Anda di halaman 1dari 3

Yuliatiningsih

221017450004

Jawaban tugas

Konkordasi

Asas konkordansi adalah suatu asas yang melandasi diberlakukannya hukum Eropa atau
hukum di Belanda pada masa itu untuk diberlakukan juga kepada golongan Eropa yang ada di
Hindia Belanda (Indonesia).

Sebagaimana disampaikan Dedi Soemardi dalam Pengantar Hukum Indonesia (hal. 8), asas
konkordansi yang tertera dalam Pasal 131 Indische Staatsregeling untuk orang Eropa sudah
berlaku semenjak permulaan kekuasaan Belanda menduduki Indonesia.Dedi menjelaskan
bahwa, di Belanda pada tanggal 1 Oktober 1838 terbentuk perundang-undangan baru. Di
periode itu, raja mengangkat sebuah panitia yang diketuai oleh Mr. Scholten van Oud
Haarlem untuk menyesuaikan kodifikasi (pembukuan hukum dalam suatu himpunan undang-
undang dalam materi yang sama) Belanda sehingga cocok untuk “Hindia Belanda” atau
Indonesia saat itu (hal. 8-9).

Adapun panitia itu merencanakan hal-hal sebagai berikut:

1. Reglement op de Rechterlijke Organisatie = Peraturan tentang Organisasi Peradilan


2. Algemene Bepalingen voor de Wetgeving = Ketentuan-ketentuan Umum Mengenai
Perundang-undangan
3. Burgerlijke Wetboek = Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
4. Wetboek van Koophandel = Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

Ketentuan-ketentuan lain mengenai kejahatan-kejahatan yang dilakukan lantaran


“faillissement” dan dalam keadaan nyata tidak mampu (“staat van kennelijk onvermogen”),
seperti juga pada “surseance” pembayaran.

Setelah panitia tersebut dibubarkan, di Hindia Belanda Mr. H. L. Wichers, Presiden


Hooggerechtshof, mendapat perintah untuk membantu Gubernur Jenderal untuk
memberlakukan kitab-kitab hukum yang baru itu dan merencanakan pasal-pasal yang masih
belum ada.
Adapun rencana Mr. Wichers itu dikuatkan oleh Gubernur Jenderal yang antara lainnya
perihal:

Reglement op de Strafvordering bagi raad van Justitie di Jawa dan Hooggerechtshof Hindia
Belanda;

1. Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering untuk pengadilan-pengadilan tersebut;


2. Reglement op de uitoefening van de Politie, de Burgerlijke Rechtspleging en de
Strafvordering bagi yang disebut pengadilan-pengadilan bumiputera (Indlands
Reglement);
3. Ketentuan-ketentuan istimewa untuk menjamin supaya perundang-undangan yang
baru dengan teratur berlaku di daerah-daerah luar Jawa dan Madura;
4. Ketentuan-ketentuan tentang mulai berlakunya dan peralihan kepada perundang-
undangan baru.

Berdasarkan pengumuman Gubernur Jenderal tanggal 3 Desember 1847 Staatsblad No. 57,
semua peraturan tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848. Akan tetapi, Reglement op
de Rechterlijke Organisatie yang semula akan berlaku untuk seluruh Hindia Belanda ternyata
tidak dimungkinkan untuk diterapkan di seluruh wilayah. Oleh karena itu, pada tanggal
tersebut, peraturan tersebut dinyatakan hanya berlaku untuk Jawa dan Madura, sedangkan
keadaan yang waktu itu terdapat di daerah-daerah luar Jawa dan Madura tetap dilangsungkan.

Berdasarkan informasi dari laporan Analisa dan Evaluasi Peraturan Perundang-undangan


Peninggalan Kolonial Belanda oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), secara garis
besar sistem hukum yang berlaku bagi masing-masing golongan adalah sebagai berikut (hal.
13):

Hukum yang berlaku bagi golongan Eropa :

1. Burgerlijke Wetboek dan Wetboek van Koophandel yang berlaku di negeri Belanda
(sesuai asas konkordansi);
2. Reglement op de Burgerlijk Rechtsvordering dan Reglement op de Strafvordering.

Hukum yang berlaku bagi golongan pribumi : Hukum adat dalam bentuk tidak tertulis.
Berlakunya hukum adat tidak mutlak, dan jika diperlukan, dapat diatur dalam peraturan
khusus (ordonansi).
Hukum yang berlaku bagi golongan Timur Asing : Hukum perdata dan Hukum pidana adat
mereka;

Hukum perdata golongan Eropa hanya bagi golongan Timur Asing Cina untuk wilayah
Hindia Belanda.

Terkait pengertian asas konkordansi, berdasarkan sejarah dan pemaparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa asas konkordansi adalah suatu asas yang melandasi diberlakukannya
hukum Eropa atau hukum di negeri Belanda pada masa itu untuk diberlakukan juga kepada
golongan Eropa yang ada di Hindia Belanda (Indonesia pada masa itu). Dengan kata lain,
terhadap orang Eropa yang berada di Indonesia diberlakukan hukum perdata asalnya yaitu
hukum perdata yang berlaku di negeri Belanda.

Anda mungkin juga menyukai