Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

(Pemikiran Ekonomi Islam Pada Tahun Periode 1960-1980)

Dosen Pengampu:

Rina El Maza, S.HI., M.HI.

Kelompok 14 (Kelas A)

Nama Kelompok : NPM

1. Ingrid Zettira agesti 2203011053


2. Mesen Khusnul Aisah 2203011067

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2022 M/ 1444 H

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur Kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada Kami sehingga, Kami berhasil menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam” terselesaikannya dalam
penyusunan makalah ini merupakan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan kali ini tim penyusun menyampaikan terimakasih
kepada yang terhormat:

1. Rina El Maza, S.HI., M.HI. selaku dosen pengampu Mata Kuliah yang telah
memberikan tugas, petunjuk, kepada Kami sehingga, kami termotivasi untuk
menyelesaikan makalah ini.

2. Secara khusus Tim Penyusun juga menyampaikan terima kasih kepada


keluarga tercinta, yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada Kami, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.


Dan Kami menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu Kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirkata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Metro, Oktober 2022

Kelompok 14

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................4

A. Latar Belakang Makalah.........................................................................4


B. Rumusan Makalah...................................................................................4
C. Tujuan Makalah......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6

A. Pemikiran ekonomi islam pada tahun priode 1960-1980 .......................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................15

A. Kesimpulan.............................................................................................15
B. Saran........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang makalah


Sejumlah pemikir dari berbagai negara telah mewarnai corak
pemikiran yang dilandasi oleh pengalaman pribadi masing-masing dalam
menginterpretasi ekonomi dari perspektif Islam. Sebagai sebuah ilmu
pengetahuan yang netral, konsep ekonomi dipengaruhi oleh berbagai
aliran pemikiran. Pemikir muslim memberi makna melalui penerapan
konsep ekonomi Islam yang berpedoman kepada nilai-nilai Syarī’at yang
bersifat kewahyuan. Kajian dalam bagian ini meliputi; pemikiran ekonomi
Islam Muhammad Abdul Mannan, Monzer Kahf, dan Baqr al-Sadr.
Perlu juga diperhatikan bahwa pada periode pemikiran ekonomi
Islam era 1960-an adalah lanjutan dari semangat fase ketiga ekonomi
Islam yang dipelopori oleh salah satunya Syah Waliyullah ad- Dihlawi
(lahir 1703 M) yang mengenalkan konsep irtifâq di mana beliau
menyatakan bahwa tingkat pencapaian kesejahteraan masyarakat terjadi
apabila masyarakat mampu membentuk peradaban dengan menggunakan
sumber daya di sekitarnya serta seni bermuamalah dengan uang sebagai
alat tukar memerankan fungsi yang krusial di dalam membangun
peradaban.
Periode pemikiran ekonomi Islam era 1960-an ditandai dengan
perubahan lanskap yang cukup menggembirakan di mana dari sisi industri
keuangan mulai terbentuk bank Islam. Dari tahun 1940-an hingga 1970-
an, pembentukan konsep ekonomi Islam terus bergeliat, dan pada tahun
1970-an, saat harga minyak melambung, juga memberi kontribusi dalam
inisiasi pembentukan beberapa Bank Islam di Timur Tengah.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah diberikan untuk memperjelas materi apa yang
akan di bahas oleh penuli, yaitu sebagai berikut:
1. Pemikiran ekonomi islam pada tahun priode 1960-1980?

4
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian di cantumkan agar makalah yang di bahas tidak
melebar keman-man, yaitu sebai berikut:
1. Untuk mengetahui Pemikiran ekonomi islam pada tahun priode
1960-1980.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemikiran Ekonomi Islam Pada Tahun Priode 1960-1980

Periode pemikiran ekonomi Islam era 1960-an ditandai dengan


perubahan lanskap yang cukup menggembirakan di mana dari sisi industri
keuangan mulai terbentuk bank Islam. Dari tahun 1940-an hingga 1970-
an, pembentukan konsep ekonomi Islam terus bergeliat, dan pada tahun
1970-an, saat harga minyak melambung, juga memberi kontribusi dalam
inisiasi pembentukan beberapa Bank Islam di Timur Tengah.

Sebagai penyedia layanan transaksi keuangan, bank memiliki peran


sentral sehingga kajian-kajian mengenai penerapan ekonomi Islam dalam
transaksi keuangan riil terus berkembang pesat. Pembentukan institusi
keuangan terus berlanjut sampai hari ini dengan berbagai asupan
pemikiran-pemikiran baru yang bertujuan membumikan dan
mempraktikkan konsep-konsep ekonomi Islam. Pada bahasan berikutnya,
akan diuraikan beberapa tokoh yang telah berkontribusi dalam
mewujudkan ekonomi Islam.1

1. Latar Belakang dan karya Muhammad Muhammad Abdul Mannan

Muhammad Abdul Mannan adalah seorang yang


berkebangsaan Bangladesh dan lahir pada tahun 1938. Dari
pernikahannya dengan seorang ahli ilmu politik bernama Nargis,
Muhammad Abdul Mannan memiliki dua orang anak bernama
Reshmi dan Ghalib. Perjalanan hidupnya didedikasikan dalam
dunia pendidikan dan ekonomi slam.

1
Abdul Qoyum, Asep Nurhalim, dan dkk, SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM, 1
ed. (Jakarta: Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, 2021), 475–80.

6
Ketertarikannya dalam bidang ekonomi mengantarkannya
menyelesaikan studi ilmu ekonomi di Universitas Rajshahi pada
tahun 1960 dan melanjutkan studi master dan doktoral pada
Michigan University dengan konsentrasi pada ilmu ekonomi.

Perjalanan kariernya tidak hanya di Bangladesh;


Muhammad Abdul Mannan pernah bekerja di berbagai negara
seperti Pakistan, Amerika Serikat, Papua Nugini, dan Saudi Arabia.
Sebagai akademisi, Muhammad Abdul Mannan pernah menjabat
sebagai Profesor pada International Centre for Research in Islamic
Economics pada Universitas King Abdul Aziz Jeddah, Saudi
Arabia dan juga bertindak sebagai dosen tamu di universitas
Georgetown University, Amerika Serikat, dan Moslem Institute di
London. Setelah merampungkan tugas pada dunia akademik,
Muhammad Abdul Mannan bergabung dengan Islamic
Development Bank dan menjadi peneliti senior dalam bidang
ekonomi Islam.2

Pemikiran Muhammad Abdul Mannan dapat ditelusuri dari


berbagai literatur yang telah dipublikasikan dengan salah satu
karyanya yang sangat popular yaitu The Making of Islamic
Economic Society and The Frontier Islamic Economics. Buku ini
hadir saat ilmu ekonomi Islam menjadi subjek yang diminati pada
pengajaran di perguruan tinggi. Setelah sukses dengan buku
tersebut, Muhammad Abdul Mannan kembali menulis karya yang
lebih fokus pada ekonomi Islam yang berjudul Islamic Economic
Theory and Practices.3

Pemikiran Muhammad Abdul Mannan dapat ditelusuri dari


buku ini yang dia yakini bahwa konsep ekonomi Islam sejatinya
2
Aan jaelani, sejarah pemikiran ekonomi islam, 1 ed. (Jawa Barat: CV. AKSARASATU,
2018).
3
ri Wahyuni Hasibuan dkk., sejarah pemikiran ekonomi islam, 1 ed. (Bandung: MEDIA
SAINS INDONESIA, 2021).

7
sudah hadir melalui pemahaman ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah Saw. Muhammad Abdul Mannan menyandarkan
pemikirannya pada prinsip-prinsip dasar Islam yaitu Alquran,
sunah, ijmak dan/atau qiyas, dan sumber hukum lain. Tidak hanya
itu, konsep pemikirannya juga berbasis pada konsep persaudaraan.

2. Pemikiran Ekonomi Muhammad Abdul Mannan

Pemikiran ekonomi Islam menurut Muhammad Abdul


Mannan diturunkan dari sumber hukum Islam yang kemudian di
atas prinsipprinsip dasar ini dibangun langkah-langkah operasional.
Rumusan langkah-langkah tersebut sangat berkontribusi di dalam
penerapan ekonomi Islam karena sifatnya yang konkret sehingga
memungkinkan pengembangan pemikiran ekonomi Islam sebagai
respons atas perubahan-perubahan yang dialami masyarakat.
Mannan (1983: 4150) menyatakan bahwa terdapat tujuh langkah
operasional yaitu:

a. Menentukan basic economic functions yang secara umum


ada dalam semua sistem tanpa memperhatikan ideologi
yang digunakan, seperti fungsi konsumsi, produksi, dan
distribusi.
b. Menetapkan beberapa prinsip dasar yang mengatur basic
economic functions yang berdasarkan pada Syarī’at dan
tanpa batas waktu (timeless), misalnya sikap moderat dalam
berkonsumsi.
c. Mengidentifikasi metode operasional berupa penyusunan
konsep atau formulasi karena pada tahap ini pengembangan
teori dan disiplin ekonomi Islam mulai dibangun. Pada
tahap ini mulai mendeskripsikan tentang apa (what), fungsi,
perilaku, variabel dan sebagainya.

8
d. Menentukan (prescribe) jumlah yang pasti akan kebutuhan
barang dan jasa untuk mencapai tujuan (yaitu: moderasi)
pada tingkat individu atau agregat.
e. Mengimplementasikan kebijakan yang telah ditetapkan
pada langkah keempat. Langkah ini dilakukan baik dengan
pertukaran melalui mekanisme harga atau transfer
payments.
f. Melakukan evaluasi atas tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya atau atas target bagaimana memaksimalkan
kesejahteraan dalam seluruh kerangka yang ditetapkan pada
langkah kedua maupun dalam dua pengertian pengembalian
(return), yaitu pengembalian ekonomi dan non-ekonomi,
membuat pertimbangan-pertimbangan positif dan normatif
menjadi relatif tidak berbeda atau tidak penting.4

3. Latar Belakang dan Karya Monzer Kahf

Monzer Kahf seorang pemikir muslim yang profilik dengan


karya mencakup isu-isu ekonomi Islam. Salah satu karyanya yang
berjudul “The Islamic Economy: Analitical Study of the
Functioning of The Islamic Economic System” merupakan buku
yang memasukkan matematika ekonomi dalam membahas
ekonomi Islam.

Dengan kemampuannya yang apik dalam dua bahasa, Arab


dan Inggris, memungkinkan Monzer Kahf yang lahir di Syria pada
tahun 1940 ini mengembangkan kemampuannya secara global
melalui karya dan juga kemampuan dalam berinteraksi. Setelah
menyelesaikan pendidikan dengan gelar BA di bidang bisnis,
Monzer Kahf tertarik lebih lanjut mempelajari ekonomi Islam
sambil bekerja sebagai akuntan publik bersertifikat. Pendidikan
4
Abdul Rahim, perkembangan pemikiran ekonomi islam, 1 ed. (Makassar: YAYASAN
BARCODE, 2020).

9
doktoralnya diselesaikan pada tahun 1975 pada University of Utah,
Salt Lake City (1971-1975). Pengabdiannya dalam dunia
pendidikan berkisar 34 tahun termasuk di dalamnya menjabat
sebagai asisten dosen di University of Utah dan pengajar pada
School of Business, University of Damascus.5

Dalam mengembangkan karier profesionalnya, Monzer


Kahf bergabung dengan Islamic Development Bank pada tahun
1984 dan menjabat sebagai peneliti senior pada instansi tersebut
sejak tahun 1995. Berikut publikasi Monzer Kahf dalam prinsip-
prinsip ekonomi dan juga Islamic social finance, yaitu:

a. A contribution to the theory of Consumer in an Islamic


society (1984)
b. Principles of Islamic Financing : A Survey (1992)
c. Zakah Management in some muslim Societies (1993)
d. The Calculation of Zakahfor Muslim in North America
(1996)
e. Financing Development in Islam (1996)
f. The Demand Side or Consumer Behaviour in Islamic
Perspective

4. Pemikiran Ekonomi Monzer Kahf

Berlatar belakang pendidikan ekonomi Barat, pemikiran


Monzer Kahf lebih mengarah pada Neoklasik: ini serupa dengan
pemikiran Muhammad Abdul Mannan, dan Nejatullah Siddiqi
yang dikenal dengan Mazhab Mainstream. Kontribusi Kahf yang
unik adalah mengikutsertakan Islamic social finance (zakat, dan

5
hendi suhendi, peradaban pemikiran ekonomi islam, 1 ed. (Bandung: Cv pustaka setia,
2011).

10
sedekah), institusi distribusi Islam, dalam perhitungan agregat
ekonomi pendapatan, konsumsi, simpanan, dan investasi.

Kahf berpandangan bahwa ilmu ekonomi, apapun


pemikiran yang melatar belakanginya, adalah suatu ilmu yang
membahas produksi, distribusi, dan konsumsi. Oleh sebab itu
perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional terletak
pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai ilahiah yang menjadi pedoman
ekonomi Islam. Dalam teknik analisis ekonomi tetap membutuhkan
ilmu alat seperti statistik, matematika, ushul fiqh, dan logika.
Berhubung ilmu ekonomi berkaitan erat dengan perilaku manusia
maka pembahasan ekonomi termasuk ekonomi Islam bersifat
interdisipliner. Dengan alam berpikir seperti ini, Kahf meyakini
bahwa pembahasan ekonomi Islam sejatinya lebih luas dari fikih
muamalat karena pemikiran ekonomi tidak hanya berisi halal dan
haram atas transaksi ekonomi tetapi juga landasan untuk
mempelajari perilaku konsumen dalam membeli dan lain
sebagainya.

Berbicara perilaku manusia, Kahf memandang ekonomi


Islam tidak dibangun atas konsep ‘rational economic man’
layaknya konsep yang dianut dalam ekonomi konvensional.
Ekonomi Islam adalah ekonomi yang dijalankan dengan
pandangan Islamic man atau ibadurrahman yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:

a. Segala sesuatu mutlak milik Allah Swt. Manusia hanya


bertugas sebagai khalifahnya.
b. Allah Swt adalah Tuhan Yang Esa (konsep tauhid), segala
hukumnya mesti ditaati.
c. Apa yang dilakukan oleh manusia mesti mengarah pada
kebajikan. Bentuk-bentuk kemungkaran adalah hal buruk,

11
dan manusia harus terus melakukan introspeksi dalam
rangka memperbaiki diri.6

5. Latar Belakang Kehidupan dan Karya Muhammad Baqir Al-Sadr

Baqir Sadr merupakan ilmuwan masa kontemporer yang


memiliki pandangan berbeda dengan beberapa ilmuwan
sezamannya. Sementara ilmuwan kontemporer lain melihat ada
irisan yang dapat dimanfaatkan dalam ekonomi modern yang
digagas dan dilaksanakan di Barat, Sadr menawarkan cara pandang
sendiri yang melihat bahwa ekonomi Islam memiliki dasar yang
sama sekali tidak mempunyai keterpautan dengan ekonomi Barat.

Muhammad Baqir Al-Sadr adalah salah satu pemikir


ekonomi Islam Syiah terkemuka dari Irak — pemikir Syiah lainnya
adalah Abbas Mirakhor, Baqir Al Hasani, Kadim as-Sadr, Iraj
Tountounchian, Hedayati, dan lain-lain.811 Beliau lahir pada 1
Maret 1935 di Baghdad, Irak, dan dikenal sebagai pemikir
sekaligus aktivis yang membawa gagasan pergerakan di daerah
Najaf. Pergesekan politik yang kuat pada masa hidupnya
menjadikan Sadr sosok yang tidak harmonis dengan pemerintah
sehingga membawa konsekuensi politis di mana Sadr terbunuh.

Dalam dunia pendidikan, Sadr menempuh studi pada


universitas di Najaf tahun 1948. Tidak hanya menuntut ilmu, Sadr
juga tertarik dengan dunia politik dan mengantarkannya terlibat
dalam partai al-Da’wa pada tahun 1958. Setelah empat tahun aktif
di partai ini, Sadr mengundurkan diri dan kembali aktif di dunia
pendidikan sebagai pengajar di Perguruan Tinggi Najaf hingga
akhir usianya. Ketertarikannya dalam dunia ekonomi Islam telah
ditunjukkannya dengan melahirkan beberapa karya terkemuka

6
Sugeng Prakoso, “Perubahan Tema dan Perspektif dalam Historiografi Asia Tenggara,
1955-2010,” Jurnal Pendidikan Sejarah 7, no. 2 (2018): 477726,

12
Falfasatuna dan Iqtisaduna (1961). Dari karya ini, pola pemikiran
ekonomi Islam Sadr dapat ditelusuri dan ditemukan keunikannya
sehingga memperkaya pemikiran kontemporer.

Buku Iqtisaduna merupakan karya populernya yang secara


kental mendudukkan ekonomi Islam dalam pandangan agama yang
dilandasi tauhid. Karya ini memberikan pandangan komparatif
terhadap sistem ekonomi kapitalis dan marxis. Pemahaman Sadr
yang baik terhadap ekonomi Islam klasik maupun modern sebagai
catatan, Sadr adalah seorang intelektual hukum Islam yang
menempati posisi tinggi (marja’) sebagai ahli hukum Syiah dan
penguasaan konsep pemikiran Barat membuat gagasan yang
ditawarkan Sadr memiliki argumen yang kuat. Dalam pembahasan
ekonomi Islam modern pun pemikirannya sering dijadikan
referensi.

Adapun secara lengkap karya yang dihasilkan oleh


Muhammad Baqir as-Sadr dalam bidang ekonomi Islam adalah
Iqtishaduna, al-Bank Alla Ribawi fi al-Islam, Muqallat al-
Iqtishadiyyah, Manabi’ al-Qudrah fi al-Dawlat al-Islam, dan al-
Bank al-Islamiyyah.7

6. Pemikiran Muhammad Baqir Al-Sadr

Sadr dengan tegas membangun gagasan pemikiran ekonomi


Islam dengan menawarkan konsep yang berbeda dari pemikir Islam
lainnya pada era kontemporer.

Konstruksi pemikirannya diawali dengan membedakan


ekonomi Islam sebagai ilmu dan mazhab. Sebagai ilmu, ekonomi
Islam adalah bertujuan menemukan fenomena eksternal kehidupan
ekonomi yang mencakup realitas lahiriah. Sementara itu, pemikiran
7
Thohir Yuli Kusmanto, “Pengembangan Ekonomi Islam Berbasis Kependudukan Di
Perdesaan,” Jurnal Ilmu Dakwah Walisongo 34, no. 2 (2014): 219–35,

13
ekonomi Islam sebagai sebuah mazhab memiliki tujuan untuk
membentuk sebuah sistem yang berkeadilan sosial untuk kehidupan
ekonomi manusia. Sadr melihat bahwa ekonomi Islam sepatutnya
dipandang sebagai sebuah mazhab (sistem).

Lebih lanjut Sadr merumuskan mazhab ekonomi Islam


dengan menyatakan bahwa perbedaan utama antara ekonomi Islam
dan ekonomi konvensional terletak pada sistem ekonomi yang
landasannya nilai-nilai keislaman. Sadr memandang bahwa
ekonomi sebagai ilmu bersifat universal di mana terdapat
penjelasan hubungan antara gejalagejala dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

Negara memiliki peran untuk menegakkan nilai-nilai


keislaman. Nilai-nilai ini mencakup seluruh lini kehidupan
manusia, termasuk di dalamnya menghadirkan kesejahteraan dan
keadilan dalam bidang ekonomi. Sadr menyatakan terdapat tiga hal
utama yang harus dipenuhi oleh negara yaitu: Jaminan Sosial (al-
dlamân al-ijtim’i), Keseimbangan Sosial (tawâzun al-ijtimâ’i),
Intervensi Negara (at-tadakhkhul ad-daulah).8

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Muhammad Abdul Mannan membawa ide-ide baru dalam
menjelaskan ekonomi Islam. Pemikiran Mannan hadir sebagai pembawa
makna-makna baru yang lebih segar. Perlu dipahami, Mannan
mengenalkan idenya pada saat pemikiran ekonomi Islam belum meluas

8
Bambang Iswanto, “Dimensi Politik Hukum dalam Perkembangan Ekonomi Islam di
Indonesia,” Ijtihad: Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan 14, no. 2 (2014): 271–84.

14
seperti saat ini. Dengan latar belakang ilmu ekonomi konvensional yang
sangat kuat, Mannan membangun konsepnya dengan mengambil berbagai
sudut pandang yang diperoleh dalam ilmu ekonomi: ekonomi sebagai ilmu
bersifat netral. Mannan merumuskan langkah-langkah operasional
ekonomi Islam dan juga kerangka institusionalnya dalam rangka
mewujudkan ekonomi Islam. Dalam hal konsumsi dan produksi Mannan
menegaskan kembali pentingnya nilai-nilai spiritual sebagai landasannya
untuk kemashlahatan umat sehingga memungkinkan pencapaian
keberuntungan dunia akhirat (falah). Monzer Kahf melihat ekonomi Islam
adalah kegiatan ekonomi yang memiliki prinsip islami dan dijalankan oleh
Islamic man (ibadurrahman).
Skala dimensi waktu dalam aktivitas ekonomi tidak hanya
mencakup kehidupan dunia, tetapi juga kehidupan akhirat dan seyogianya
melakukan aktivitas ekonomi mengantarkan kepada keridaan Allah Swt..
Ekonomi Islam dalam pelaksanaannya bebas dari transaksi ribawi, pola
konsumsi yang tidak berlebih-lebihan, dan negara diminta hadir dengan
berbagai alat kebijakannya serta melakukan pengawasan dan peradilan
untuk memastikan aturan ekonomi Islam dijalankan dengan baik.
Muhammad Baqir Al-Sadr menawarkan konsep ekonomi Islam
yang berbeda dari pemikir kontemporer lainnya. Gagasannya adalah
melihat ekonomi Islam sebagai sebuah mazhab, bukan sebagai sebuah
ilmu. Sadr menekankan fungsi negara untuk mengadaptasi hukumhukum
Islam dalam berbagai aktivitas ekonomi di mana negara harus berperan
dalam a) menyediakan jaminan sosial, b) mewujudkan kesetimbangan
sosial c) melakukan intervensi.

B. SARAN

Jikalau dalam penulisan ini banyak sekali kesalahan dalam


penulisan, mohon diberikan arahan, agar kedepanya penulis, menjadi lebh

15
baik lagi dalam membuat makalah. Dan diharapakn kepda dosen
pengampu agar membeirkan pengarahan kepad kami agar dalam penulisan
dan memberikan materi, menjadi lebih baik. Semoga dalam penulisan ini
dapat bermanfaat untuk penulis, pembaca dan kita semua dan dapat
diajarkan kepada orang yang belum mengetahui

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahim. perkembangan pemikiran ekonomi islam. 1 ed. Makassar:


YAYASAN BARCODE, 2020.

Hasibuan, ri Wahyuni, Hasbi Ash Shiddieqy, Al Haq Kamal, dan dkk. sejarah
pemikiran ekonomi islam. 1 ed. Bandung: MEDIA SAINS INDONESIA,
2021.

16
Iswanto, Bambang. “Dimensi Politik Hukum dalam Perkembangan Ekonomi
Islam di Indonesia.” Ijtihad: Jurnal Wacana Hukum Islam dan
Kemanusiaan 14, no. 2 (2014): 271–84.

jaelani, Aan. sejarah pemikiran ekonomi islam. 1 ed. Jawa Barat: CV.
AKSARASATU, 2018.

Kusmanto, Thohir Yuli. “Pengembangan Ekonomi Islam Berbasis Kependudukan


Di Perdesaan.” Jurnal Ilmu Dakwah Walisongo 34, no. 2 (2014): 219–35.

Prakoso, Sugeng. “Perubahan Tema dan Perspektif dalam Historiografi Asia


Tenggara, 1955-2010.” Jurnal Pendidikan Sejarah 7, no. 2 (2018):
477726.

Qoyum, Abdul, Asep Nurhalim, dan dkk. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI


ISLAM. 1 ed. Jakarta: Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, 2021.

suhendi, hendi. peradaban pemikiran ekonomi islam. 1 ed. Bandung: Cv pustaka


setia, 2011.

17

Anda mungkin juga menyukai