Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Puji syukur
kami panjatkan kehadirat-Nya karena atas Rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas tersebut dan dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kami selaku umatnya.

Adapun maksud tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan dari Ns. Ika N, M.Kep di ITEKES Mahardika Cirebon. Selain itu, kami
berharap agar tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Kami menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dengan
keterbatasan yang kami miliki. Kritik dan saran dari pembaca akan kami terima dengan
sangat terbuka agar kami dapat gunakan untuk memperbaiki masalah ini di masa yang akan
datang.

Cirebon, 19 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1

1.2 Tujuan.................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Definisi bestialitas...............................................................................................................3

2.2 Patofisiologi bestialitas........................................................................................................3

2.3 Manifestasi klinis bestialitas................................................................................................4

2.4 Dampak Bestialitas..............................................................................................................4

2.5 Pengobatan Bestialitas.........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah seksual telah menjadi problematika sosial di kalangan masyarakat. Masalah
tersebut tidak sekedar berwujud dalam satu bentuk, tetapi ada beberapa permasalahan
seperti perkembangan seksual, kesehatan seksual, penyimpangan seksual dan sebagainya.
Penyimpanganpenyimpangan perilaku seksual yang muncul di kalangan anak yang baru
memasuki usia remaja adalah salah satu dari sekian banyak masalah seksual.
Remaja tunalaras merupakan remaja yang mengalami gangguan dalam perilaku sosial
dan emosi, mereka memiliki hambatan dalam proses perilaku sosial, baik untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial maupun untuk mentaati norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Penimpangan-penyimpangan
perilaku yang muncul pada remaja tunalaras menjadi problematika tersendiri baik bagi
orang tua maupun lingkungan masyarakat. Penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh
remaja tunalaras tidak jarang dari meraka yang melakukan penyimpangan perilaku
seksual.
Pendapat Sarlito Wirawan Sarwono (2006: 142) menyebutkan perilaku seksual adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun
dengan sesama jenis. Keadaa ini akan banyak menimbulkan penyimpangan perilaku
seksual bagi remaja apabila tidak dilakukan pencegahan terutama bagi remaja tunalaras
yang mereka sendiri tidak mampu untuk mengendalikan emosinya.
Tindakan penyimpangan perilaku seksual yang muncul pada remaja tunalaras karena
berbagai macam faktor, dan itu sangat bervariasi. Keadaan yang demikian sangat
memprihatinkan, oleh sebab itu diperlukan bimbingan secara intensif dan pemberian
pengetahuan tentang pendidikan seksual agar penyimpangan perilaku seksual tidak
muncul. Namun sampai saat ini informasi pengetahuan tentang pendidikan seksual bagi
remaja tunalaras masih sangat terbatas. Selain itu, masih minimnya bimbingan baik dari
orangtua, guru maupun pembina asrama berupa pendidikan moral dan sesuai dengan
masyarakat sejak dini.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami definisi bestialitas
2. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologis bestialitas

1
3. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis bestialitas
4. Mahasiswa mampu mengetahui dampak bestialitas
5. Mahasiswa mampu mengetahui pengobatan bestialitas

2
BAB II
PEMBAHASAN
5.1 Definisi Bestialitas
Bestiality (bestialitas) adalah relasi seksual dan kepuasan seksual dengan cara
melakukan “persetubuhan” dengan binatang. Gangguan ini biasanya dilakukan oleh
kaum laki-laki yang bertempat tinggal didaerah peternakan. Bahkan dalam beberapa
budaya tertentu bestialitas merupakan halyang biasa dilakukan, sehingga tidaklah
dianggap aneh dalam budaya tersebut. Kaumlelaki yang melakukan bestialitas karena
mereka takut mengalami kegagalan dan kekecewaan dalam melakukan hubungan seksual
dengan wanita.
Persetubuhan dengan hewan. Penyebabnya karena merasa kekurangan untuk
melakukan hubungan seks dengan manusia. Hal ini bisa terjadi pada pria dan wanita.
Misalnya seorang wanita yang memelihara anjing yang sangat disayanginya. Dia
melatih anjingnya untuk menjilati kelaminnya dan kemudian bersetubuh dengan
anjing itu. Kepuasan seksualnya diperoleh dari persetubuhan dengan anjingnya.
Dari berbagai macam penyimpangan seksual, banyak faktor yang mempengaruhi
diantaranya adalah pendidikan seks yang salah diantaranya adalah ketidaktahuan ayah
tentang pendidikan seks pada anak, rangsangan seksual yang terjadi dalam keluarga,
anak tidak terlatih untuk meminta izin memasuki kamar orang lain dalam rumahnya,
tempat tidur orang tua yang terlalu berdekatan dengan anak, peniruan perilaku seksual
orang tua, melarang anak bertanya tentang seks dan masih banyak lagi.

5.2 Patofisiologi Bestialitas


Patofisiologi gangguan keinginan dan gairah seksual (sexual drive
disorder) bestialitas belum diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan melibatkan
berbagai area di otak yang mengatur gairah seksual, termasuk korteks
prefrontal, locus coeruleus, area preoptik medial, nukleus paraventricular, ventral
tegmental area, dan nukleus accumbens.
Fungsi seksual membutuhkan interaksi kompleks berbagai hormon dan
neurotransmitter yang bekerja di sentral maupun perifer. Gairah seksual merupakan
hasil keseimbangan kompleks antara jaras-jaras eksitasi dan inhibisi di otak.
Timbulnya dorongan seksual melibatkan neurotransmitter dopamine, melanocortin,
oksitosin, vasopressin, dan norepinefrin. Berbagai neurotransmiter ini

3
mengkoordinasikan berbagai jaras di hipotalamus, sistem limbik dan korteks untuk
memproses dan merespon stimulus seksual. Sementara itu, inhibisi seksual
melibatkan sistem opioid, serotonin, dan endocannabinoid. Gangguan pada salah satu
atau kedua sistem ini diperkirakan merupakan patofisiologi gangguan keinginan dan
gairah seksual. Perlu dipahami bahwa kondisi ini berhubungan dengan berbagai faktor
risiko, seperti temperamental, lingkungan, genetik, fisiologis, dan kondisi medis
seperti diabetes mellitus.

5.3 Manifestasi klinis Bestialitas

Zoophilia berasal dari kata Zoooon = binatang; Phileoo = mencintai.


Sehinggazoofiia adalah bentuk cinta yang sangat mendalam dan abnormal
terhadap binatang.Biasanya orang yang mengalami zoofilia akan melakukan
bestialitas denganbinatang mereka. Awalnya mereka hanya tidur dengan binatang
kesayangannya,membelai-belai binatangnya, kemudian memanipulasi tubuh
binatang sebagai simbolakan seksualitas, hingga melakukan bestialitas.

5.4 Dampak Bestialitas

Bestiality juga dapat menimbulkan risiko kesehatan. Kontak seksual dengan


hewan dapat menyebabkan masalah kesehatan berupa penyakit zoonosis.
Penyakit zoonosis adalah penyakit hewan yang bisaditularkan dari hewan ke
manusia.

1. Leptospirosis

Setiap kontak dengan organ seksual anjing, sapi, babi, kuda, dan domba
dapat menularkan penyakit bakteri ini ke manusia. Leptospirosis dapat
menyebabkan meningitis yang menyebabkan kematian pada sekitar 10 persen
pasien.

2. Echinococcosis
Cacing parasit dari kotoran anjing, kucing, dan domba dapat
menyebabkan penyakit ini. Cacing menyebabkan munculnya kista di

4
paru-paru, hati,otak, limpa, jantung, dan ginjal. Jika tidak diobati,
penyakit ini bisa jadi fatal.
3. Rabies
Salah satu yang paling parah dari zoonosis, rabies ditularkan dari air liur
kucing, anjing dan kuda. Ini adalah infeksi virus yang memengaruhi
sistem saraf pusat dan hampir selalu berakibat fatal jika tidak dirawat.
4. Penyakit urologis
Ada juga faktor risiko penyakit urologis di antara manusia. Sebuah studi
terhadap 118 pasien kanker penis, 44 persen pasien melaporkan, dirinya
melakukan kontak seksual dengan binatang. Ini mengarah pada
kesimpulan, seks dengan binatang adalah faktor risiko masalah kanker
penis dan mungkin berhubungan dengan penyakit kelamin. Selain
penyakit yang bisa ditularkan, ada juga risiko cedera yang bisa disebabkan
oleh hewan besar seperti kuda selama hubungan seksual.

5.5 Pengobatan Bestialitas


Sampai saat ini belum ditemukan obat apa yang bisa digunakan untuk
menyembuhkannya, pengobatan yang digunakan untuk penderita bestialitas ini
biasanya hanya berfungsi untuk mengurangi frekuensinya saja. Kelainan ini bisa
sangat merugikan, karena menyebabkan mudahnya terjadi transmisi kuman atau
bakteri dari binatang tersebut ke manusia yang disebut dengan zoonosis.

Daftar Pustaka
Yusuf Madani, 2003,Pendidikan Seks Untuk Anak Dalam Islam ,47-58
10Suraji, 2008,Pendidikan Seks bagi Anak, Yogyakarta: Pustaka fahima, hlm. 132

5
1Nasikh Ulwan,1981Tarbiyat al-Awlād Fi al-Islām Jilid 1 Beirut : Dar al-Salām, , hlm.17
Tim Fakultas PsikologiUniversitas Indonesia, Tanpa Tempat Terbit: Erlangga.Dr.
Kartono Kartini. (1989). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual.Bandung: Penerbit
Mandar Maju
Profesor Angelo State University, Amerika Serikat, Sangeeta Singg

Anda mungkin juga menyukai