Toksikologi Klinik
Toksikologi Klinik
• Definition
• Management
Clinical Toxicologist
A. Definition
B. Risk Assessment and Regulatory Toxicology
C. Target Organ Classification
D. Poison Classification According to The Use
E. Route of Exposure and Effects
F. Duration and Frequency
G. Treatment (Penatalaksanaan Keracunan)
A. Definition Clinical Toxicology
Oksigenasi
Tujuan: oksigenasi maksimum hingga jaringan /sel
Terapi Causal
Circulation
Apa terjadi syok?
Apa terjadi henti jantung?
Diasability
A. Kesadaran penderita? B. Tanda neurologis lain
Mata
Glasgow Coma Scale
Anggota gerak
Eye Verbal Motor
Sistem autonom
opening response (V) response
(E) : (M) Nadi, TD, RR, T
4: 5: oriented 6: obeyes CTscan, EEg, dll
spontaneous
3 to speech 4 : confused 5: localised
conversation
2 : to pain 3:inapproriate 4: with drawn
word flexion
1: nil 2: in 3: abnormal
comprehensible flexion
sound
1: nil 2: extension
1: nol
Disability
C.Mengetahui Penyebab
Gangguan napas
Hipoksemia
Hiperkarbia
Gangguan sirkulasi
Trauma
Menyebabkan perdarahan, edema pada otak
Intra cranial
Tanda
Penanganan :
Corticosteroid + Diuretik furosemid
+ Manitol (jika yakin tidak ada perdarahan intra cranial)
Ventilasi sp tekanan Co2 arteri sekitar 30 mmHg
Metabolik
Infeksi
Obat
Tumor
A.Keracunan
Prinsip penatalaksanaan terhadap racun yang tertelan
Prinsip penatalaksanaan keracunan melalui kontak kulit atau
mata
Prinsip penatalaksanaan racun yang terhirup
Racun khusus
B. Animal poisoning
Keracunan yang terhirup
Segera cari udara segari.
Hindari menghirup gas
Buka jendela, pintu
Beri alat bantu pernapasan, jika korban tidak
bernapas
Keracunan kontak pada kulit
Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan
Bilas kulit dengan air (10 menit).
Cuci dengan sabun dan air. Hindari kontaminasi
lebih lanjut
Keracunan kontak pada mata
Aliri mata dengan air yang hangat atau sejuk dar
gelas (2-3 inchi/5-8 cm) sebelum mata
dibersihkan.
Ulangi 10-15 menit
Lepaskan kontak lensa
Gejala dan tanda keracunan sangat bervariasi bergantung pada jenis racun,
pajanan dan onset.
Periksalah tanda terbakar di dalam atau sekitar mulut, atau apakah ada stridor
(kerusakan laring) yang menunjukkan racun bersifat korosif.
Bahan korosif dapat menyebabkan luka bakar pada esofagus yang
mungkin tidak dapat segera terlihat dan bahan hidrokarbon jika terhirup
dapat menyebabkan edema paru yang mungkin membutuhkan waktu
beberapa jam sebelum timbul gejala
Pasien yang kemasukan bahan korosif atau bahan hidrokarbon jangan
dipulangkan sebelum observasi selama 6 jam.
Racun khusus antara lain:
A. Senyawa Korosif
Contoh: sodium hydroxide (NaOH), potassium hydroxide (KOH),
larutan asam (misalnya: pemutih, desinfektan)
Jangan rangsang anak untuk muntah atau memberikan arang
aktif ketika zat korosif telah masuk dalam tubuh karena bisa
menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada mulut,
kerongkongan, jalan napas, esofagus dan lambung
Berikan air atau susu sesegera mungkin untuk mengencerkan
bahan korosif Jika keracunan dengan gejala klinis berat, jangan
berikan apapun melalui mulut dan siapkan evaluasi bedah untuk
memeriksa kerusakan esofagus (ruptur).
Racun khusus antara lain:
B. Senyawa Hidrokarbon
Contoh: minyak tanah, terpentin, premium
Jangan rangsang anak untuk muntah atau memberikan arang
aktif.
Tindakan perangsangan muntah dapat menyebabkan aspirasi
pneumonia (edema paru dan pneumonia lipoid) yang dapat
mengakibatkan sesak napas dan hipoksia.
Gejala klinis lain adalah ensefalopati
Pengobatan spesifik terhadap sesak napas dan terapi oksigen
Racun khusus antara lain:
C. Zat Besi
Periksa tanda klinis keracunan zat besi: mual, muntah, nyeri perut dan diare. Muntahan
dan feses berwarna abu-abu atau hitam.
Pada keracunan berat bisa terjadi perdarahan saluran pencernaan, hipotensi,
mengantuk, kejang dan asidosis metabolik.
Tanda klinis gangguan saluran pencernaan biasanya timbul dalam 6 jam pertama dan
bila pasien tidak menunjukkan tanda klinis keracunan sampai 6 jam, biasanya tidak
memerlukan antidot.
Arang aktif tidak dapat mengikat besi, oleh karena itu pertimbangkan untuk
melakukan bilas lambung jika jumlah yang tertelan potensial menimbulkan toksisitas.
Tentukan apakah perlu memberi antidot, karena hal ini bisa menimbulkan efek
samping.
Sebaiknya antidot hanya digunakan bila terdapat bukti klinis terjadinya keracunan