Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Perkembangan Kognitif Anak Usia SD

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Anak di SD


Dosen Pengampu : Tri Yanto Prabowo, M.Pd

Oleh Kelompok 1 :

Humairah 859521846
Helda 859520758
Khairunnisa 859524311
Mashri Ayu Syu’aidah 859521807

PROGRAM PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS TERBUKA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Penrkembangan Kognitif Anak Usia SD tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada dosen pegampu yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Perkembangan Kognitif Anak
Usia SD. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kami kepada para penulis dan teman-teman yang membantu
dan berkontribusi pada penyelesaian makalah ini, yang telah menyelesaikan makalah ini
hingga akhir.
Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ini bisa
memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Bekasi, 26 April 2024

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kognitif memiliki peran penting bagi perkembangan hidup anak di masa

sekarang dan di masa yang akan datang karena hampir semua hal yang dilakukan

dalam hidup ini berhubungan dengan kognitif, Oleh karena itu banyak orang tua

yang berlomba-lomba mengembangkan kognitif anaknya sedini mungkin dengan

cara mendaftarkan anaknya di sekolah yang lebih baik hal ini terjadi karena

semakin meningkatnya persaingan dalam era globalisasi dan hanya orang-orang

yang memiliki kognitif yang tinggi yang mampu bersaing di era ini.

Perkembangan kognitif Usia sekolah SD dibahas agar kita dapat memperolah pemahaman
dan gambaran yang lebih jelas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan anak tersebut seperti
perkembangan kognitif, bakat, kreativitas dan Kecerdasan Intelektual dan Emosional pada
anak usia SD. Selain itu keberhasilan seorang guru tidak tergantung hanya pada kecerdasan
intelektualnya saja, tetapi hal-hal yang bersifat pribadi kecerdasan sosial emosional di SS
juga perlu dibahas dimakalah kali ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Kemampuan Kognitif Anak Usia SD

2. Apa Bakat dan Kreativitas Anak Usia SD

3. Apa Peran Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Sosial Emosional anak usia SD?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk Memahami Kemampuan Kognitif Anak Usia SD

2. Untuk Memahami Bakat dan Kreativitas Anak Usia SD

3
3. Untuk Memahami Peran Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Sosial Emosional anak
usia SD?

BAB 2

PEMBAHASAN

1. KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA SD

A. PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SD

Berawal dari latar belakangnya sebagai ahli biologi,Jean Piaget dengan teorinya mengenai
perkembangaan kognitif manusia banyak dipengaruhi dari hasil pengamatannya di bidang
biologi. Pengamatannya pada molukas (kerang bercangkang) yang mengalami perubahan
sesuai keadaan lingkungannya, membuat Piaget menyiumpulkan bahwa seluruh makhluk
hidup akan beradaptasi sesuai dengan perubahan lingkungannya.

Dari hasil observasi dan studinya selama bertahun-tahun, Piaget percaya bahwa kognitif anak
berkembang dalam empat tahap, yaitu sensimotor, praoperasional, operasional konkret dan
operasional formal.

Sebelum kita bahas mengenai ke empat tahap perkembangan kignitif tersebut, perlu dipahami
dulu empat konsep dasar kognitif, yaitu skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium.

Dalam teori Piaget, skema dikenal sebagai suatu struktur kognitif dan mental dimana secara
intelektual individu beradaptasi dan mengatur lingkungannya. Pada awalnya skema bersifat
sensori motor.

Dalam adaptasi ini ada dua proses yang saling melengkapi yaitu asimilasi dan akomodasi.
Selama asimilasi, anak menggunakan skema yang ada untuk menginterpretasikan apa yang
ada dilingkungan.

Disisi lain akomodasi adalah kecendrungan organisme untuk menciptakan skema baru atau
menyesuaikan skema lama setelah menyadari akan adanya ketidaksesuaian dengan
lingkungannya.

Pada saat itu anak berada dalam situasi ekuilibrium, yang ,menunjukkan adanya kesesuaian
atau kondisi yang seimbang. Jika anak menyadari bahwa ada ketidak kecocokan dari apa
4
yang ada dalam skemanya, maka ia berada dalam situasi yang tidak
seimbang(disekuilibrium), sehingga ia harus memodifikasi atau mengubah skemanya.
Disinilah terjadi terjadinya akomodadi(berk,2005).

1. Tahap Sensori Motor (Lahir-2 tahun)

Pada awal dari tahap sensorimotor , gerak anak banyak didominasi oleh gerak atau pola
refleks.

Tahap sensorimotor terbagi atas 6 subtahap yang setaip tahapnya menunjukan adanya
perubahan kualitatif dalam organisasi sensorimotor.

Subtahap refleks sederhana, menunjukkan bahwa skema yang ada berupa refleks, skema yang
ada semakin lama akan berubah.

Antara usia 1-4 bulan, refleks anak berkembang kearah skema adaftif dimana sudah lebih
berkoordinasi.

Pada subtahap ini juga ditandai dengan primary circular reactions,dimana skema didasari
pada kesempatan anak untuk menghasilkan kembali suatu keadaan yang menyenangkan.
Anak bisa saja akan mengisap jari tangannya jika jaringan berada didekat mulutnya.

Sencondary circular reactionsusia 4-8 bulan, anak menjadi lebih berorientasi pada objek atau
focus pada sekitarnya.

Coordination of secondary circular reactions usia 8-12 bulan, menunjukan bahwa pada
subtahap ini terjadi beberapa perubahan yang melibatkan koordinasi skema.

Tertiary circular reactions, novelty & curiosity yang berlangsung pada saat anak berusia 12-
18 bulan. Subtahap akhir dari tahap sensori motor ini adalah internalasi dari skema. Fungsi
mental anak berubah menjadi simbolis dan anak mengembangkan kemampuan untuk
menggunakan symbol primitive.

2. Tahap Praoperasional (2-7 Tahun)

Perkembangan kognitif diusia ini ditandai dengan perkembangan bahasa yang sistematis.
Anak sudah mampu menirukan perilaku yang dilihatnya maupun yang pernah
dilihatnya(imitasi).
5
Tahap ini terdiri dari 2 subtahap yaitu fungsi simbolik dan pemikiran intuitif.

Pada subtahap fungsi simbolik (2-4 tahun) anak mencapai kemampuan untuk
merepresentasikan secara mental objek yang sesungguhnya tidak ada.

Pada subtahap pemikiran intuitif (4-7 tahun ), anak mulai menggunakan penalaran
primitifnya dan ingin mengetahui jawaban dari pertanyaannya.

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)

Pada tahap ini anak sudah tidak berfikir egosentris lagi, anak sudah bisa memperhatikan lebih
dari satu dimensi.Anak juga sudah mampu memperhatikan aspek dimensi dari suatu
perubahan situasi.Anak juga sudah mampu mengerti operasi logis dari pembalikan.

4. Tahap Formal Operasional (>11 tahun)

Pemikiran pada tahap ini lebih abstrak . Diusia ini anak sudah memasuki remaja awal, anak
sudah tidak lagi membatasi dari pada hal-hal yang actual,pengalaman kokret.

Berfikir formal operasional mempunyai dua sifat penting,yaitu:

a. Deduktif-hipotetis: Dalam menyelesaikan masalah, anak akan berfikir dulu secara


teoritis,kemudian menganilisis masalahnya melalui penyelesaian hipotetis yang ada.

b. Berfikir kombinatoris:Berkaitan dengan pemikiran deduktif hipotensinya, anak yang


berfikir formal operasional, terlebiuh dahulu akan membuat berbagai kombinasi atau
alternatif yang memungkinkan penyelesaian masalahnya.

BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK USIA SD

A. PENGERTIAN BAKAT

Dikemukakan oleh UTAMI MUNANDAR (1987) bahwa bakat diartikan sebagai kemampuan
bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat
terwujud.Menurut yang dikemukakan oleh SARWONO (1986) bahwa bakat adalah kondisi
didalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai
kecakapan pengetahuan dan keterampilan khusus. Jadi dapat disimpulkan bahwa bakat
merupakan potensi yang ada dalam diri seseorang, yang perlu dilatih dan dikembangkan
karena tanpa latihan dan pengembangan maka bakat yang ada didalam diri seseorang tidak
akan terwujud.

B. BAKAT SEBAGAI POTENSI YANG DAPAT DIKEMBANGKAN


6
Terwujud atau tidaknya bakat anak mungkin disebabkan karena lingkungan , seperti peran
orang tua , guru atau sekolah dan pergaulan. Terwujud atau tidaknya bakat seseorang,
ditentukan oleh bebrapa faktor , utami munandar ( 1987 ) menjelaskan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat menentukan sejauh mana bakat anak dapat terwujud . faktor-faktor tersebut
adalah :

1. faktor dalam diri anak

Faktor ini berkaitan dengan keadaan fisik dan psikis anak. Anak yang secara fisik sehat,
indera pendengaran dan alat percakapan nya sempurna, serta sering mengikuti latihan vocal
maka bakatnya dibidang menyanyi atau music akan berkembang. Fisik yang sempurna pun
perlu didukung oleh faktor dalam diri yang lain seperti minat, motivasi, dan keuletannya
dalam menekuni kegiatan yang berhubungannya dalam menyanyi.

2. faktor keadaan lingkungan anak

Perwujudan bakat akan maksimal jika didukung oleh faktor luar diri anak, misalnya
dukungan keluarga , seberapa jauh anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan bakat
nya , saran dan prasarana yang tersedia, keadaan social ekonomi orangtua maupun tempat
tinggalnya.

Dari bahasan kedua faktor tersebut, jelaslah bagaimana peran orangtua dan guru disekolah
untuk turut mendorong dan mendukung bakat anak terhadap sesuatu hal.

C. PENGERTIAN KREATIVITAS

Menurut UTAMI MUNANDAR ( 1999 ) pengertian dasar kreativitas adalah kreativitas


merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi dan
unsur-unsur yang ada.. umumnya kebanyakan orang mengartikan kreativitas sebagai daya
cipta, sebetulnya dalam kretivitas tidak selalu harus menciptakan sesuatu yang baru , dapat
saja merupakan gabungan atau kombinasi dari apa yang sudah ada sebelumnya yang dapat
diperoleh dari pegetahuan atau pengalaman hidup anak. Khususnya yang diperoleh disekolah
maupun lingkungan keluarganya.

D. HUBUNGAN KREATIVITAS DENGAN KECERDASAN

Seseorang yang memiliki bakat kreativitas yang tinggi ternyata tingkat kecerdasannya biasa
biasa saja , sementara itu , tidak semua orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi
adalah orang-orang yang kreatif. Teori AMBANG INTELIGENSIA UNTUK KREATIVITAS

7
dari ANDERSON ( dalam utami munandar, 1999 ) memaparkan bahwa sampai tingkat
inteligensia tertentu , yang diperkirakan seputar IQ 120 , ada hubungan erat antara
inteligensia dan kreativitas.

Meskipun hubungan yang erat antara inteligensia dan kreativitas masih banyak
dipermasalahkan, namun yang perlu di ingat adalah kreativitas diperoleh dari pengertuan atau
pengalaman hidup .

E. BELAJAR DAN BERFIKIR KREATIF

Seperti telah dikemukakan bahwa kelancaran, kelenturan , orisinilitas, elaborasi atau


perincian, merupan ciri-ciri dari kreativitas yang berhungan dengan kemampuan berfikir
kreatif seseorang, semakin kreatif maka seseorang semakin memiliki ciri-ciri tersebut.

Sampai saat ini , proses belajar yang terjadi didunia pendidikan formal lebih menitikberatkan
pada proses berfikir konvergen sehingga banyak siswa terlambat dan tidak mampu
menghadapi masalah yang menurut pemikiran dan pemecahan masalah secara aktif.

Berikut ini beberapa cara yang dikemukakan oleh UTAMI MUNANDAR ( 1987 ) :

1. menciptakan lingkungan didalam kelas yang merangsang belajar kreatif

2. mengajukan dan mengundang pertanyaan

3. memadukan perkembangan kognitif ( berfikir ) dan afektif ( sikap dan perasaan )

F. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DAN SUMBER SUMBER KREATIVITAS


YANG PERLU DIKEMBANGKAN

Kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja, tidak tergantung pada usia , jenis
kelamin , keadaan social , ekonomi atau tingkat pendidikannya. Hal ini karena kita
menyadari bahwa semua orang memiliki bakat kreatif, nemun jika bakat kreatif teresebut
tidak dipupuk tentu tidak akan berkembanh, bahkan bisa menjadi terpendam. Dapat
dikatakan bahwa perkembangan bakat kreatif seseorang berkaitan dengan 2 faktor , yaitu
motivasi seseorang untuk mengembangkannya dan lingkungan yang mendukung
perkembangannya, termasuk latihan yang ditangi ahli. Mengingat pentingnya faktor
lingkungan maka orang tua dan guru perlu memberikan dorongan untuk merangsang potensi
kreatif.

Sumber sumber kreatif yang perlu dikembangkan

8
• Sumber kognitif
• Sumber kepribadian
• Sumber motivasi
• Sumber lingkungan

Dengan mengetahui sumber-sumber kreativitas yang meliputi segi intelektual, lepribadian,


motivasional, maupun lingkungan, diharpkan lingkungan rumah maupun sekolah dapat
memberikan rangsangan yang sesuai sebagimana yang telah dijelaskan dalam belajar kreatif.

PERAN KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN PADA ANAK SD

A. KECERDASAN INTELEKTUAL

PIAGET menjelaskan inteligensia sebagai dasar fungsi kehidupan yang membantu seseorang
/ organisme untuk beradaptasi dengan lingkungannya. PIAGET juga menambahkan
inteligensia sebagai suatu bentuk equilibrium yang menunjukkan adanya kecenderungan
struktur kognitif . UTAMI MUNANDAR (1986 ) mengemukakan bahwa kecerdasan
intelektual dapat dirumuskan sebagai kemampuan untuk :

Berfikir abstark

Menangkap hubungan hubungan dan untuk belajar

Menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru.

B. KECERDASAN EMOSIONAL

1. PENGERTIAN KECERDASAN EMOSIONAL

Dikemukakan oleh PETER SALOVEY DAN JOHN MEYER , dikemudian dipopulerkan


DAVID GOLEMAN kecerdasan emosional sebagai kemampuan seseorang untuk dapat
memotivasi diri sendiri dan tekun dalam menghadapi frustasi , mengontrol dorongan-
dorongan implusif dan mampu menunda pemuasannya, mengatur suasana hati sehingga tidak
mempengaruhi kemampuan berfikir, berempati. GOLEMAN mengemukakan 5 norma dari
kecerdasan emosional :

Pengenalan emosi diri

Pengendalian emosi

Memotivasi diri sendiri

9
Mengenali emosi orang lain

Mengendalikan hubungan dengan orang lain.

2. KONSEP IQ YANG BERBEDA DARI EQ

SALOVEY dan MAYER menyebutkan EQ ( emotional quotient ) sebagai persamaan dari


kecerdasan emosional , namun hal ini tidak berarti EQ diukur oleh suatu alat ukur
sebagaimana halnya IQ . GOLEMAN ( 1955 ) dan SAPHIRO ( 1977 ) mengemukakan
bahwa sesungguhnya EQ tidak berlawanan dengan IQ atau kecerdasan kognitif , namun
keduanya lebih menggambarkan konsep yang berbeda.

EQ lebih besar kemungkinannya untuk dikembangkan dibandingkan dengan IQ.Itulah


sebabnya mengapa orangtua dan guru perlu meningkatkan dan mengembangkannya agar
anak memperoleh keberhasilan dalam hidupnya.

C. PERAN ORANGTUA DAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN IQ DAN EQ

Sudah tentu orangtua dan guru perlu memiliki sikap yang mendukung kerena orangtua
maupun guru merupakan model yang baik bagi anak untuk ditiru perilakunya. Berikut
beberapa tahao penangana dalam melatih dan mengembangkan emosi anak yang perlu
dilakukan orangtua dan guru :

Menyadari emosi anak

Mengakui emosi sebagai peluang untuk kedekatan mendidik

Mendengarkan dengan empati dan meneguhkan perasaan anak

Menolong anak memberi nama emosi dengan kata-kata

Menentukan batas-batas sambil membantu anak memecahkan masalah

D. PERAN IQ DAN EQ DALAM KEBERHASILAN BELAJAR SISWA

IQ mempunyai peran yang besar dalam menentukan keberhasilan seseorang, namun IQ


bukanlah satu-satunya penentu dalam keberhasilan seseorang. Karena keberhasilan manusia
bukan hanya karena faktor inteligensia saja , tetapi juga faktor emosi turut bermain dalam
menentukan keberhasilan seseorang.

Anak yang kecerdasan kognitifnya biasa, tetapi memiliki kecerdasan emosi yang baik tidak
jarang mampu berprestasi setara dengan yang lainnya.

10
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Keberhasilan siswa tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya. Sepandai-


pandainya manusia jika tidak ditunjang dengan sikap dan kepribadian yang matang tidak
akan mencerminkan individu yang sehat dan matang. Mengingat begitu banyaknya tantangan
yang akan dihadapi dikehidupan kelak, maka orang tua dan guru perlu memberikan
bimbingan dan pengarahan untuk mencerdaskan kemampuan kognitif dan emosionalnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Taufiq, Agus (2014) Pendidikan Anak di SD. Universitas Terbuka, Jakarta.

https://id.scribd.com/document/454662474/MAKALAH-PERKEMBANGAN-KOGNITIF-
ANAK-USIA-SD

12

Anda mungkin juga menyukai