Anda di halaman 1dari 8

PDGK4202

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)


UAS TAKE HOME EXAM (THE)
SEMESTER 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Nama Mahasiswa : ………………………………………………………………………………………..

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : ………………………………………………………………………………………..

Tanggal Lahir : ………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama Mata Kuliah : ………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama Program Studi : ………………………………………………………………………………………..

Kode/Nama UT-Daerah : ………………………………………………………………………………………..

Hari/Tanggal UAS THE : …………………………………………………………………………………………

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ……………………………………………………………………………………..


NIM : ……………………………………………………………………………………..
Kode/Nama Mata Kuliah : ……………………………………………………………………………………..
Fakultas : ……………………………………………………………………………………..
Program Studi : ……………………………………………………………………………………..
UT-Daerah : ………………………………………………………………………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
……., ………………………

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Pembelajaran IPA di SD
PDGK4202

No. Soal Skor


1. Deskripsi soal: Pencapaian keberhasilan pembelajaran IPA sering kali kita merujuk beberapa 20
teori belajar, salah satunya adalah teori Gagne. Teori ini memandang bahwa belajar menekankan
pada pengalaman siswa, pengetahuan sebelumnya, interaksi aktif siswa, dan transfer
pengetahuan dalam pembelajaran yang efektif selama proses pembelajaran. Jika Saudara
menerapkan pembelajaran IPA dengan menggunakan pandangan teori belajar Gagne, berilah
contoh konkret penerapannya di dalam kelas pada materi pesawat sederhana!
Jawaban:
Contoh Penerapan Teori Belajar Gagne dalam Pembelajaran IPA Materi Pesawat Sederhana
Tahap 1: Pengenalan (Arousal)
Pada tahap ini, guru memulai pembelajaran dengan membangkitkan motivasi dan minat siswa
untuk mempelajari materi pesawat sederhana. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan apersepsi yang menarik, menunjukkan demonstrasi, atau menceritakan
kisah yang relevan dengan materi.
Contoh:
 Guru bertanya kepada siswa, "Apakah kamu pernah menggunakan gerobak sorong?
Gerobak sorong termasuk pesawat sederhana. Tahukah kamu apa itu pesawat
sederhana?"
 Guru menunjukkan demonstrasi kerja pesawat sederhana, misalnya katrol, tuas, atau
bidang miring.
 Guru menceritakan kisah tentang seorang anak yang menggunakan pesawat sederhana
untuk membantu ayahnya bekerja.
Tahap 2: Pemberian Informasi (Instruction)
Pada tahap ini, guru memberikan informasi tentang materi pesawat sederhana. Hal ini dapat
dilakukan dengan menjelaskan pengertian, jenis-jenis, dan prinsip kerja pesawat sederhana.
Contoh:
 Guru menjelaskan bahwa pesawat sederhana adalah alat yang dapat mempermudah
pekerjaan manusia.
 Guru menjelaskan jenis-jenis pesawat sederhana, yaitu katrol, tuas, bidang miring, dan
roda gigi.
 Guru menjelaskan prinsip kerja pesawat sederhana.
Tahap 3: Perwujudan (Comprehension)
Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami materi yang telah
dijelaskan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, tugas, atau
diskusi.
Contoh:
 Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengukur pemahaman
mereka tentang materi pesawat sederhana.
 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat model pesawat sederhana.
 Guru mengajak siswa berdiskusi tentang penerapan pesawat sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
Tahap 4: Aplikasi (Application)
Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan materi yang
telah dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas atau proyek.
Contoh:
 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat alat sederhana untuk
memudahkan pekerjaan mereka di rumah.
 Guru mengajak siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan prinsip kerja pesawat
sederhana.
Tahap 5: Generalisasi (Generalization)
Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperluas pemahaman
mereka tentang materi yang telah dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas
atau proyek yang lebih kompleks.
Contoh:
 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan tentang penerapan
pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
 Guru mengajak siswa melakukan penelitian tentang pesawat sederhana.
Penerapan teori belajar Gagne dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana ini dapat
membantu siswa untuk memahami materi secara lebih mendalam dan bermakna. Hal ini
dikarenakan pembelajaran menekankan pada pengalaman siswa, pengetahuan sebelumnya,
interaksi aktif siswa, dan transfer pengetahuan.
Sumber Referensi:
 Wulansari, S. (2019). Penerapan Teori Belajar Gagne dalam Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 8(2), 242-247.
2. Bu Nina merupakan guru SD Negeri Suka Maju, yang mengampu mata pelajaran IPA kelas IV. 20
Pada hari ini Ia akan menyampaikan materi “Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat“. Bu Nina punya
harapan besar semua siswanya mengerti akan materi yang akan disampaikannya, Salah satu
harapan Bu Nina adalah para siswa dapat memecahkan suatu masalah. Bagaimana
langkahlangkah penerapan pembelajaran Bu Nina agar harapannya bisa tercapai jika
pembelajarannya menggunakan pendekatan pemecahan masalah?
Jawaban:
Berikut adalah langkah-langkah penerapan pembelajaran Bu Nina agar harapannya bisa tercapai
jika pembelajarannya menggunakan pendekatan pemecahan masalah:
Tahap 1: Orientasi
Pada tahap ini, Bu Nina perlu membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk mempelajari
materi lingkungan sehat dan tidak sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan apersepsi yang menarik, menunjukkan demonstrasi, atau menceritakan
kisah yang relevan dengan materi.
Contoh:
 Bu Nina bertanya kepada siswa, "Apakah kamu pernah mendengar tentang lingkungan
sehat dan tidak sehat? Apa yang kamu ketahui tentang itu?"
 Bu Nina menunjukkan demonstrasi tentang lingkungan sehat dan tidak sehat, misalnya
dengan menunjukkan gambar atau video tentang lingkungan yang bersih dan kotor.
 Bu Nina menceritakan kisah tentang seorang anak yang tinggal di lingkungan yang sehat
dan lingkungan yang tidak sehat.
Tahap 2: Memahami masalah
Pada tahap ini, siswa perlu memahami masalah yang akan dipecahkan. Bu Nina dapat
membantu siswa memahami masalah dengan memberikan penjelasan tentang masalah
tersebut, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, atau meminta siswa untuk membuat hipotesis.
Contoh:
 Bu Nina menjelaskan tentang ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat.
 Bu Nina mengajukan pertanyaan kepada siswa, "Apa yang menyebabkan lingkungan
menjadi tidak sehat?"
 Bu Nina meminta siswa untuk membuat hipotesis tentang faktor-faktor yang
menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat.
Tahap 3: Mencari solusi
Pada tahap ini, siswa perlu mencari solusi untuk memecahkan masalah. Bu Nina dapat
membantu siswa mencari solusi dengan memberikan informasi, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, atau meminta siswa untuk melakukan eksperimen.
Contoh:
 Bu Nina memberikan informasi tentang cara menjaga lingkungan agar tetap sehat.
 Bu Nina mengajukan pertanyaan kepada siswa, "Apa yang dapat kita lakukan untuk
mencegah lingkungan menjadi tidak sehat?"
 Bu Nina meminta siswa untuk melakukan eksperimen untuk membuktikan efektivitas
suatu cara untuk menjaga lingkungan agar tetap sehat.
Tahap 4: Menguji solusi
Pada tahap ini, siswa perlu menguji solusi yang telah mereka temukan. Bu Nina dapat membantu
siswa menguji solusi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan solusi
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
 Bu Nina meminta siswa untuk membuat poster tentang lingkungan sehat dan tidak
sehat.
 Bu Nina meminta siswa untuk membuat jadwal piket kebersihan kelas.
 Bu Nina mengajak siswa untuk melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah.
Tahap 5: Mengkomunikasikan solusi
Pada tahap ini, siswa perlu mengkomunikasikan solusi yang telah mereka temukan kepada orang
lain. Bu Nina dapat membantu siswa mengkomunikasikan solusi dengan meminta siswa untuk
mempresentasikan solusi mereka di depan kelas, menulis laporan, atau membuat karya tulis.
Contoh:
 Bu Nina meminta siswa untuk mempresentasikan poster mereka di depan kelas.
 Bu Nina meminta siswa untuk menulis laporan tentang kegiatan kerja bakti yang mereka
lakukan.
 Bu Nina meminta siswa untuk membuat karya tulis tentang dampak lingkungan sehat
dan tidak sehat terhadap kesehatan manusia.
Dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah, Bu Nina dapat membantu siswa untuk
memahami materi lingkungan sehat dan tidak sehat secara lebih mendalam dan bermakna.
Selain itu, pendekatan pemecahan masalah juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah.
Sumber Referensi:
 Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
3. Pada beberapa referensi Pembelajaran IPA terintegrasi dan pembelajaran IPA tematik adalah 30
dua hal yang berbeda, keduanya memiliki perbedaan dalam cara pendekatan pembelajarannya.
Pembelajaran IPA terintegrasi cenderung memfokuskan pada penerapan konsep IPA dalam
konteks kehidupan nyata, sedangkan pembelajaran tematik menghubungkan berbagai disiplin
ilmu ke dalam satu tema sentral. Namun demikian, keduanya juga memiliki persamaan dalam
memberikan pengalaman belajar yang holistik dan menarik bagi siswa."

Melihat kondisi tersebut, analisislah perbedaan dan persamaan dari keduanya, sertakan dengan
contoh konkret dalam pembelajaran IPA sehingga jelas membedakan keduanya!
Jawaban:
Perbedaan Pembelajaran IPA Terintegrasi dan Pembelajaran IPA Tematik
Pembelajaran IPA terintegrasi dan pembelajaran IPA tematik adalah dua pendekatan
pembelajaran yang berbeda dalam mengajarkan IPA kepada siswa. Perbedaan utama keduanya
terletak pada cara pendekatan pembelajarannya.
Pembelajaran IPA terintegrasi
Pembelajaran IPA terintegrasi adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan konsep-
konsep IPA dengan kehidupan nyata. Dalam pendekatan ini, guru tidak mengajarkan IPA secara
terpisah, tetapi mengintegrasikannya dengan mata pelajaran lain atau dengan situasi kehidupan
nyata. Tujuannya adalah agar siswa dapat memahami konsep IPA secara lebih bermakna dan
relevan dengan kehidupan mereka.
Contoh konkret pembelajaran IPA terintegrasi:
 Guru mengajarkan konsep tentang siklus air kepada siswa kelas 5 SD. Guru memulai
pembelajaran dengan mengajak siswa mengamati hujan yang turun. Siswa kemudian
diminta untuk membuat laporan tentang apa yang mereka amati. Setelah itu, guru
membahas konsep siklus air dengan mengaitkan dengan peristiwa hujan yang baru saja
dialami siswa.
Pembelajaran IPA tematik
Pembelajaran IPA tematik adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai
disiplin ilmu ke dalam satu tema sentral. Dalam pendekatan ini, guru merancang pembelajaran
berdasarkan tema yang menarik dan relevan dengan kehidupan siswa. Tema tersebut kemudian
menjadi sumbu utama pembelajaran, di mana berbagai konsep IPA diintegrasikan ke dalamnya.
Contoh konkret pembelajaran IPA tematik:
 Guru mengajarkan tema tentang lingkungan kepada siswa kelas 4 SD. Dalam tema ini,
guru mengintegrasikan konsep IPA tentang ekosistem, hewan, dan tumbuhan. Siswa
kemudian melakukan kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah untuk
mempelajari berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang ada di sana. Setelah itu, siswa
diminta untuk membuat laporan tentang hasil pengamatan mereka.
Persamaan Pembelajaran IPA Terintegrasi dan Pembelajaran IPA Tematik
Meskipun memiliki perbedaan, pembelajaran IPA terintegrasi dan pembelajaran IPA tematik
memiliki beberapa persamaan, yaitu:
 Kedua pendekatan tersebut memberikan pengalaman belajar yang holistik. Siswa tidak
hanya belajar konsep-konsep IPA secara terpisah, tetapi juga dalam konteks yang lebih
luas.
 Kedua pendekatan tersebut dapat membuat pembelajaran IPA menjadi lebih menarik.
Siswa lebih termotivasi untuk belajar ketika mereka dapat melihat hubungan antara IPA
dengan kehidupan mereka.
Sumber Referensi:
 Anjarsari, P. (2013). Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu (Implementasi Kurikulum
2013). Yogyakarta: Graha Ilmu.
4. Ibu Nani telah selesai mengajarkan materi tentang pisahan campuran pada siswa kelas V nya. Ia 30
berencana untuk membuat alat evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa pada materi
yang diajarkannya minimal memiliki kemampuan di level aplikasi (C3).

Jika saudara diminta untuk membuat alat evaluasi seperti halnya Bu Nani, soal seperti apa yang
tepat untuk kebutuhan Bu Nani?, sertakan contoh alat evaluasinya!
Jawaban:
Menurut Taksonomi Bloom, level aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
dan keterampilan dalam situasi baru atau tidak biasa. Dalam konteks materi pisahan campuran,
kemampuan di level aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan siswa untuk:
 Menggunakan pisahan campuran untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan
bilangan bulat, pecahan, dan desimal.
 Mengubah bentuk pecahan campuran ke dalam bentuk pecahan biasa atau sebaliknya.
 Menyederhanakan bentuk pecahan campuran.
Berdasarkan hal tersebut, alat evaluasi yang tepat untuk kebutuhan Bu Nani adalah soal-soal
yang melibatkan situasi baru atau tidak biasa, dan menuntut siswa untuk menggunakan
pengetahuan dan keterampilannya tentang pisahan campuran untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
Berikut adalah contoh alat evaluasi yang dapat digunakan Bu Nani:
Soal Pilihan Ganda
1. Pak Budi membeli 3 1/2 kg beras, 2 1/4 kg gula, dan 1 kg teh. Berapakah total berat belanjaan
Pak Budi?
A. 6 kg B. 6 1/2 kg C. 7 kg D. 7 1/2 kg
Jawaban: C
Pembahasan:
3 1/2 kg = 7/2 kg 2 1/4 kg = 9/4 kg 1 kg = 1/1 kg
7/2 + 9/4 + 1/1 = 14/4 + 9/4 + 4/4 = 27/4 = 6 3/4 kg
Soal Uraian
2. Sebuah bak mandi berukuran 1 1/2 m x 2 m x 0,5 m. Berapakah volume air yang dapat
ditampung bak mandi tersebut?
Jawaban:
Volume air yang dapat ditampung bak mandi adalah:
Volume = Panjang x Lebar x Tinggi
= 1,5 m x 2 m x 0,5 m
= 1,5 m^3
= 1500 liter
Soal Cerita
3. Rina memiliki 2 3/4 kg kue dan 1 1/2 kg cokelat. Ia ingin membagi kue dan cokelat tersebut
kepada 12 orang teman. Berapa banyak kue dan cokelat yang akan diterima setiap orang?
Jawaban:
Total berat kue dan cokelat yang dimiliki Rina adalah:
2 3/4 kg + 1 1/2 kg = 6/4 kg + 3/2 kg = 15/4 kg
Jumlah kue dan cokelat yang akan diterima setiap orang adalah:
15/4 kg / 12 orang = 5/8 kg / 4 orang = 5/32 kg / orang
= 0,15625 kg / orang
= 156,25 gram / orang
Jadi, setiap orang akan menerima 156,25 gram kue dan cokelat.
Soal-soal tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menggunakan
pisahan campuran untuk menyelesaikan masalah. Soal pilihan ganda dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam memilih jawaban yang benar, sedangkan soal uraian dan
soal cerita dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami konsep dan
menerapkannya dalam situasi baru.
Selain soal-soal tersebut, Bu Nani juga dapat menambahkan soal-soal lain yang sesuai dengan
kebutuhannya. Misalnya, soal-soal yang melibatkan konversi pecahan campuran ke dalam bentuk
desimal, atau soal-soal yang melibatkan operasi hitung campuran yang melibatkan pisahan
campuran.
Sumber Referensi:
 Purwanto, S. (2022). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Skor Total 100
1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai