Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................................... 3
1.4 Rumusan Masalah..................................................................................................... 3
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 5
3.1 Kajian Teoritis .......................................................................................................... 5
2.1.1 Hasil Belajar Matematika............................................................................ 5
2.1.2 Kemampuan Numerik ................................................................................. 9
3.2 Penelitian yang Relevan ......................................................................................... 10
3.3 Kerangka Berfikir ................................................................................................... 11
3.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................................ 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 12
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................................. 12
3.2 Metode dan Desain Penelitian ................................................................................ 12
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................................... 12
3.4 Variabel Penelitian.................................................................................................. 13
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 14
3.6 Instrumen penelitian ............................................................................................... 14
3.7 Teknik pengujian Tes ............................................................................................. 16
3.8 Teknik Analisi Data ................................................................................................ 18
3.8.1 Uji Prasyarat Analisis................................................................................ 19
3.8.2 Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................ 21
3.9 Hipotesis Statistik ................................................................................................... 23
Daftar Pustaka

i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan


peningkatkan kehidupan peserta didik yang mandiri dan berbadaya sains. Seperti
yang tertuang dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia No.20 tahun 2003,
Pasal 1 ayat (1) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan media yang berperan sangat penting untuk


menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-
luasnya. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga dalam
proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai
dengan rasa tanggung jawab yang besar. Menurut Rabab’h dan Arsaythamby
(Achdiyat dan utomo, 2017: 234-235) Pendidikan merupakan faktor utama yang
membentuk dasar dan kemajuan individu, yang pada akhirnya menjadi inti dari
pembangunan sebuah bangsa.

Salah satu yang menjadi ukuran utama dalam pendidikan adalah hasil
belajar. Hasil belajar memiliki peranan penting dalam pembelajaran, mengingat
bahwa hasil belajar dapat memberikan gambaran tentang kemajuan peserta didik
dalam upaya mencapai tujuan belajarnya. Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil
belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat dari kegiatan evaluasi untuk yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dibutuhkan usaha sadar bersama dan

1
terencana antara semua komponen pendidikan khususnya pendidik dan peserta
didik yang berperan langsung dalam proses pembelajaran.

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang diajarkan sejak


pendidikan dasar sampai sekolah menengah atas atau umum mempunyai fungsi
penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan matematika. Matematika menjadi salah satu faktor penting
dalam keterkaitan sukses seseorang. Banyak bidang dan profesi yang menuntut
pelakunya menguasai matematika. Pentingnya matematika dalam kehidupan
menjadi alasan mengapa matematika mendapat penilaian lebih tinggi dibandingkan
dengan bidang studi lainnya. Penguasaan matematika menjadi kunci pembuka jalan
pengetahuan lain. Oleh karena itu, pendidikan dan pengajaran matematika perlu
mendapat perhatian khusus. Berbagai upaya untuk meningkatakan pemahaman dan
penguasaan siswa terhadap matematika telah dilakukan, seperti penyempurnaan
kurikulum, perbaikan dan pengembangan metode mengajar dan lain sebagainya.

Matematika merupakan ilmu yang mengkaji objek dasar yang bersifat


abstrak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Russefendi (2006: 69) matematika
memiliki konsep yang semuanya abstrak dan hanya pembelajarannya saja yang
kongkret. Misalnya, ketika dikatakan angka lima, maka angka lima yang dimaksud
adalah abstrak.angka lima dan angka yang lainnya hanyalah sebuah simbol. Mata
pelajaran matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit bagi sebagian besar
siswa. Permasalahan ini muncul ketika siswa tidak dapat mengikuti proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru karena keterbatasan yang dimiliki oleh
siswa.

Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 3 Gorontalo bahwa hasil belajar


siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. Dari hasil wawancara dengan
salah satu guru matematika menjelaskan bahwa siswa masih sering salah dalam
melakukan operasi hitung, siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan
soal-soal matematika, siswa kesulitan dalam menalar dengan angka-angka dan
relasi serta memanipulasi relasi dan angka. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kesulitan siswa tersebut adalah rendahnya kemampuan numerik siswa. Menurut

2
Suparlan (2009) kemampuan numerik adalah kemampuan menyelesaikan soal-soal
matematika yang didalamnya termuat operasi hitung. Lebih lanjut, Indrawati (2013)
mengatakan bahwa tes kemampuan numerik dapat mengukur kemampuan
penalaran berhitung dan berfikir logis.

Menurut Gultom (2001: 24) kemampuan numerik adalah kemampuan


berhitung matematis yang memuat kemampuan melakukan pengerjaan-pengerjaan
hitung seperti menjumlah, mengurang, mengali, membagi, memangkatkan,
menarik akar, menarik logaritma, serta memanipulasi bilangan-bilangan dan
lambang-lambang matematika. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa kemampuan numerik adalah kemampuan dasar matematika yang memuat
operasi hitung, menalar dengan angka dan dapat memanipulasinya.

Berdasarkan uraian diatas maka tertarik mengajukan penelitian yang


berjudul “Hubungan antar Kemampuan Numerik dengan Hasil Belajar
Matematika Siswa kelas VIII SMP N 3 Gorontalo”

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan Latar Belakang diatas maka diidentifikasikan masalahnya sebagai
berikut:
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa
2. Pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
3. Faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam belajar matematika salah
satunya adalah kemampuan numerik
1.3 Batasan Masalah
untuk menghindari meluasnya permasalahan maka penelitian ini dibatasi pada
masalah kemampuan numerik dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP N
3 Gorontalo.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang di teliti yaitu
“Apakah ada hubungan antara kemampuan numerik dengan Hasil belajar
matematika siswa di SMP N 3 Gorontalo?”

3
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antara kemampuan numerik dengan hasil belajar matematika
siswa kelas VIII SMP N 3 Gorontalo.

1.6 Manfaat Penelitian


Adapun beberapa manfaat dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
terhadap guru mata pelajaran untuk dapat mengetahui sejauh mana hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika
2. Bagi Siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa agar
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
3. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengalaman selama melakukan penelitian.

4
BAB II LANDASAN TEORI

3.1 Kajian Teoritis


2.1.1Hasil Belajar Matematika
1) Pengertian Hasil Belajar
Tujuan dari kegiatan belajar di sekolah adalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Karena hasil belajarlah yang akan mengukur sejauh mana
pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang diperoleh. Pentingnya hasil belajar
menjadikan banyaknya pendapat para ahli mengenai hasil belajar, diantaranya
adalah:
Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar merupakan perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Purwanto (2011: 85) hasil
belajar sebagai perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Menurut Lestari (2015:118) Hasil belajar merupakan akibat dari proses
belajar seseorang. Hasil belajar terkait dengan perubahan pada diri orang yang
belajar. Bentuk perubahan sebagai hasil dari belajar berupa perubahan pengetahuan,
pemahama, sikap dan tingkah laku, ketrampilan dan kecakapan. Menurut Thobroni
(2017:22) hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Menurut Darmadi (2017:251) Hasil belajar itu adalah suatu hasil yang nyata
yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani
disekolah yang di wujudkan dalam bentuk raport dalam setiap semester. Darmadi
juga menambahkan dalam bukunya bahwa untuk mengetahui perkembangan
sampai dimana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus
dilakukan evaluasi.
Menurut Sinar (2018: 22) Hasil belajar adalah hasil seseorang setelah
mereka menyelesaikan belajar dari sejumlah mata mata pelajaran dengan
dibuktikan melalui hasil teks yang berbentuk nilai hasil belajar. Menurut Sudjana

5
(2009:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya.
Dalam Uno (2014:40) Gagne menyebutkan hasil belajar merupakan
kapasitas terukur dari perubahan individu yang di inginkan berdasarkan ciri-ciri
atau variabel bawaannya melalui pembelajaran tertentu.
Berdasarkan pendapat para pakar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan pola perbuatan atau tingkah laku yang diperoleh
siswa setelah melalui kegiatan belajar. Perubahan yang dimaksud berupa
pengetahuan (kognitif), sikap(afektif) maupun keterampilan (psikomotor) siswa
yang digambarkan dengan nilai atau skor.
Sudjana (2016:22) mengklarifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah
berdasarkan Bloom diantaranya yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaia, organisasi, dan
internalisasi.sedangkan ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan pengetahuan bbertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris
yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks , dan gerakan
ekspresif dan interpretatif.
Menurut Sudjana (2016:23-28), ketiga ranah tersebut menjadi objek
penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu , ranah ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan
siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.
Berikut penjelasan hasil belajar dari setiap ranah kognitif:
a. Tipe hasil belajar: Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagaiterjemahan dari kata knowledge
dalam taksonomi bloom. Dimana bahwa tipe hasil belajar pengetahuan merupakan
kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingatkan kembali atau
mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimannya. Tipe hasil belajar

6
pengetahuan termasuk kognitif tingkat yang paling rendah. Namun tipe hasil belajar
ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasyarat
bagi pemahaman.
b. Tipe hasil belajar: Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah
pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu
yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan,
atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi bloom,
kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun,
tidaklah berarti bahwa pengertian tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat
memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.
c. Tipe hasil belajar: Aplikasi
Tipe hasil belajar aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang
dimiliki seseorang dalam menggunakan kemampuan yang diperolehnya dalam
memecahkan berbagai permasalahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d. Tipe hasil belajar: Analisis
Analisi adalah usaha memilah siatu integritas menjadi unsu-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hierarki dan atau susunannya. Analisis merupakan
kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari tiga tipe
sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang
komprehensif dan dapat memilah integritas menjadi bagian-bagian yang tetap
terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya,untuk hal lain memahami cara
bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematisnya.
e. Tipe hasil belajar: Sintesis
Tipe hasil belajar sintesis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang
diperoleh seseorang dalam menyatukan ataupun mengaitkan unsur-unsur atau
bagian-bagian kedalam bentuk yang menyeluruh.
f. Tipe hasil belajar: Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai suatu bagian-bagian
kedalam bentuk yang menyeluruh.

7
Tipe hasil belajar dari bloom, mendasari pembuatan tes oleh guru-guru di
sekolah untuk mengetahui sejauh mana tipe belajar yang dapat dicapai siswa.
Sehingga kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran dapat diwakili dari
capaian tipe hasil belajarnya.
2) Hasil belajar Maatematika
Proses kegiatan belajar khususnya mata pelajaran matematika bertujuan
agar siswa dapat memahami pelajaran yang diajarkan, sehingga pemahaman
tersebut dapat berdampak pada hasil belajar siswa yang lebih maksimal pada mata
pelajaran matematika. Dalam hal ini, perubahan tinngkah laku yang tampak pada
siswa baik itu dari segi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan, merupakan hasil
dari proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa itu sendiri.
Ngau (2015: 14) menjelaskan hasil belajar matematika merupakan
perubahan tingkah laku peserta didik dalam bentuk peningkatan kecakapan dan
kemampuan dalam mempelajari materi matematika. Menurut Agustina (2010: 238)
hasil beelajar matematika merupakan kemampuan sisw adalam menyerap
informasis dan pengetahuan matematika yang diperoleh setelah proses
pemebelajaran matematika berlangsung meliputi pengertian, pemahaman,
penguasaan akan konsep, perhitungan serta pemecahan masalah problema
matematika. Perubahan yang terjadi pada siswa harus bersifat menetap dan dapat
digunakan kembali jika dibutuhkan.
Sedangkan menurut Manurung (2013: 14) hasil belajar matematika adalah
hasil dari peserta didik dalam mengikuti proses pengajaran matematika pada
jenjang pendidikan sekolah yang diukur dari kemampuan peserta didik tersebut
dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika sehingga hasil belajar
matematika itu merupakan suatu tolak ukur atau patokan yang menentukan tinngkat
keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu materi pelajaran
matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat dilihat pada
nilai/skor akhir pelajaran matematika baik yang diperoleh melalui tes maupun
observasi.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar
matematika adalah perubahan tingkah laku atau peningkatan kemampuan yang

8
didapat peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran matematika pada
jenjang sekolah. Perubahan yang terjadi bukan hanya di ukur dari tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan (kognitif) saja, melainkan sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotor) yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan.
Hasil belajar matematika dapat diartikan sebagai suatu alat yang dapat mengukur
sejauh mana pengetahuan dan keberhasilan siswa pada mata pelajaran matematika
yang digambarkan dengan nilai atau skor.
Hasil belajar matematika yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
kemampuan yang dimiliki dan diperoleh siswa melalui proses pembelajaran
matematika di sekolah, yakni berupa perubahan tingkah laku yang dicirikan dari
tingkat penguasaan ilmu pengetahuan (kognitfi).

2.1.2 Kemampuan Numerik


Matematika adalah bidang ilmu yang mempelajari angka-angka dan
bilangan. Sehingga untuk itu diperlukan kemampuan dalam penguasaan angka-
angka dan bilangan yang baik. Penguasaan dalam angka-angka dan bilangan yang
baik dapat mempermudah kita dalam mempelajari matematika. Kemampuan yang
berhubungan dengan angka-angka dan bilangan ini disebut dengan kemampuan
numerik.
kemampuan numerik merupakan kemampuan dasar tentang angka dan
kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan yang juga merupakan bagian dari
aktivitas matematika. Kemampuan numerik sebagai kemampuan dasar tentang
bilangan, tentunya merupakan faktor penting dalam mempelajari matematika serta
penyelesaian permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Ann (Olatoye
dan Aderogba, 2011: 432) menyatakan bahwa kemampuan numerik adalah
keahlian seseorang memanipulasi dan menggunakan angka untuk menyelesaikan
permasalahan. Sejalan dengan hal tersebut Yuliani (2014:28) menyatakan bahwa
peranan kemampuan numerik sangat penting dalam mengatasi permasalahan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Robbins (2006: 53) kemampuan numerik adalah salah satu
dari lima dimensi yang menyusun kemampuan intelektual. Yang diartikan

9
sebagai kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat. Menurut Barret
dan William (2000:67) kemampuan numerik adalah kemampuan berfikir dengan
bilangan-bilangan (angka). Hal ini juga di dukunng oleh pedapat Astuti dkk
(2013) bahwa kemampuan numerik adalah kemampuan yang berhubungan
dengan ketelitian dan kecepatan dalam menggunakan fungsi hitung dasar.
Menurut Gultom (2001: 24) kemampuan numerik adalah kemampuan berhitung
matematis yang memuat kemampuan melakukan pengerjaan-pengerjaan hitung
seperti menjumlah, mengurang, mengali, membagi, memangkatkan,, menarik
akar, menarik logaritma, serta memanipulasi bilangan-bilangan dan lambang-
lambang matematika.

Dari beberapa pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa


kemampuan numerik adalah kemampuan tentang penguasaan angka dan
penggunaan bilangan serta logika dalam perhitungan matematika.

3.2 Penelitian yang Relevan


Penelitian yang dilakukan oleh Rezawatimar, dkk tentang “Kemampuan
Numerik dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Manggeng, ABDIYA, tahun 2016/2017”. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik
dengan hasil belajar matematika siswa pada kelas VII SMP Negeri 1 Manggeng,
ABDIYA, tahun ajaran 2016/2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri Manggeng, ABDIYA, tahun ajaran
2016/2017.
Penelitian yang dilakukan oleh Ari Irawan tentang “Peranan Kemampuan
Numerik dan Verbal dalam Berfikir Kritis Matematika pada Tingkat Sekolah
Menengah Atas ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh kemampuan numerik dan verbal secara bersama-sama terhadap
kemampuan berfikir kritis matematika di SMA N 11 Depok. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan numerik dan verbal secara
bersama-sama terhadap kemampuan berfikir kritis matematika.

10
Penelitian yang dilakukan oleh Bedilius Gunur tentang “Hubungan
kemampuan numerik dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa d
pedesaan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kemampuan numerik dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di
daerah pedesaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif
antara kemampuan numerik dengan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa.

3.3 Kerangka Berfikir

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang
dicapai oleh siswa. Matematika adalah salah satu mata pembelajaran yang hasil
belajar siswanya masih rendah. Rendahnya hasil belajar siswa itu mungkin di
pengaruhi oleh kurang penguasaan siswa dalam pembelajaran matematika tersebut.
Penguasaan dalam pembelajaran matematika yang baik akan membuat hasil belajar
siswa menjadi baik. Kurangnya penguasaan siswa dalam pembelajaran matematika
itu mungkin dipengaruhi salah satunya oleh kemampuan numerik siswa yang masih
tergolong rendah.

Kemampuan numerik merupakan kemampuan tentang penguasaan angka


dan kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan yang juga merupakan bagian
dari aktivitas matematika. Berdasarkan pengertian diatas dapat kita simpulkan
bahwa kemampuan numerik sangat berperan penting dalam aktifitas pembelajaran
matematika. Untuk itu dalam proses pembelajaran guru perlu mengetahui seberapa
tinggi kemampuan numerik siswanya.

Dari uraian diatas, dari uraian diatas datap dkatakan bahwa semakin tinggi
kemampuan numerik siswa maka tingkat hasil belajar juga akan semakin tinggi.

3.4 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu “Terdapat hubungan yang


positif antara kemampuan numerik dengan hasil belajar matematika siswa di SMP
Negeri 3 Gorontalo”.

11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.8.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gorontalo

3.8.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran


2019/2020

3.2 Metode dan Desain Penelitian


3.2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
pendekatan korelasional, karena bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara
kemampuan numerik dengan hasil belajar matematika siswa di SMP N 3 Gorontalo
3.2.2 Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kemampuan numerik
dengan hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Gorontalo

KEMAMPUAN HASIL BELAJAR


MATEMATIKA
NUMERIK SISWA
SISWA

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2017:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 3
Gorontalo yang terdiri dari 178 siswa yang dibagi ke dalam enam kelas.

12
No Kelas Total

1 VIII A 30

2 VIII B 29

3 VIII C 29

4 VIII D 30

5 VIII E 30

6 VIII F 30

Jumlah 178

Tabel 3.3.1 distribusi jumlah siswa


3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017: 118) menjelaskan bahwa Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak yaitu simple
rondom sampling
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017: 61) bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang. Objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: variabel bebas (independen) dan
Variabel terikat (dependen).
Menurut Sugiyono (2017: 61) variabel bebas (independen) merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat (dependen), sedangkan variabel terikat (dependen)
adalah variabelyang dipengaruhi atau yang menjadiakibat, karena adanya variabel
bebas. Menurut Arends (2008: 178) variabel independen mengacu pada property
yang dianggap sebagai penyebab sesuatu, dan variabel dependen adalah
konsekuensinya.

13
Dalam penelitian ini variabel independennya adalah kemampuan Numerik
siswa dan sebagai variabel dependennya adalah hasil belajar matematika siswa.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan
tahapan berikut:
1. Observasi, observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengamati tentang
objek dan subjek penelitian sebelum melakukan penelitian untuk memperoleh
informasi gambaran hasil belajar matematika siswa di SMP N 3 Gorontalo.
2. Wawancara, wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tepat
dari narasunber terpercaya.
3. Tes, peneliti akan menggunakan tes objektif untuk memperoleh data
kemampuan numerik siswa
4. Dokumentasi, dokumentasi dilakukan sebagai bukti otentik dari penelitian ini.

3.6 Instrumen penelitian


3.6.1 Instrumen kemampuan Numerik siswa
a. Definisi konseptual
Kemampuan numerik adalah kemampuan tentang penguasaan angka dan
penggunaan bilangan serta logika dalam perhitungan matematika. Kemampuan
numerik dapat diukur dan digambarkan dengan nilai dan skor.
b. Definisi operasional
Secara operasional untuk melihat kemampuan numerik dalam penelitian ini
menggunakan indikator hasil tes kemampuan numerik yaitu (1) Kemampuan
melakukan penjumlahan, (2) Kemampuan melakukan pengurangan, (3)
Kemampuan melakukan perkalian, (4) Kemampuan melakukan pembagian, (5)
Kemampuan melakukan perhitungan sederhana matematika dan (6) Kemampuan
melakukan perhitungan aritmatika.

14
c. Kisi-kisi Instrumen

Variabel Indikator Nomor Butir Soal Jumlah Butir


Soal

Kemampuan 1.Kemampuan melakukan


Numerik siswa penjumlahan

2.Kemampuan melakukan
pengurangan

3.Kemampuan melakukan
pembagian

4.Kemampuan melakukan
perkalian

5.Kemampuan melakukan
perhitungan sederhana
matematika

6.Perhitungan aritmatika
dasar

Jumlah Keseluruhan Butir soal

3.6.2 Instrumen Hasil belajar matematika siswa


a. Definisi konseptual
Hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku atau peningkatan
kemampuan yang didapat peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran
matematika pada jenjang sekolah. Hasil belajar matematika dapat diartikan sebagai
suatu alat yang dapat mengukur sejauh mana pengetahuan dan keberhasilan siswa
pada mata pelajaran matematika yang digambarkan dengan nilai atau skor

15
b. Definisi operasional
. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini diambil dari hasil ulangan
harian matematika siswa pada materi perbandingan kelas VIII pada semester ganjil
tahun ajaran 2019/2020 yang menggunakan enam indikator hasil belajar yaitu
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), Aplikasi (C3), dan analisis (C4),sintesi (C5),
dan evaluasi (C6)
c. Kisi-kisi Instrumen

Tingkatan Indikator Pencapaian Aspek Jumlah


Kelas C1 C2 C3 C4 C5 C6
VIII 1. Memahami konsep
perbandingan dengan
menggunakan tabel, grafik,
dan persamaan
2. Menggunakan konsep
perbandigan untuk
menyelesaikan masalah nyata
dengan menggunakan tabel,
grafik dan persamaan
3. Menyelesaikan permasalahan
dengan menaksirkan besaran
yang tidak diketahui
menggunakan grafik, aljabar,
dan aritmatika.

3.7 Teknik pengujian Tes


3.7.1 Pengujian Validitas
Proses pengujian dilakukan oleh para ahli selaku validator. Menurut
Sudaryono (2016: 147) dua prinsip dasar permasalahan dalam penilaian adalah
menentukan apakah sebuah tes telah mengukur apa yang hendak diukur dan apakah
sebuah tes telah sebuah tes telah tepat digunakan dalam membuat suatu keputusan
tentang pengambilan tes. Maka tes yang valid untuk tujuan tertentu adalah tes yang
mampu mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Sundayana (2015: 60) untuk

16
menghitung validitas butir instrumen tes dengan menggunakakan rumus Pearson
Product Moment, yakni:
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ( ∑ 𝑋)( ∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 − ( ∑ 𝑋)2 }{𝑛 ∑ 𝑌 2 − ( ∑ 𝑌)2 }
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = Validitas Butir angket
X = Skor item butir angket
Y = Jumlah skor total tiap butir angket
N = jumlah responden
Hasil perhitungan 𝑟𝑥𝑦 kemudian dibandingkan dengan tabel korelasi Product
moment pada a = taraf signifikan butir soal dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
dengan a = 0,05

3.7.2 Uji Reliabilitas


Menurut Arifin (2011: 285) Reliabilitas adalah tingkat atau derajad
konsistensi dari suatu instrument. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama bila di tes kan pada kelompok yang sama pada waktu
atau kesempatan yang berbeda. Adapun pengujian reliabilitas angket dalam
penelitian ini rumus yang digunakan adalah rumus alpha Cronbach yaitu:
𝑘 ∑ 𝑠12
𝑟11 =[ ] [1 − 2 ]
𝑘−1 𝑠1
Keterangan:
𝑟11= Reliabilitas Instrumen
𝐾 = banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝑠12 = jumlah varians item
𝑠12 = Varians total
Untuk memperoleh jumlah varians butir dilakukan terlebih dahulu
menghitung varians setiap butir (dengan rumus seperti yang digunakan dalam
menghitung varians total), kemudian dijumlahkan. Adapun rumus untuk mencari
varians setiap butir dan varians total adalah sebagai berikut:

17
(∑ 𝑋)2
(∑ 𝑋 2 ) −
𝑠12 = 𝑛
𝑛
Tabel 3.7.2 klasifikasi koefisien Reliabilitas tes
Koefisien Reliabilitas (r) Interpretasi

0,00 ≤ r < 0,20 Sangat rendah

0,20 ≤ r < 0,40 rendah

0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/cukup

0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi

0,80 ≤ r < 1,00 Sangat tinggi

(Sundayana,2015:70)

3.8 Teknik Analisi Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
bagian, yaitu analisi deskriptif dan analisi inferensial. Menurut Sugiyono (2016:
147) Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tampa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum
atau generalisasi. Analisis deskriptif dilakukan untuk menyajikan data setiap
variabel dalam besaran-besaran statistik seperti rata-rata (mean), nilai tengah
(median), frekuensi terbanyak (modus), simpangan baku (standar deviasi) dan
memvisualisasikannya ke dalam bentuk tabel berdistribusi frekuensi dan histogram.
Sedangkan statistik inferensisal menurut Sugiyono (2016: 148) adalah teknik
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi. Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

18
3.8.1 Uji Prasyarat Analisis
1. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas dalam penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya
hubungann antara variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan uji chi
kuadrat. Hipotesis yang digunakan adalah:
𝐻0 : data berdistribusi normal
𝐻1 : data tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian:
Terima 𝐻0 jika chi kuadrat hitung < chi kuadrat tabel dan tolak 𝐻0 jika chi
kuadrat hitung > chi kuadrat tabel dengan ɑ = 5% dan dk = k-1.
2. Uji Linieritas
Menurut Siregar (2016: 178-180) uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah antara variabel tak bebas (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai hubungan
linier.
Hipotesis yang di uji:
𝐻0 : Regresi linear
𝐻1 : regresi nonlinear
(Sutopo dan Slamet, 2017: 62)
Kriteria pengujian:
Terima 𝐻0 jika 𝐹hitung (regresi) < 𝐹tabel dan tolak 𝐻0 jika 𝐹hitung (regresi) >
𝐹tebel dengan a = 5% dan dk = k-2 dan dk penyebut = n-k.
Langkah-langkah:
a) Mencari persamaan regresi
Secara umum persamaan regresi sederhana dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Y’ = a + bX

Y’ = Nilai yang diprediksikan


a = konstanta atau bila harga X = 0
b = Koefisien Regresi
X = Nilai Variabel independent
(Sugiyono, 2017: 262)

19
Harga a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus:
(∑ 𝑌𝑖 )( ∑ 𝑋𝑖2 ) − ( ∑ 𝑋𝑖 ) (∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 )
𝑎= 2
𝑛(∑ 𝑋𝐼2 ) − ∑ 𝑋𝑖 )
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖 )(∑ 𝑌𝑖 )
𝑏= 2
𝑛(∑ 𝑋𝐼2 ) − ∑ 𝑋𝑖 )
Keterangan:
a = konstanta
b = koefisien regresi
ƩX = jumlah nilai kemampuan numerik siswa
ƩY = jumlah nilai hasil belajar matematika siswa
Ʃ𝑋 2 = jumlah kuadrat nilai kemampuan numerik siswa
ƩXY =hasil kali antara nilai kemampuan numerik siswa dengan hasil
belajar
b) Menghitung jumlah kuadrat total

𝐽𝐾(𝑇) = ∑ 𝑌 2

c) Menghitung jumlah kuadrat koefisien a


(∑ 𝑌)2
𝐽𝐾(𝑎) =
𝑛
d) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a
(∑ 𝑋)(∑ 𝑌) [𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)]2
𝐽𝐾 (𝑏|𝑎) = 𝑏 {∑ 𝑋𝑌 − }=
𝑛 𝑛[𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ]
e) Menghitung jumlah kuadrat sisa
𝐽𝐾(𝑆) = 𝐽𝐾(𝑇) − 𝐽𝐾(𝑎) − 𝐽𝐾(𝑏|𝑎)
f) Jumlah kuadrat galat
2
(∑ 𝑌) 2
𝐽𝐾(𝐺) = ∑ {∑ 𝑌 − }
𝑛𝑖
𝑥𝑖

g) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok


𝐽𝐾(𝑇𝐶) = 𝐽𝐾(𝑆) − 𝐽𝐾(𝐺)
h) Menghitung derajad kebebasan (dk) sebagai berikut:
dk (a) = 1; dk = derajat kebebasan = degre of freedom (df)
dk (b|a) = 1 ; banyaknya predictor 1

20
dk sisa = n – 2
dk tuna cocok = k – 2 ; k = jumlah pengelompokan data
dk galat = n – k
i) Menghitung rata-rata kuadrat total
𝐽𝐾(𝑇)
𝐽𝑅𝐾(𝑇) =
𝑛
j) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat sisa
𝐽𝐾(𝑆)
𝑅𝐽𝐾(𝑆) =
𝑑𝑘(𝑠)
k) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi
𝐽𝐾(𝑏|𝑎)
𝑅𝐽𝐾(𝑟𝑒𝑔) =
𝑑𝑘(𝑟𝑒𝑔)
l) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok
𝐽𝐾(𝑇𝐶)
𝑅𝐽𝐾(𝑇𝐶) =
𝑑𝑘(𝑇𝐶)
m) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat galat
𝐽𝐾(𝐺)
𝑅𝐽𝐾(𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡) =
𝑑𝑘(𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡)
n) Menghitung harga 𝐹𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝐹𝑡𝑢𝑛𝑎 𝑐𝑜𝑐𝑜𝑘
𝑅𝐽𝐾(𝑟𝑒𝑔)
𝐹(𝑟𝑒𝑔) =
𝑅𝐽𝐾(𝑆)
𝑅𝐽𝐾(𝑇𝐶)
𝐹(𝑇𝐶) =
𝑅𝐽𝐾(𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡)
o) Masukkan ke dalam tabel F (ANAVA) untuk Regresi Linear)
(Sutopo dan Slamet, 2017: 62-66)

3.8.2 Uji Hipotesis Penelitian


Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji regresi dan korelasi sederhana
sebagai berikut:
a) Uji Keberartian Regresi
Uji keberartian regresi menggunakan uji Fisher, yaitu:

21
𝐽𝐾(𝑏|𝑎)
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝐽𝐾(𝑆)⁄
𝑛−2
Hipotesis yang di uji:
H0 = regresi tidak signifikan
H1 = regresi signifikan
Kriteria pengujian:
Tolak 𝐻0 jika Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi a = 0,05
dengan derajat bebas (db) pembilang 1 dan db penyebut = n – 2, dan pada keadaan
lain 𝐻0 di terima
b) Uji Koefisien Korelasi
Menurut Sundayana (2015: 201) koefisien korelasi sederhana dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√(𝑛 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2 )(𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2 )

(Sundayana,2015:59)

c) Uji Signifikansi Korelasi Sederhana


Menurut Sugiyono (2015: 234) langkah-langkah yang digunakan untuk
menguji signifikansi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
1) Menentukan pasangan hipotesis yang diuji
𝐻0 = koefisien korelasi tidak signifikan
𝐻1 = koefisien korelasi signifikan
2) Uji t
𝑛−2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟√1−𝑟 2 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡𝑎 (𝑑𝑘 = 𝑛 − 2)

Keterangan:
t : nilai hitung statistik
r : nilai koefisien korelasi
n : banyaknya sampel
3) Kriteria pengujian

22
Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 diterima
Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H1 diterima
d) Hitung Koefisien Determinasi
Jika dari hasil pengujian koefisien korelasi menghasilkan korelasi yang
signifikan, maka besarnya pengaruh antar variabel dapat dicari dengan koefisien
determinasi, dengan rumus:
𝐷 = (𝑟)2 𝑥100%
3.9 Hipotesis Statistik

Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

𝐻0 : 𝜌 = 0

𝐻0 : 𝜌 > 0

Keterangan:

𝐻0 : tidak terdapat hubungan antara kemampuan numerik siswa dengan hasil


belajar.

𝐻1 : terdapat hubungan antara kemampuan numerik dengan hasil belajar.

𝜌𝑥𝑦 : koefisien korelasi populasi antara kemampuan numerik siswa dengan hasil
belajar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Achdiyat, M, dan Utomo. 2017. Kecerdasan visual-spasial, kemampuan numerik,


dan prestasi belajar matematika. Jurnal formatif. 7(3).
Agustina, Lasia. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Visual dan Minat Belajar
Siswa Tehadap hasil Belajar Matematika (Eksperimen pada siswa kelas X
SMK PGRI 20 Kecamatan Cibubur Jakarta Timur tahun ajaran 2009/2010).
Universitas Indraprasta PGRI. Jurnal Formatif 1(3): 236-246 Program studi
pendidikan matematika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA. ISSN: 2088-
351X
Astuti, dkk. (2013) Pengaruh pendekatan matematika realistik terhadap prestasi
belajar matematika ditinjau dari kemampuan numerik. Jurnal pendidikan
dasar. 3(1).
Barret, Jim dan Geoff William. 2000. Tes Bakat Anda. Jakarta: Gaya Medika
Pratama.
Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika
Belajar Siswa.Yogyakarta: Deepublish.
Gultom, S. 2001. Model Kognitif untuk Mengubah Bahasa Verbal menjadi Model
Matematika. Jakarta: Pelangi Pendidikan.
Gunurr, dkk. 2018. Hubungan antara kemampuan numerik dengan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa pedesaan. Jurnal matematika dan
pembelajaran. 6(2).
Indawati, F. (2013). Pengaruh Kemampuan numerik dan cara belajar terhadap
prestasi belajar maatematika. Jurnal formatif, 2(4), 215-223.
Irawan, Ari. 2016. Peranan kemampuan numerik dan verbal dalam berfikir kritis
matematika pada tingkat sekolah menengah atas. AdMathEdu. 6(2).
Manurung, Parulin. 2013. Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika
Berbentuk Pilihan Ganda Kelas XI Semester Genap Program IPA di SMA
Negeri Luwuk Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis.
Universitas Negeri Gorontalo: tidak diterbitkan

24
Ngau, A. Usman. 2015. Meningkatkan Penalaran Hasil Belajar Peserta Didik
Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Peluang Mata
Pelajaran Matematika. Tesis.Universitas Negeri Gorontalo: tidak diterbitkan.
Olatoye, R. A. dan A. A. Aderogba. 2011. Performance of senior secondary school
science students in aptitude test: The role of student verbal and numerical
abilities. Journal of Emerging Trends in Educational Research and Policy
Studies (JETERAPS), 2(6), 431-435.
Rezawatimar, dkk.2018. kemampuan numerik dan hubungannya dengan hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Manggeng, ABDYA, Tahun
2016/2017. JIMPMat.3(2).

Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks

Rochadi. 2011. Hubungan kemampuan Numerik peserta didik terhadap perstasi


belajar matematika peserta didik kelas VII MTS Muhammadiyah Batang
tahun pelajaran 2010/2011. Semarang: Skripsi. Fakultas tarbiyah IAIN
Walisongo.
Ruseffendi, E.T. 2006. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompentensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
Sinar. 2018. Metode active learning. Yogyakarta: Deepublish publisher
Sudjana. Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2017. Metode penilaian pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sundayana, Rosita. 2015. Statistika penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suparlan, A. J. (2009). Pengaruh minat dan kecerdasan numerik terhadap prestasi
belajar matematika siswa. EduMa, 1(2), 129-137)
Uno, Hamzah B dkk. 2014. Variabel penelitian dalam pendidikan dan
pembelajaran. Jakarta: PT Ina Publikatama
Yuliani, R. 2014. Pengaruh Kemampuan Nnumerik Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Peserta Didik. Skripsi. Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta:
Tidak Diterbitkan

25

Anda mungkin juga menyukai