ini perlu ditetapkan siapa yang akan melakukan perundingan, apakah pihak organisasi
sendiri atau ditunjuk pihak ketiga? Dimana peundingan akan dilakukan? Kendala apa yang mungkin terjadi dalam negosiasi?
Sampai seberapa jauh negosiasi bisa dilakukan (batasan? Dan prosedur apa yang ditempuh jika negosiasi berkahir jalan
buntu?
3. Klarifikasi dan justifikasi, setelah posisi awal dipertukarkan maka kedua pihak perlu memaparkan, menguatkan,
mengklarifikasi dan mempertahankan maupun memberikan justufukasi tuntutan yang diminta.
4. Negosiasi dan pemecahan masalah, disini akan terjadi proses tawar menawar dalam upaya memecahkan masalah, karena ini
negosiasi adalah memberi dan menerima dalam mencari kesepakatan bersama.
5. Penutupan dan implementasi, disini sebaiknya kesepakatan yang terjadi dibuat formal (tertulis) dan kemudian disusun prosedur
yang diperlukan untuk pelaksanaan dan pengawasannya (monitoring dan evaluasinya).

12. Kendala Kendala negosiasi menurut Lisa J. Downs (2008) :


negosiasi 1. Masalah komunikasi
2. Kendala budaya atau gender
3. Hilang kepercayaan
4. Kurang informasi

4
Aspek
No Hasil Diskusi Kelompok
(minimal)
5. Adanya sabotage yang terjadi karena ada salah satu pihak yang sengaja memberhentikan proses negosiasi

13. Indikator Hasil negosiasi secara umum dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu:
negosiasi 1. Negosiasi dengan hasil akhir Kalah-Menang (Lose-win negotiation)
2. Negosiasi dengan hasil akhir Kalah-Kalah (Lose-lose negotiation)
3. Negosiasi dengan hasil akhir Menang-Menang (Win-win negosiation)
Indikator keberhasilan negosiasi adalah semua pihak merasa puas dengan hasil akhir negosiasi.
14. Aplikasi Misalnya contoh Kantor Cabang IBI di Kota atau Kabupaten X berniat bekerja sama dengan perusahaan farmasi tertentu. Pihak
negosiasi organisasi punya kepentingan yaitu agar organisasi dan warganya memperoleh akses alat atau obat dengan harga terjangkau, tetapi
dalam tetap dalam koridor atau kaidah etika profesi bidan.
advokasi Dilain pihak, perusahaan farmasi ingin menggunakan organisasi IBI sebagai jalur distribusi pemasaran produk secara berkelanjutan
kesehatan dengan harga yang dapat diterima, tetapi dalam batas minimal kebijakan perusahaan. Karena IBI cabang juga berusaha mencari
dana dengan kerja sama ini maka pihak IBI ingin memperoleh rabat yang sebesar-besarnya agar organisasi memiliki kas dana dari
trsaksi ini. Jumlah penyerapan supply (pasokan) obat yang sanggup dihabiskan oleh organisasi dan jumlah harga minimal yang
bisa diberikan perusahaan agar IBI tetap dapat memperoleh sumber dana merupakan kepentingan dua pihak yang belum disepakati.
Hal ini perlu dilakukan negosiasi.
15. Referensi Pratomo, H. (2019). Advokasi Konsep, Teknik dan Aplikasi di Bidang Kesehatan Indonesia.
(format
APA)

Anda mungkin juga menyukai