9 RZMTH 9 RK 07 Keu 8 Z
9 RZMTH 9 RK 07 Keu 8 Z
A. DESKRIPSI KASUS
Kasus adalah kondisi yang mengandung permasalahan tertentu. Permasalah yang ada itu
perlu dipecahkan, dan pemecahannya tampaknya tidak begitu mudah; tidak sederhana
sehingga pemecahannya tidak segera dapat dilakukan; tidak dapat “sekali tembak sasaran
dapat dilumpuhkan”. Permasalahan itu terlebih dahulu perlu diurai, dikaji secara mendalam;
berbagai sumber perlu diakses dan dibina komitmennya untuk bersama-sama mengarahkan
upaya bagi pengentasan permasalahan tersebut.
Konferensi kasus (KK) merupakan forum terbatas yang di upayakan oleh konselor untuk
membahas suatu kasus dan arah-arah penanggulangannya. KK direncanakan dan dipimpin
oleh konselor, dihadiri oleh pihak-pihak tertentu, (secara terbatas) yang sangat terkait dengan
penanggulangan kasus tersebut.
KK merupakan pertemuan terbuka; terbuka untuk kasus yang dibahas; terbuka dari segi
pihak-pihak yang diundang; terbuka dalam waktu penyelenggaraan; terbuka dalam dinamika
kegiatannya; serta terbuka dalam hasil-hasilnya. Satu-satunya keterikatan KK adalah dalam
kaitannya dengan kaidah-kaidah pelayanan konseling. KK dapat dselenggarakan dimana saja,
ditempat konselor bertugas dan mempraktikan pelayanan profesionalnya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum KK ialah untuk mengumpulkan data yang lebih banyak dan lebih akurat
serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan tertentu dalam
rangka penanganan permasalahan. Data dan komitmen itu sebesar – besarnya di gunakan
demi kepentingan klien dan/atau individu yang terkait dengan permasalahan yang dibahas.
2. Tujuan Khusus
1. Dengan semakin lengkap dan akuratnya data tentang permasalahan yang dibahas,
maka semakin dipahamilah secara mendalam permasalahan itu, oleh konselor dan
oleh pihak-pihak terkait yang menghadiri KK (fungsi pemahaman).
2. Pemahaman itu digunakan untuk menangani permasalahan yang dimaksud, baik
dalam arah pencegahan kemungkinan terjadi hal-hal yang lebih merugikan (fungsi
pencegahan).
3. Arah pengentasan masalah yang dialami oleh klien dan/atau individu-individu
yang masalahnya dibahas itu (fungsi pengentasan).
4. Hasil KK juga dapat digunakan untuk upaya pengembangan dan pemeliharaan
potensi individu dan/atau pihak – pihak lain yang terkait dengan permasalahan
yang dibahas dalam KK (fungsi pengembangan dan pemeliharaan).
5. Dengan tercegah dan dan terentaskannya permasalahan, serta terkembang dan
terpeliharanya berbagai potensi yang dimaksudkan itu, hal-hal klien yang terkait
lainnya dapat terjaga dan terpelihara aktualisasinya (fungsi advokasi).
C. KOMPONEN
1. Kasus
2. Peserta
Perserta KK pada dasarnya adalah semua pihak yang tersangkut paut dengan kasus atau
permasalahan yang dibahas. Pihak-pihak itu dapat dirinci sebagai berikut :
Konselor perlu mencermati siapa yang sebaiknya diundang menghadiri KK untuk kasus
tertentu, dengan pertimbangan :
3. Konselor
D. ASAS
Asas kesukarelaan dan keterbukaan mengiringi asas kerahasiaan yang telah ditanamkan
itu. Seluruh hadirin diminta kesukarelaan dan secara terbuka mengikuti semua pembicaraan
dalam KK. Dalam kaitan ini, semua peserta juga diminta secara serius menjalani kegiatan
yang dilaksanakan (asas kegiatan) dalam arah dan suasana yang penuh nilai dan norma yang
tinggi (asas kenormatifan). Lebih jauh, Konselor bersama peserta memadukan semua pokok
isi pembicaraan dan langkah-langkah yang perlu diambil berkenaan dengan permasalahan
yang dibahas (asas keterpaduan).
1. Kelompok Non-Formal
Pertemuan KK menggunakan format tidak resmi, dalam arti tidak menggunakan cara-cara
yang bersifat instruksional, artinya tidak ada instruksi atau perintah dari siapapun juga.
2. Pendekatan Normatif
a. Penyebut nama seseorang harus disertai penerapan asas kerahasian; jika masih
dimungkinkan penyebutan sedapat-dapatnya dihindari.
b. Pengungkapan sesuatu dan pembahasannya harus didasarkan pada tujuan positif yang
menguntungkan semua pihak yang terkait; dengan kata lian apapun yang diungkapkan
dan dibahas tidak merugikan pihak-pihak tertentu.
c. Pembicaraan dalam suasana bebas dan terbuka, objektif tanpa pamrih, dan tidak
didasarkan atas kriteria kalah-menang.
d. Dinamika kelompok diwarnai semangat member dan menerima.
e. Bahasa dan cara-cara yang digunakan diwarnai oleh asas kenormatifan.
3. Pembicaraan Terfokus
Layanan KK Layanan
Proses 2
konseling lanjutan
Satu kali penyelenggaraan KK dapat berlangsung satu jam atau lebih, tergantung pada
luas dan kedalaman kasus itu sendiri dan kemampuan para hadirin membahasnya. Konselor
mengendalikan berapa lama KK dilaksanakan. Kriteria yang dipakai adalah ketuntasan
pembahasan. Dari satu kali penyelenggaraan KK hendaknya telah dapat diperoleh berbagai
hal penting yang dapat membantu dan memperkaya proses layanan konseling. Salah satu
diantara hal yang penting itu, bahkan sangat penting, adalah komitmen para peserta terhadap
penanganan kasus yang dibicarakan itu.
Kandungan kasus
Layanan dan kegiatan Masalah Masalah Masalah Masalah isu
pendukung dan konseling klien calon lingkungan yang
No. yang klien dilaporkan
sedang
ditangani
1. Orientasi
2. Informasi
3. Penempatan dan
penyaluran
4. Penguasaan konten
5. Konseling perorangan
6. Bimbingan kelompok
7. Konsultasi
8. Mediasi
9. Aplikasi Instrumen
10. Himpunan Data
11. Kunjungan Rumah
12. Alih tangan kasus
G. OPERASIONALISASI KEGIATAN
1. Perencanaan
a. Menetapkan kasus yang akan dibawa kedalam KK
b. Meyakinkan klien (dan/atau individu yang terkait dalam kasus tersebut) tentang
pentingnya KK
c. Menetapkan peserta KK
d. Menetapkan waktu dan tempat KK
e. Menyiapkan kelengkapan bahan/materi untuk pembahasan dalam KK
f. Menyiapkan fasilitas penyelenggaraan KK
g. Menyiapkan kelengkapan administrasi
2. Pelaksanaan
a. Mengkomunikasikan rencana KK kepada para peserta
b. Menyelenggrakan KK, meliputi kegiatan :
1. Membuka pertemuan
2. Menyelenggarakan penstrukturan, dengan asas kerahasiaan sebagai pokok
kasus
3. Meminta komitmen peserta untuk penanganan kasus
4. Membahas kasus
5. Menegaskan peran masing-masing peserta dalam penanganan kasus
6. Menyimpulkan hasil pembahasan, memantapkan komitmen peserta
7. Menutup pertemuan
3. Evaluasi
a. Mengevaluasi kelengkapan dan kemanfaatan hasil KK, serta komitmen peserta
dalam penanganan kasus
b. Mengevaluasi proses pelaksanaan KK
5. Tindak Lanjut
a. Menggunakan hasil analisis untuk melengkapi data dan memperkuat komitmen
penanganan kasus
b. Mempertimbangkan apakah diperlukan KK lanjutan
6. Laporan
a. Menyusun laporan kegiatan KK
b. Mengoptimalkan laporan kepada pihak-pihak terkait
c. Mendokumentasikan laporan
TUGAS
KONFERENSI KASUS
OLEH :
KELOMPOK 3
ERMA PRATIWI NUFI
MERI ANGGRIANI
JULI ERMAYANTI
TUTI
RADEMAN
ANDI SAMSUDIN
SAFRIN
LAODE ZULFAJAR