Anda di halaman 1dari 17

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
1. Keterampilan Menulis Karangan Siswa Kelas III SD
a. Karakteristik Siswa Kelas III SD
Perkembangan individu merupakan sesuatu yang kompleks, artinya
banyak faktor yang berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya
proses perkembangan anak. Pada umumnya anak usia sekolah dasar
mengalami banyak perubahan baik fisik maupun mental yang dihasilkan
dari faktor internal dan lingkungan. Kenyataan tersebut menuntut seorang
guru untuk memberikan pembinaan dengan baik dan tepat sehingga dapat
meningkatkan potensi kecerdasan dan kemampuan yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Menurut Santrok dan Yussen, fase perkembangan manusia secara
umum dari kecil hingga dewasa dibagi menjadi lima, yaitu:
1) Fase pranatal (saat dalam kandungan)
Pada tahap ini, terjadi pertumbuhan dari satu sel menuju organisme yang
lengkap dalam jangka waktu lebih kurang sembilan bulan.
2) Fase bayi (sejak lahir-18/24 bulan)
Pada fase ini, peran orang tua sangat penting. Banyak kegiatan-kegiatan
psikologis yang muncul, misalnya bahasa, koordinasi sensori motor, dan
sosialisasi.
3) Fase kanak-kanak awal (masa bayi-5/6 tahun)
Selama fase ini anak belajar keterampilan-keterampilan untuk kesiapan
sekolah seperti berbicara dan memanfaatkan waktu bermain sendiri atau
bersama teman. Fase ini berakhir ketika anak memasuki kelas 1.
4) Fase kanak-kanak tengah dan akhir (6-11 Tahun)
Fase ini juga disebut masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai
keterampilan-keterampilan menulis, membaca, dan berhitung.

6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5) Fase remaja (10/12 tahun-18/22 tahun)


Pada fase ini, remaja mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat
pesat, baik pada laki-laki dan perempuan. Pencarian jati diri dan
kemandirian merupakan karakteristik anak pada fase ini. (Sumantri,
2011: 1.11).
Buhler (Sobur, 2011: 132) mengemukakan perkembangan anak
usia sekolah dasar sebagai berikut:
Pada periode sekolah dasar, anak mencapai objektivitas tertinggi,
atau sering disebut sebagai masa menyelidik, mencoba, dan
bereksperimen, yang distimulasi oleh dorongan-dorongan
menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar, masa ini juga
merupakan masa pemusatan dan penimbunan tenaga untuk berlatih,
menjelajah, dan bereksplorasi. Pada masa ini, anak mulai
“menemukan diri sendiri”, yaitu secara tidak sadar mulai berpikir
tentang diri pribadi. Pada waktu ini, anak kerap mengasingkan diri.

Menurut Erikson (Sumantri, 2011: 1.14) karakteristik anak sekolah


dasar yaitu mulai mampu berpikir deduktif, konkret, bermain, dan belajar
menurut peraturan yang ada. Anak dibimbing untuk membuat benda-benda
yang praktis, dan mengerjakannya sampai selesai sehingga menghasilkan
sesuatu. Rasa ingin tahu anak dapat dikembangkan ketika anak tersebut
mencapai nilai maksimal maka diberikan penghargaan/hadiah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa
kelas III berada pada fase kanak-kanak tengah dan akhir. Pada usia tersebut,
banyak aspek yang berkembang pada diri anak seperti aspek fisik, sosial,
bahasa, emosional, dan moral. Berdasarkan tahap perkembangan yang
diungkapkan Santrok dan Yussen maka siswa kelas III berada pada fase
kanak-kanak tengah dan akhir sehingga keterampilan-keterampilan dasar
anak seperti berbicara, menulis, dan berhitung terus berkembang. Mereka
menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru
yang didapatkan di sekolah saat pembelajaran. Dalam mengembangkan
keterampilan-keterampilannya siswa kelas III masih membutuhkan
bimbingan dari guru. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yag
bertujuan untuk membimbing anak.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penggunaan strategi menulis terbimbing merupakan strategi


pembelajaran yang tepat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
menulis karangan khususnya siswa kelas III. Hal ini dikarenakan strategi
menulis terbimbing sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas III
menurut Erikson. Ketika anak dibimbing menghasilkan sesuatu misalnya
karangan maka rasa ingin tahu untuk terus mencoba pada diri anak akan
meningkat.

b. Keterampilan Menulis Karangan


1) Pengertian Keterampilan Menulis
Menurut Malladewi dan Sukartiningsih (2013: 3) keterampilan
menulis adalah kecakapan dalam melahirkan pikiran atau perasaan
dalam bentuk karangan atau membuat cerita. Keterampilan menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya menghasilkan tulisan
dan menyampaikan pikiran kepada orang lain (USAID, 2014: 147).
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian keterampilan menulis adalah suatu kecakapan
menyampaikan isi pikiran kepada orang lain melalui karangan yang
dihasikannya.

2) Hakikat Menulis
a) Tujuan Menulis
Tujuan menulis menurut Hartig (Tarigan, 2008: 25-26)
adalah: (1) assignment purpose (tujuan penugasan), (2) altruistik
purpose (tujuan altruistik), (3) persuasif purpose (tujuan persuasif),
(4) information purpose (tujuan informasi), (5) self-ekspresive
purpose (tujuan pernyataan diri), (6) creative purpose (tujuan
kreatif), dan (7) problem-solving purpose (tujuan pemecahan
masalah).
Ditinjau dari kepentingan pengarang, menulis mempunyai
beberapa tujuan, diantaranya:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(1) Tujuan penugasan


Menulis dengan tujuan memenuhi tugas dari guru atau lembaga,
seperti makalah, laporan, dan sebagianya.
(2) Tujuan penerangan
Tulisan yang biasanya terdapat pada surat kabar dengan tujuan
memberikan berbagai informasi kepada pembaca dapat berupa
informasi politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan lain
sebagainya.
(3) Tujuan pernyataan diri
Tulisan ini berisi penegasan tentang sesuatu yang sudah kita
lakukan, misalnya ketika kita membuat surat pernyataan diri dan
surat perjanjian.
(4) Tujuan kreatif
Menulis kreatif contohnya saat membuat puisi atau prosa yang
membuat kita harus berimajinasi dalam mengembangkan
setting, penokohan, atau yang lainnya.(Dalman, 2016: 13-14).
Berdasarkan uraian di atas mengenai tujuan menulis maka
dapat disimpulkan menulis memiliki tujuan penugasan, tujuan
penerangan, tujuan pernyataan diri, dan tujuan kreatif. Tujuan yang
diambil dalam penelitian ini adalah tujuan penugasan. Hal ini
dikarenakan, menulis karangan merupakan tugas yang diberikan dari
guru sehingga siswa terlatih menghasilkan karya tulis yang menarik
dan berkualitas.
b) Manfaat Menulis
Menurut Wardaya (Sulistyowati & Widiarto, 2013: 79)
manfaat menulis sebagai berikut: (1) menulis dapat meningkatkan
produktifitas hidup, (2) menulis melatih kedalaman berpikir, dan (3)
menulis dapat digunakan untuk membuat album kenangan. Suparno
dan Yunus (2012: 1.4) menyatakan, “Kemanfaatan menulis adalah:
(1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

kreativitas, (3) penumbuhkan keberanian, serta (4) pendorong


kemauan dan kemampuan mengumplkan informasi.”
Berdasarkan kedua pendapat di atas, manfaat menulis
adalah meningkatkan produktivitas hidup, melatih kedalaman
berpikir dengan mengembangkan daya inisiatif dan kreatif,
menumbuhkan keberanian, mendorong seseorang untuk
mengumpulkan informasi, dan dapat digunakan sebagai album
kenangan.
c) Tahap-tahap Menulis
Menurut Dalman (2016: 15-19) menulis dilaksanakan dalam
beberapa tahap yaitu:
(1) Tahap prapenulisan (persiapan)
Tahap prapenulisan dimulai ketika siswa menentukan topik,
tujuan penulisan, sasaran pembaca, mengumpulkan informasi
yang mendukung, dan mengorganisasi ide.
(2) Tahap penulisan
Tahap penulisan terdiri dari tahap menulis bagian awal, isi, dan
akhir. Bagian awal tulisan berfungsi untuk memperkenalkan
pokok tulisan kita kepada pembaca. Bagian isi tentang penyajian
topik utama penulisan. Sedangkan bagian akhir berfungsi
memberi tekanan pada gagasan-gagasan yang penting biasanya
dituangkan dalam bentuk kesimpulan.
(3) Tahap pascapenulisan
Pada tahap ini, tulisan disunting dan diperbaiki. Perbaikan dapat
dilakukan setelah membaca keseluruhan tulisan, kemudian
disunting dari segi ejaan, diksi, pengkalimatan, pengalineaan,
dan lainnya.
Sebagai suatu proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas
yang melibatkan beberapa fase, yaitu fase prapenulisan (persiapan),
penulisan (pengembangan isi tulisan), dan pascapenulisan (revisi
atau penyempurnaan tulisan) ( Suparno & Yunus, 2012: 1.14).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka tahap-tahap


penulisan dapat disimpulkan terdiri dari tahap prapenulisan,
penulisa, dan pascapenulisan.

3) Hakikat Karangan
a) Pengertian Karangan
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2014:
624), “Karangan adalah hasil mengarang, cerita, buah pena, ciptaan.”
Sementara itu, menurut Suparno dan Yunus (Dalman, 2016: 86)
karangan adalah suatu karya tulis yang dihasilkan seseorang dengan
mengungkapkan berbagai gagasan dan ide yang ada di pikiran
melalui berbagai unsur bahasa yang dituangkan dalam bentuk
kalimat dan paragraf menjadi karangan utuh.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan
karangan adalah hasil ciptaan seseorang yang berasal dari berbagai
gagasan dan ide yang ada di pikiran lalu dituangkan dalam bentuk
karangan.
b) Jenis-jenis Karangan
Atmazaki (Dalman, 2016: 73) menyatakan, “Jenis-jenis
karangan dapat dibedakan menjadi lima, yaitu: (1) karangan
deskripsi, (2) karangan argumentasi, (3) karangan eksposisi, (4)
karangan narasi, dan (5) karangan persuasi.” Sementara itu, menurut
Weaver (Dalman, 2016: 28) karangan dibedakan menjadi beberapa
jenis yaitu: (1) eksposisi yang mencangkup definisi dan analisis, (2)
deskripsi yang mencangkup deskripsi ekspositori dan deskripsi
literer, (3) narasi yang mencangkup urutan waktu, motif, konflik,
titik pandang, dan pusat minat, (4) argumentasi yang mencangkup
induksi dan deduksi.
Berdasarkan pendapat di atas, tentang jenis-jenis karangan
menurut Atmazaki dan Weaver dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
karangan terdiri dari karangan deskripsi, karangan narasi, karangan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

argumentasi, karangan eksposisi, dan karangan persuasi. Pada


penelitian ini, peneliti hanya membahas karangan narasi.
c) Langkah-langkah Penyusunan Karangan
Langkah-langkah penyusunan karangan menurut Brown
(Suparno & Yunus, 2012: 3.35) terbagi menjadi dua langkah utama
yaitu langkah penulisan draf karangan dan langkah perbaikan draf
karangan. Langkah penulisan draf karangan terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut: (1) membaca semua catatan, (2)
mempertimbangkan materi yang telah disiapkan, (3) membuat
kerangka tulisan, (4) mengelompokkan catatan-catatan berdasarkan
topik dan ditempatkan dalam kerangka tulisan, dan (5) membuat draf
kasar karangan. Sedangkan dalam perbaikan draf karangan terdapat
empat aspek yaitu aspek isi, aspek bahasa, aspek ejaan dan tanda
baca, serta aspek teknis. Sementara itu, menurut Dalman (2016: 86)
langkah-langkah dalam menyusun karangan adalah: (1) menentukan
tema, topik, dan judul, (2) mengumpulkan bahan, (3) menyeleksi
bahan, (4) membuat kerangka karangan, dan (5) mengembangkan
kerangka karangan.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan
langkah-langkah menyusun karangan adalah (1) menentukan judul,
(2) mengumpulkan bahan, (3) menyeleksi bahan, (4) membuat
kerangka karangan, (5) mengelompokkan catatan-catatan/informasi
sesuai topik, dan (6) menyusun karangan dengan mengembangkan
kerangka karangan yang ada.

4) Menulis Karangan di Sekolah Dasar


a) Standar Kompetensi Menulis Karangan di Sekolah Dasar
Adapun materi yang akan dikembangkan dalam peningkatan
keterampilan menulis karangan meliputi Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, dan Indikator yang akan menjadi pedoman
penelitian ini adalah sebagai berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

(1) Standar Kompetensi:


8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam
karangan sederhana dan puisi.
(2) Kompetensi Dasar
8.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri
menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan
memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan
tanda titik.
(3) Indikator
8.1.1 Membuat karangan narasi dengan tema liburan
berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan
penggunaan ejaan dan bahasa.
8.1.2 Membuat karangan narasi dengan tema peristiwa
berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan
penggunaan ejaan dan bahasa.
8.1.3 Membuat karangan narasi dengan tema pengalamanku
berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan
penggunaan ejaan dan bahasa.
8.1.4 Membuat karangan narasi dengan tema kesehatan
berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan
penggunaan ejaan dan bahasa.
8.1.5 Membuat karangan narasi dengan tema bencana alam
berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan
penggunaan ejaan dan bahasa.
b) Materi Menulis Karangan Narasi Kelas III SD
Materi menulis karangan narasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
(1) Penggunaan ejaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud, 2015: 5-44) maka penggunaan
ejaan yang tepat adalah sebagai berikut.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

(a) Penggunaan kata depan


Kata depan, seperti di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
(b) Penggunaan huruf kapital
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama di awal
kalimat.
ii. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama
orang termasuk julukan.
(c) Penggunaan tanda baca koma
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur pemerincian atau
pembilangan.
(d) Penggunaan tanda baca titik
i. Tanda titik digunakan di akhir kalimat pernyataan.
ii. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik.
(2) Penggunaan bahasa (susunan kalimat).
Menurut Effendi, Kentjono, dan Suhardi (2015: 227-232)
struktur / pola kalimat adalah:
(a) Kalimat berpola SP (Subjek dan Predikat).
(b) Kalimat berpola SPO (Subjek, Predikat, dan Objeka).
(c) Kalimat berpola SPPel ( Subjek, Predikat, dan Pelengkap).
(d) Kalimat berpola SPOK (Subjek, Predikat, Objek,
Keterangan).
(e) Kalimat berpola SPK (Subjek, Predikat, Keterangan).
(3) Contoh karangan narasi tema pengalamanku.
Masuk ke Selokan
Malam Minggu, aku bersama teman-teman bermain petak
umpet. Sebelum bermain kami hompimpah terlebih dahulu.
Ternyata aku yang kalah sehingga aku harus menutup mata,
sedangkan teman-teman bersembunyi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

Ketika teman-teman sudah bersembunyi semua, aku


membuka mata. Aku mencari teman-temanku ke sana ke mari.
Tiba-tiba....byurrr, pok! Aku berteriak minta tolong. Teman-
teman mendatangi aku yang masuk ke dalam selokan. Teman-
teman membantuku bangun dan aku dengan cepat pulang ke
rumah.
(Sumber : Masrokhah dan Mashudi, 2004: 195)
c) Aspek Penilaian Keterampilan Menulis Karangan
Menurut Zulela (2012: 9) penilaian penulisan pada tingkat
lanjutan sudah menekankan pada (1) isi (ketepatan pengembangan
tulisan/karangan dengan tugas yang diminta), bahasa (struktur kata,
diksi, struktur kalimat), dan (3) ejaan (tulisan, penggunaan tanda baca,
huruf kapital). Selaras dengan pendapatnya Zulela, Suparno dan
Yunus (2012: 3.37) aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan
diperbaiki ketika menulis karangan adalah aspek isi, aspek bahasa,
aspek ejaan dan tanda baca, serta aspek teknis.
Kesimpulan dari uraian di atas adalah penilaian keterampilan
menulis karangan terdiri dari tiga aspek yaitu aspek bahasa, aspek
ejaan, dan aspek isi.
d) Penilaian Karangan Narasi
Menurut Zulela (2013: 123-125) kriteria penilaian karangan
adalah (1) isi/gagasan narasinya jelas, logis, mudah dipahami; (2)
organisasinya seimbang antara pendahuluan, isi, penutup; (3)
kebahasaan yang berkaitan dengan susunan kalimatnya tepat, mudah
dipahami, bervariasi, efektif; (4) Tata tulis berkaitan dengan tanda
baca, pemakaian huruf kapital, unsur serapan. Sedangkan menurut
Burhan (Devitasari, 2014: 30) penilaian karangan memiliki 5 aspek
yaitu (1) Isi gagasan yang ditulis sesuai gambar seri, padat, tuntas; (2)
organisasi isi meliputi pengungkapan gagasan yang jelas, logis,
kohesif; (3) struktur tata bahasa meliputi penggunaan tata bahasa yang
kompleks, sedikit terjadi kesalahan; (4) gaya berkaitan dengan pilihan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

kata, pembentukan kata; (5) ejaan dan tanda baca berkaitan dengan
penggunaan ejaan yang tepat. Berdasarkan kedua pendapat tersebut
dan dengan pertimbangan dari hasil observasi dan wawancara sebelum
tindakan disimpulkan bahwa penilaian karangan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah (1) isi/gagasan narasinya jelas, logis,
sesuai gambar seri; (2) ejaan berkaitan dengan penggunaan huruf
kapital, kata depan, tanda baca, unsur serapan; (3) bahasa meliputi
penyusunan kalimat mudah dipahami, bervariasi, sesuai dengan pola
kalimat.
Berdasarkan uraian tentang karakteristik siswa kelas 3, pengertian
keterampilan menulis, hakikat menulis, hakikat karangan, dan menulis
karangan kelas III di sekolah dasar, maka dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis karangan narasi di kelas III sekolah dasar adalah suatu
kecakapan menuangkan pikiran, gagasan, dan ide dalam bentuk karangan
sesuai dengan isi, ejaan, dan bahasa.

2. Strategi Menulis Terbimbing


a. Pengertian Strategi
Iskandarwassid dan Sunendar (2011: 3) menyatakan bahwa
strategi merupakan taktik atau pola yang digunakan pengajar selama
proses pembelajaran, sehingga peserta didik lebih leluasa dan
mendalam mengembangkan kemampuan berpikirnya. Sementara itu,
menurut Hamdani (2011: 18) strategi adalah upaya yang dilakukan
seseorang atau organisasi untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan kedua pendapat di atas tentang pengertian strategi,
dapat disimpulkan bahwa strategi adalah pola yang digunakan pengajar
saat pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara efektif
dan efisien.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

b. Strategi Menulis Terbimbing


Menurut Blake dan Spenato (Monita, 2016: 427) strategi
menulis terbimbing merupakan strategi yang berdasar pada proses
penulisan dan dapat meningkatkan keterampilan menulis serta
tercapainya hasil pembelajaran. Hal ini juga selaras dengan
pendapatnya Oczkus (Timayi, 2015: 46) yang menyatakan “Guided
writing is an instructional writing context chiefly teaching the writing
process through modeling, support, and practice.” Maksud dari
kutipan tersebut adalah penulisan terbimbing adalah strategi penulisan
yang konteksnya mengajarkan proses penulisan melalui pemodelan,
dukungan, dan praktik.
Kusniarti (2015: 109) menyatakan bahwa strategi menulis
terbimbing dapat membantu guru dalam memberikan bimbingan dan
arahan kepada siswa dalam setiap tahapan menulis yang dilaluinya.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka strategi menulis
terbimbing adalah strategi yang berdasar pada proses penulisan yang
difasilitasi oleh guru melalui pemberian arahan dan bimbingan dalam
setiap tahap menulis sehingga dapat meningkatkan keterampilan
menulis dan hasil belajar.

c. Langkah-langkah Strategi Menulis Terbimbing


Dalam menerapkan strategi menulis terbimbing terdapat
tahapan-tahapan yang dapat dilakukan, yaitu (1) persiapan
(prewriting), (2) penyusunan draf kasar (drafting), (3) merevisi tulisan
(revising), (4) penyuntingan (editing), (5) barbagi dengan teman
dengan saling memeriksa tulisan (sharing), dan (6) penulisan kembali
dan mengumumkannya kepada teman-teman (publishing)(Rizki, 2013:
5).
Sementara itu, menurut Abbas (Sari & Sukartiningsih, 2016:
241) langkah-langkah strategi menulis terbimbing adalah:
1) Pramenulis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

Siswa dibimbing memunculkan topik sesuai tema, memilih dan


mengembangkan topik, menulis judul, dan membuat kerangka
karangan.
2) Pendrafan
Siswa dibimbing untuk mengembangkan kerangka karangan yang
telah disusun.
3) Perbaikan
Siswa dibimbing untuk mengecek ulang isi karangan melalui
menambah, mengganti, menghilangkan, atau menukar gagasan
yang kurang sempurna.
4) Penyuntingan
Siswa dibimbing untuk menyunting kesalahan ejaan dan bahasa
dalam draf dengan menerapkan penyuntingan teman sejawat dan
balikan langsung dari pengajar
5) Publikasi
Siswa dibimbing untuk dapat mempublikasikan hasil tulisannya.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa langkah-langkah strategi menulis terbimbing adalah
persiapan, penyusunan draf kasar, perbaikan, penyuntingan, dan
publikasi.

d. Kelebihan Strategi Menulis Terbimbing


Menurut Rizki (2013: 4) kelebihan strategi menulis terbimbing
adalah guru akan merasakan kesulitan siswa dan mengevaluasi hasil
kerja siswa lebih cepat sehingga bisa membenarkannya. Selain itu,
menulis terbimbing juga memberikan manfaat sebagai berikut: (1)
mempermudah guru untuk menfasilitasi siswa dalam belajar literasi,
(2) mengurangi kecemasan, ketakutan, dan ketidakmandirian siswa
yang belum mampu membaca atau menulis, dan (3) meningkatkan
pemahaman siswa. (Pembelajaran Literasi, 2014: 117.) Sementara itu
Hartanti (Ningsih, 2016: 132) menyatakan:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

Guided writing is useful for a range of teaching purposes. It


allows students to consider audience, purpose, topic, selection of
text type, when planning their writing. It allows writers to focus
on conventions such as spelling, punctuation, standard usage,
and handwriting. It also may be used to encourage students to
revise and edit their writing. The focus for each session could be
on one of the 'authorial' aspects of writing, such as clarifying and
extending ideas or organizing and planning the structure of a
text.

Maksud dari kutipan di atas adalah menulis terbimbing berguna


untuk berbagai tujuan pengajaran. Penulis memungkinkan siswa untuk
mempertimbangkan pendengar, tujuan, topik, pemilihan jenis teks,
dan waktu merencanakan tulisan mereka. Ini memungkinkan penulis
untuk fokus pada konvensi seperti ejaan, tanda baca, penggunaan
standar, dan tulisan tangan. Itu juga dapat digunakan untuk
mendorong siswa untuk merevisi dan mengedit tulisan mereka. Fokus
untuk setiap sesi bisa berada di salah satu sesi. Aspek penulisan,
seperti mengklarifikasi dan memperluas ide atau pengorganisasian dan
merencanakan struktur teks.
Berdasarkan uraian di atas, kelebihan strategi menulis
terbimbing adalah (1) guru mengetahui kesulitan siswa, (2) siswa akan
fokus pada aspek ejaan, (3) memperluas ide siswa, (4) siswa
mengetahui kesalahannya dengan cepat, (5) mengurangi kecemasan,
ketakutan, dan ketidakmandirian siswa yang belum mampu membaca
atau menulis, dan (6) meningkatkan pemahaman siswa.

e. Kekurangan Strategi Menulis Terbimbing


Rizki (2013: 5) mengatakan bahwa terdapat prinsip-prinsip
dasar dalam menulis terbimbing. Pada prinsip-prinsip tersebut terdapat
kelemahan strategi menulis terbimbing yaitu membutuhkan waktu
yang lama dalam pelaksanaannya. Selaras dengan pendapatnya Rizki,
Abbas (Gunawan, 2017: 225) juga mengemukakan bahwa:
1) Pembelajaran menulis ini memerlukan beberapa kali pertemuan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

2) Supaya siswa aktif dalam kelompoknya guru memberikan


bimbingan, motivator, dan fasilitator.
3) Guru harus tetap menjaga interaksi di kelas tetap kondusif dan
membimbing siswa walaupun dengan murid yang banyak.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, kekurangan dari strategi
menulis terbimbing adalah memerlukan banyak waktu, guru harus
rajin memberikan motivasi agar siswa aktif, dan sulitnya menjaga
interaksi dan membimbing siswa dengan jumlah siswa yang banyak.
Berdasarkan uraian tentang pengertian strategi, pengertian strategi
menulis terbimbing, langkah-langkah strategi menulis terbimbing, kelebihan
strategi menulis terbimbing, kelemahan strategi menulis terbimbing maka
dapat disimpulkan bahwa strategi menulis terbimbing adalah strategi yang
berdasar pada proses penulisan yang difasilitasi oleh guru melalui bimbingan
dalam setiap tahap menulis sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis
dengan langkah-langkah persiapan, penyusunan draf kasar, perbaikan,
penyuntingan, dan publikasi.

B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini, diketahui
bahwa keterampilan menulis karangan siswa kelas III SD Negeri Sidorejo
tahun ajaran 2018/2019 masih tergolong rendah. Pelaksanaan pembelajaran
masih berpusat pada guru dan masih menggunakan strategi pembelajaran
yang konvensional sehingga mengakibatkan (1) isi karangan belum menarik,
(2) penggunaan ejaan masih belum sesuai, (3) terlalu banyak pengulangan
kata yang sama, dan (4) hasil belajar yang masih tergolong rendah yaitu pada
nilai keterampilan menulis kelas III tahun ajaran 2018/2019 terdapat 5 siswa
yang tidak tuntas dari 20 siswa yang berarti terdapat 25% siswa yang belum
menguasai keterampilan menulis karangan. Walaupun 15 dari 20 anak tuntas
tapi nilai yang diperoleh kurang memuaskan. Rata-rata nilai keterampilan
menulis karangan adalah 65,95.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

Rendahnya kemampuan menulis siswa hendaknya diperbaiki dengan


strategi pembelajaran yang inovatif. Salah satunya adalah strategi menulis
terbimbing. Strategi menulis terbimbing adalah strategi yang berdasar pada
proses penulisan yang difasilitasi oleh guru dengan pemberian arahan dan
bimbingan dalam setiap tahap menulis sehingga dapat meningkatkan
keterampilan menulis dan hasil belajar melalui langkah-langkah persiapan,
penyusunan draf kasar, perbaikan, penyuntingan, dan publikasi. Penggunaan
strategi menulis terbimbing merupakan strategi pembelajaran yang tepat
digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan khususnya
siswa kelas III. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa kelas III masih
membutuhkan bimbingan dari guru. Ketika anak dibimbing menghasilkan
sesuatu dan mendapatkan hasil yang maksimal maka rasa ingin tahu untuk
terus mencoba pada diri anak akan meningkat.
Penggunaan strategi menulis terbimbing diharapkan dapat memberi
dampak positif pada pembelajaran menulis karangan yakni: (1) siswa akan
fokus pada aspek ejaan, (2) memperluas ide siswa, (3) siswa mengetahui
kesalahannya dengan cepat, (4) mengurangi kecemasan siswa yang belum
mampu membaca atau menulis, dan (5) meningkatkan pemahaman siswa.
Dengan demikian, penerapan strategi menulis terbimbing yang tepat
diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa kelas
III SD Negeri Sidorejo. Penelitian ini dihentikan ketika data yang dihasilkan
setelah tindakan sudah mencapai indikator kinerja penelitian.
Berikut merupakan bagan kerangka berpikir dari penerapan strategi
menulis terbimbing yang tepat diharapkan mampu meningkatkan
keterampilan menulis karangan siswa kelas III SD Negeri Sidorejo tahun
ajaran 2018/2019.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

1. Isi karangan belum menarik.


2. Penggunaan ejaan masih
Kondisi Metode belum sesuai.
Awal Konvensional 3. Terlalu banyak pengulangan
(teacher center) kata yang sama.
4. Hasil belajar yang masih
tergolong rendah.

Penerapan strategi
1. Siswa akan fokus pada aspek
Tindakan menulis
ejaan.
terbimbing
2. Memperluas ide siswa.
3. Siswa mengetahui
kesalahannya dengan cepat.
4. Mengurangi kecemasan siswa
yang belum mampu membaca
atau menulis.
5. Meningkatkan pemahaman
siswa.

Keterampilan menulis
Kondisi
karangan siswa kelas
Akhir III meningkat dan
mencapai indikator
kinerja penelitian

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka, dan kerangka berpikir
yang telah dijelaskan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Jika
penerapan strategi menulis terbimbing dilaksanakan dengan langkah-langkah
yang tepat, maka dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan di kelas
III SD Negeri Sidorejo tahun ajaran 2018/2019.”

Anda mungkin juga menyukai