Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS TATA RUANG DAN LINGKUNGAN

Penataan Ruang adalah Suatu proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Ruang dapat diartikan sebagai

wadah kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya serta sumber daya

alam. Ruang, baik sebagai wadah maupun sebagai sumber daya alam,

adalah terbatas. Sebagai wadah dia terbatas pada besaran wilayahnya,

sedangkan sebagai sumber daya terbatas pada daya dukungnya. Oleh karena

itu, pemenfaatan ruang perlu ditata agar tidak terjadi pemborosan dan

penurunan kualitas ruang. regulasi terhadap tata ruang melalui peraturan

daerah merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Daerah ini sangat

membutuhkan regulasi berupa peraturan daerah terhadap tata ruang, sehingga

impelemntasi di lapangan terutama dalam pemanfaatan lahan dan

lingkungan hidup benar-benar sesuai dengan payung hukum yang ada. Hal

yang lebih utama juga dalam rancangan peraturan daerah nanti harus tetap

memperhatikan apa yang menjadi prinsip atau asas-asas utama dalam tata ruang

daerah sendiri.

Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan upaya untuk megarahkan

pemanfaatan ruang agar tetap sesuai dengan rencana tata ruang yang telah

ditetapkan.Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan

peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan

sanksi. Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh

dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang dapat terdiri atas ketentuan

tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien dasar bangunan,
koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan), penyediaan sarana dan

prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang

aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup

dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengedalian

pecemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ini terdiri dari 3 hal yaitu :

pencegahan,penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dengan

menerapkan berbagai instrument-instrument yaitu : Kajian lingkungan hidup

straegis (KLHS); Tata ruang; Baku mutu lingkungan hidup; Kreteria baku mutu

kerusakan lingkungan hidup; Amdal; UKL-UPL; perizinan; instrument ekonomi

lingkungan hidup; peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;

anggaran berbasis lingkungan hidup; Analisis resiko lingkungan hidup; audit

lingkungan hidup, dan instrument lain sesuai dnagan kebutuhan dan/atau

perkembangan ilmu pengetahuan."

Permasalahan Pada Fungsi Penataan Tata Ruang Dalam Menjaga

Kelestarian Lingkungan Hidup

1. Konflik antar-sektor dan antar-wilayah

2. Degradasi lingkungan akibat penyimpangan tata ruang, baik di darat, laut dan

udara

3. Dukungan terhadap pengembangan wilayah belum optimal, seperti

diindikasikan dari minimnya dukungan kebijakan sektor terhadap

pengembangan kawasan-kawasan strategis nasional dan daerah


4. Diperlukan suatu komitmen dari Pemerintah Daerah untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut dengan melalui regulasi atau peraturan daerah

(Perda) yang mengatur fungsi tata ruang

Permasalahan Pada Tahap Pengembangan

1. Ketidakteraturan penggunaan tata ruang seperti tanah kota

2. Tidak optimalnya penggunaan tanah

3. Timbulnya berbagai masalah lalu lintas

4. Tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan fasilitas dan utilitas kota

5. Timbulnya masalah pencemaran lingkungan kota dan sebagainya

Dampak Terhadap Tata Ruang Dan Lingkungan :

Kota dan Daerah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga akan

memberikan hambatan-hambatan terhadap perkembangan ekonomi

7 Program Mengatasi Kendala dalam penyusunan Rencana Umum Tata

Ruang

1. Program pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup

2. Program penyelamatan hutan, tanah dan air

3. Program pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup

4. Program pengendalian pencemaran lingkungan hidup

5. Program rehabilitasi lahan kritis

6. Program pembinaan daerah pantai


7. Program penegakan hukum

Pengaturan tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

merupakan keniscahayaan untuk mewujudkan amanah Pasal 33 ayat (3) UUD

1945, khususnya yang terkait dengan frase “sebe sar besarnya bagi kemakmuran

rakyat”,dan disisi lain KLHS merupakan instrument pengendalian kerusakan

lingkungan hidup dan penguatan keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam

merupakan hal yang relative baru di Indonesia. Sekarang ini telah disahkan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UU PPLH), yang telah mengatur hal yang paling mendasar

terkait KLHS. Untuk menjalankan ketentuan tentang KLHS yang dimuat dalam

UU PPLH sebagai arah/pedoman lebih lanjut pelaksanaan KLHS perlu segera

dipersiapkan Peraturan Pemerintah.Salah satu tantangan yang paling besar (seperti

berupa kasus yang terjadi dimanapun di Indonesia saat KLHS diperkenalkan)

adalah penyampaian konsep dan cara kerja KLHS, selalu disama-artikan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Memang benar, ada beberapa istilah dalam KLHS dapat juga ditemukan

dalam AMDAL.Pesan yang paling penting adalah, bahwa AMDAL merupakan

kajian kelayakan lingkungan yang dikaitkan perizinan, tanpa AMDAL suatu

proyek besar tidak dapat dilaksanakan.Hal ini adalah salah satu instrument (alat)

pembuat keputusan (decision making). Sementara itu, KLHS adalah suatu alat

bantu perumusan keputusan (decision aiding), untuk meningkatkan pengetahuan

mengenai suatu rencana (atau program atau aturan kerja) tentang dampak

lingkungan yang besar dan penting, melihat pada legitimasi sosial melalui
pengikatan dengan berbagai unsur stakeholders dan memerlukan dialog yang terus

menerus. Hal ini juga memerlukan diskusi mendalam antara pemerintah dengan

investor karena kelayakan akanmempengaruhi penentuan keputusan suatu proyek,

berhenti atau dilanjutkan.

KLHS juga melihat pada isu-isu lingkungan secara kumulatif dan lintas

bidang yang belum dijangkau oleh AMDAL untuk proyek-proyek

individual.Semua itu dapat menjadi kontribusi kepada AMDAL dengan

menyediakan masukan untuk spesiikasi teknis yang sesuai dan untuk informasi

selama fase penentuan lingkup kajian (scoping). Hal penting lain adalah KLHS

dapat menarik minat para investor yang peduli lingkungan atau “green investor”.

Penggunaan sumber daya alam harus selaras, seras, dan seimbang dengan fungsi

lingkungan hidup.Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana, dan/atau program

pembangunan harus mengintegrasikan aspek lingkungan hidup dan mewujudkan

tujuan pembangunan berkelanjutan.Kebijakan yang dimaksud adalah rangkaian

konsep dan azas yang menjadi dasar rencana.

Anda mungkin juga menyukai