1. Coba saudara kelompokkan ! kurikulum yang mana saja yang masuk Era Pasca
Kemerdekaan, Era Orde Baru, dan Era Reformasi ?
a. Kurikulum 1975
b. Kurikulum 1984
c. Kurikulum 2013
d. Kurikulum Merdeka
Jawaban :
1. Menurut saya asas sosiologis sangat mempengaruhi perkembangan suatu kurikulum
karena asas sosiologis mencerminkan nilai, norma, dan struktur sosial dari masyarakat.
Mengapa landasan sosiologis itu penting? Berikut dijelaskan oleh masitoh dkk. Faktor
sosiologis merupakan bagian yang penting dalam pengembangan kurikulum dengan
pertimbangan:
A. Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Semua itu dapat diperoleh individu
melalui interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga, masyarakat sekitar, dan
sekolah/lembaga pendidikan. Oleh karena itu, sekolah/lembaga pendidikan
mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada para peserta
didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.
B. Kurikulum pada dasarnya harus mengakomodasi aspek-aspek sosial dan budaya.
Aspek sosiologis adalah yang berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang
sangat beragam, seperti masyarakat industri, pertanian, nelayan, dan sebagainya.
Pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan mendidik anggota masyarakat
agar dapat hidup berintegrasi, berinteraksi dan beradaptasi dengan anggota
masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas hidupnya sebagai mahluk Hal ini
membawa implikasi bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan harus bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-
nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan kecakapan.
C. Seluruh nilai yang disepakati oleh masyarakat yang kemudian disebut kebudayaan
merupakan konsep yang memiliki kompleksitas tinggi. Adanya kebudayaan
karena hasil dari pemikiran keras dari pengalaman-pengalaman orang terdahulu.
Dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa asas sosiologi memiliki peranan
yang penting dalam pengembangan kurikulum.
https://ejournal.stainupwr.ac.id/index.php/As_Sibyan/article/download/111/60?
shem=ssusba
2
memiliki arti ide atau gagasan yang digunakan untuk mencapai tujuan; dan
saintifik (scientific) berarti sesuatu yang dapat diulangi secara terbuka oleh
pelaku, dalam skala ruang dan waktu (oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan
saja). Dengan demikian, pendekatan saintifik adalah ide (pada tingkat filosofis)
untuk mencapai tujuan yang dapat dilaksanakan oleh siapa saja, dimana saja, dan
kapan. saja.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://cdn.undiksha.ac.id/wp-
content/uploads/sites/12/2021/03/19224132/Pendekatan-Saintifik-dalam-
Pembelajaran.pdf&ved=2ahUKEwiZurDpuPiCAxUB2TgGHdpnDQEQFnoECAo
QBg&usg=AOvVaw3Pd7kFTs0UVy-XVUVihPS7
https://www.wawasan-edukasi.web.id/2017/06/model-model-pembelajaran-
terpadu.html?m=1
Karena dalam penerapan tematik integratif, seluruh materi yang akan dipelajari
oleh siswa akan dicampur aduk menjadi satu bahan ajar dengan tujuan
mempermudah siswa menguasai banyak hal. Akan tetapi jumlah materi dan
kedalaman materi dalam sekolah menengah jauh lebih mendalam dibandingkan
3
materi di sekolah dasar. Hal tersebut menyebabkan penerapan tematik integratif
tidak relevan digunakan sebab siswa akan kewalahan untuk mendalami berbagai
macam materi dalam satu waktu. Selain itu guru yang mengajar juga akan turut
kewalahan sebab guru harus menguasai berbagai macam bidang materi sekaligus
untuk menerapkan tematik integratif di sekolah menengah.
4
B. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 banyak dipengaruhi oleh aliran Humanistik, yang memandang
anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah,
dan meneliti lingkungannya. Pada kurikulum ini posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau
Student Active Learning (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya kurikulum 1984
adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas
periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta (Universitas Negeri Jakarta).
Konsep CBSA yang elok secara teoretis dan bagus hasilnya disekolah-sekolah
yang di uji cobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara
nasional.
Sumber: https://www.educhannel.id/blog/artikel/kurikulum-1984-(cbsa).html
C. Kurikulum 2013
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4) memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
5) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam kompetensi inti;
7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar
matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Sumber: https://educhannel.id/blog/artikel/karakteristik-kurikulum-
2013.html#google_vignette
D. Kurikulum Merdeka
Inovasi: Kurikulum Merdeka memiliki beberapa inovasi :
1) Sederhana, mudah dipahami dan diimplementasikan
2) Fokus pada kompetensi dan karakter semua peserta didik
3) Fleksibel
4) Selaras
5) Bergotong royong
6) Memperhatikan hasil kajian dan umpan balik
Sumber: https://educhannel.id/blog/artikel/prinsip-perancangan-kurikulum-
merdeka.html