Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ujian Tengah Semester Mata
Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
NIM: 220108110007
April, 2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................4
E. Definisi Operasional ..........................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................................7
A. Kajian Teori .......................................................................................................7
B. Perspektif Teori dalam Islam ............................................................................9
C. Kajian Penelitian Yang Relevan ...................................................................... 10
D. Kerangka Konseptual / Kerangka Teoritis ..................................................... 11
E. Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 14
A. Pendekatan dan Jenis ...................................................................................... 14
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 15
C. Populasi dan Sampel........................................................................................ 15
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 17
E. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 24
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................................... 24
G. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 25
H. Tahapan Penelitian ......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 28
LAMPIRAN 1 ............................................................................................................. 30
LAMPIRAN 2 ............................................................................................................. 32
LAMPIRAN 3 ............................................................................................................. 34
LAMPIRAN 4 ............................................................................................................. 35
LAMPIRAN 5 ............................................................................................................. 36
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
berkomunikasi matematis siswa, seperti adversity quotient (AQ) dan resilience
matematik.
Penelitian ini akan menjadi salah satu penelitian yang berfokus pada
hubungan antara adversity quotient (AQ) dan resilence matematik terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa. Meskipun penelitian sebelumnya
cenderung berfokus pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan
akademis secara umum, penelitian ini memberikan wawasan baru dengan berfokus
pada faktor-faktor psikologis spesifik yang berhubungan langsung dengan
keterampilan komunikasi matematis.
2
sampel anak usia 16-17 tahun yaitu kelas XI profesi MIPA, bahan ajar yang
dipelajari yaitu , melalui penerapan turunan aljabar. Fungsi (nilai maksimum dan
minimum).
Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini akan diperoleh melalui
penggunaan kuesioner yang akan disebar kepada siswa MAN 1 Trenggalek dan
akan dianalisis secara statistik. Paparan kondisi awal dari metode pembelajaran
matematika yang sedang berlangsung di MAN 1 Trenggalek akan dilakukan untuk
melihat sejauh mana metode tersebut memperhatikan dan mengembangkan
kemampuan berkomunikasi matematis siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang masalah tersebut, adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Adversity Quotient dan Resilience Matematik
terhadap kemampuan berkomunikasi matematis siswa kelas XI MAN 1
Trenggalek dalam pembelajaran matematika?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa
SMA yang memiliki tingkatan adversity quotient (climber, camper,
quitter)?
3. Apakah ada perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa
SMA yang memiliki tingkatan resiliensi matematis (tinggi, sedang,
rendah)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasar pada rumusan masalah tersebut, adapun tujuan penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, baik secara teoritis maupun
praktis. Adapun manfaat penelitiaan ini adalah sebagai betikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang
hubungan antara Adversity Quotient, Resilience Matematik, dan kemampuan
berkomunikasi matematis siswa.
b. Manfaat Praktis
1. Memberikan masukan bagi pengembangan strategi pembelajaran
matematika yang lebih efektif.
2. Pedoman bagi guru untuk memperhatikan indeks adversity quetiont siswa
4
dan resilience matematis siswa guna meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi variabel-variabel kunci (key Research
Variables) yang dapat diukur dan dipelajari secara operasional (berdasarkan acuan
yang jelas).Definisi operasional bertujuan untuk memudahkan pengumpulan data,
menghindari perbedaan penafsiran data. dan dengan demikian membatasi. ruang
lingkup variabel dalam penelitian
1. Adversity Quotient (AQ)
a. Definisi Konseptual :
Adversity Quetiont (AQ) merujuk pada kemampuan individu dalam
menghadapi dan mengatasi tantangan, hambatan, serta kegagalan dalam
konteks pembelajaran matematika.
b. Definisi Operasional :
(AQ) diukur menggunakan skala penilaian yang terdiri dari
serangkaian pertanyaan terstruktur yang dirancang untuk mengevaluasi
respon siswa terhadap situasi situasi tantangan dan kegagalan yang
terkait dengan pembelajaran matematika skor akhir dihitung
berdasarkan jumlah jawaban yang menunjukkan sikap proaktif,
ketahanan, dan kemampuan adaptasi siswa terhadap kesulitan dalam
memahami materi matematika.
2. Resilience Matematik
a. Definisi Konseptual :
Resilience Matematik mengacu pada kemampuan siswa untuk tetap
gigih, beradaptasi, dan pulih dari kesulitan atau kegagalan dalam
memahami serta menyelesaikan masalah matematika.
b. Definisi Operasional :
Resilience Matematik diukur melalui penilaian kinerja siswa dalam
menyelesaikan serangkaian tugas atau masalah matematika yang
kompleks. Evaluasi juga mencakup pengamatan terhadap strategi belajar
siswa, respon terhadap kesulitan, dan kemampuan mereka untuk mencari
solusi alternatif dalam menghadapi masalah matematika yang sulit.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Adversity Quotient (AQ)
Adversity Quotient (AQ) merupakan sebuah konsep yang pertama kali
diperkenalkan oleh Paul G. Stoltz pada tahun 1997 melalui bukunya yang
berjudul "Adversity Quotient: Turning Obstacles into Opportunities". AQ
mengacu pada kemampuan seseorang dalam menghadapi dan mengatasi
tantangan, hambatan, serta kegagalan dalam berbagai aspek kehidupan.
Menurut Stoltz (1997), AQ terdiri dari empat komponen utama, yaitu
control, ownership, reach, dan endurance. Control merujuk pada
kemampuan seseorang dalam mengendalikan respon terhadap situasi yang
sulit. Ownership mengacu pada tanggung jawab seseorang terhadap
keadaan dirinya sendiri. Reach menggambarkan kemampuan seseorang
untuk menetapkan tujuan yang jelas dan berusaha mencapainya. Sedangkan,
endurance menggambarkan ketahanan seseorang dalam menghadapi
rintangan dan kegagalan.
Dalam konteks pendidikan matematika, penelitian oleh Martin (2010)
menemukan bahwa siswa dengan AQ yang tinggi cenderung lebih mampu
mengatasi kesulitan belajar matematika dan memiliki motivasi yang lebih
tinggi untuk terus belajar meskipun mengalami kegagalan. Hal ini
menunjukkan pentingnya mempertimbangkan faktor AQ dalam merancang
strategi pembelajaran yang efektif.
Pengintegrasian dengan Al-Quran, Surat Al-Baqarah (2:286)
menyatakan: "سعا اها ً َّللاُ نا ْف
ْ سا إِّ هَل ُو ِّف ه ( اAllah tidak membebani seseorang
ُ "َل يُكال
melainkan sesuai dengan kesanggupannya). Ayat ini mengajarkan
pentingnya memiliki ketahanan (endurance) dalam menghadapi cobaan dan
kesulitan dalam kehidupan, sejalan dengan konsep AQ.
2. Resilience Matematik
Resilience Matematik mengacu pada kemampuan siswa untuk bertahan,
beradaptasi, dan pulih dari kesulitan atau kegagalan dalam memahami serta
menyelesaikan masalah matematika. Konsep resilience matematik
mencakup persepsi diri siswa terhadap kemampuan mereka untuk
mengatasi kesulitan matematika, keyakinan akan kemampuan mereka untuk
berhasil, serta kemampuan untuk mencari solusi alternatif dalam
menghadapi masalah yang sulit (Pajares, 2002).
Penelitian oleh Gutierrez (2015) menemukan bahwa resilience
matematik secara signifikan berkorelasi positif dengan pencapaian
akademik matematika siswa. Hal ini menunjukkan bahwa memperhatikan
aspek resilience matematik dalam pembelajaran matematika dapat
membantu meningkatkan kemampuan belajar matematika siswa.
Pengintegrasian dengan Hadis: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.
bahwa Rasulullah ﷺbersabda:
ض اع أ ا اح ٌد ِّ هّلِلِّ ِّإ هَل ارفاعاه ُ ه
"ُ َّللا او اما ت ااوا ا،ع ْبدًا ِّبعا ْف ٍو ِّإ هَل ع ًِّّزا ص ادقاةٌ ِّمنْ اما ٍل او اما ازا اد ه
َّللا ُ ا " اما ناقاصاتْ ا
(Tidaklah sedekah mengurangi harta, dan Allah tidak menambah hamba
dengan pemberian maaf, kecuali dengan kehormatan. Dan tidaklah seorang
hamba merendahkan diri kepada Allah, melainkan Allah akan meninggikan
derajatnya). Hadis ini mengajarkan pentingnya memiliki sifat ketahanan
(resilience) dalam menghadapi cobaan dan kesulitan, termasuk dalam
mempelajari matematika.
8
Penelitian oleh Jones et al. (2018) menunjukkan bahwa kemampuan
berkomunikasi matematis yang baik berkorelasi positif dengan
pemahaman konsep matematika dan kemampuan pemecahan masalah
siswa. Hasil ini menegaskan pentingnya mengembangkan kemampuan
berkomunikasi matematis dalam konteks pembelajaran matematika.
Pengintegrasian dengan Al-Quran: Surat Al-Kahfi (18:1)
ع ْب ِّد ِّه ا ْل ِّكت ا
menyebutkan: "ااب اولا ْم يا ْجعال لهه ُ ع اِّو ًجا ( "ا ْل اح ْم ُد ِّ هّلِلِّ الهذِّي أان از ال اSegala
علاى ا
puji bagi Allah yang telah menurunkan Al Kitab kepada hamba-Nya
(Muhammad) dan Dia tidak menjadikan dalam Al Kitab itu
kebengkokan). Ayat ini menekankan pentingnya penyampaian yang
jelas dan sistematis, yang sesuai dengan konsep kemampuan
berkomunikasi matematis.
10
mengumpulkan data dari berbagai penelitian terkait untuk kemudian
dianalisis secara statistik guna mengevaluasi hubungan antara AQ,
resilience matematik, dan kemampuan berkomunikasi matematis. Hasil
analisis menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat AQ dan
resilience matematik dengan kemampuan berkomunikasi matematis siswa,
memberikan implikasi penting bagi pengembangan strategi pembelajaran
matematika yang efektif.
2. Lim, K. H., & Tan, S. L. dalam penelitiannya tahun 2022 yang berjudul
“Enhancing Mathematical Communication Skills through Adversity
Quotient Training”, pada Journal of Mathematics Education. Penelitian ini
bertujuan untuk menginvestigasi efek pelatihan Adversity Quotient (AQ)
terhadap kemampuan berkomunikasi matematis siswa. Metode
penelitiannya dilakukan dengan memberikan pelatihan AQ kepada
kelompok siswa tertentu dan mengukur kemampuan berkomunikasi
matematis mereka sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelatihan AQ efektif meningkatkan kemampuan siswa
dalam menyampaikan pemikiran matematis secara jelas dan persuasif.
Dalam konteks ini, Adversity Quotient (AQ) dibagi menjadi tiga tingkatan:
Climber, Camper, dan Quitter. Climber adalah siswa yang mampu mengatasi
tantangan matematika dengan baik, Camper adalah siswa yang mampu bertahan
namun tidak begitu aktif menghadapi tantangan, dan Quitter adalah siswa yang
cenderung menyerah dalam menghadapi kesulitan matematika. Perbedaan dalam
tingkat AQ ini diasumsikan akan mempengaruhi kemampuan komunikasi
matematis siswa.
12
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, hipotesis penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis 1 (H1): Terdapat pengaruh yang signifikan antara Adversity
Quotient dan Resilience Matematik terhadap kemampuan
berkomunikasi matematis siswa kelas XI MAN 1 Trenggalek dalam
pembelajaran matematika.
2. Hipotesis 2 (H2): Terdapat perbedaan yang signifikan dalam
kemampuan komunikasi matematis antara siswa SMA yang memiliki
tingkatan adversity quotient (climber, camper, quitter).
3. Hipotesis 3 (H3): Terdapat perbedaan yang signifikan dalam
kemampuan komunikasi matematis antara siswa SMA yang memiliki
tingkatan resiliensi matematis (tinggi, sedang, rendah).
BAB III
METODE PENELITIAN
14
Penelitian asosiatif bertujuan untuk menemukan hubungan atau korelasi antara
dua atau lebih variabel. Penelitian ini tidak mencoba untuk menentukan sebab-
akibat, namun hanya mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Penelitian komparatif bertujuan untuk membandingkan dua atau lebih
kelompok atau variabel untuk melihat perbedaan atau kesamaan di antara mereka.
Penelitian ini dapat menggunakan teknik statistik untuk menguji perbedaan atau
kesamaan antar kelompok atau variabel.
Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian ex-post
facto, penelitian ini akan menjelajahi hubungan antara Adversity Quotient,
Resilience Matematik, dan Kemampuan Berkomunikasi Matematis siswa kelas XI
MAN 1 Trenggalek dalam pembelajaran matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas XI MIPA ditinjau dari tingkatan adversity
quotient (climber, camper, quitter) dan resiliensi matematis (tinggi, sedang, rendah).
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif asosiatif komparatif dengan
pendekatan kuantitatif karena penelitian bertujuan mendeskripsikan dan
membandingkan dua variabel atau lebih antara variabel independen dan variabel
dependen.
Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak dari populasi siswa kelas
XI MIPA MAN I Trengalek. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
simple random sampling dimana setiap siswa MIPA kelas XI mempunyai peluang
yang sama untuk dijadikan sampel.
n = (N * p * (1 - p)) / (N - 1)
Dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Jika Anda menginginkan sampel dengan tingkat kepercayaan 95% (p = 0.95), maka
Anda dapat menghitung jumlah sampel sebagai berikut:
16
n = (190* 0.95 * (1 - 0.95)) / (190 - 1)
n = 9.05/189
n ≈ 0.0478
Jadi, ukuran sampel yang diperlukan sekitar 9.025, yang biasanya kita
bulatkan menjadi 10 untuk memudahkan pelaksanaan.
1. Nama (Opsional):
2. Jenis Kelamin:
18
- Laki-laki
- Perempuan
3. Kelas: XI MIPA
20
- Sangat optimis
1. Tentukan rentang skor untuk setiap opsi jawaban. Dalam kasus ini,
opsi jawaban adalah dari 1 hingga 4.
2. Jumlahkan nilai jawaban yang diberikan oleh setiap responden untuk
setiap pertanyaan. Misalnya, untuk pertanyaan pertama:
Responden 1: 3
Responden 2: 2
Responden 3: 4
Responden 4: 3
Responden 5: 4
Responden 6: 2
Total jawaban untuk pertanyaan pertama: 3 + 2 + 4 + 3 + 4 + 2 = 18
3. Ulangi langkah yang sama untuk semua pertanyaan dalam kuesioner.
4. Jumlahkan nilai jawaban untuk setiap responden pada setiap
pertanyaan.
5. Hitung total nilai untuk setiap responden.
6. Hitung rata-rata nilai untuk setiap pertanyaan dengan menjumlahkan
nilai total dari semua responden dan membaginya dengan jumlah
responden.
7. Interpretasikan hasilnya.
b. Tes
Teknik pengumpulan data tes adalah metode yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi atau data dari responden melalui serangkaian
pertanyaan atau tugas yang dirancang khusus. Tujuan utamanya adalah
untuk mengukur atau mengevaluasi pemahaman, pengetahuan,
keterampilan, atau sikap yang menjadi fokus penelitian atau evaluasi.
Peneliti memberikan tes uraian untuk mengukur kemampuan
pemahaman komunikasi matematis. dan dapat memberikan skor pada soal
uraian dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah disiapkan
sebelumnya, membantu memberikan penilaian yang konsisten dan objektif
terhadap setiap jawaban siswa.
Rubrik Penilaian:
22
- 0 poin: Jawaban tidak relevan atau tidak memenuhi
persyaratan.
- 1-2 poin: Jawaban kurang tepat dan kurang jelas.
- 3 poin: Jawaban cukup tepat dengan sedikit kekurangan
dalam penjelasan.
- 4 poin: Jawaban sangat tepat, jelas, dan menyeluruh.
Instrumen penelitian adalah suatu alat atau metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Alat-alat tersebut meliputi survei,
wawancara, observasi, tes, atau metode lain yang dirancang untuk mengumpulkan
informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mencapai
tujuan penelitian yang ditentukan.
Suatu alat evaluasi dianggap valid (sah atau efektif) jika dapat mengevaluasi
apa yang dievaluasi, sesuai dengan pernyataan Suherman (2003). Oleh karena itu,
efektivitasnya bergantung pada seberapa akurat suatu alat penilaian dapat
menjalankan fungsinya. Suatu alat evaluasi dikatakan efektif apabila dapat
mengevaluasi sasaran secara akurat.
24
Berikut langkah-langkah menghubungkan soal-soal tersebut dengan skor
selanjutnya dan analisis statistik yang relevan:
26
6. Dua kelompok tingkat indeks kesulitan (Quitter-Campers, Quitter-
Climbers, Camper-Climbers) dan dua kelompok tingkat ketahanan
matematis (rendah-sedang, rendah-tinggi, dan sedang-tinggi).
H. Tahapan Penelitian
Tahap penelitian meliputi perencanaan, pengumpulan data, analisis data,
dan penyajian hasil. Proses penelitian mempunyai tiga tahapan yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Implementasi
3. Tahap Akhir
Jones, K., Tarr, J. E., & Portsmore, M. (2018). Investigating the role of
communication in mathematics learning. Journal for Research in
Mathematics Education, 49(3), 338-371.
Al-Hilali, M. T., & Khan, M. M. (2007). Interpretation of the Meanings of the Noble
Qur'an in the English Language. Darussalam.
Hasan, S. (2002). Islamic education: Its philosophy and objectives. The Islamic
Quarterly, 46(1), 27-45.
Ahmad, R., & Abdullah, S. (2023). The Impact of Adversity Quotient and
Resilience on Mathematical Communication Skills: A Meta-Analysis.
International Journal of Mathematics Education.
28
Al'atif, A. M. (2023). KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA
KELAS XI DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT DAN RESILIENSI
MATEMATIS (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
LAMPIRAN 1
Hasil Observasi/studi pendahuluan
(a) (b)
30
Pada gambar (b) jawaban soal nomer soal nomor 1 peng-ilustrasian kubus ke dalam
gambar tanpa tutup belum lengkap atau berhasil, hal ini dapat merubah atau
memengaruhi cara bagaimana jawaban dari soal yang dikerjakan
32
integral tentu kepada seseorang - Kreativitas dalam
yang belum mengerti. menyampaikan konsep secara
menarik dan mudah dipahami.
LAMPIRAN 3
Jurnal nasional dan internasional
https://jim.bbg.ac.id/pendidikan/article/view/680
https://media.neliti.com/media/publications/71767-ID-kemampuan-
komunikasi-matematis-siswa-dit.pdf
https://repository.unja.ac.id/58234/6/SKRIPSI%20A1A119070%20DEARTI.
pdf
http://repository.upi.edu/id/eprint/90156
https://drive.google.com/drive/folders/1nna1BDBoq0NaS8hCgJqxQHulWeoc
nUwb
34
LAMPIRAN 4
Hasil Cek Turnitin
LAMPIRAN 5
Biodata peneliti
36