Pengenalan,
Secara umum kalau dilihat dari objeknya maka adab seorang muslim dapat
dibagi menjadi:
Pertama – adab terhadap diri sendiri,
Kedua – adab terhadap makhluq yang lain (orang tua, anak, kerabat,
tetangga, sesama muslim, non-muslim dan adab terhadap makhluq lainnya).
Ketiga – adab terhadap RasulNya,
Keempat – adab terhadap sang Khaliq,
Salah satu kunci utama mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah
dengan beradab terhadap diri sendiri, mensucikan jiwa (tazkiyatun nafs) dan
memperbaiki kekurangan yang ada. Allah berfirman:
١٠ َو َقْد َخ اَب َم ن َدَّسٰىَه ا٩ َقْد َأْفَلَح َم ن َز َّك ٰىَه ا
yang ertinya, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy Syams:
9-10).
a) Taubat
Yaitu dengan menyesali dan meninggalkan seluruh dosa dan kesalahan yang
telah lalu. Taubat adalah sebab keberuntungan yang paling utama kerana
dengannya seseorang menyadari kesalahan dan kekurangan dirinya dan
kemudian melakukan perbaikan. Allah berfirman,
َو ُتوُبوا ِإىَل الَّلِه ِمَج يعًا َأُّيَه ا اْلُم ْؤ ِم ُنوَن َلَعَّلُك ْم ُتْف ِلُح وَن
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An Nuur: 31)
b) Muraqabah
Merasa selalu merasa diawasi oleh Allah sehingga berhati-hati dalam berbuat
dan beramal. Orang yang menghadirkan pada dirinya muraqabatullah
(adanya pengawasan dari Allah) akan menjadi orang yang muhsin (yang
selalu berusaha melakukan kebaikan) dan ini adalah derjat agama atau
keislaman yang paling tinggi. Allah berfirman,
َو َمْن َأْح َسُن ِدينًا َّمِّمْن َأْس َلَم َو ْجَهُه هلل َو ُه َو ْحُمِس ٌن واَّتَبَع ِم َّلَة ِإْبَر اِه يَم َح ِنيفًا
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun muhsin (mengerjakan
kebaikan), dan mengikuti ajaran Nabi Ibrahim yang lurus.” (QS. An Nisa’:
125)
c) Muhasabah
Selalu menilai dengan apa yang telah dilakukan kerana yang namanya
manusia tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Apakah kita telah
melakukan segala sesuatu dengan semestinya? Baik itu dalam urusan dunia
terlebih lagi dalam urusan akhirat. Allah berfirman,
ا َأُّي ا اَّلِذ ي آ وا اَّتُقوا الَّل ْل نُظ ْف َّم ا َقَّد ِلَغٍد
َم ْت َه َو َت ْر َن ٌس َي َه َن َم ُن
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat).” (QS. AL Hasyr: 18)
d) Mujahadah
Selalu bersungguh-sungguh dan mengupayakan yang terbaik dalam segala
hal. Termasuk bermujahadah dalam mengalahkan nafsu diri kita sendiri
kerana itu adalah musuh yang paling berbahaya. Orang yang selalu
bersungguh-sungguh maka Allah akan bukakan jalan-jalan kebaikan
baginya. Allah berfirman,
َو اَّلِذ يَن َج اَه ُد وا ِفيَنا َلَنْه ِد َيَّنُه ْم ُسُبَلَنا
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-
benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS. Al
Ankabut: 69)
َو اَّتُقوْا الّلَه اَّلِذ ي َتَس اءُلوَن ِبِه َو اَألْر َح اَم ِإَّن الّلَه َك اَن َعَلْيُك ْم َر ِقيبًا
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(QS. An Nisa’: 1)
Allah mewajibkan berbuat ihsan (yang baik) atas segala sesuatu. Termasuk
terhadap haiwan dan makhluq lainnya. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya
Allah mewajibkan berlaku baik pada segala hal, maka jika kamu membunuh
hendaklah membunuh dengan cara yang baik dan jika kamu menyembelih
maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah menajamkan pisau
dan menyenangkan haiwan yang disembelihnya” (HR. Muslim no. 1955).
Nabi Muhammad diutus sebagai rasul yang terakhir dan sebagai rahmat bagi
seluruh alam. Allah mengutus baginda untuk mengajarkan petunjuk bagi
manusia agar bahagia dunia akhirat. Allah juga mewajibkan manusia untuk
mencintai dan mentaati baginda. Maka sudah selayaknya kita beradab pada
baginda shallallahu alaihi wasallam. Allah juga mengajarkan beberapa adab
terhadap beliau sebagaimana dalam surat Al Hujurat ayat 1-4. Antara bentuk
adab terhadap beliau:
a) Mentaati perintahnya.
Allah berfirman,
ِط ِط ِط ِذ
َيا َأُّيَه ا اَّل يَن آَم ُنوا َأ يُعوا الَّلَه َو َأ يُعوا الَّر ُس وَل َو اَل ُتْب ُلوا َأْع َم اَلُك ْم
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan
janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (QS. Muhammad: 33)
b) Mencintainya
Rasulullah bersabda,
ِع ِه ِم ِدِه ِلِدِه ِم
اَل ُيْؤ ُن َأَح ُد ُك ْم َح ىَّت َأُك وَن َأَح َّب ِإَلْي ْن َو َل َو َو ا َو الَّناِس َأَمْج َني
“Tidak beriman salah seorang diantara kalian sampai aku lebih dicintainya
daripada anaknya, orang tuanya dan manusia seluruhnya.” (HR. Bukhari no.
15)
c) Setia terhadapnya dan terhadap orang yang mengikuti ajarannya serta
berlepas diri dari orang-orang yang memusuhinya atau memusuhi ajarannya.
d) Mengagungkan beliau sesuai pengangungan yang semestinya dan
bersalawat saat namanya disebut.
e) Membenarkan berita yang beliau sampaikan.
f) Menghidupkan sunnahnya dalam seluruh sendi kehidupan.
Adab yang paling utama untuk kita jaga adalah adab kepada Al Khaliq, iaitu
Allah yang telah menciptakan dan mengatur alam semesta. Sungguh aneh
jika seseorang menjaga adab dengan sesama makhluq tetapi dia tidak peduli
dengan adabnya terhadap Dzat yang telah menciptakan dirinya. Berikut ini
antara adab kepada Allah:
a) Mensyukuri nikmatNya.
Allah telah memberi kita berbagai kenikmatan maka sudah selayaknya kita
mensyukurinya, ini adalah bagian dari adab. Allah berfirman,
ا ِبُك م ِّم ن ِّن ٍة َفِم الّلِه
ْع َم َن َو َم
“Dan apa saja ni’mat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”
(QS. An Nahl: 53)
b) Menjalankan syariatNya
Allah yang telah menciptakan kita dan Dia yang Maha Mengetahui akan
kebaikan bagi kita maka sudah semestinya kita mengikuti aturan atau
syariatNya. Tidak boleh menolak sedikitpun syariat yang telah diturunkanNya
kerana itu termasuk su’ul adab (adab yang jelek) pada Allah ta’ala.