Anda di halaman 1dari 2

5

dan Quickbird di tahun 2008 serta pemotretan udara menggunakan

teknologi LIDAR di tahun 2011. Diharapkan mampu memperbaiki kualitas

data untuk pembuatan zonasi kawasan permukiman yang dilengkapi

gambar saluran drainase. Perbedaan elevasi di kawasan pusat kota harus

menjadi dasar penentuan zonasi, selain mempertimbangkan bentuk jalan

dan sungai yang melintasi kota. Sehingga bentuk kota yang telah ada dan

kesesuaian lahannya akan menjadi pertimbangan dalam pengembangan

permukiman selanjutnya

Perkotaan Barabai memiliki permukiman kawasan lama seperti

kampung Arab, kampung Kadi, kampung Jawa dan kampung Sasak serta

delapan perumahan/komplek yaitu Bawan Permai, Bulau Indah, Guntur,

Swadarma, Kenanga, Melati, Batung Permai, dan Komplek Batalyon

1003 Manuntung. Ditengah kota juga terdapat dua daerah permukiman

yang sesuai Surat Keputusan (SK) Bupati Kab. HST Nomor

050.13/26/051/TAHUN 2011 tentang penetapan Lokasi Lingkungan

Perumahan dan Permukiman di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagai

kawasan kumuh yaitu kawasan permukiman Kampung Sasak dan

kawasan permukiman sepanjang Sungai Barabai. Baik permukiman lama

maupun perumahan baru, sama-sama belum memiliki penataan drainase

yang baik.

Melihat pada keadaan penduduk perkecamatan di Kab. HST,

perkotaan Barabai sendiri yang sebagian besar wilayahnya berada di

Kecamatan Barabai berdasarkan sensus 2010 yang dianalisis untuk tahun


6

2011 memiliki penduduk 60.442 jiwa, dengan kepadatan penduduk 22

orang/km2. Bila tidak ditata dengan baik, maka dengan semakin padatnya

kawasan perkotaan Barabai, akan mengakibatkan bermunculannya

permukiman-permukiman yang tidak mempunyai saluran drainase yang

terkoneksi dengan sistem jaringan drainase karena perumahan dibangun

dengan tidak memperdulikan lagi aspek tersebut. Ketersediaan pelayanan

jaringan drainase merupakan hal yang perlu mendapat perhatian dalam

sebuah kawasan perkotaan. Jaringan drainase yang baik menjadi penting,

terutama untuk daerah-daerah padat penduduk yang rentan terhadap

keadaan banjir yang berpengaruh pada tingkat kenyamanan hunian

maupun kesehatan yang sesuai dengan harapan masyarakat kab. HST.

Oleh karena itu, prioritas utama bagi wilayah yang berpotensi selalu

mengalami ―over flooding‖ seperti perkotaan lain yang permukaannya

relatif datar, semakin dipacu dengan pengadaan fasilitas jaringan drainase

yang baik. Tahapan perencanaan maupun pelaksanaan pembangunannya

pun sejak semula harus melibatkan langsung partisipasi masyarakat.

Permasalahan utama yang dihadapi perkotaan Barabai adalah

drainase perkotaan yang belum berjalan dengan baik, drainase perkotaan

yang ada yang seharusnya sebagai sarana untuk mengalirkan air hujan

yang jatuh atau luapan Sungai Barabai, malah memperburuk suasan kota,

dimana drainase kota yang ada menjadi tempat berkumpulnya air dan

menciptakan kubangan limbah rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai