Anda di halaman 1dari 3

Hubungan sel tumbuhan dengan jaringan tumbuhan berkaitan dengan perkembangan

tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Faktor internal
dan eksternal mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Beberapa faktor dapat
dikontrol oleh manusia, seperti cahaya, temperatur, udara, dan unsur hara dalam tanah. Namun,
ada juga faktor yang tidak dapat dikontrol sepenuhnya. Jaringan kompleks dalam batang
tanaman terdiri dari xilem dan floem. Xilem mengangkut air dan zat terlarut, sedangkan floem
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis. Cekaman lingkungan, seperti kekeringan, dapat
membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman memberikan respon anatomi dan
fisiologi yang berbeda tergantung pada genotipe mereka. (Roswanti Pienyani, 2015)

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu proses yang


berlangsung secara bersinambungan. Dalam proses pertumbuhan dihasilkan sel-sel, jaringan-
jaringan, dan organ-organ, yang memberi struktur dan bentuk organisme dewasa. Floem dan
xilem bersama-sama membentuk suatu sistem pembuluh yang kontinue sepanjang tumbuhan.
Pada tumbuhan muda jaringan pembuluh biasanya dihubungkan dengan berbagai variasi tipe sel
lainnya dalam ikatan pembuluh. Baik floem maupun xilem adalah jaringan yang kompleks.
Floem berperan dalam mentranspor larutan-larutan organik (hasil fotosintesis) pada tumbuhan,
sedangkan xilem berperan membawa air dan ion-ion terlarut dalam tumbuhan. (Kusumaningrum,
2017)

a) Xilem
Xilem adalah jaringan pengangkut kompleks yang terdiri dari berbagai bentuk sel. Sel-sel
xilem umumnya mati dan memiliki dinding yang tebal yang mengandung lignin, sehingga
xilem juga berfungsi sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri dari trakeid dan unsur
pembuluh. Trakeid ditemukan di hampir semua tumbuhan vaskuler, sedangkan unsur
pembuluh terdapat pada sebagian besar angiosperma dan beberapa gimnosperma serta
tumbuhan vaskuler tak berbiji. Trakeid adalah sel-sel panjang dan tipis dengan ujung
meruncing, yang memungkinkan pergerakan air melalui ceruk antar sel. Dinding sekunder
trakeid mengeras karena lignin, memberikan dukungan dan mencegah keruntuhan sel akibat
tegangan transportasi air. Unsur pembuluh lebih lebar, lebih pendek, dan berdinding tipis
dengan ujung yang bersentuhan, membentuk pipa mikro panjang yang disebut pembuluh.
Dinding ujung pembuluh memiliki lempeng berlubang yang memfasilitasi aliran air melalui
pembuluh. (Campbell, 2008)
b) Floem
Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan
zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun
dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem
meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada gimnosperma), serat-serat floem, dan
parenkim floem. (Nugroho L. H., 2012)
Hubungan sel tumbuhan dengan jaringan tumbuhan sangat penting dalam perkembangan
tumbuhan. Sel-sel tumbuhan bekerja bersama-sama untuk membentuk jaringan-jaringan yang
berbeda, yang pada gilirannya membentuk organ-organ dan sistem-sistem dalam tumbuhan.
Proses ini melibatkan berbagai interaksi antara sel-sel yang berbeda dalam jaringan, yang terjadi
melalui sinyal-sinyal seluler dan pertukaran zat kimia. Hubungan ini memainkan peran penting
dalam regulasi pertumbuhan, diferensiasi, dan fungsi organ tumbuhan. Misalnya, dalam
pertumbuhan akar tumbuhan, sel-sel meristem akar bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan
pembelahan sel yang berkelanjutan. Sel-sel anak yang dihasilkan dari meristem akar kemudian
mengalami diferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang membentuk jaringan akar, seperti
epidermis, korteks, dan silinder pusat. (Hasnunidah, 2011)

Sel-sel dalam jaringan akar ini saling berinteraksi untuk memastikan penyerapan air dan
nutrisi yang efisien, pertukaran gas, dan dukungan struktural yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan akar yang sehat. Selain itu, hubungan antara sel-sel dalam
jaringan tumbuhan juga terlibat dalam perkembangan organ-organ lain, seperti daun, batang, dan
bunga. Sel-sel dalam jaringan daun, misalnya, berperan dalam fotosintesis dan pertukaran gas.
Sel-sel dalam jaringan batang memainkan peran penting dalam transportasi air dan nutrisi dari
akar ke daun dan bagian-bagian tumbuhan lainnya. Sel-sel dalam jaringan bunga berpartisipasi
dalam proses reproduksi tumbuhan, seperti pembentukan biji dan buah. (Nugroho L. H., 2017)

Hubungan antara sel tumbuhan dan jaringan tumbuhan sangat erat karena sel-sel
tumbuhan merupakan bangunan dasar pembentuk jaringan-jaringan yang membentuk organ-
organ pada tumbuhan. Jaringan tumbuhan terbentuk oleh kumpulan sel-sel yang memiliki fungsi
dan karakteristik yang serupa. Terdapat beberapa jenis jaringan pada tumbuhan, yaitu:

 Jaringan Meristem: Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang belum berdiferensiasi
sepenuhnya. Meristem bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Meristem primer terletak di ujung akar dan ujung tunas, yang disebut
meristem ujung. Meristem sekunder terletak di bagian dalam tumbuhan dan berperan
dalam pertumbuhan sekunder, seperti pembentukan kayu dan kulit batang.
 Jaringan Epidermis: Jaringan ini terdiri dari sel-sel yang melapisi permukaan luar organ
tumbuhan, seperti daun, batang, dan akar. Sel-sel epidermis biasanya tipis dan transparan,
berfungsi melindungi organ dalam tumbuhan serta mengendalikan pertukaran zat antara
tumbuhan dan lingkungannya.
 Jaringan Parenkima: Jaringan ini terdiri dari sel-sel tumbuhan yang memiliki dinding sel
tipis dan berfungsi dalam fotosintesis, penyimpanan zat cadangan, serta pertukaran gas
dan udara. Jaringan parenkima tersebar di seluruh tubuh tumbuhan dan merupakan
jaringan yang paling umum.
 Jaringan Pengangkut: Jaringan ini terdiri dari xilem dan floem. Xilem berperan dalam
transportasi udara dan mineral dari akar ke daun serta memberikan dukungan struktural
pada tumbuhan. Floem, di sisi lain, mengangkut hasil fotosintesis dan zat-zat organik
lainnya dari daun ke bagian-bagian tumbuhan yang membutuhkannya.
 Jaringan Penyukong: Jaringan ini berfungsi memberikan dukungan struktural pada
tumbuhan. Contohnya adalah jaringan sklerenkim yang terdiri dari sel-sel yang mati
dengan dinding sel yang kaku dan kuat. Jaringan ini membentuk serat-serat pada kayu
dan serat-serat pembuluh darah pada kulit batang.

Dalam perkembangan tumbuhan, jaringan-jaringan ini bekerja secara bersama-sama


untuk memungkinkan tumbuhan tumbuh dan berkembang dengan baik. Masing-masing jaringan
memiliki peran penting dalam proses-proses seperti fotosintesis, transportasi udara dan nutrisi,
serta memberikan dukungan struktural pada tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, J. B. (2008). Biologi Jilid 2 Edisi Ke-8. Jakarta: Erlangga.

Hasnunidah. (2011). Fisiologi Tumbuhan. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Kusumaningrum, R. (2017). PERANAN XILEM DAN FLOEM DALAM PERTUMBUHAN


DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Biologi dan Biologi (pp. 123-130). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Nugroho, L. H. (2012). Struktur dan perkembangan tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nugroho, L. H. (2017). Struktur dan Produk Jaringan Sekretori Tumbuhan. Yogyakarta: UGM
Press.

Roswanti Pienyani, M. G. (2015). Respon Anatomi dan Fisiologi Akar Kedelai terhadap
Cekaman Kekeringan. Jurnal Argon, 43 (3), 186-192.

Anda mungkin juga menyukai