Anda di halaman 1dari 5

1

FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN UIN IMAM BONJOL PADANG


UJIAN AKHIR SMESTER GANJIL 2023-2024

Nama : Muhammad Cikal Hanafi NIM : 2114050044


Hari/Tgl : Selasa, 05 Desember 2023 Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Program/Smt : TBI 5B Dosen : Prof.Dr.H.Syafruddin Nurdin, M. Pd.
Ujian : Take Home Test
--------------------------------------------- Waktu : 120
menit-------------------------------------------------

1. Salah satu asas/landasan/determinan kurikulum yang turut menentukan dan


mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu ASAS SOSIOLOGIS. Kenapa asas
Sosiologis menentukan dan mempengaruhi pengembangan kurikulum ? Kemukakan
jawaban saudara beserta alasan/argumentasi secukupnya !
2. Kemukakan pula secara singkat ! Apa yang dimaksud dengan pendekatan scientifik
(Scientific Approach) dan penilaian autentik (Authentic Assessment) dalam kurikulum
2013 ?
3. Dari sepuluh model kurikulum/pembelajaran terintegrasi, Robin Fogarty
mengelompokkan kepada 3 (tiga) klasifikasi. Jelaskan secara singkat,
pengertian/konsep ketiga klasifikasi tsb beserta tokoh masing-masingya ! :
a. Model Connected
b. Model Webbed
c. Model Integrated
Dan “tematik integratif” masuk ke model yang mana dari yang 3 (tiga) model di atas ?
Kemudian, kenapa “tematik integratif” belum/tidak dilaksanakan pada Sekolah
Menengah ? Kemukakan alasan saudara beserta argumentasi secukupnya !

4. Dalam sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia kita mengenal kurikulum 1947,


1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 dan Kurikulum Merdeka tahun
2023.

1. Coba saudara kelompokkan ! kurikulum yang mana saja yang masuk Era Pasca
Kemerdekaan, Era Orde Baru, dan Era Reformasi ?

2. Kemukakan inovasi dan kekhasan dari masing-masing kurikulum berikut:

a. Kurikulum 1975

b. Kurikulum 1984

c. Kurikulum 2013
d. Kurikulum Merdeka

Semua Jawaban sebaiknya dilengkapi dengan sumber bacaan !

Jawaban :
1. Menurut saya asas sosiologis sangat mempengaruhi perkembangan suatu kurikulum
karena asas sosiologis mencerminkan nilai, norma, dan struktur sosial dari masyarakat.
Mengapa landasan sosiologis itu penting? Berikut dijelaskan oleh masitoh dkk. Faktor
sosiologis merupakan bagian yang penting dalam pengembangan kurikulum dengan
pertimbangan:

A. Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Semua itu dapat diperoleh individu
melalui interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga, masyarakat sekitar, dan
sekolah/lembaga pendidikan. Oleh karena itu, sekolah/lembaga pendidikan
mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada para peserta
didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.
B. Kurikulum pada dasarnya harus mengakomodasi aspek-aspek sosial dan budaya.
Aspek sosiologis adalah yang berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang
sangat beragam, seperti masyarakat industri, pertanian, nelayan, dan sebagainya.
Pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan mendidik anggota masyarakat
agar dapat hidup berintegrasi, berinteraksi dan beradaptasi dengan anggota
masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas hidupnya sebagai mahluk Hal ini
membawa implikasi bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan harus bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-
nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan kecakapan.
C. Seluruh nilai yang disepakati oleh masyarakat yang kemudian disebut kebudayaan
merupakan konsep yang memiliki kompleksitas tinggi. Adanya kebudayaan
karena hasil dari pemikiran keras dari pengalaman-pengalaman orang terdahulu.
Dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa asas sosiologi memiliki peranan
yang penting dalam pengembangan kurikulum.
https://ejournal.stainupwr.ac.id/index.php/As_Sibyan/article/download/111/60?
shem=ssusba

2. Terbagi dua yaitu:


A. Scientific Approach (Pendekatan Scientific). Pembelajaran menurut kurikulum
2013 dilaksanakan dengan pendekatan saintifik (scientific approach). Pendekatan
saintifik berasal dari kata pendekatan dan saintifik. Pendekatan (approach)

2
memiliki arti ide atau gagasan yang digunakan untuk mencapai tujuan; dan
saintifik (scientific) berarti sesuatu yang dapat diulangi secara terbuka oleh
pelaku, dalam skala ruang dan waktu (oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan
saja). Dengan demikian, pendekatan saintifik adalah ide (pada tingkat filosofis)
untuk mencapai tujuan yang dapat dilaksanakan oleh siapa saja, dimana saja, dan
kapan. saja.

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://cdn.undiksha.ac.id/wp-
content/uploads/sites/12/2021/03/19224132/Pendekatan-Saintifik-dalam-
Pembelajaran.pdf&ved=2ahUKEwiZurDpuPiCAxUB2TgGHdpnDQEQFnoECAo
QBg&usg=AOvVaw3Pd7kFTs0UVy-XVUVihPS7

B. Penilaian Autentik (Authentic Assessment). Dalam Permendikbud No. 66 tahun


2013 tentang Standar Penilaian, dinyatakan bahwa penilaian otentik adalah
penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari input
(masukan), proses, dan output (keluaran).

3. Klasifikasi Robin Fogarty


A. Model Connected : Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir
pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir
pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan
berbahasa dan Hanya saja pembentukan pemahaman, keterampilan dan
pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu,
guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara
terpadu.
B. Model Webbed: Model yang paling populer adalah model webbed. Model ini
bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan
pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran
baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.
C. Model Integrated: Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari
mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu.

https://www.wawasan-edukasi.web.id/2017/06/model-model-pembelajaran-
terpadu.html?m=1

Tematik integratif masuk kedalam model Webbed

Kenapa “tematik integratif” belum/tidak dilaksanakan pada Sekolah Menengah ?

Karena dalam penerapan tematik integratif, seluruh materi yang akan dipelajari
oleh siswa akan dicampur aduk menjadi satu bahan ajar dengan tujuan
mempermudah siswa menguasai banyak hal. Akan tetapi jumlah materi dan
kedalaman materi dalam sekolah menengah jauh lebih mendalam dibandingkan

3
materi di sekolah dasar. Hal tersebut menyebabkan penerapan tematik integratif
tidak relevan digunakan sebab siswa akan kewalahan untuk mendalami berbagai
macam materi dalam satu waktu. Selain itu guru yang mengajar juga akan turut
kewalahan sebab guru harus menguasai berbagai macam bidang materi sekaligus
untuk menerapkan tematik integratif di sekolah menengah.

4. Pembagian era kurikulum


A. Era pasca kemerdekaan
1) Kurikulum 1947
2) Kurikulum 1952
3) Kurikulum 1964
B. Era orde baru
1) Kurikulum 1968
2) Kurikulum 1975
3) Kurikulum 1984
4) Kurikulum 1994
C. Era reformasi
1) Kurikulum 2004
2) Kurikulum 2006 (KTSP)
3) Kurikulum 2013 (K13)
4) Kurikulum Merdeka (2023)

Inovasi dan kekhasan kurikulum


A. Kurikulum 1975 :
1) Berorientasi pada tujuan. Pada hal ini pemerintah merumuskan tujuan-
tujuan yang harus dikuasai siswa yang lebih dikenal dengan hierarki
tujuan pendidikan, yang meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum, dan tujuan
instruksional khusus.
2) Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran
memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-
tujuan yang lebih integratif.
3) Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
4) Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PSSI). Sistem yang senantiasa
mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur, dan
dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
5) Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus
respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill). Pembelajaran lebih banyak
menggunakan teori behaviorisme, yakni memandang keberhasilan dalam
ditentukan oleh lingkungan dengan stimulus dari luas, dalam hal ini
sekolah dan guru.
.
Sumber: https://www.educhannel.id/blog/artikel/kurikulum-1975.html

4
B. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 banyak dipengaruhi oleh aliran Humanistik, yang memandang
anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah,
dan meneliti lingkungannya. Pada kurikulum ini posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau
Student Active Learning (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya kurikulum 1984
adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas
periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta (Universitas Negeri Jakarta).
Konsep CBSA yang elok secara teoretis dan bagus hasilnya disekolah-sekolah
yang di uji cobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara
nasional.
Sumber: https://www.educhannel.id/blog/artikel/kurikulum-1984-(cbsa).html
C. Kurikulum 2013
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam kompetensi inti;
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar
matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Sumber: https://educhannel.id/blog/artikel/karakteristik-kurikulum-
2013.html#google_vignette
D. Kurikulum Merdeka
Inovasi: Kurikulum Merdeka memiliki beberapa inovasi :
1) Sederhana, mudah dipahami dan diimplementasikan
2) Fokus pada kompetensi dan karakter semua peserta didik
3) Fleksibel
4) Selaras
5) Bergotong royong
6) Memperhatikan hasil kajian dan umpan balik
Sumber: https://educhannel.id/blog/artikel/prinsip-perancangan-kurikulum-
merdeka.html

Anda mungkin juga menyukai