Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

KARYA ILMIAH
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA TEMA
LINGKUNGAN SAHABAT KITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS V SDN 19 LEBONG

Reta Buzana
825479815
Retabuzana12@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil tes formatif pada tema 8 di
kelas V SDN 19 Lebong dengan materi Lingkungan Sahabat Kita dengan
menggunakan metode ceramah ternyata belum mampu membuat siswa aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, dilakukan Pemantapan
Kemampuan Profesional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penerapan metode Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek
penelitian adalah guru dan 20 orang siswa siswa kelas V SD Negeri 19
Lebong. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2018/2019, yang terdiri dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar tes. Data tes
dianalisis dengan menggunakan rumus rata-rata nilai dan persentase
ketuntasan belajar klasikal, sedangkan data observasi dianalisis dengan rata-
rata nilai, nilai tertinggi, nilai terendah, selisih nilai dan kisaran nilai untuk
tiap kriteria. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan proses
sebagai berikut ; (1) tahap persiapan. (2) tahap pelaksanaan (3) tahap
pengamatan. (4) tahap refleksi. Pada tahap prasiklus persentase nilai
ketuntasan siswa adalah 39,13%. Kemudian setelah diterapkannya metode
Problem Based Learning persentase nilai ketuntasan siswa meningkat
menjadi 52,17% pada siklus 1. Tetapi hasil ini belum mencapai ketuntasan
klasikal, lalu pada siklus 2 persentase nilai ketuntasan siswa 82,6%.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada tema 8 kelas V SD Negeri 19 Lebong.

Kata kunci : Model Problem based Learning, Hasil Belajar, Tematik.

1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wadah bagi para peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, afektif dan psikomotor.
Untuk mengembangkan fungsi tersebut perlu menyelenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Implementasi UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
yang mencakup 8 standar nasional pendidikan, yaitu : standar isi, proses,
kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
Setelah dilakukan penelitian dan pengamatan pada proses pembelajaran
yang telah dilakukan di kelas V SDN 19 Lebong pada pembelajaran tema 8 pada
materi Lingkungan Sahabat Kita pada materi Perubahan Lingkungan dengan
menggunakan metode ceramah, ternyata banyak siswa yang kurang aktif dan
kadang-kadang terkesan kaku dan membosankan. Karena dengan menggunakan
metode ceramah, guru hanya memberikan materi dan menjelaskan kepada siswa.
Di akhir pembelajaran kepada 20 siswa kelas V SDN 19 Lebong
diberikan tes formatif, yang terdiri dari 3 soal tentang materi Perubahan
Lingkungan. Tetapi, hanya 8 siswa yang mendapatkan nilai 65-75, sedangkan 12
siswa lagi mendapatkan nilai kurang dari 60.
Hal ini terjadi dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami
kegiatan berbasis proyek dan literasi. Untuk memecahkan masalah tersebut dan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka alternatif penyelesaian masalah
yang dapat dilakukan dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat
memberikan motivasi kepada siswa agar dapat lebih aktif pada pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
Oleh sebab itu, berdasarkan latar belakang diatas penulis memutuskan
melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan hasil belajar siswa pada

2
Tema lingkungan sahabat kita dengan menggunakan metode Problem Based
Learning pada siswa kelas V SDN 19 Lebong”.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran dengan menggunakan test
formatif pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN 19 Lebong pada
TEMA 8 Lingkungan Sahabat Kita pada materi Perubahan Lingkungan dapat
diidentifikasi suatu masalah, yaitu:
a. Dalam penyampaian materi pembelajaran guru hanya menggunakan
metode ceramah, yang hanya terpusat pada guru, sehingga kurang adanya
interaksi antara siswa dan guru
b. Kurangnya motivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
c. Nilai hasil test formatif siswa masih rendah
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas V SDN 19 Lebong dan diskusi
yang telah dilakukan bersama teman sejawat dan supervisor untuk materi
pembelajaran PKN pada materi Lingkungan Sahabat Kita pada materi Perubahan
Lingkungan dari 20 siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 40%. Hal ini
disebabkan oleh metode yang digunakan oleh seorang guru yaitu metode ceramah
tanpa melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar
Hasil tes formatif siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia
dengan pokok bahasan Perubahan Lingkungan. Pada tahap Siklus 1 menunjukkan
dari 20 siswa hanya 8 orang siswa yang memperoleh nilai 65 sampai 70,
sedangkan 12 orang siswa lagi mempeoleh nilai 30 sampai 50.
Dari hasil pengamatan terhadap situasi yang demikian penulis merasakan
adanya permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilakukan guru dikelas
kurang adanya interaktif dari peserta didik, aktivitas cenderung terpusat
pada guru.
b. Pelaksanaan menggunakan metode ceramah di pembelajaran Bahasa
indonesia pada Lingkungan Sahabat Kita pada materi Perubahan
Lingkungan terkesan membosankan sehingga siswa kurang termotivasi.

3
c. Kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes evaluasi yang
diberikan oleh guru.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan hasil evaluasi nilai yang diperoleh siswa dari tes formatif
yang telah dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
metode ceramah ternyata belum mencapai persentase ketuntasan dengan KKM 65.
Maka, penulis memutuskan untuk mencari solusi yang dapat dilaksanakan dalam
perbaikan pembelajaran, dalam hal ini alternatifnya sebagai berikut :
a. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk membuat siswa
nyaman dan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Menggunakan model pembelajaran PBL agar siswa lebih memahami
konsep materi Perubahan Lingkungan.
c. Menggunakan alat peraga/media konkret dalam menjelaskan fungsi air
bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan serta siklus air. sehingga
siswa dapat menyelesaikan tes yang diberikan guru dengan baik.
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah diatas maka penulis
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
maupun materi pembelajaran yang ada. Sebagai prioritas pemecahan masalah
tersebut penulis menggunakan model pembelajaran PBL agar para peserta didik
dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga, dapat tercapainya
perbaikan pembelajaran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran PBL pada pembelajaran Tema
Lingkungan Sahabat Kita di kelas V SDN 19 Lebong?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil
belajar tema Lingkungan Sahabat Kita kelas V SD Negeri 19 Lebong
pada materi Perubahan Lingkungan?

4
3. Apakah penggunaan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada materi Perubahan
Lingkungan?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari
penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran PBL pada
pembelajaran tema Lingkungan Sahabat Kita di kelas V SDN 19 Lebong.
2. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran PBL dalam
meningkatkan hasil belajar tema Lingkungan Sahabat Kita kelas V SD
Negeri 19 Lebong pada materi Perubahan Lingkungan?
3. Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada materi
Perubahan Lingkungan?
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia tentang materi perubahan lingkungan.
b. Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan
latar cerita yang terdapat pada teks fiksi Meningkatkan prestasi
belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan jumlah presentase
ketuntasan nilai siswa pada tes formatif.

2. Manfaat Bagi Guru


a. Guru dapat menerapkan model pembelajaran PBL untuk
meningkatkan hasil belajar siswa
b. Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan
latar cerita yang terdapat pada teks fiksi Meningkatkan prestasi
belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan jumlah presentase
ketuntasan nilai siswa pada tes formatif.

5
c. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan
dan tidak kaku sehingga terciptanya interaktif dari peserta didik
d. Guru dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan
suasana belajar yang inovatif, kretif dan tidak monoton.
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan disekolah
b. Dapat meningkatkan kompetensi siswa dan prestasi bagi sekolah
c. Hasil dari penelitian dapat meningkatkan profesionalisme guru
sekaligus memberikan masukkan bagi dunia pendidikan ditingkat
SD.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Problem Based Learning
a. Pengertian Model Pembelajaran Based Learning
Model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning merupakan
suatu pembelajaran berlandaskan masalah-masalah yang menuntut siswa
mendapat pengetahuan yang penting, yang menjadikan mereka mahir dalam
memecahkan masalah, serta memiliki strategi belajar sendiri dan kemampuan
dalam berpartisipasi di dalam tim.
Model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning memiliki
perbedaan penting dengan pembelajaran penemuan (discovery learning). Sebab,
pembelajaran penemuan didasarkan atas pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
disiplin ilmu dan penyelidikan siswa.
Prinsip model pembelajaran PBL atau Problem Based Learning terkait
dengan masalah kehidupan nyata, sehingga siswa mempunyai kesempatan dalam
memlilih dan melakukan penyelidikan apapun baik di dalam maupun di luar
sekolah sejauh yang diperlukan dalam memecahkan masalah.
Berikut ini beberapa pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning
dari beberapa sumber buku:
1. Menurut Barbara J. Duch (1996), Problem Based Learning (PBL) adalah
satu model yang ditandai dengan penggunaan masalah yang ada di dunia
nyata untuk melatih siswa berfikir kritis dan terampil memecahkan masalah,

6
dan memperoleh pengetahuan tentang konsep yang penting dari apa yang
dipelajari (Wijayanto, 2009:15).
2. Menurut Suyatno (2009), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu
model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah tersebut
digunakan sebagai stimulus yang mendorong mahasiswa menggunakan
pengetahuannya untuk merumuskan sebuah hipotesis, pencarian informasi
relevan yang bersifat student-centered melalui diskusi dalam sebuah
kelompok kecil untuk mendapatkan solusi dari masalah yang diberikan.
3. Menurut Arend, PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana
siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan
mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan
keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan
meningkatkan kepercayaan dirinya (Trianto, 2007).
4. Menurut Sanjaya (2006: 214), Problem Based Learning (PBL) merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Hakekat permasalahan
yang diangkat dalam Problem Based Learning adalah gap atau kesenjangan
antara situasi nyata dengan situasi yang diharapkan, atau antara yang terjadi
dengan harapan.
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Arends berbagai pengembangan model pembelajaran PBL
memiliki ciri-ciri karakteristik sebagai berikut ini :
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
Model pembelajaran PBL berdasarkan masalah mengorganisasikan
pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial
penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin (tematik)
Meskipun secara umum pembelajaran berdasarkan masalah yang umumnya
berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), namun
masalah-masalah yang diselidiki telah benar-benar melalui proses pemilihan
sehingga benar-benar nyata agar dalam pemecahannya.

7
c. Penyelidikan autentik dalam Model Pembelajaran PBL
Model pembelajaran PBL berdasarkan masalah yang mengharuskan setiap
siswa melakukan penyelidikan autentik dalam rangka mewujudkan penyelesaian
nyata terhadap masalah nyata.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berbentuk laporan, model
fisik, video maupun program komputer. Dalam pembelajaran kalor, produk yang
dihasilkan nantinya berupa laporan.
e. Model Pembelajaran PBL melatih Kolaborasi dan kerja sama
Pembelajaran yang berlandaskan permasalahan yang dicirikan oleh siswa
yang saling bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil.
c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning PBL
Perlu diketahui bahwa Model pembelajaran PBL nanti bisa dijalankan jika
pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan. Siswa pun harus
diberikan pemahaman mengenai konsep pembelajaran ini. Memulai model
pembelajaran ini harus diawali dengan pembentukan kelompok-kelompok kecil
yang menjalankan 7 langkah berikut:
1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas (Pemaparan
Konsep dan Materi)
2. Merumuskan masalah
3. Menganalisis masalah
4. Menata gagasan secara sistematis
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran
6. Mencari informasi tambahan dari sumber lain
7. Mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan
membuat laporan.

8
d. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning
a) Kelebihan Model Pembelajaran PBL
Setiap model pembelajaran yang diterapkan tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Beberapa kelebihan yang didapatkan ketika
menerapkan model pembelajaran PBL adalah sebagai berikut :
1) Pemecahan masalah sangat efektif digunakan untuk memahami isi
pelajaran.
2) Pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan siswa
serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa.
3) Pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajaran siswa lebih
meningkat.
4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengetahui bagaimana
menstansfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
6) Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.
b) Kekurangan Model Pembelajaran PBL
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran PBL juga memiliki beberapa
kekurangan, berikut ini beberapa kekurangan yang sepertinya nampak dalam
penerapan model pembelajaran berbasis proyek.
1) Kesulitan memecahkan persoalan manakala siswa tidak memiliki minat
atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan.
2) Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan agar model
pembelajaran ini cukup lama.
3) Jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat kenapa mereka
harus berupaya untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka
mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

9
e. Karakteristik Model Pembelajaran PBL
Menurut Trianto (2009:93), karakteristik model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) adalah:
1) adanya pengajuan pertanyaan atau masalah,
2) berfokus pada keterkaitan antar disiplin,
3) penyelidikan autentik,
4) menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya, dan
5) kerja sama.
6) Menurut Rusman (2010:232), karakteristik model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:
7) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
8) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata
yang tidak terstruktur.

f. Tujuan Model Pembelajaran PBL

Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah kemampuan siswa untuk berpikir
kreatif, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan
masalah malalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap
ilmiah.
Berikut ini beberapa tujuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL):
1) Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan
masalah.

Proses-proses berpikir tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-proses


yang digunakan untuk berpikir tentang situasi-situasi dunia nyata. Resnick
menekankan pentingnya konteks dan keterkaitan pada saat berpikir tentang
berpikir yaitu meskipun proses berpikir memiliki beberapa kasamaan antara
situasi, proses itu bervariasi tergantung dengan apa yang dipikirkan seseorang
dalam memecahkan masalah.

10
2) Belajar peran orang dewasa

Problem Based Learning (PBL) juga dimaksudkan untuk membantu siswa


berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting
yang biasa dilakukan oleh orang dewasa. Resnick mengemukakan bahwa bentuk
pembelajaran ini penting untuk menjembatani kerjasama dalam menyelesaikan
tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang yang mendorong pengamatan dan
dialog dengan yang lain sehingga dapat memahami peran di luar sekolah.

3) Keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri

Guru yang secara terus menerus membimbing siswa dengan cara mendorong
dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memberi penghargaan
untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka ajukan, dengan mendorong
siswa mencari solusi/penyelesaian terhadap masalah nyata yang dirumuskan oleh
siswa sendiri, maka diharapkan siswa dapat belajar menangani tugas-tugas
pencarian solusi itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.
B. Hasil Belajar
Menurut Sri Anita W, dkk., (2011 : 2.19) Hasil belajar merupakan kulminasi
dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. kulminasi akan selalu
diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu
perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat
menetap, fungsional, positif dan disadari. Bentuk perubahan tngkah laku harus
menyeluruh secara komprehensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku
seperti contoh di atas.
Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin
Bloom (1956) yang dapat menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup spek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Romizoswki (1982) menunjukkan dalam skema kemampuan yang dapat
menunjukkan hasil belajar yaitu :
1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan
memecahkan masalah dan berpikir logis

11
2. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan
keiatan perseptual
3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self
control
4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan
kepemimpinan
Gagne (1979) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai
oleh siswa:
1. Motor Skills
2. Verbal Information
3. Intelectual Skills
4. Attitudes
5. Cognitive Strategies
C. Manusia Dan Lingkungan
1. Fungsi Air
a) Fungsi air bagi tumbuhan
1) Air diperlukan oleh tanaman dalam
2) proses fotosintesis.
b) Fungsi air bagi hewan
1) Minum
2) Membersihkan diri
3) Sebagai tempat hidup hewan air
c) Fungsi air bagi manusia
1) Minum
2) Memasak
3) Membersihkan tubuh
4) Mencuci bahan makanan dan pakaian
2. Siklus Air
Manusia selalu membutuhkan air dalam kehidupan sehari-hari.
Kegunaan air antara lain untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri, dan
untuk pembangkit listrik. Begitu besarnya kebutuhan manusia akan air. Kita

12
bersyukur, air senantiasa tersedia di bumi. Oleh karena itu, manusia seharusnya
senantiasa bersyukur kepada Tuhan pencipta alam. Mengapa air selalu tersedia di
bumi? Air selalu tersedia di bumi karena air mengalami siklus. Siklus air
merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terusmenerus dari bumi ke atmosfer,
lalu kembali ke bumi.
Siklus air ini terjadi melalui proses penguapan, pengendapan, dan
pengembunan. Perhatikan skema proses siklus air berikut ini!
Siklus Air
Air di laut, sungai, dan danau menguap akibat panas dari sinar matahari.
Proses penguapan ini disebut evaporasi. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke
udara. Uap air dari permukaan bumi naik dan berkumpul di udara. Lama-
kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut
presipitasi (pengendapan). Ketika suhu udara turun, uap air akan berubah menjadi
titik-titik air. Titik-titik air ini membentuk awan. Proses ini disebut kondensasi
(pengembunan).
Titik-titik air di awan selanjutnya akan turun menjadi hujan. Air hujan akan
turun di darat maupun di laut. Air hujan itu akan jatuh ke tanah atau perairan. Air
hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah. Selanjutnya, air tanah
akan keluar melalui sumur.
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subjek
Subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri 19 Lebong. Jumlah
20 orang siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.
Tabel 3.1 Nama siswa kelas V SDN 19 LEBONG

No Nama siswa L/P


1 Andian L
2 Almagfira P
3 Ayu Antika P
4 Bunga Tiara Zuleva P
5 Danil L
6 Dia Fita loka P
7 Dian Lestari P

13
8 Fira Setia P
9 Harian Saputra L
10 Jefri L
11 Keysa Lusi Ayu P
12 Luvia Agustina P
13 Mezanzah L
14 Nabila Destriyanti P
15 Pamola Armadiyanti P
16 Randi Apriansyah L
17 Ripaldo L
18 Roles Pernandes L
19 Santi Santika P
20 Septi Lajopia P

2. Tempat
Tempat pelaksanan Penelitian perbaikan pembelajaran yaitu di SD
Negeri 19 Lebong, desa Sukau Kayo Kecamatan Lebong Atas.
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2018 – 2019, kelas V
semester II pada bulan April 2019. Rincian waktu pelaksanaan penelitian
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Tema 8

No Tempat Hari/Tanggal Subtema Kelas Siklus

1 SD Negeri 19 Selasa/ V Prasiklus


Subtema 1
Lebong 16 April 2019
SD Negeri 19 Kamis/ Subtema 2
2 Lebong 25 April 2019 V I

SD Negeri 19 Selasa/ Subtema 3


3 Lebong 30 April 2019 V II

4. Pihak yang membantu


Penelitian ini di bantu banyak pihak terutama kepala sekolah SDN 19
Lebong bapak Jumadil Ashar, M.Pd para dewan guru dan siswa SD
Negeri 19 Lebong, Ibu Leni Astuti, S.Pd selaku supervisor 2 dan bapak
Mawardi, M.Pd selaku supervisor 1 dan tutor pembimbing yang telah
banyak membimbing mahasiswa dalam membuat laporan.

14
B. Desain prosedur perbaikan pembelajaran
Pelaksanaan penelitian tindakan ini melalui beberapa tahapan yang
berlangsung dalam bentuk siklus, yang dikembangkan berdasarkan desain
PTK Model Kemmis & McTaggart (dalam Depdiknas, 2003:18). Model ini
memfokuskan empat tindakan dalam satu siklus kegiatan yang dilaksanakan
secara berdaur ulang. Tindakan tersebut berupa: perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi tindakan.
Secara umum desain prosedur perbaikan pembelajaran dapat
digambarkan sebagai berikut :

Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi


PraSiklus PraSiklus Pra Siklus Pra Siklus

Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi


Siklus I Siklus I Siklus I Siklus I

Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi


Siklus II Siklus II Siklus II Siklus II

Gambar 3.1. prosedur PTK

1. Deskripsi persiklus
a. Pra Siklus
Pada kegiatan Prasiklus dilakukan pada tanggal 16 April 2019 dikelas
V SDN 19 Lebong, peneliti menyusun dan menyiapkan hal-hal sebagai
berikut:

15
1) Tahap Perencanaan
- Menyiapkan rencana pembelajaran (RP)
- Menyiapkan materi Kebebasan Berorganisasi pembelajaran PKN
- Menyusun alat evaluasi berupa soal evaluasi
- Membuat format penilaian
- Mempersiapkan lembar observasi atau pengamatan
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Rencana perbaikan prasiklus dilaksanakan pada tanggal 16 April
2019 dikelas V SDN 19 Lebong dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar. Memotivasi
siswa untuk siap belajar, Mengadakan apersepsi tentang materi yang
akan diajarkan, Menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
Pada Kegiatan inti Guru meminta siswa untuk membuka buku
pelajaran Tema 8. Guru bertanya kepada para siswa tentang apa yang
mereka organisasi. Guru memberi penjelasan secara singkat sebagai
pengantar. Guru mrnjelaskan pengertian organisasi. Guru memberikan
contoh tentang organisasi dikelas. Guru meminta siswa mencatat materi
yang telah dijelaskan oleh guru. Guru menggajukan pertanya kepada
siswa tentang contoh organisasi yang mereka ketahui. Beberapa siswa
menjawab pertanyaan guru. Guru memberikan soal latihan kepada para
siswa.
3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh
supervisor II, pada saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran
I, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan
pelaksanaan proses pembelajaran pada prasiklus.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses
pembelajaran
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses
perbaikan pembelajaran.

16
Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama kegiatan
pembelajaran prasiklus adalah sebagai berikut:
Pembelajaran pada pertemuan ini siswa kurang aktif. Ketika guru
memberikan penjelasan sebagian siswa sibuk sendiri. Adapula siswa
yang mengobrol. Sedangkan, ketika guru memberikan pertanyaan banyak
siswa yang hanya diam saja, tidak berani menjawab.
Berdasarkan hal tersebut peneliti memutuskan untuk melanjutkan
penelitian pada siklus I guna untuk memperbaiki hasil pembelajaran
siswa.
b. Siklus I
Pada siklus I peneliti menyusun dan menyiapkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Tahap Perencanaan
- Menyiapkan rencana pembelajaran (RP)
- Menyiapkan materi Kebebasan Berorganisasi pembelajaran PKN
- Menyusun alat evaluasi berupa soal evaluasi
- Membuat format penilaian
- Mempersiapkan lembar observasi atau pengamatan
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Rencana perbaikan siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 April 2019
dikelas V SDN 19 Lebong dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar. Memotivasi
siswa untuk siap belajar, Mengadakan apersepsi tentang materi yang
akan diajarkan, Menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
Guru meminta siswa untuk membuka buku guru dan buku siswa
tema 8 subtema 2. Guru bertanya kepada para siswa tentang apa yang
mereka organisasi. Guru memberi penjelasan secara singkat sebagai
pengantar. Guru membagikan 3 kelompok. Guru memberikan contoh
tentang organisasi dimasyarakat. Guru meminta siswa mencatat materi
yang telah dijelaskan oleh guru. Guru menggajukan pertanya kepada
siswa tentang contoh organisasi yang mereka ketahui

17
3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh
supervisor II, pada saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran
I, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan
pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran pada siklus I.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses perbaikan
pembelajaran I
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses
perbaikan pembelajaran.
Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama proses
perbaikan pembelajaran I (Siklus I) adalah sebagai berikut:
Pembelajaran pada pertemuan ini guru menggunakan metode
Problem Based Learning untuk menemukan masalah dan memecahkan
masalah yang terdapat pada gambar. Guru membagi 18 orang siswa
menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok diberikan tugas. Selama
pengerjaan tugas, sebagian kelompok sibuk mengobrol dan ada juga yang
susah untuk bekerja sama.
4) Refleksi ( Reflektion )
Dari hasil analisis soal diskusi yang telah diberikan dan
pengamatan dari supervisor II didapatkan hasil yang kurang, dikarenakan
dari 20 siswa kelas V yang dibagi menjadi 3 kelompok diskusi belum
dapat menyelesaikan hasil diskusinya tetap waktu. Sehingga guru
memberikan kesempatan pada para kelompok diskusi untuk melanjutkan
tugas tersebut dirumah mereka masing-masing. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu :
a) Suasana belajar yang belum kondusif
b) Guru masih belum maksimal dalam membimbing para siswa.
Dari hasil refleksi kelemahan-kelemahan pembelajaran pada siklus
I, maka peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus II untuk
memperbaiki hasil pembelajaran siswa.

18
c. Siklus II
1) Rencana Siklus II
Pada siklus ke II guru menyiapkan:
a) Rencana perbaikan pembelajaran II yang merupakan perbaikan dari
rencana perbaikan pembelajaran I.
b) Membuat soal latihan
c) Menyiapkan lembar pengamatan/observasi
d) Menyiapkan APKG I dan APKG II.
e) Menyiapkan jadwal penelitian
f) Menyiapkan jurnal yang akan diisi oleh supervisor II sebagai bahan
untuk refleksi.
2) Pelaksanaan
Rencana Perbaikan Pembelajaran II (RPP II) dilaksanakan pada
tanggal 30 April 2019 di kelas V pada siswa SDN 19 Lebong pada mata
pelajaran tema 8 Subtema 3, dengan materi kebebasan berorganisasi.
Rencana Perbaikan Pembelajaran II (RPP II) adalah sebagai
berikut: pada kegiatan awal guru Membuka pembelajaran dengan
berdo’a, Guru memeriksa kehadiran siswa, Guru memberikan motivasi
kepada siswa agar lebih bersemangat dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran, Mengingat kembali tentang materi organisasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada Kegiatan Inti antara lain : Guru meminta siswa membuka
buku pelajaran tema 8 Subtema 3, Guru melakukan Tanya jawab seputar
materi yang dipelajari. Guru memberikan penjelasan secara singkat
sebagai pengantar Guru meminta siswa untuk menyiapkan hasil diskusi
kelompok. Guru meminta para kelompok diskusi untuk maju satu persatu
dan memaparkan hasil diskusi. Setiap kelompok diberikan kesempatan
untuk bertanya dan menangapi hasil kerja kelompok lain.

19
3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh
supervisor II pada saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran
II, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan
pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran pada siklus II.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses perbaikan
pembelajaran II
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses
perbaikan pembelajaran II.
Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama proses
perbaikan pembelajaran II (Siklus II) adalah sebagai berikut:
a) Guru memberikan penjelasan dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh para siswa
b) Siswa sangat antusias ketika guru memberikan reward bag siswa yang
aktif dalam kegiatan diskusi.
c) Guru memberikan soal latihan yang dapat dipahami oleh para siswa
d) Guru memberikan bimbingan kepada siswa pada pengerjaan soal
latihan.
e) Guru dan para siswa dapat menyimpulkan hasil pembelajaran yang
telah mereka laksanakan dengan baik.
4) Refleksi ( Reflection )
Dari hasil analisis soal latihan dan pengamatan dari supervisor II,
ternyata hasil belajar siswa meningkat, yang dapat dilihat dari persentase
ketuntasan belajar siswa yaitu 85% siswa mendapatkan nilai 75-90.
Sedangkan 15% siswa mendapatkan nilai 65-55.
Sedangkan dari hasil pengamatan oleh supervisor II didapatkan
hasil sebagai berikut:
a) Siswa lebih aktif dan antusis dalam mengikuti pelajaran dengan
metode diskusi
b) Siswa lebih percaya diri menyampaikan pendapatnya

20
c) Hasil belajar siswa pada soal evaluasi sudah menunjukkan hasil yang
lebih baik dari prasiklus dan siklus I.
Dari hasil refleksi yang peneliti lakukan pada siklus II dan
berdiskusi dengan supervisor II selaku pembimbing, maka peneliti
menyimpulkan bahwa hasil yang diperoleh pada siklus II sudah sangat
baik. Oleh karena itu peneliti menghentikan penelitian sampai pada
siklus II.
C. Teknik Analisis Data
Untuk mengumpulkan data-data selama perbaikan penelitian, peneliti
menggunakan instrument sebagai berikut :
1. Lembar observasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap guru
sebagai peneliti oleh supervisor 2 dan pengamatan terhadap siswa sebagai
subjek penelitian.
2. Lembar tes/soal-soal tes
Untuk mengetahui hasil perbaikkan pembelajaran data-data
dikumpulkan melalui hasil tes pembelajaran. Tes pembelajaran berupa
soal-soal tes yang disusun dalam RPP setiap siklus.hasil tes pembelajaran
dimasukkan kedalam suatu table, kemudian dideskripsikan sehingga
diketahui peningkatan perbaikan pembelajaran setiap siklus.
∑X
M= x 100 %
N
Keterangan :
M = Nilai Rata-rata
∑ X = Jumlah Nilai Seluruh Siswa
N = Jumlah Peserta Didik
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran yang telah
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yaitu untuk mengetahui penerapan

21
metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema 8 dikelas V
SDN 19 Lebong pada materi Kebebasan berorganisasi.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui beberapa tahap pada setiap
siklus, antara lain :
1. Pra Siklus
a. Pra Siklus
Pada kegiatan Prasiklus dilakukan pada tanggal 16 April 2019 dikelas
V SDN 19 Lebong, peneliti menyusun dan menyiapkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Tahap Perencanaan
- Menyiapkan rencana pembelajaran (RP)
- Menyiapkan materi Kebebasan Berorganisasi pembelajaran PKN
- Menyusun alat evaluasi berupa soal evaluasi
- Membuat format penilaian
- Mempersiapkan lembar observasi atau pengamatan
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Rencana perbaikan prasiklus dilaksanakan pada tanggal 16 April
2019 di kelas V SDN 19 Lebong dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
- Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar.
- Memotivasi siswa untuk siap belajar
- Mengadakan apersepsi tentang materi yang akan diajarkan
- Menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
- Guru meminta siswa untuk membuka buku guru dan buku siswa
tema 8
- Guru bertanya kepada para siswa tentang apa yang mereka fungsi
Air bagi kehidupan
- Guru memberi penjelasan secara singkat sebagai pengantar
- Guru mrnjelaskan pengertian Siklus Air
- Guru memberikan contoh Fungsi Air Bagi manusia, hewan dan
tumbuhan

22
- Guru meminta siswa mencatat materi yang telah dijelaskan oleh
guru
- Guru menggajukan pertanya kepada siswa tentang contoh
organisasi yang mereka ketahui
- Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru
- Guru memberikan soal latihan kepada para siswa
- Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
- Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi yang telah
diajarkan
- Guru memberikan PR kepada siswa
- Guru meminta kepada siswa untuk menutup pelajaran dengan
membaca Do’a.
3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh
supervisor II, pada saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran
I, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan
pelaksanaan proses pembelajaran pada prasiklus.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses
pembelajaran
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses
perbaikan pembelajaran.
Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama kegiatan
pembelajaran prasiklus adalah sebagai berikut:
Pembelajaran pada pertemuan ini siswa kurang aktif. Ketika guru
memberikan penjelasan sebagian siswa sibuk sendiri. Adapula siswa
yang mengobrol. Sedangkan, ketika guru memberikan pertanyaan banyak
siswa yang hanya diam saja, tidak berani menjawab.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat ≤ 65
belum memenuhi standar ketuntasan yang diharapkan, sedangkan
menurut Depdiknas (2006:30) bahwa pembelajaran dikatakan tuntas

23
apabila secara klasikal siswa mendapat nilai >65 mencapai 80 %.Dari
data diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. Sebanyak 11 orang siswa mendapat nilai <65
2. Sebanyak 9 orang siswa mendapat nilai >65
jumlah siswa yg tuntas
Ketuntasan belajar= x 100 %
Jumlah siswa
9
Ketuntasan belajar= x 100 %=45 %
20
2. Siklus I
a. Siklus I
Pada siklus I peneliti menyusun dan menyiapkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Tahap Perencanaan
- Menyiapkan rencana pembelajaran (RP)
- Menyiapkan materi Kebebasan Berorganisasi pembelajaran PKN
- Menyusun alat evaluasi berupa soal evaluasi
- Membuat format penilaian
- Mempersiapkan lembar observasi atau pengamatan
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Rencana perbaikan siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 April 2019
dikelas V SDN 19 Lebong dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
a) Kegiatan awal (10 menit)
- Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar.
- Memotivasi siswa untuk siap belajar
- Mengadakan apersepsi tentang materi yang akan diajarkan
- Menyampaikan tujuan dari pembelajaran.
b) Kegiatan inti (45 menit)
- Guru meminta siswa untuk membuka buku tema 8
- Guru bertanya kepada para siswa tentang apa yang mereka
organisasi
- Guru memberi penjelasan secara singkat sebagai pengantar
- Guru membagikan 3 kelompok.

24
- Guru memberikan contoh tentang fungsi air berdasakan teks pada
buku siswa
- Guru meminta siswa mencatat materi yang telah dijelaskan oleh
guru
- Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru
- Guru memberikan tugas diskusi kelompok pada 3 kelompok yang
telah ditentukan.
c) Kegiatan penutup (10 menit)
- Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
- Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi yang telah
diajarkan
- Guru memberikan PR kepada siswa
- Guru meminta kepada siswa untuk menutup pelajaran dengan
membaca Do’a.
3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh
supervisor II, pada saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran
I, supervisor mengisi:
a) APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan
pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran pada siklus I.
b) Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses perbaikan
pembelajaran I
c) Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses
perbaikan pembelajaran.
Dari hasil pengamatan dan observasi supervisor II selama proses
perbaikan pembelajaran I (Siklus I) adalah sebagai berikut:
Pembelajaran pada pertemuan ini guru menggunakan model
pembelajaran Kontekstual. Guru membagi 20 orang siswa menjadi 3
kelompok. Setiap kelompok diberikan tugas. Selama pengerjaan tugas
diskusi sebagian kelompok sibuk mengobrol dan ada juga yang susah
untuk bekerja sama.

25
Dari data diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat ≤ 65
belum memenuhi standar ketuntasan yang diharapkan, sedangkan
menurut Depdiknas(2006:30) bahwa pembelajaran dikatakan tuntas
apabila secara klasikal siswa mendapat nilai >65 mencapai 80 %.Dari
data diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. Sebanyak 8 orang siswa mendapat nilai <65
2. Sebanyak 12 orang siswa mendapat nilai >65
jumlah siswa yg tuntas
Ketuntasan belajar= x 100 %
Jumlah siswa
12
Ketuntasan belajar= x 100 %=60 %
20
4) Refleksi ( Reflektion )
Dari hasil analisis soal diskusi yang telah diberikan dan
pengamatan dari supervisor II didapatkan hasil yang kurang, dikarenakan
dari 18 siswa kelas V yang dibagi menjadi 3 kelompok diskusi belum
dapat menyelesaikan hasil diskusinya tetap waktu. Sehingga guru
memberikan kesempatan pada para kelompok diskusi untuk melanjutkan
tugas tersebut dirumah mereka masing-masing. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu :
a) Suasana belajar yang belum kondusif
b) Guru masih belum maksimal dalam membimbing para siswa.
Dari hasil refleksi kelemahan-kelemahan pembelajaran pada siklus
I, maka peneliti akan melanjutkan penelitian pada siklus II untuk
memperbaiki hasil pembelajaran siswa. .
3. Siklus II
1) Rencana Siklus II
Pada siklus ke II guru menyiapkan:
a) Rencana perbaikan pembelajaran II yang merupakan perbaikan dari
rencana perbaikan pembelajaran I.
b) Membuat soal latihan
c) Menyiapkan lembar pengamatan/observasi
d) Menyiapkan APKG I dan APKG II.

26
e) Menyiapkan jadwal penelitian
f) Menyiapkan jurnal yang akan diisi oleh supervisor II sebagai bahan
untuk refleksi.
2) Pelaksanaan
Rencana Perbaikan Pembelajaran II (RPP II) dilaksanakan pada
tanggal 30 April 2019 di kelas V pada siswa SDN 19 Lebong pada
dengan materi kebebasan berorganisasi.
3) Pengamatan ( Observation )
Pengamatan terhadap kegiatan penelitian ini dilakukan oleh
supervisor II pada saat mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran
II, supervisor mengisi:
a. APKG I dan APKG II untuk mengamati persiapan mengajar dan
pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran pada siklus II.
b. Lembar pengamatan untuk mengamati guru selama proses perbaikan
pembelajaran II
c. Jurnal untuk mengamati tingkah laku siswa dan guru selama proses
perbaikan pembelajaran II.
Dari data diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat ≤ 65 belum
memenuhi standar ketuntasan yang diharapkan, sedangkan menurut
Depdiknas(2006:30) bahwa pembelajaran dikatakan tuntas apabila secara klasikal
siswa mendapat nilai >65 mencapai 80 %.Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa:
1. Sebanyak 2 orang siswa mendapat nilai <65
2. Sebanyak 13 orang siswa mendapat nilai >65
jumlah siswa yg tuntas
Ketuntasan belajar= x 100 %
Jumlah siswa
17
Ketuntasan belajar= x 100 %=8 5 %
20
4) Refleksi ( Reflection )
Dari hasil analisis soal latihan dan pengamatan dari supervisor II,
ternyata hasil belajar siswa meningkat, yang dapat dilihat dari persentase
ketuntasan belajar siswa yaitu 86% siswa mendapatkan nilai 65-90.
Sedangkan 14% siswa mendapatkan nilai 65-55.

27
Sedangkan dari hasil pengamatan oleh supervisor II didapatkan
hasil sebagai berikut:
a) Siswa lebih aktif dan antusis dalam mengikuti pelajaran
b) Siswa lebih percaya diri dalam menyatakan pendapat
c) Pendekatan yang dipilih sudah tepat dengan materi
d) Suasana belajar yang tercipta lebih kondusif
Dari hasil refleksi yang peneliti lakukan pada siklus II dan
berdiskusi dengan supervisor II selaku pembimbing, maka peneliti
menyimpulkan bahwa hasil yang diperoleh pada siklus II sudah sangat
baik. Oleh karena itu peneliti menghentikan penelitian sampai pada
siklus II.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan penjelasan dan pengolahan data serta hasil observasi yang
telah kita lakukan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran tema 8 kelas V
pada konsep Kebebasan Berorganisasi dapat kita ketahui bahwa antara
prasiklus dan siklus I sudah ada peningkatan keberhasilan. Hal ini dapat
dilihat dari hasl temuan dan refleksi terhadap keberhasilan dan kegagalan
yang ada pada setiap siklus pelaksanaan perbaikan.
Pada Prasiklus dengan menggunakan metode ceramah dipembelajaran
Tema 8 tentang diketahui bahwa persentase kelulusan siswa berkisar 45 % .
Sedangkan, pada siklus I peneliti menggunakan model pembelajaran
Kontektual persentase kelulusan siswa berkisar 60 %. Hanya saja pada siklus
ini peneliti masih menggunakan media demonstrasi yang kurang menarik
minat siswa.
V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan pada
pembelajaran Tema Lingkungan Sahabat Kita yang dilaksanakan melalui
tahapan prasiklus, siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa:
1) Dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning pada
pembelajaran Tema Lingkungan Sahabat Kita dapat meningkatkan hasil

28
belajar siswa. Sebab, dengan menggunakan model pembelajaran
Kontektual siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual siswa juga dapat
belajar berdasarkan pengalaman pribadi mereka khususnya tentang
Lingkungan.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan diatas, ada bebarapa hal yang mesti diperhatikan
guru :
1. Pentingnya dilaksanakan kegiatan observasi untuk mencatat kekurangan
dan kelebihan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta
seorang guru harus melaksanakan kegiatan refleksi diri sehingga guru
dapat memperbaiki kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
2. Penulis menyarankan pada kegiatan pembelajaran Tema Lingkungan
Sahabat Kita di kelas V pada materi pembelajaran Lingkungan Sahabat
Kita menggunakan metode Problem Based Learning. Dikarenakan
dengan menggunakan model pembelajaran Kontektual dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam berorganisasi serta dapat
meningkatkan hasil belajar siswa

29
Daftar Pustaka

Afifuddin. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.

Arifin, Zainal. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Hanafiah, Nanang. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika


Aditama.

Joni, Raka. (1992). Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Melalui
Strategi Pembelajaran Aktif (Cara Belajar Siswa Aktif) dan Pembinaan
Profesional Guru, Kepala Sekolah serta Pembina Lainnya. Jakarta: Rinehart
and Wiston.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Subekti Ari. (2017). Lingkungan Sahabat Kita/Buku Siswa. Jakarta : Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan.

Subekti Ari. (2017). Lingkungan Sahabat Kita/ Buku Guru. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim-FKIP UT. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :


Universitas Terbuka.
Tim Bina Karya Guru. (2006). PKN untuk SD/MI kelas V. Jakarta:Erlangga.
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktisme.
Jakarta : Prestasi Pustaka.
Zainul, Asmawi dan Agus Mulyana. (2007). Tes dan Asesmen di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

30

Anda mungkin juga menyukai