Proyek UTS Kelompok 8 Lanjutan - 114533
Proyek UTS Kelompok 8 Lanjutan - 114533
Disusun Untuk Memenuhi Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Pengganti Ujian Tengah
Semester
Pada Mata Kuliah Kecerdasan Buatan TA 2023/2024
KELAS: INFORMATIKA - A
Ketua Tim: Gea Davids Khalik 2206013
Aropi Sastra Kusumah 2206012
M Hilmi Nabil R 2206010
Zaenal Arif 22060xx AFK
2.4. Contoh Kasus Penggunaan Metode Inferensi pada Basis Pengetahuan .................... 12
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Gangguan kesehatan mental merupakan salah satu syndrome atau pola perilaku
psikologis seseorang yang akan menyebabkan ketidakmampuan saat melakukan pekerjaan
sehingga mengganggu jaringan saraf otak manusia dan menyebabkan penyakit mental[1].
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan mental dapat
menyebabkan keterlambatan dalam mendeteksi dan mengatasi kondisi yang muncul. Begitu
pun jumlah para ahli yang dapat menangani gangguan kesehatan ini sangatlah terbatas, dan
terjadilah ketidakseimbangan antara jumlah penderita gangguan mental dengan jumlah ahli
yang tersedi.
Salah satu solusi yang dapat mengatasi hal tersebut yaitu merancang sebuah sistem
pakar yang menyerupai pakar kesehatan mental. Sistem ini menggunakan metode inferensi
certainty factor untuk memberikan diagnosis yang akurat.
Dengan dikembangkannya sistem pakar tersebut, masyarakat yang membutuhkan
informasi dan bantuan dalam mengatasi masalah kesehatan mental dapat dengan mudah
mengakses informasi dan mendapatkan diagnosis yang akurat. Hal ini dapat meningkatkan
kesadaran akan kesehatan mental dan mempercepat proses penanganan kondisi tersebut.
1.2.Masalah Penelitian
Tahun 2021 dilakukan penelitian tentang sistem pakar diagnosa gangguan mental,
menggunakan metode inferensi Certainty Factor dan basis pengetahuan yang terdiri dari 5
penyakit dan 32 gejala dengan tingkat akurasi 85% pada 20 kasus.[1]
Tahun 2022 dilakukan penelitian serupa menggunakan metode inferensi Certainly
Factor dan basis pengetahuan yang tediri dari 6 penyakit dan 24 gejala.[2]
Pada Usulan penelitian ini ditetapkan kesenjangan penelitian dengan penelitian-
penelitian diatas yaitu menggunakan metode Certainty Factor pada basis pengetahuan baru
penggabungan dari basis pengetahuan penelitian [1] dengan penelitian [2]
1.3.Tujuan Penelitian
Usulan penelitian ini memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut:
1) Membuat sistem pakar diagnosa gangguan mental dengan menerapkan metode
inferensi Certainty Factor
3
2) Memperbaharui basis pengetahuan tentang diagnosa gangguan mental dengan
menggabungkan basis pengetahuan hasil penelitan [1] dengan [2]
4
BAB II
METODE PENELITIAN
Pengumpulan data
Menyusun laporan
Tahapan penelitian diawali dengan Perancangan sistem pakar, langkah ini meliputi
perancangan sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan mental menggunakan metode
inferensi Certainty Factor. Langkah kedua Melakukan pengumpulan data dengan mencari
jurnal penelitian sejenis dengan penelitian yang akan diusulkan, dan mengumpulkan data
tentang sistem pakar diagnosa kesehatan mental serta metode inferensi dan basis
pengetahuannya. Langkah ketiga Merancang dan mengembangkan basis pengetahuan baru
berdasarkan penelitian terdahulu. Langkah terakhir menyusun laporan penelitian yang
mencakup deskripsi tentang pengembangan sistem pakar.
6
Ragu untuk melakukan sesuatu
Sering membandingkan diri sendiri dengan orang
lain
Negative Thinking
Fobia Sosial (anti Gangguan berinteraksi dengan orang lain
sosial)
Bicara dengan suara pelan
Keringat berlebih
Tidak suka keramaian
Skizofernia Punya khayalan/halusinasi yang tidak biasa
Berbicara melantur dan tidak sesuai topik
Delusi (keyakinan atau kenyataan semu yang
diyakini terus menerus meskipun bukti atau
kesepakatan berlawanan)
Gelisah
Bipolar Detak jantung tidak normal
Mudah teralihkan
Mudah tersinggung
Punya khayalan/halusinasi tidak biasa
Gangguan Stress Pasca- Negative thinking
trauma (PTSD)
Suka mengelak
Timbul ingatan pada peristiwa traumatis
Gangguan Psikosis Gangguan tidur
Berbicara Melantur dan tidak sesuai topik
Gangguan berinteraksi dengan orang lain
Sulit berkonsentrasi
7
P3 Depresi
P4 Bipolar
P5 Paranoid
P6 Insecure
P7 Fobia Sosial
P8 Gangguan Psikosis
8
G25 Menyalahkan diri sendiri
G26 Sulit mempercayai orang lain
G27 Ragu melakukan sesuatu
G28 Sering membandingkan diri sendiri dengan orang
lain
G29 Negative thinking
G30 Gangguan berinteraksi dengan orang lain
G31 Bicara dengan suara pelan
G32 Keringat berlebihan
G33 Tidak suka keramaian
G34 Berbicara melantur dan tidak sesuai topik
G35 sulit berkonsentrasi
Data Aturan
Data penyakit Gejala Bobot
Skizofrenia Sulit Tidur/gelisah 0.2
Mendengar suara aneh 0.3
Emosi menjadi datar 0.6
Menjauh dari lingkungan sosial 0.2
Pikiran dan berbicara kacau 0.1
Mempercayai sesuatu yang tidak 0.8
nyata
PTSD Sulit tidur 0.4
Kehilangan minat untuk 0.2
melakukan aktivitas
Ingatan terganggu 0.5
Rasa takut dan khawatir berlebihan 0.1
Mimpi buruk 0.4
Sulit mengendalikan emosi 0.4
Menghindari sebuah tempat/objek 0.2
Depresi Sulit tidur 0.5
Kehilangan minat untuk 0.2
9
melakukan aktivitas
Sering merasa sedih 0.6
Diliputi rasa bersalah berlebihan 0.1
Perasaan putus asa 0.6
Menghindari sebuah tempat/objek 0.4
Bipolar Sering/mudah menangis 0.2
Diliputi rasa bersalah berlebihan 0.6
Kehilangan motivasi 0.3
Moody 0.8
Kurangnya daya ingat 0.5
Bicara terlalu cepat 0.2
Mempercayai sesuatu yang tidak 0.1
nyata
Paranoid Menjauh dari lingkungan sosial 0.3
Rasa takut dan khawatir berlebihan 0.6
Perasaan bermusuhan 0.1
Sering cemas 0.1
Gangguan pernafasan 0.4
Gerakan tubuh dan pikiran yang 0.2
lambat
Insecure Menyalahkan diri sendiri 0.3
Sulit mempercayai orang lain 0.2
Ragu untuk melakukan sesuatu 0.4
Sering membandingkan diri 0.5
sendiri dengan orang lain
Rasa takut berlebihan 0.2
Fobia Sosial Gangguan berinteraksi dengan 0.4
orang lain
Bicara dengan suara pelan 0.3
Keringat berlebihan 0.2
Tidak suka keramaian 0.6
Gangguan Psikosis Sulit tidur 0.2
Berbicara melantur 0.5
10
Gangguan berinteraksi dengan 0.3
orang lain
Sulit berkonsentrasi 0.4
Perhitungan CF dilakukan dengan menghitung nilai dari CF. CF pakar dikali dengan CF
pengguna dengan rumus:
CF [H,E] 1 = CF [H] * CF [E] ....................(2)
Terakhir merupakan langkah untuk mengkombinasi nilai CF dari tiap-tiap aturan.
CF [H,e1^e2] – CF [h,e1] + CF [h,e2] . (1 – CF [h,e1] )...(3)
11
2.4. Contoh Kasus Penggunaan Metode Inferensi pada Basis Pengetahuan
Misalkan kita memiliki seorang pasien yang mengalami gejala sulit tidur/gelisah (G1)
dan mendengar suara aneh (G2). Kita akan menggunakan metode Certainty Factor (CF) untuk
melakukan diagnosis terhadap kemungkinan penyakit yang mungkin dialami pasien.
Langkah : Hitung CF untuk setiap penyakit berdasarkan aturan yang terkait dengan
gejala yang dialami pasien:
Skizofrenia:
CF[Skizofrenia] = CF[G1] * CF[G2] * Bobot(Sulit tidur/gelisah) * Bobot(Mendengar
suara aneh)
= 0.2 * 0.3 * 0.2 * 0.3
= 0.0036
PTSD:
CF[PTSD] = CF[G1] * CF[G2] * Bobot(Sulit tidur/gelisah) * Bobot(Mendengar suara
aneh)
= 0.2 * 0.3 * 0.4 * 0.4
= 0.0096
Depresi:
CF[Depresi] = CF[G1] * CF[G2] * Bobot(Sulit tidur/gelisah) * Bobot(Mendengar suara
aneh)
= 0.2 * 0.3 * 0.5 * 0.1
= 0.003
12
CF[Paranoid] = 0
Fobia Sosial: (tidak memiliki aturan yang terkait dengan G1 dan G2)
CF[Fobia Sosial] = 0
Gangguan Psikosis: (tidak memiliki aturan yang terkait dengan G1 dan G2)
CF[Gangguan Psikosis] = 0
Dengan demikian, CF[H, e1^e2] atau tingkat kepercayaan bahwa pasien menderita satu atau
lebih dari satu penyakit yang disebabkan oleh gejala sulit tidur/gelisah (G1) dan mendengar
suara aneh (G2) adalah sekitar 0.0167.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
Pakar/ Sumber
Tahun/ Judul Author/ Jenis Metodologi/ Basis
Masalah Basis Hasil Evaluasi
Artikel Artikel Metode Inferensi Pengetahuan
Pengathuan
2021/Sistem Pakar Daniel Dwi keterbatasan dalam /Algoritma /Wawancara dari 32gejala/5penyakit 85% tingkat akurasi
Untuk Mendiagnosa Kurnia1, Septi akses terhadap Genetika, para ahli dan
gangguan Kesehatan Andryana2, Aris bantuan dan Certainly Factor referensi (jurnal,
Mental Gunaryati3/Jurnal diagnosa gangguan buku,dll)
Menggunakan Teknik Informatika kesehatan mental
Algoritma dan Sistem karena keterbatasan
Genetika[1] Informasi jumlah dokter
spesialis dan biaya
yang mahal untuk
berkonsultasi.
2022/Sistem Pakar Rima Tamara kurangnya /Forward 12gejala/4penyakit pengujian alpha test
Mendeteksi Kondisi Aldisa/Jurnal Riset informasi dan Chaining didapatkan 51%
Kesehatan Mental Komputer pemahaman yang sistem ini layak
Dengan Metode menyebabkan digunakan.
Forward Chaining keterlambatan
Berbasis Android[5] dalam
mengidentifikasi
serta menangani
kondisi kesehatan
mental, sehingga
penelitian ini
dirancang untuk
membantu
menangani hal
tersebut.
2022/Pengembangan Hendra tingginya angka /Dempster Shafer /observasi dan 15gejala/3penyakit akurasi
Sistem Pakar Mayatopani1 penderita gangguan Theory wawancara, 83,33%.
Diagnosa Gangguan , Rino Subekti2 mental di Indonesia konsultasi
Mental dengan , Nunik yang tidak dengan psikolog
Mesin Inferensi Yudaningsih3 sebanding dengan
Menggunakan , Mochamad jumlah psikolog
Algoritma Sanwasih4/Jurnal klinis dan psikiater
Dempster-Shafer Buana Informatika yang tersedia
Theory[6]
2022/Metode Ahmad Wildan1, Dalam penelitian /Certainly Factor bekerja sama 24gejala/6penyakit
Certainty Factor Rafika ini, dilakukan dengan instansi
pada Sistem Pakar Sari2/Journal of pengembangan Pusat
Identifikasi Information and sistem pakar untuk Pengembangan
Penyakit Mental[2] Information identifikasi masalah dan Jasa
mental berbasis Psikologi
Security website. Tujuannya (P2Japsi) yang
(JIFORTY) untuk memudahkan merupakan
akses masyarakat lembaga
umum dalam Psikologi di
mengenali dan Bekasi.
mengatasi masalah
kesehatan mental.
2023/SISTEM Ricky Perdana
1
Dengan tingginya /Dempster Shafer /wawancara 30gejala/6penyakit Akurasi 97%
PAKAR Kusuma, angka penderita bersama pakar
DIAGNOSA 2*
Chairun gangguan mental di kesehatan
GANGGUAN Nas/Kumpulan Indonesia dan mental, yaitu
KESEHATAN jurnaL Ilmu keterbatasan jumlah psikolog dari
MENTAL Komputer psikolog, klinik
MENGGUNAKAN pengembangan kesehatan dan
ALGORITMA sistem pakar ini jiwa Kota
DEMPSTER menjadi sangat Cirebon
SHAFER[7] penting untuk
meningkatkan
efisiensi dalam
pelayanan
kesehatan mental
16
serta memberikan
solusi yang lebih
cepat dan tepat bagi
yang membutuhkan.
17