Final Presentasi Dialog RUU KUHP
Final Presentasi Dialog RUU KUHP
Belanda
Belanda
Hindia Belanda
Indonesia
Pemerintah
Perancis Tahun Wetboek van pada 1 di hindia Nomor 2 Tahun
1810. Strafrecht September 1945 Tentang
menggantikan (WvS) disahkan 1886 belanda Badan-badan Dan
Crimineel pada 3 Maret sejak 1 Peraturan
Pemerintah Dulu
Wetboek voor 1881 Januari
het Koningrijk 2. undang-undang
1918 no. 1 tahun 1946
Holland tentang Peraturan
Hukum Pidana,
3. undang-undang
nomor 73 tahun
1958,
pemberlakuan UU
no 1/46
MENGAPA KUHP YANG BERLAKU SAAT INI PERLU DILAKUKAN PEMBARUAN?
• RKUHP terdiri dari 37 Bab & 632 Pasal yang terdiri dari 2 (dua)
buku, yaitu Buku Kesatu (Aturan Umum) dan Buku Kedua (Tindak
Pidana);
• Jumlah pasal RKUHP sedikit lebih banyak jumlahnya dari KUHP
Lama (569 Pasal), karena konsekuensi dari misi konsolidasi &
harmonisasi yang ada dalam Buku I RKUHP sebagai operator sistem
hukum pidana modern;
• Dihilangkannya pembedaan antara kejahatan (buku II KUHP) dan
pelanggaran (buku III KUHP) menjadi Tindak Pidana (Buku Kedua
RKUHP).
1. Bertitik tolak dari asas keseimbangan;
17 KEUNGGULAN RKUHP 2. Rekodifikasi Hukum Pidana yang terbuka dan terbatas;
SEBAGAI HUKUM PIDANA & 3. Tujuan Pemidanaan;
SISTEM PEMIDANAAN 4. Pedoman Pemidanaan;
MODERN 5. pertimbangan bagi hakim sebelum menjatuhkan pemidanaan;
6. Penentuan sanksi pidana dengan Modified Delphi Method;
7. Putusan Pemaafan Oleh Hakim (Judicial Pardon);
8. Pertanggungjawaban pidana korporasi;
9. Mengutamakan pidana pokok yang lebih ringan;
10. Perluasan jenis pidana pokok (Pengawasan dan Kerja Sosial);
11. Pembagian Pidana dan Tindakan ke dalam 3 kelompok (umum, anak,
korporasi);
12. Pidana denda diatur dalam 8 kategori;
13. Mengatur penjatuhan pidana mati secara bersyarat sebagai jalan
tengah pro kontra pidana mati;
14. Mencegah penjatuhan pidana penjara utk TP Max 5 Tahun;
15. Mengatur alternatif pidana penjara berupa pidana denda,
pidana pengawasan, dan pidana kerja sosial;
16. Mengatur Pemidanaan Dua Jalur, yaitu berupa Pidana & Tindakan;
17. Mengatur Pertanggungawaban Mutlak (Strict Liability) &
Pertanggungjawaban Pengganti (VicariousLiability).
Perkembangan Jenis Pidana
PIDANA POKOK PIDANA TAMBAHAN PIDANA YANG BERSIFAT KHUSUS TINDAKAN
KUHP Baru a. pidana penjara; a. pencabutan hak tertentu; pidana mati a. konseling;
b. pidana tutupan; b. perampasan Barang tertentu b. rehabilitasi;
c. pidana pengawasan; dan/atau tagihan; c. pelatihan kerja;
c. pengumuman putusan hakim; d. perawatan di
d. pidana denda; dan
d. pembayaran ganti rugi; lembaga; dan/atau
e. pidana kerja sosial.
e. pencabutan izin tertentu; dan e. perbaikan akibat
f. pemenuhan kewajiban adat setempat. Tindak Pidana.
• RKUHP mengusung model keadilan
Korektif-Rehabilitatif-Restoratif, dan
mengatur Tujuan & Pedoman
Pemidanaan yang tidak diatur dalam
KUHP saat ini. • Data per Agustus
2022: jumlah penghuni Lapas dan
Rutan mencapai 276.534 orang (209%)
dari total kapasitas sebanyak 132.107
orang (belum termasuk Rutan POLRI).
• Dengan diaturnya:
a. Model Putusan Pemaafan Oleh Hakim
PERAN RKUHP UNTUK (judicial pardon);
MENGATASI OVERCAPACITY DI b. Alternatif sanksi selain pidana
LEMBAGA PEMASYARAKATAN? penjara, yaitu Pengawasan, Pidana
Denda, & Kerja Sosial;
c. Adanya pedoman hakim untuk tidak
menjatuhkan pidana penjara bagi
tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara di bawah 5 tahun.
• Tidak, karena Buku I KUHP terdiri
dari 103 Pasal, sedangkan Buku I
RUU KUHP 187 Pasal • Buku II dan
III KUHP terdiri dari 466 Pasal,
sedangkan Buku II RUU KUHP 445
Pasal (sudah termasuk 18 pasal TP
khusus yang diambil dari 5 UU). •
Bahkan beberapa pasal dalam
KUHP di dekriminalisasi, seperti:
a. Tukang yang lalai mengembalikan
APAKAH RKUHP perkakas (Pasal 514 KUHP);
MELAKUKAN b. Sabung ayam atau jangkrik (Pasal
OVERKRIMINALISASI? 544 KUHP);
c. Penafsiran mimpi/ramalan (Pasal
545 KUHP); d. Menjual jimat
(Pasal 546 ayat (1) KUHP)
KEBEBASAN BERPENDAPAT DALAM RUU KUHP
• Penyusunan Tindak Pidana dalam RUUKUHP sudah mengacu pada Pertimbangan
Putusan MK:
⮚Putusan MK No. 013-022/PUU-IV/2006: Pengujian Pasal 134, 136 Bis & 137 KUHP
tentang Penghinaan Presiden: Penghinaan terhadap presiden selaku pejabat dapat
menggunakan Pasal 207 KUHP sebagai Delik Aduan.
⮚Putusan MK No. 6/PUU-V/2007: Pengujian Pasal 154 KUHP tentang Penghinaan
Terhadap Pemerintah: perubahan pasal 154 KUHP (setuju dengan rumusan Pasal
240 RUU KUHP yang mengubah delik formil menjadi delik materiil yang telah
disusun secara demokratis)
⮚Putusan MK No. 31/PUU-XIII/2015: Pengujian Pasal 319 jo. 316 KUHP tentang
Penghinaan Terhadap Pejabat sebagai Delik Biasa: menjadi jadi Delik Aduan.
• RUU KUHP juga tidak membatasi kebebasan pers & tidak ada pengaturan TP baru
dalam RUU KUHP yang secara khusus ditujukan ke Pers (Bandingkan Pasal 3, 4, dan 5
Kode Etik Jurnalistik)
RUU KUHP DAN RUANG PRIVAT MASYARAKAT
TERKAIT KESUSILAAN • Pengaturan Tindak Pidana
yang berkaitan dengan
• Tidak mungkin untuk ruang privat masyarakat
• Menyusun RUU KUHP di
memperoleh satu misalnya Tindak Pidana
Indonesia yang multi
rumusan yang hanya Perzinaan dan Tindak
etnis, multi religi dan
Pidana Hidup Bersama Di
multi kultur disepakati oleh satu
Luar Perkawinan diatur
membutuhkan suatu kelompok saja. sebagai Delik Aduan,
upaya bersama untuk • Pengaturan Tindak Pidana sehingga hanya dapat
mencapai kesepakatan terkait kesusilaan dalam diproses secara hukum
dan keseimbangan di RUU KUHP merupakan apabila ada pengaduan
tengah
kebhinnekaan/kemajemu jalan tengah yang dipilih dari pihak yang dirugikan
sebagai penghormatan langsung, yaitu suami
kan bangsa Indonesia
nilai-nilai kehidupan atau istri; atau Orang Tua
bermasyarakat di atau anaknya.
Indonesia
APAKAH RKUHP SUDAH SELESAI
DIBAHAS & SEJAUH MANA
SOSIALISASINYA ?
• RUU KUHP telah mengatur bahwa • Ketentuan ini sudah sesuai dengan
Hakim dapat menjatuhkan pidana pertimbangan Putusan MK Nomor 2-3/PUU-
mati dengan masa percobaan selama V/2007, yang menyatakan bahwa perumusan,
10 (sepuluh) tahun dengan penerapan, maupun pelaksanaan pidana mati
mempertimbangkan: rasa penyesalan dalam sistem peradilan pidana di Indonesia
terdakwa dan ada harapan untuk hendaknya dapat dijatuhkan dengan masa
memperbaiki diri; peran terdakwa percobaan selama sepuluh tahun yang apabila
dalam Tindak Pidana; atau ada terpidana berkelakuan terpuji dapat diubah
alasan yang meringankan (Pasal 100 dengan pidana penjara seumur hidup atau
ayat 1). selama 20 tahun.
PENGHINAAN PRESIDEN DALAM RUU
KUHP (Pasal 218 RKUHP)
• Tidak dimaksudkan untuk • Pasal ini tidak membatasi demokrasi • Pasal ini menutup kemungkinan
menghidupkan kembali Pasal dan kebebasan berpendapat, karena “dilaporkannya” Penghinaan
134 KUHP tentang Penghinaan Pasal 218 ayat (2) RUU KUHP secara Presiden/Wapres oleh
Presiden yang telah dianulir tegas telah membedakan kritik dan relawan/simpatisan
MK, tetapi justru mengacu pada penghinaan, dan menegaskan bahwa Presiden/Wapres, karena hanya
pertimbangan dan Putusan MK kritik dimaksudkan untuk Presiden/Wapres yang dapat
Putusan MK No. 013-022/PUU- kepentingan umum sehingga tidak mengajukan pengaduan.
IV/2006 mengenai Pasal 207 bisa dipidana.
KUHP yang menyatakan bahwa
dalam hal penghinaan ditujukan • Ketentuan ini selaras dengan
kepada Presiden dan/atau Wakil pengaturan penghinaan terhadap
Presiden selaku pejabat tetap kepala negara sahabat, dan juga
bisa dituntut dengan Pasal merupakan pemberatan dari
Penghinaan Terhadap penghinaan terhadap warga negara
Penguasa Umum tapi sebagai biasa dan penghinaan terhadap
Delik Aduan. pejabat.
TINDAK PIDANA MENYATAKAN DIRI MEMILIKI KEKUATAN
GAIB UNTUK MENCELAKAKAN ORANG (Pasal 252 RUU
KUHP)
• Delik ini justru untuk
• RUU KUHP tidak pernah mencegah timbulnya • Pasal ini juga melindungi
mengatur tindak pidana kejahatan baru berupa religiusitas yang
santet. Yang dipidana penipuan, pemerasan, terkandung dalam sila
adalah mengaku pertama Pancasila.
memiliki kekuatan gaib atau timbulnya korban
yang dapat akibat adanya orang
menimbulkan penyakit, yang mengaku
kematian, atau mempunyai kekuatan
penderitaan mental gaib.
atau fisik.
• Pasal ini jenisnya adalah Delik Formil, yaitu yang dilarang adalah
perbuatannya saja, tanpa memperhatikan adanya akibat yang ditimbulkan
dari perbuatan itu.
• Sesuai dengan Putusan MK No.
4/PUU-V/2007 yang
menghapuskan sanksi pidana
penjara bagi dokter/dokter gigi
yang menjalankan pekerjaan
PENGHAPUSAN PASAL tanpa izin.
TENTANG DOKTER/DOKTER
GIGI YANG MENJALANKAN • Sudah diatur dalam Pasal 76 UU
PEKERJAAN TANPA IZIN No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
MEMBIARKAN
UNGGAS YANG
MERUSAK • Bukan merupakan rumusan
KEBUN/TANAH delik yang baru, karena
YANG TELAH ketentuan sudah diatur dalam
DITABURI BENIH Pasal 548 KUHP;
(Pasal 277 RKUHP) • Pasca sosialisasi RUU KUHP,
telah dilakukan penambahan
frasa “yang menimbulkan
kerugian” (menjadi Delik
Materiil);
• Pasal ini masih diperlukan guna
melindungi kepentingan
hukum para petani.
TINDAK PIDANA GANGGUAN ▪ Pasal ini diperlukan untuk
& PENYESATAN PROSES menjaga ketertiban jalannya
PERADILAN (CONTEMPT OF persidangan;
COURT) (PASAL 280 RKUHP) ▪ Untuk mencegah
dilakukannya live streaming
terhadap proses persidangan
tanpa izin hakim;
▪ Untuk melindungi integritas
dan wibawa pengadilan;
▪ Tidak mengurangi kebebasan
pers untuk mempublikasikan
berita setelah persidangan.
PENGHAPUSAN TINDAK
PIDANA ADVOKAT CURANG
• Masih diperlukan pengaturannya di Indonesia yang multi religi agar tidak terjadi perbuatan main
hakim sendiri.
• Ketentuan dalam RUU KUHP sesuai dengan Pasal 20 ayat (2) Konvensi Internasional Hak Sipil &
Politik yang telah diratifikasi melalui UU No. 12 Tahun 2005 dan Pasal 5 UU PNPS No.1/1965
tentang Pencegahan Penyalahgunaan Penodaan Agama.
• Perbuatan yang dilarang dalam pasal ini adalah menunjukkan permusuhan, kebencian, dan
hasutan untuk melakukan permusuhan, Kekerasan, atau diskriminasi terhadap agama dan
kepercayaan orang lain.
• Telah diberikan penjelasan sebagai berikut:
Uraian tertulis atau lisan yang objektif (ilmiah) yang disertai penjelasan dengan usaha untuk
menghindari kata-kata yang bersifat permusuhan atau penghinaan, bukanlah tindak pidana.
TINDAK PIDANA
PENGANIAYAAN HEWAN
(PASAL 340 AYAT (1) RKUHP)
• Bukan merupakan hal baru, karena ketentuan yang hampir serupa sudah diatur dalam Pasal 534 KUHP dan Pasal 535
KUHP Tentang Tindak Pidana Menunjukkan Alat Pencegah Kehamilan.
• Ketentuan ini ditujukan untuk melindungi anak dari perilaku seks
bebas.
• Pengecualian: Penyampaian informasi dan/atau peragaan alat, obat, dan cara kontrasepsi yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dan tenaga lain yang terlatih di tempat dan dengan cara layak, untuk kepentingan program KB,
pencegahan PMS, pendidikan dan ilmu pengetahuan.
• Pasal 28 UU No 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan & Pembangunan Keluarga melarang
mempertunjukan alat pencegah kehamilan kepada umum.
• Bukan merupakan hal baru, karena ketentuan
yang hampir serupa sudah diatur dalam Pasal 534
KUHP dan Pasal 535 KUHP Tentang Tindak Pidana
Menunjukkan Alat Pencegah Kehamilan.
• Ketentuan ini ditujukan untuk melindungi anak dari
perilaku seks bebas.
• Pengecualian: Penyampaian informasi dan/atau
PENGGELANDANGAN peragaan alat, obat, dan cara kontrasepsi yang
MENGGANGGU dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga lain
KETERTIBAN yang terlatih di tempat dan dengan cara layak, untuk
(PASAL 429 RKUHP) kepentingan program KB, pencegahan PMS,
pendidikan dan ilmu pengetahuan.
• Pasal 28 UU No 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan & Pembangunan
Keluarga melarang mempertunjukan alat pencegah
kehamilan kepada umum.
ABORSI DALAM RUUKUHP
(Pasal 467 RUU KUHP)
Tujuan: Pembatasan:
• Delik aduan yang hanya dapat diproses bila ada
pengaduan dari pasangan, orang tua, atau anak.
“Mengejawantahkan nilai- • Pengaduan tidak wajib diikuti dengan pengajuan
gugatan perceraian seperti dalam Pasal 284
nilai masyarakat Indonesia KUHP.
& penghormatan terhadap • Untuk mencegah terjadinya main hakim sendiri
lembaga perkawinan” oleh masyarakat.
• Syarat kepala desa sebagai pengadu dihapuskan.
• Melengkapi Pasal 477 RUU KUHP dengan marital
rape yang diatur dalam Pasal 53 UU PKDRT
PARTISIPASI DIGITAL RUU KUHP
MARI BERDIALOG…