Anda di halaman 1dari 8

KONFERENSI KASUS

A. DESKRIPSI KASUS

Kasus adalah kondisi yang mengandung permasalahan tertentu. Permasalah yang ada itu
perlu dipecahkan, dan pemecahannya tampaknya tidak begitu mudah; tidak sederhana
sehingga pemecahannya tidak segera dapat dilakukan; tidak dapat “sekali tembak sasaran
dapat dilumpuhkan”. Permasalahan itu terlebih dahulu perlu diurai, dikaji secara mendalam;
berbagai sumber perlu diakses dan dibina komitmennya untuk bersama-sama mengarahkan
upaya bagi pengentasan permasalahan tersebut.

Konferensi kasus (KK) merupakan forum terbatas yang di upayakan oleh konselor untuk
membahas suatu kasus dan arah-arah penanggulangannya. KK direncanakan dan dipimpin
oleh konselor, dihadiri oleh pihak-pihak tertentu, (secara terbatas) yang sangat terkait dengan
penanggulangan kasus tersebut.

Penyelenggaraan KK bersifat ad hoc non-formal, artinya khusus berkenaan dengan kasus


tertentu saja. KK tidak di bentuk secara formal dengan organisasi formal (dengan ketua,
sekretaris, anggota dan sebagainya). Oleh karena itu pertemuan KK bukan pertemuan formal,
dalam arti berdasarkan surat keputusan (SK) tertentu. Penyelenggaraan KK juga tidak terikat
pada jumlah hadirin tertentu, waktu dan jadwal pertemuan tertentu, serta keharusan membuat
keputusan tertentu.

KK merupakan pertemuan terbuka; terbuka untuk kasus yang dibahas; terbuka dari segi
pihak-pihak yang diundang; terbuka dalam waktu penyelenggaraan; terbuka dalam dinamika
kegiatannya; serta terbuka dalam hasil-hasilnya. Satu-satunya keterikatan KK adalah dalam
kaitannya dengan kaidah-kaidah pelayanan konseling. KK dapat dselenggarakan dimana saja,
ditempat konselor bertugas dan mempraktikan pelayanan profesionalnya.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum KK ialah untuk mengumpulkan data yang lebih banyak dan lebih akurat
serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan tertentu dalam
rangka penanganan permasalahan. Data dan komitmen itu sebesar – besarnya di gunakan
demi kepentingan klien dan/atau individu yang terkait dengan permasalahan yang dibahas.
2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus KK dikaitkan dengan fungsi-fungsi pelayanan konseling.

1. Dengan semakin lengkap dan akuratnya data tentang permasalahan yang dibahas,
maka semakin dipahamilah secara mendalam permasalahan itu, oleh konselor dan
oleh pihak-pihak terkait yang menghadiri KK (fungsi pemahaman).
2. Pemahaman itu digunakan untuk menangani permasalahan yang dimaksud, baik
dalam arah pencegahan kemungkinan terjadi hal-hal yang lebih merugikan (fungsi
pencegahan).
3. Arah pengentasan masalah yang dialami oleh klien dan/atau individu-individu
yang masalahnya dibahas itu (fungsi pengentasan).
4. Hasil KK juga dapat digunakan untuk upaya pengembangan dan pemeliharaan
potensi individu dan/atau pihak – pihak lain yang terkait dengan permasalahan
yang dibahas dalam KK (fungsi pengembangan dan pemeliharaan).
5. Dengan tercegah dan dan terentaskannya permasalahan, serta terkembang dan
terpeliharanya berbagai potensi yang dimaksudkan itu, hal-hal klien yang terkait
lainnya dapat terjaga dan terpelihara aktualisasinya (fungsi advokasi).

C. KOMPONEN

1. Kasus

Sebagaimana dikemukakan terdahulu, kasus adalah kondisi yang mengandung


permasalahan tertentu. Permasalahan ini dapat menyangkut seseorang, sekelompok orang,
atau berkenaan dengan kondisi lingkungan tertentu. Oleh karenanya, kasus yang dibahas
didalam KK dapat berupa :

a. Masalah klien yang sedang ditangani konselor.


b. Masalah yang dialami seseorang atau beberapa orang yang belum ditangani konselor.
c. Kondisi lingkungan yang terindikasi atau berpotensi bermasalah.
d. Laporan terjadinya masalah tertentu
e. Isu yang patut ditanggapi dan mendapat penanganan yang memadai.

2. Peserta

Perserta KK pada dasarnya adalah semua pihak yang tersangkut paut dengan kasus atau
permasalahan yang dibahas. Pihak-pihak itu dapat dirinci sebagai berikut :

a. Individu (seorang atau lebih) yang secara langsung mengalami masalah


b. Individu (seorang atau lebih) yang terindikasi mengalami masalah
c. Orang-orang yang berperan penting (significant persons) berkenaan dengan masalah
yang dibahas
d. Orang-orang yang dapat memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan KK
khususnya dan tujuan pelayanan konseling pada umumnya
e. Ahli berkenaan dengan masalah yang dibahas.

Konselor perlu mencermati siapa yang sebaiknya diundang menghadiri KK untuk kasus
tertentu, dengan pertimbangan :

a. Individu yang mengalami masalah atau terindikasi langsung bermasalah hanya


dihadirkan dalam KK apabila dirinya bersedia dan kehadirannya itu benar-benar
membawa dampak positif bagi dirinya, serta tidak mempengaruhi objektivitas
pembahasannya dalam KK
b. Hadirin benar-benar dapat menyumbang bagi pencapaian tujuan KK dan efektivitas
penyelenggaraan pelajaran konseling untuk kasus yang dibahas.
c. Jumlah peserta KK maksimum 10 orang, termasuk konselor sebagai penyelenggara
KK.

3. Konselor

Konselor adalah penyelenggaraan KK sejak dari perencanaan, pelaksanaan, penggunaan


hasil-hasil KK dalam pelayanan konseling terhadap pihak-pihak terkait, dan pelaporan
kegiatan KK secara menyeluruh.

D. ASAS

Asas kerahasiaan, kesukarelaan, dan keterbukaan mendominasi kegiatan KK. Asas


kerahasiaan terutama perlu di tekankan apabila kasus yang dibahas adalah maslaah pribadi
yang dialami oleh klien tertentu. Kerahasiaan klien tersebut harus benar-benar dilindungi.
Dalam hal ini konselor sebagai penyelenggaraan KK dan sebagai penanggung jawab atas
kerahasiaan segala data dan keterangan pribadi klien, harus mampu meyakinkan dan
menggalang komitmen peserta KK untuk bersama-sama menjalankan asas kerahasiaan itu.
Asas kerahasiaan ini ditekankan sejak awal kegiatan KK.

Asas kesukarelaan dan keterbukaan mengiringi asas kerahasiaan yang telah ditanamkan
itu. Seluruh hadirin diminta kesukarelaan dan secara terbuka mengikuti semua pembicaraan
dalam KK. Dalam kaitan ini, semua peserta juga diminta secara serius menjalani kegiatan
yang dilaksanakan (asas kegiatan) dalam arah dan suasana yang penuh nilai dan norma yang
tinggi (asas kenormatifan). Lebih jauh, Konselor bersama peserta memadukan semua pokok
isi pembicaraan dan langkah-langkah yang perlu diambil berkenaan dengan permasalahan
yang dibahas (asas keterpaduan).

E. PENDEKATAN DAN TEKNIK

1. Kelompok Non-Formal

Pertemuan KK menggunakan format tidak resmi, dalam arti tidak menggunakan cara-cara
yang bersifat instruksional, artinya tidak ada instruksi atau perintah dari siapapun juga.

2. Pendekatan Normatif

Pendekatan Normatif ditunjukan untuk mencapai tujuan KK dalam rangka pelayanan


konseling. Hal-hal berikut perlu mendapat perhatian dan diupayakan aktualisasinya :

a. Penyebut nama seseorang harus disertai penerapan asas kerahasian; jika masih
dimungkinkan penyebutan sedapat-dapatnya dihindari.
b. Pengungkapan sesuatu dan pembahasannya harus didasarkan pada tujuan positif yang
menguntungkan semua pihak yang terkait; dengan kata lian apapun yang diungkapkan
dan dibahas tidak merugikan pihak-pihak tertentu.
c. Pembicaraan dalam suasana bebas dan terbuka, objektif tanpa pamrih, dan tidak
didasarkan atas kriteria kalah-menang.
d. Dinamika kelompok diwarnai semangat member dan menerima.
e. Bahasa dan cara-cara yang digunakan diwarnai oleh asas kenormatifan.

3. Pembicaraan Terfokus

Semua peserta KK bebas mengembangkan apa yang diketahui, difikirkan, dirasakan,


dialami dan/atau dibayangkan akan terjadi berkenaan dengan pokok pembicaraan. Sebebas-
bebasnya hadirin berbicara, satu hal yang perlu diingat adalah harus terfokus. Jangan sampai
pembicaraan meluas sampai diluar konteks, mangada-ngada, apalagi kalau sampe menyentuh
daerah yang menyinggung pribadi-pribadi tertentu.

Pembicaraan bersifat multi-arah, saling menyampaikan dan menanggapi; menghindari


penyampaian yang mengajari atau bersifat perintah, serta perdebatan. Konselor, dalam posisi
keprofesiannya, sebagai ornag yang paling berkepentingan dengan hasil KK harus mampu :

a. Membangun suasana nyaman bagi seluruh peserta dalam mengikuti pembicaraan.


b. Mendorong para peserta untuk berperan optimal dalam pembahasan kasus.
c. Mengambil sari pati dan menyimpulkan seluruh pembicaraan.
4. Terminasi dalam Proses

Proses 1 Belum ada ---------- KK Layanan


layanan

Layanan KK Layanan
Proses 2
konseling lanjutan

Layanan Layanan Layanan


Proses 3 KK KK
konseling lanjutan lanjutan

Pada proses 1 kegiatan KK dilakukan sebelum layanan konseling dan hasil KK


digunakan untuk layanan konseling tertentu. Pada proses ke 2 kegiatan KK sebagai tindak
lanjut layanan, dan hasilnya digunakan dalam layanan lebih lanjut. Pada proses ke 3 selain
sebagai tindak lanjut layanan, kegiatan KK sebanyak 2kali untuk lebih memperkuat layanan
berikut yang perlu dilaksanakan terhadap klien. Dalam hal ini tampak bahwa suatu KK tidak
berhenti pada saat pengakhiran (terminasi) kegiatan, namun ditindaklanjuti oleh layanan
konseling dalam keseluruhan proses penanganan kasus yang menjadi pokok pembicaraan.
Sampai berapa jauh prose situ berjalan sangat tergantung pada luas dan dalamnya kasus serta
intensitas penanganan oleh konselor.

5. Waktu dan Tempat

Satu kali penyelenggaraan KK dapat berlangsung satu jam atau lebih, tergantung pada
luas dan kedalaman kasus itu sendiri dan kemampuan para hadirin membahasnya. Konselor
mengendalikan berapa lama KK dilaksanakan. Kriteria yang dipakai adalah ketuntasan
pembahasan. Dari satu kali penyelenggaraan KK hendaknya telah dapat diperoleh berbagai
hal penting yang dapat membantu dan memperkaya proses layanan konseling. Salah satu
diantara hal yang penting itu, bahkan sangat penting, adalah komitmen para peserta terhadap
penanganan kasus yang dibicarakan itu.

Tempat penyelenggaraan KK sangat tergantung pada kesepakatan konselor dan para


peserta, serta pihak yang membawahi tempat yang dimaksud. Tempat hendaknya cukup
nyaman dan dapat memenuhi tuntutan di tegakkannya asas-asas konseling.
F. KETERKAITAN

Keterkaitan KK terutama di fokuskan kepada berbagai jenis layanan konseling dan


kegiatan pendukung lainnya. Keterkaitan itu terutama menyangkut isi atau kandungan kasus
yang menjadi pokok pembicaraan dalam KK. Matriks berikut memperlihatkan arah
keterkaitan itu.

Kandungan kasus
Layanan dan kegiatan Masalah Masalah Masalah Masalah isu
pendukung dan konseling klien calon lingkungan yang
No. yang klien dilaporkan
sedang
ditangani
1. Orientasi
2. Informasi
3. Penempatan dan
penyaluran
4. Penguasaan konten
5. Konseling perorangan
6. Bimbingan kelompok
7. Konsultasi
8. Mediasi
9. Aplikasi Instrumen
10. Himpunan Data
11. Kunjungan Rumah
12. Alih tangan kasus

Keterkaitan yang kemungkinan menjadi isi sel-sel matriks diatas memerlukan


kecermatan Konselor dalam merencenakan, melaksanakan dan mentindaklanjuti hasil KK
terhadap pelayanan konseling dan kegiatan pendukung atau sebaliknya dari hasil pelayanan
da kegiatan pendukung lain terhadap KK.

G. OPERASIONALISASI KEGIATAN

1. Perencanaan
a. Menetapkan kasus yang akan dibawa kedalam KK
b. Meyakinkan klien (dan/atau individu yang terkait dalam kasus tersebut) tentang
pentingnya KK
c. Menetapkan peserta KK
d. Menetapkan waktu dan tempat KK
e. Menyiapkan kelengkapan bahan/materi untuk pembahasan dalam KK
f. Menyiapkan fasilitas penyelenggaraan KK
g. Menyiapkan kelengkapan administrasi

2. Pelaksanaan
a. Mengkomunikasikan rencana KK kepada para peserta
b. Menyelenggrakan KK, meliputi kegiatan :
1. Membuka pertemuan
2. Menyelenggarakan penstrukturan, dengan asas kerahasiaan sebagai pokok
kasus
3. Meminta komitmen peserta untuk penanganan kasus
4. Membahas kasus
5. Menegaskan peran masing-masing peserta dalam penanganan kasus
6. Menyimpulkan hasil pembahasan, memantapkan komitmen peserta
7. Menutup pertemuan

3. Evaluasi
a. Mengevaluasi kelengkapan dan kemanfaatan hasil KK, serta komitmen peserta
dalam penanganan kasus
b. Mengevaluasi proses pelaksanaan KK

4. Analisis Hasil Evaluasi


Melakukan analisis terhadap efektivitas hasil KK terhadap penanganan kasus.

5. Tindak Lanjut
a. Menggunakan hasil analisis untuk melengkapi data dan memperkuat komitmen
penanganan kasus
b. Mempertimbangkan apakah diperlukan KK lanjutan

6. Laporan
a. Menyusun laporan kegiatan KK
b. Mengoptimalkan laporan kepada pihak-pihak terkait
c. Mendokumentasikan laporan
TUGAS

KEGIATAN PENDUKUNG KONSELING

KONFERENSI KASUS

OLEH :

KELOMPOK 3
ERMA PRATIWI NUFI

MERI ANGGRIANI

JULI ERMAYANTI

TUTI

RADEMAN

ANDI SAMSUDIN

SAFRIN

LAODE ISWAR ANUGRAH

LAODE ZULFAJAR

Anda mungkin juga menyukai