Anda di halaman 1dari 21

Hak Atas Lingkungan Hidup

Selamet Daroini
ICLEI-Local Government for Sustainability
Jakarta, 17 April 2017
Sejarah Perkembangan gerakan Hak atas
Lingkungan
 Hak atas lingkungan yang baik dan sehat (“asri”) adalah merupakan hak azasi yang dimilik manusia sejak
ia dilahirkan. Setiap manusia yang dilahirkan ke bumi ini akan menuntut lingkungan hidupnya yang baik,
sehat dan nyaman. Untuk mendapatkan hak itu tentu hak tersebut memerlukan pengakuan dan dukungan
yang kuat sehingga dapat terwujud hak-hak itu.
 Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak secara jelas dicantumkan dalam DUHAM (deklarasi
umum hak azasi manusia) tahun 1948. Hak atas lingkungan secara pengakuan internasional masih
memerlukan perjuangan yang kuat dari pendukungnya.
 Pada tahun 1972 (24 tahun setelah DUHAM), di Stockholm Swedia, barulah dimasukkan pembahasan
tentang lingkungan dalam konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Dilanjutkan
dengan Konferensi Rio De Janeiro Brasil, tentang Lingkungan dan Pembangunan (Earth Summit) 1992 yang
menghasilkan Dekralasi Rio.
 Perdebatan hak atas lingkungan sebagai hak asasi manusia dibuka kembali paska konferensi Badan Urusan
Hak Asasi Manusia dan Lingkungan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2002 di Johannesburg Afsel. Di
akhir pertemuan internasional tersebut, Mary Robinson, Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia, menyatakan
bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat untuk melihat secara lebih dalam hubungan antara
kehancuran lingkungan hidup, kemiskinan struktural, sejumlah kejahatan dengan pelanggaran hak asasi
Fakta Keanekaragaman-hayati Indonesia
 Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2013, Indonesia
memiliki luas wilayah 1,3 % dari luas permukaan bumi dan memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi (mega biodiversity), yaitu sekitar 17 % dari keseluruhan jenis makhluk
hidup yang ada di bumi ini. Di dalamnya tersimpan lebih dari 28.000 jenis tumbuh-
tumbuhan, diantaranya terdapat 400 jenis buah-buahan asli Indonesia yang dapat
dimakan dan bermanfaat. Indonesia memiliki 7.500 jenis tanaman obat yang mana 10 %
dari jumlah tumbuhan obat yang ada di dunia.
 Data dari LIPI tahun 2011 juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 6.000 jenis
tanaman bunga, baik yang liar maupun yang dipelihara. Indonesia juga memiliki 707 jenis
mamalia, 1.602 jenis burung, 1.112 jenis amfibi dan reptil, 2.800 jenis invertebrata, 35
jenis primata dan 120 jenis kupu-kupu. Selain itu data dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan juga mencatat bahwa di perairan Indonesia terdapat 1.400 jenis ikan dan 450
jenis terumbu karang dari 700 jenis terumbu karang yang ada di dunia.
 Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman
hayati tertinggi di dunia. Berdasarkan data FAO tahun 2010 hutan dunia – termasuk di
dalamnya hutan Indonesia – secara total menyimpan 289 gigaton karbon dan memegang
peranan penting menjaga kestabilan iklim dunia.
Fakta Kerusakan Keanekaragaman hayati
 Sayangnya kerusakan hutan di tanah air cukup memprihatinkan. Berdasarkan
catatan Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, sedikitnya 1,1 juta hektar atau
2% dari hutan Indonesia menyusut tiap tahunnya. Data Kementerian Kehutanan
menyebutkan dari sekitar 130 juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, 42 juta
hektar diantaranya sudah habis ditebang.
 Kerusakan atau ancaman yang paling besar terhadap hutan alam di Indonesia
adalah penebangan liar, alih fungsi hutan menjadi perkebunan, kebakaran hutan
dan eksploitasi hutan secara tidak lestari baik untuk pengembangan pemukiman,
industri, maupun akibat perambahan.
 Kerusakan hutan yang semakin parah menyebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem hutan dan lingkungan disekitarnya. Contoh nyata yang frekuensinya
semakin sering terjadi adalah konflik ruang antara satwa liar dan manusia.
Rusaknya hutan habitat satwa liar menyebabkan mereka bersaing dengan manusia
untuk mendapatkan ruang mencari makan dan hidup, yang sering kali berakhir
dengan kerugian bagi kedua pihak. Rusaknya hutan telah menjadi ancaman bagi
seluruh makhluk hidup.
Fakta Bencana akibat kerusakan Lingkungan Hidup


Bencana
Dalam kurun waktu tahun 1982-2012 terdapat 10.817 kejadian bencana.

banjir memiliki prosentase paling tinggi


yaitu sebanyak 4.121 kejadian atau 38%,
gerakan tanah (tanah longsor) sebanyak 1.983 kejadian (18%), angin puting beliung sebanyak 1.903
kejadian (18%), kekeringan sebanyak 1.414 kejadian (13%) dan bancana lainnya 1,397 kejadian (13%).
 Dalam kurun waktu sepuluh tahun (2004-2013) Indonesia dilanda oleh beragam bencana besar dengan
total kerugian mencapai Rp126,7 triliun.
 Kejadian bencana ini telah menyebabkan 225.509 jiwa hilang dan meninggal. Korban ini disebabkan
oleh berbagai jenis bencana yang terjadi antara lain gempabumi dan tsunami sebanyak 174.101
orang, gempabumi 15.250 orang, banjir dan tanah longsor 7.555 orang dan bencana lainnya sebanyak
28.603 orang.
Tren Kejadian dan 12 Risiko Bencana
Jumlah Kejadian Bencana di Indonesia
Tahun 2012-2016 12 Risiko Bencana di Indonesia
No Tahun Jumlah bencana
 Risiko geologi (gempabumi,
1 2012 1.811 kasus
tsunami, gunungapi, gerakan tanah
atau tanah longsor),
2 2013 1.674 kasus
 Risiko hidrometeorologi (banjir,
banjir bandang, kekeringan, cuaca
3 2014 1.967 kasus ekstrim, gelombang ekstrim,
kebakaran hutan dan lahan)
4 2015 1.732 kasus  Risiko biologi (epidemi dan wabah
penyakit), dan
5 Oktober 2016 1.853 kasus
 Risiko gagal teknologi (kecelakaan
industri).
Bencana Hidrometeorologi di Indonesia
 Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim makin meningkatkan bencana
hidrometeorologi. bencana hidrometeorologi, yaitu bencana yang
dipengaruhi oleh cuaca seperti banjir, longsor, puting beliung, dan gelombang
pasang.
 Hingga Oktober 2016, dari 1.853 kejadian bencana sekitar 89 persen adalah
Sisanya 9 persen adalah kebakaran hutan dan lahan, dan dua persen bencana
geologi yaitu gempabumi dan erupsi gunungapi.
 Dalam kurun waktu Januari Oktober 2016, dampak bencana hidrometeorologi
telah mengakibatkan 351 orang meninggal dunia, 2,4 juta jiwa mengungsi dan
menderita, 5.221 rumah rusak berat, 6.073 rumah rusak sedang, 18.441
rumah rusak ringan dan ratusan ribu rumah teredam banjir.
Rusaknya Lingkungan Hidup
=
Menghilangkan Hak Asasi Manusia

 Hilang dan atau berkurangnya ekosistem dan keanekaragaman


hayati telah berdampak terganggunya hak atas pangan untuk semua
baik generasi sekarang maupun yang akan mendatang; hak atas air;
hak atas perumahan; hak atas kesehatan dan banyak hak-hak sosial,
ekonomi dan budaya lainnya.
 Kelompok yang paling rentan atas hilangya keanekaragaman hayati
adalah mereka yang tidak memiliki kekuatan sumber daya baik
secara ekonomi maupun akses informasi, partisipasi dan keadilan.
Sepertai masyarakat adat, kelompok miskin dan difabel serta anak-
anak dan perempuan.
Hak atas lingkungan di Indonesia
 Di Indonesia hak atas lingkungan sudah menjadi isu setidaknya sejak decade tahun
80-an. Muncul isu lingkungan dipicu oleh banyaknya kasus-kasus pencemaran
lingkungan hidup di Indonesia sebagai dampak meningkatnya sector industri
misalnya pertambangan, HPH, manufaktur (industri pengolahan) pada masa orde
lama dan orde baru.
 Kerusakan lingkungan hidup yang sangat drastic dan menyadarkan pejuang
lingkungan untuk berbuat. Desakan untuk menjadikan isu lingkungan penting untuk
diperhatikan datang dari berbagai kalangan yang peduli terhadap kelestarian
lingkungan hidup baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
 Sejak tahun 1982, setelah UU. No. 4 tahun 1982 tentang UU Pokok Pengelolaan
Lingkungan secara legal formal masalah lingkungan resmi menjadi ranah negara.
diperbaharui dengan UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
atau dikenal dengan UUPLH pasal 5 menyatakan “ Setiap orang berhak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat”.
 Kemudian tahun 2009 kembali direvisi menjadi UU Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 65 ayat (1) yang secara lebih tegas menyatakan
bahwa“setiap orang berhak atas lingkungan baikdan sehat sebagai bagian dari hak
asasi manusia”.
Hubungan Hak atas Lingkungan dan Hak
Asasi Manusia
 Pengakuan atas hak lingkungan yang baik dan sehat merupakan perwujudan
dari tanggungjawab Negara untuk menjamin warganya dari rasa aman dan
nyaman untuk hidup.
 UUD 1945 Amendemen Pasal 28H (1) memberikan jaminan bahwa “setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”.
 Dan pada saat disahkannya UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM, hak atas
lingkungan secara jelas ditegaskan pada pasal 9 ayat (3) berbunyi “setiap
orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”.
 Peneguhan hak ini semakin memperkuat pengakuan hak atas lingkungan di
Indonesia.
Peran Negara Dalam Pemenuhan Hak
atas Lingkungan Hidup
 Konteks lingkungan hidup yang sangat umum, kompleks dan kadang abstrak mengakibatkan
para pejuang HAM sering sulit terusik terhadap hak ini. Misalkan saja isu perubahan iklim
(dalam kovensi perubahan iklim yang diratifikasi oleh Indonesia dengan UU. No. 5 tahun
1997, yang disodorkan adalah bahayanya jika masalah perubahan iklim tidak diperhatikan
misalnya terganggunya masa tanam dan akan tenggelamnya daerah pesisir (dimana 60%
penduduk Indonesia tinggal di daerah pesisir), para pejuang HAM jarang terusik akan hak
lingkungan yang baik dan sehat terganggu.
 Negara telah mengamanatkan pengintegrasian HAM dalam
Perencanan pembangunan serta sudah memiliki Rencana Aksi
Nasional HAM (RANHAM) langsung dibawah control Presiden dan di
kembangkan secara terpisah dengan document perencanaan
pembangunan yang disusun lebih konfrehensif di bawah Bappenas.
Namun terdapat kendala politis dan teknis sehingga agenda
penegakan HAM tidak sesuai dengan harapan.
Prinsip-Prinsip Pemenuhan Hak atas
Lingkungan Hidup
 Akses infomasi
 Akses partisipasi
 Akses keadilan.
 FPIC (free, Prior and Informed Consent) atau persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan.
Tantangan Terhadap Perlindungan HAM
 Masih mininnya koordinasi antar departemen, kurangnya anggaran di
masing-masing departemen dan minimnya kualitas perencanaan karena
HAM di pandang isu normatif.
 Tertunda atau macetnya RUU yang sebenarnya dibutuhkan
untuk memperkuat perlindungan HAM seperti RUU KUHAP dan
KUHP, dan RUU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
 Semakin banyaknya inisiatif UU baik dan pemerintah maupun DPR
yang bersifat represif dan justru mengancam perlindungan HAM,
seperti UU intelijen, UU Pengendalian Konflik Sosial, UU
pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan, UU Ormas
(UU no 17/2013), merupakan sebagian contoh dari berbagai
produk serupa lainnya.
Agenda Mendesak Indonesia

Pengintegrasian UU PPLH dengan Agenda Penegakan Hak


Asasi Manusia
Ruang Lingkup
UU PPLH
Perencanaan

Penegakan
Pemanfaatan
Hukum

Pengawasan Pengendalian

Pemeliharaan
Perencanaan
Dilakukan melalui tahapan:

Inventarisasi lingkungan hidup

Penetapan wilayah ekoregion

Penyusunan Rencana
Perlindungan & Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RPPLH)
PERENCANAAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
(Pasal 5 – 11) DATA & INFORMASI:
a. POTENSI DAN
KETERSEDIAAN;
TINGKAT NASIONAL
b. JENIS YANG
INVENTARISASI LH PULAU/KEPULAUAN DIMANFAATKAN;
PERENCANAAN
c. BENTUK PENGUASAAN;
EKOREGION
d. PENGETAHUAN
DASAR PENGELOLAAN;
e. BENTUK KERUSAKAN
DITETAPKAN OLEH MENTERI DAN;
PENETAPAN WILAYAH
f. KONFLIK DAN PENYEBAB
EKOREGION
KONFLIK

NASIONAL
MEMPERTIMBANGKAN
RPPLH PROPINSI
a. KARAKTERISTIK BENTANG
KAB./KOTA ALAM;
b. DAERAH ALIRAN SUNGAI
c. IKLIM;
d. FLORA DAN FAUNA;
MEMUAT : e. SOSIAL BUDAYA;
a. PEMANFAATAN/PENCADANGAN SDA
b. PEMELIHARAAN DAN PERLIND f. EKONOMI;
UNGAN KUALITAS/FUNGSI LH g. KELEMBAGAAN
c. ADAPTASI DAN MITIGASI THDP MASYARAKAT;
PERUBAHAN IKLIM
h. HASIL INVENTARISASI
LINGKUNGAN HIDUP
BERDASARKAN
RPPLH

PEMAN
FAATAN MEMPERHATIKAN :
APABILA RPPLH KEBERLANJUTAN PROSES DAN
BELUM ADA  FUNGSI LH
BERDASARKAN KEBERLANJUTAN PROD LH
DAYA TAMPUNG KESELAMATAN, MUTU HIDUP DAN
DAN DAYA DUKUNG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

MENTERI U/ NASIONAL DAN PULAU/KEPULAUAN


DITETAPKAN OLEH GUBERNUR U/PROP DAN EKOREGION LINTAS KAB
BPT/WLKT U/KAB/KOTA DAN EKOREGION KAB/KT
KLHS
TATA RUANG
BM LINGKUNGAN
KRITERIA BAKU KERUSAKAN LH
AMDAL
PENCEGAHAN UKL/UPL
PERIZINAN
INSTRUMEN EKONOMI LINGK
PERUU BERBASIS LINGK
ANGGARAN BERBASIS LINGK
ANALISIS RESIKO LINGK
AUDIT LH
PENGEN
PENANGGULANGAN
DALIAN PEMBERIAN INFORMASI
PENGISOLASIAN PENCEMARAN/
KERUSAKAN

PENGHENTIAN SUMBER PENCEMARAN


PEMULIHAN REMEDIASI
REHABILITASI
RESTORASI
Penutup
 Hak atas lingkungan hidup saat ini tidak dapat dipungkiri lagi
adalah merupakan bagian dari hak asasi manusia. Maka
negara wajib untuk menghormati, melindungi dan memenuhi
hak atas lingkungan hidup rakyatnya.
 Indonesia telah meratifikasi hak Ekosob, Maka Pemerintah
harus terus didorong dan dimintai tanggungjawabnya untuk
memenuhi hak atas keadilan Lingkungan Hidup yang baik dan
sehat.

Anda mungkin juga menyukai