Anda di halaman 1dari 14

JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE

No. 1 Vol. 1 Desember 2021

GAMBARAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK


YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA: LITERATURE REVIEW
Sleep Quality in Chronic Kidney Disease in Hemodialysis Patients: A Literature Review

Ismi Nurhayati1*, Ali Hamzah1, Lina Erlina1, Hotma Rumahorbo


1*
Program Studi D III Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes
Bandung, Email: isminurhayati47@gmail.com, alihamzahbandung@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research was motivated by the increased incidence of kidney disease patients
and there are complaints of poor sleep quality experienced by 50-80% of patients who
need hemodialysis therapy. Hemodialysis therapy has an impact on both physical and
psychological which can improve the quality of sleep of CKD patients and worsen the
condition of the disease. CKD which supports hemodialysis therapy. This type of
research is descriptive with a systematic literature review design, using three articles
sourced from Google Scholar and publications from the National Journal published
from 2014 to 2017. The three reviewed journal articles describe that patients with
chronic renal failure undergoing majority hemodialysis therapy experience poor sleep
quality due to several factors, including age, work and fatigue, hemodialysis shifts and
length of hemodialysis, concomitant diseases, psychological factors, lifestyle and
environment. The most problematic aspects of CKD patients undergoing HD therapy
include sleep latency, sleep disturbance, sleep duration, efficiency of sleep
requirements and dysfunction of daytime activities. The conclusion of this study is that
almost all CKD patients undergoing hemodialysis therapy experience poor sleep
quality with a range of 53.8% - 97.5%. So that nurses are recommended to be able to
provide appropriate nursing interventions to improve sleep quality of CKD patients
undergoing hemodialysis therapy, such as doing music therapy and doing massage
in areas that are felt pain / aches by patients.

Keyword : Chronic Kidney Disease, Sleep Quality, Hemodialysis

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh angka kejadian pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK)
yang semakin meningkat dan adanya keluhan kualitas tidur buruk yang dialami oleh
50-80% pasien yang menjalani terapi hemodialisa. Terapi hemodialisa memiliki
dampak terhadap fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas tidur
pasien GGK dan memperparah kondisi penyakitnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kualitas tidur pada pasien GGK yang menjalani terapi
hemodialisa. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain
systematic literatur review, menggunakan 3 artikel yang bersumber dari Google

ISSN 2809-4549 38
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

Scholar dan berasal dari Jurnal Nasional yang dipublikasikan antara tahun 2014 s.d
2017. Ketiga artikel jurnal yang direview menguraikan bahwa pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisa mayoritas mengalami kualitas tidur buruk
karena beberapa faktor, diantaranya usia, pekerjaan dan kelelahan, shift hemodialisa
dan lama menjalani hemodialisa, penyakit penyerta, faktor psikologis, gaya hidup dan
lingkungan. Aspek yang paling banyak bermasalah pada pasien GGK yang menjalani
terapi HD diantaranya latensi tidur, gangguan tidur, durasi tidur, efisiensi kebutuhan
tidur dan disfungsi aktivitas siang hari. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Hampir
semua pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisa mengalami kualitas tidur yang
buruk dengan rentang sebanyak 53,8 % - 97,5 % sehingga direkomendasikan agar
perawat dapat memberikan intervensi keperawatan yang tepat untuk meningkatkan
kualitas tidur pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisa, antara lain dengan
therapy musik dan melakukan massage pada daerah yang dirasakan nyeri/pegal oleh
pasien.

Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Kualitas Tidur, Hemodialisa.

PENDAHULUAN terapi hemodialisa setiap tahunnya


Gagal ginjal kronik (GGK) adalah akibat GGK.
keadaan dimana ginjal mengalami Prevelensi GGK di Indonesia
kerusakan secara progresif dan berdasarkan data dari RISKESDAS
irreversible, sehingga gagal dalam (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun
mempertahankan keseimbangan 2018 juga menunjukkan peningkatan
metabolik, cairan, elektrolit dan asam setiap tahunnya. Berdasarkan
basa serta mengalami peningkatan diagnosa dokter di Indonesia sebesar
ureum kreatinin dan penurunan laju 0,38% atau 3,8 per 1000 penduduk.
filtrasi glomerulus karena adanya Prevalensi tertinggi di wilayah
eksaserbasi nefritis, obstruksi saluran Kalimantan Utara sebesar 0,64%,
kemih, kerusakan vaskuler akibat kemudian untuk wilayah Jawa Barat
penyakit sistemik (diabetes mellitus, sebesar 0,48% atau 131.846 orang.
hipertensi) dan membentuk jaringan Berdasarkan jenis kelamin, prevelansi
parut pada pembuluh darah1,2. gagal ginjal pada laki laki (0,42%) lebih
Penyebab gagal ginjal yang paling tinggi dibandingkan perempuan
utama adalah karena penyakit (0,35%). Berdasarkan karakteristik
diabetes mellitus dan hipertensi, umur prevelansi tertinggi usia di 65-74
dimana kedua penyakit ini merupakan (0,82%). Berdasarkan strata
pemicu utama penyakit ginjal kronis di pendidikan, prevalensi gagal ginjal
Indonesia3. tertinggi pada masyarakat yang
Prevalensi gagal ginjal di tidak/belum pernah sekolah (0,57%).
Amerika Serikat Pada tahun 2014 Sementara berdasarkan masyarakat
mengalami peningkatan dari tahun yang tinggal di pedesaan dan
2013 sebesar 50%, sebanyak 200.000 perkotaan masing masing (0,38%)4.
orang Amerika Serikat melakukan Penatalaksanaan GGK adalah
dengan transplantasi ginjal atau jika

ISSN 2809-4549 39
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

tidak ada kemampuan dengan (27,3%), narkolepsi (15,9 %), dan tidur
dilakukan terapi ginjal sementara yaitu berjalan (3,4%).
hemodialisa dan peritoneal dialysis Menurut Sabry, dkk (2010)
(PD). Indonesian Renal Registry (IRR) gangguan tidur dialami oleh 50-80%
tahun 2016 merilis data yg pasien yang menjalani terapi
menunjukkan sebanyak 98% penderita hemodialisa. Penyebab dari gangguan
gagal ginjal menjalani hemodialisa dan tidur pada pasien hemodialisis masih
2% menjalani terapi peritoneal dialysis belum jelas dimengerti. Namun
(PD).5 terdapat beberapa faktor yang di duga
Hemodialisa biasanya dilakukan berkontribusi dalam gangguan tidur
2 kali seminggu, setiap hemodialisa seperti durasi terapi hemodialisis,
berkisar antara 3-5 jam atau rata – rata tingginya urea dan atau kreatinin,
4 jam setiap kali dilakukan nyeri, disability, malnutrisi, kram otot,
6
hemodialisa . Kegiatan ini berlangsung peripheral neuropathy, dan masalah
terus menerus sepanjang hidupnya. somatik. Selain itu beberapa faktor
Namun demikian, terapi hemodialisa yang dapat menyebabkan terjadinya
tidak dapat menyembuhkan gangguan gangguan pola tidur/ insomnia itu
ginjal pada pasien. Oleh karena itu, sendiri, seperti faktor demografi, faktor
pada pasien GGK yang menjalani gaya hidup, faktor psikologis, faktor
hemodialisa masih sering terjadi biologis (penyakit penyebab gagal
komplikasi atau efek samping ginjal kronik), faktor lingkungan dan
diantaranya hipotensi, nyeri dada, faktor terapi dialisis9,10.
gangguan keseimbangan dialisis, Kualitas tidur adalah fenomena
kram otot, mual muntah, anemia, detak kompleks yang meliputi aspek
jantung tak teratur, sakit kepala, kuantitatif dan kualitatif tidur seperti
infeksi, pembekuan darah (trombus), jumlah waktu tidur, hambatan memulai
udara dalam pembuluh darah (emboli) tidur, waktu terbangun, efisiensi tidur
dan gangguan tidur7. dan keadaan yang mengganggu saat
Gangguan tidur merupakan tidur11.
suatu kumpulan kondisi yang ditandai Kualitas tidur yang buruk pada
dengan adanya gangguan dalam pasien GGK yang menjalani
jumlah, kualitas, atau waktu tidur pada hemodialisa dapat berdampak pada
seorang individu. Gangguan tidur yang aktivitas keseharian pasien dan
umum terjadi pada pasien hemodialisa mempengaruhi tubuh baik fisiologis,
menurut Sabry, dkk (2010) dalam psikologis, sosial, dan spiritual serta
penelitiannya, menjelaskan bahwa dapat mengarah pada penurunan
prevalensi gangguan tidur pada 88 penampilan seperti disfungsi kognitif
pasien hemodialisa adalah 79,5%. dan memori, mudah marah, penurunan
Gangguan tidur yang paling umum kewaspadaan dan konsentrasi serta
adalah insomnia (65,9%), Restless memperparah kondisi penyakitnya12.
Leg Syndrom/RLS (42%), Obstructive Sehingga dalam permasalahan
Sleep Apnea Syndrome/OSAS kualitas tidur yang buruk yang banyak
(31,8%), mendengkur (27,3%), ditemui pada pasien GGK yang
Excessive Daytime Sleepiness/EDS menjalani terapi hemodialisa, perawat
perlu memberikan intervensi

ISSN 2809-4549 40
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

keperawatan yang tepat untuk sekunder yang bersumber dari jurnal


meningkatkan kualitas tidur pasien melalui situs pencarian yaitu pada
GGK yang menjalani terapi Google Scholar.Kata kunci yang
hemodialisa, antara lain dengan digunakan adalah “Gambaran Kualitas
therapy musik dan melakukan Tidur Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
massage pada daerah yang dirasakan yang Menjalani Terapi Hemodialisa”.
nyeri/pegal oleh pasien. Pencarian berfokus kepada berbagai
Pengukuran kualitas tidur salah jurnal keperawatan dan kesehatan
satunya dengan menggunakan yang dipublikasi antara tahun 2014 s.d
kuesioner Pittsburgh Sleep Quality 2017.
Index (PSQI), yang didalamnya Metode ekstraksi data dilakukan
mengandung 7 aspek dalam kualitas dengan: Membaca seluruh artikel hasil
tidur, yaitu kualitas tidur subyektif, penelitian yang telah diperoleh dari
latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur hasil pencarian data atau
sehari-hari, gangguan tidur, pengumpulan data. Setelah itu
penggunaan obat, dan disfungsi menuliskan data yang didapatkan
aktivitas siang hari14. dalam format yang telah ditentukan
Atas dasar uraian diatas penulis dan mengumpulkan semua informasi
tertarik dan menganggap penting yang dapat digunakan untuk
untuk melakukan penelitian yang menjawab masalah peneliti.
berjudul “Kualitas Tidur Pasien Gagal Peneliti melakukan analisis
Ginjal Kronik yang Menjalani kualitas data berdasarkan kemampuan
Hemodialisa”. hasil penelitian dalam menjawab
masalah penelitian. Apakah penelitian
TUJUAN yang telah ada mampu menjawab
Untuk mengetahui kualitas tidur tujuan penelitian, kemudian
pasien gagal ginjal kronik yang membandingkan dengan hasil - hasil
menjalani terapi hemodialisa. penelitian lainnya yang didapatkan dan
dilakukan analisis dari berbagai segi
METODE dengan melihat data – data yang telah
Jenis penelitian ini adalah ada seperti latar belakang,
merupakan penelitian deskriptif karakteristik responden, tempat
dengan desain yang dipergunakan penelitian, kecukupan sampel,
adalah Systematic Literatur Review instrument yang digunakan dan
yang merupakan tinjauan pustaka metode yang digunakan.
sistematis yaitu metode literature Maka didapatkan tiga jurnal yang
review yang mengidentifikasi, menilai didapatkan berdasarkan kata kunci
dan menginterpretasi seluruh temuan- dan didalamnya memenuhi
temuan pada suatu topik penelitian karakteristik responden, tempat
untuk menjawab pertanyaan penelitian penelitian, kecukupan sampel serta
(research question) yang telah metode yang digunakan.
ditetapkan sebelumnya15.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah merupakan data

ISSN 2809-4549 41
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

HASIL
Di bawah ini adalah hasil penelitian sebelumnya, untuk selengkapnya
tentang kualitas tidur yang didapatkan dituangkan dalam tabel dibawah ini:
penulis dari 3 artikel hasil penelitian

Tabel 1
Hasil Penelitian yang Berhubungan dengan Kualitas Tidur

No Peneliti Judul Tahun n Hasil


1 Windy Faktor yang 2017 52 Kualitas tidur buruk dialami oleh lebih dari
Astuti Berhubungan setengah responden sebanyak (52%)
Cahya Dengan Kualitas berusia >55 tahun, hampir setengah
Ningrum, Tidur Pasien sebanyak 43,7% laki laki, hampir setengah
Imardiani, Gagal Ginjal sebanyak 46,1% tidak bekerja, seluruh
Saidatur Kronik dengan (100%) tidak merokok, lebih dari setengah
Rahma. Terapi sebanyak 68% kecemasan berat, lebih dari
Hemodialisa setengah sebanyak (52,1%) dengan
penyakit penyebab GGK nya diabetes dan
36% dengan penyebab penyakit GGK nya
hipertensi, sebagian besar sebanyak (54,1)
shift HD siang dan sebanyak 50% telah lama
menjalani HD. Sehingga, sebagian sebagian
besar sebanyak 53,8% kualitas tidurnya
buruk.
Kesimpulan: Faktor psikologi (tingkat
kecemasan) mempengaruhi kualitas tidur
pasien GGK, hal ini disebabkan karena
pasien GGK berasumsi bahwa penyakit
kronis yang diderita hanya bisa diselamatkan
dengan terapi dialisis dan tingkat kecemasan
semakin tinggi ketika mereka memikirkan
bahwa kesembuhannya hanya tergantung
pada mesin hemodialisa.
2 Enggus Faktor Faktor 2014 40 Kualitas tidur buruk dialami lebih banyak
Subarman yang oleh:
Pius, Santi Berhubungan Sebagian besar sebanyak 75% responden
Herlina Dengan Kualitas dewasa akhir dan 76,9% lansia awal,
Tidur Pada sebagian besar sebanyak 71,4% laki laki dan
Pasien Gagal 50% dari jenis kelamin perempuan, sebagian
Ginjal Kronik besar sebanyak (79,3%) yang memiliki
yang Menjalani penyakit penyerta, sebagian besar sebanyak
Hemodialisis di (92,3%) responden dengan tingkat stress
Rumah Sakit berat, sebagian besar sebanyak (91,7%)
Tarakan Jakarta dengan lingkungan tidak tenang dan seluruh
responden (100%) yang mengalami
kelelahan berat. Sehingga, sebagian besar
sebanyak 26 responden (65%) memiliki
kualitas tidur buruk.
Kesimpulan: Penyakit penyerta, stress
psikologis, lingkungan dan kelelahan sangat
berpengaruh pada kualitas tidur pasien
gagal ginjal kronik yang menjalani
Hemodialisis.

ISSN 2809-4549 42
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

No Peneliti Judul Tahun n Hasil


3 Ika Kholila Perbedaan 2017 91 Sebagian besar berjenis kelamin laki-laki
Sari Kualitas Tidur (54.90%), sebagian besar kelompok usia
Pasien Gagal lansia akhir (56 – 65 tahun) sekitar 32,97%,
Ginjal Kronik umumnya pasien adalah wiraswasta
Yang Menjalani (54,94%), responden dengan frekuensi
Terapi terapi 2 kali lebih banyak (56,05%) dibanding
Hemodialisa 2 3 kali (43,95%), dan responden dengan
Kali dan 3 Kali frekuensi terapi HD 2 kali sebagian besar
memiliki kualitas tidur buruk yaitu sebanyak
47 orang (92,2%). Pada pasien dengan
frekuensi terapi HD 3 kali sebagian besar
juga memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu
sebanyak 39 orang (97,5%).
Kesimpulan :
Pasien dengan 2 kali maupun 3 kali
hemodialisa dalam seminggu mayoritas
memiliki kualitas tidur buruk. Namun,
persentase pasien yang memiliki kualitas
tidur buruk lebih banyak pada pasien yang
menjalani 3 kali hemodialisa.
Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor,
antara lain adaptasi penderita terhadap
rutinitas terapi hemodialisa yang dijalani baik
bersifat psikologis maupun fisik, penggunaan
terapi kesehatan lain, seperti terapi relaksasi,
faktor lamanya menjalani terapi yang
berhubungan dengan makin progresifnya
gejala dan penyakit yang mendasari terapi
dialysis pada penderita yang menjalani HD
dalam waktu yang lama.

PEMBAHASAN pasien yang menjalani hemodialisa


dengan hasil p value 0,038 (p
1. Kualitas Tidur Pada Pasien GGK value≤0,05). Cemas merupakan
Hemodialisa kekhawatiran yang tidak pasti berkaitan
Hasil penelitian pada jurnal dengan perasaan yang tidak jelas dan
pertama menunjukkan sebagian besar tidak berdaya. Penyakit ginjal kronis
responden mengalami kualitas tidur salah satu penyakit yang dapat
buruk disebabkan karena pasien menyebabkan penderitanya merasa
mengalami kecemasan berat dan pada cemas dan depresi baik itu karena
hasil penelitian di jurnal kedua penyakitnya maupun terapi yang
menunjukkan sebagian besar sebanyak dijalaninya. Pasien gagal ginjal kronik
(92,3%) responden dengan tingkat yang menjalani terapi hemodialisa
stress berat mengalami kualitas tidur sering berpikiran bahwa agar dapat
buruk. Penelitian ini sejalan dengan bertahan hidup harus bergantung pada
penelitian yang dilakukan oleh mesin dialisis. Pemikiran bahwa
Rosdiana (2010) dengan hasil nyawanya akan terancam, harapan
penelitian ada hubungan antara hidup jadi berkurang, khawatir bahwa
kecemasan dengan insomnia pada usia tidak akan lama lagi dan

ISSN 2809-4549 43
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

permasalahan lainnya yang pruritus, malnutrisi, kram dan fatigue,


menimbulkan konflik dengan keluarga serta gangguan tidur18.
serta masalah fisik lainnya yang Selain itu faktor yang
menimbulkan perasaan khawatir yang menyebabkan terjadinya gangguan
dapat berpengaruh pada kualitas tidur 8, tidur seperti faktor demografi, faktor
17
. Selain itu pada hasil penelitian jurnal gaya hidup (kebiasaan merokok,
kedua juga menunjukkan penyebab konsumsi kopi), faktor psikologis
kualitas tidur pasien GGK yang (kecemasan), faktor biologis (penyakit
menjalani HD juga disebabkan karena penyebab gagal ginjal kronik), faktor
penyakit penyerta seperti hipertensi dan lingkungan (kenyamanan, lingkungan
diabetes mellitus, lingkungan dan fisik) dan faktor terapi dialisis (shift
kelelahan30. hemodialisa, lamanya waktu
Sedangkan pada hasil penelitian hemodialisa)9,10.Gangguan tidur pada
jurnal ketiga menunjukkan pasien pasien yang menjalani hemodialisis
dengan 2 kali maupun 3 kali dapat mempengaruhi kualitas tidur.
hemodialisa dalam 1 minggu mayoritas Sehingga upaya yang perlu
memiliki kualitas tidur buruk. Namun, dilakukan perawat dalam meningkatkan
persentase pasien yang memiliki kualitas tidur pada pasien GGK yang
kualitas tidur buruk lebih banyak pada menjalani HD adalah dengan lebih
pasien yang menjalani 3 kali menerapkan intervensi nonfarmakologi
hemodialisa disebabkan karena faktor dalam asuhan keperawatan. Upaya
lamanya menjalani terapi yang yang dapat dilakukan diantaranya
berhubungan dengan makin dengan memperdengarkan musik yang
progresifnya gejala dan penyakit yang berirama tenang, melakukan massage
mendasari terapi dialysis pada pada daerah yang dirasakan nyeri/
penderita yang menjalani HD dalam pegal oleh pasien, menyarankan pasien
waktu yang lama. Dimana progresifnya atau keluarga untuk memperhatikan
gejala dan penyakit yang mendasari lingkungan tempat tidurnya seperti
terapi dialisis menyebabkan mengatur pencahayaan, memberikan
ketidaknyamanan, dan akibat dari posisi semi fowler dan menjaga
ketidaknyamanan ini dapat kebersihan tempat tidur. Selain itu
mempengaruhi kualitas tidur pasien31. dengan menghindari makanan ataupun
Hasil penelitian dari ketiga jurnal minuman yang mengandung kafein
yang dilakukan Sistematic Literatur seperti kopi, teh, coklat di waktu
Review (SLR) di atas menunjukkan mendekati jam tidur dan menyarankan
hasil yang hampir sama dengan pasien untuk mulai membatasi waktu
penelitian Rakhmawati L N, dkk (2016) tidur siang19.
yang menunjukkan pasien yang
menjalani HD secara umum mengalami 2. Penyebab Gangguan Kualitas
banyak permasalahan fisik dan Tidur Pada Pasien GGK yang
psikologis yang dapat mempengaruhi Menjalani Hemodialisa
kualitas tidurnya. Permasalahan Berdasarkan Karakteristik
psikologis yang dialami di antaranya Responden
adalah depresi, delirium, gejala panik, 1) Usia
dan kecemasan. Masalah fisik yang Hasil penelitian pada jurnal
sering dialami di antaranya hipotensi, pertama menunjukkan kualitas tidur
nyeri, gangguan keseimbangan cairan, buruk banyak di alami oleh responden

ISSN 2809-4549 44
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

dengan usia lanjut akhir. Pada jurnal merangsang tidur juga menurun. Lansia
kedua juga menunjukkan kualitas tidur yang mengalami perubahan fisiologis
buruk dialami oleh sebagian besar pada sistem neurologis menyebabkan
responden dewasa akhir (75,0%), gangguan tidur21,22.
sebagian besar responden lansia awal Perubahan tidur yang
(76,9%) dan lebih dari setengah mempengaruhi kualitas tidur yang
responden pada lansia akhir (57,1%). berhubungan dengan proses penuaan
Begitu juga pada jurnal ketiga sebagian pada seperti meningkatkan latensi tidur,
besar responden dengan usia 56 – 65 efisiensi tidur berkurang, bangun lebih
tahun (masa lansia akhir) sebanyak 30 awal, mengurangi tahapan tidur
responden (32,97%) memiliki kualitas nyenyak dan gangguan irama
tidur buruk. sirkardian, peningkatan tidur siang.
Hasil ini sesuai dengan teori Jumlah waktu yang dihabiskan untuk
menurut Tarwoto & Wartonah (2015), tidur lebih dalam menurun. Lansia
bahwa jumlah tidur berubah seiring melaporkan sering tidur siang dan
bertambahnya usia. Lansia mengalami mengalami kesulitan jatuh tertidur dan
perubahan dan stress yang disebabkan tetap tidur22,23.
karena kecemasan, depresi atau 2) Jenis Kelamin
penyakit fisik yang dapat Hasil penelitian pada jurnal
mempengaruhi kualitas tidur. Selain itu pertama menunjukkan lebih dari
pada lansia terdapat penurunan setengah responden laki laki
terhadap tahapan tidur yaitu tahap mengalami kualitas tidur buruk
NREM 3 dan 4 yang merupakan tidur sedangkan setengah responden dari
dalam10. jenis kelamin perempuan yang kualitas
Selain itu Simonson et al (2007) tidurnya buruk. Hasil penelitian pada
mengatakan faktor penyakit dan nyeri jurnal kedua menunjukkan sebagian
yang diderita oleh lansia merupakan besar sebanyak (70%) responden
faktor penting yang dapat berjenis kelamin laki laki mengalami
mempengaruhi kualitas tidur lansia. Hal kualitas tidur buruk sedangkan kualitas
ini dikarenakan setiap penyakit yang tidur buruk berjenis kelamin perempuan
menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan sebanyak (50%). Pada jurnal ketiga
fisik atau masalah suasana hati dapat menunjukkan lebih dari setengah
menyebabkan masalah tidur seperti sebanyak (54,90%) adalah laki laki.
kesulitan tidur atau kesulitan untuk Hal ini berarti antara responden
tetap tidur20. perempuan dan laki-laki tidak
Perubahan tidur pada lansia menunjukan adanya hubungan yang
adalah terdapat penurunan pada NREM bermakna antara jenis kelamin dengan
3 dan 4, lansia hampir tidak memiliki tingkat kualitas tidur pasien GGK. Hasil
tahap 4 atau tidur dalam. Perubahan penelitian pada jurnal ketiga
pola tidur lansia disebabkan perubahan menunjukkan yang melakukan terapi
sistem neurologis yang secara fisiologis hemodialisa sebagian besar responden
mengalami penurunan jumlah dan laki-laki. Sehingga ketiga jurnal
ukuran neuron pada sistem saraf pusat. menunjukkan mayoritas kualitas tidur
Hal ini mengakibatkan fungsi dari pada laki – laki. Secara teori jenis
neurotransmiter pada sistem neurologi kelamin adalah sesuatu yang
menurun, sehingga distribusi digunakan untuk mengidentifikasi
norepinefrin yang merupakan zat untuk perbedaan laki-laki dan perempuan dari

ISSN 2809-4549 45
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

segi anatomi biologi atau merupakan relaksasi tubuh. Kelelahan yang terjadi
identitas responden yang dapat ini dapat menunda seseorang untuk
digunakan untuk membedakan laki-laki mengantuk dan kemampuan untuk tidur
dan perempuan. Menurut Wiwie (2002) lebih lama. Berbagai hal ini pula
perubahan peran dan penurunan mengakibatkan singkatnya waktu yang
interaksi sosial serta kehilangan dimiliki seseorang untuk tidur.
pekerjaan karena penyakit ginjal yang 4) Shift Hemodialisa dan Lama
diderita bisa menyebabkan laki-laki Menjalani Hemodialisa
menjadi rentan terhadap masalah- Hasil penelitian pada jurnal
masalah mental termasuk depresi yang pertama menunjukkan lebih dari
menyebabkan kualitas tidurnya setengah responden dengan shift
24
terganggu . hemodialisa siang dan telah lama
3) Pekerjaan dan Kelelahan menjalani hemodialisa mengalami
Hasil penelitian pada jurnal kualitas tidur buruk. Pada jurnal ketiga
pertama menunjukkan sebagian besar menunjukkan bahwa baik pasien
responden yang tidak bekerja dengan 2 kali maupun 3 kali
mengalami kualitas tidur buruk. Hasil hemodialisa mayoritas memiliki kualitas
penelitian pada jurnal ketiga tidur yang buruk. Namun, persentase
menunjukkan sebagian besar sebanyak pasien yang memiliki kualitas tidur
50 responden (54,94%) yang rutin buruk lebih banyak pada pasien yang
melakukan terapi hemodialisis menjalani 3 kali hemodialisa. Sesuai
didominasi oleh responden dengan dengan teori Al-Jahdali, et al (2010),
pekerjaan wiraswasta. Rosdiana (2010), Sari (2016), bahwa
Pekerjaan merupakan suatu lamanya menjalani terapi hemodialisa
kegiatan atau aktivitas seseorang untuk dapat menyebabkan terjadinya
memperoleh penghasilan yaitu gaji atau gangguan pola tidur pada pasien GGK.
upah baik berupa uang maupun barang Hal ini terjadi karena progresifnya
demi memenuhi kebutuhan hidupnya. gejala dan penyakit yang menjalani
Seseorang yang tidak bekerja di terapi atau komplikasi yang disebabkan
asumsikan melakukan pekerjaan di oleh terapi hemodialisa jangka panjang
rumah atau aktivitas yang mungkin saja atau gangguan tidur lainnya seperti
lebih melelahkan. Sejalan dengan terjadinya peningkatan hormon
penelitian Rosdiana (2010) yang paratiroid, osteodistrofi renal, gangguan
menyimpulkan bahwa kelelahan akibat nafas saat tidur dan kantuk di siang hari
aktivitas juga dapat mempengaruhi yang berlebihan9,25,26.
stress yang menyebabkan sulit tidur9. 5) Faktor Penyakit
Selain itu pada hasil penelitian Hasil penelitian pada jurnal
pada jurnal kedua juga menunjukkan pertama menunjukkan lebih dari
seluruh responden (100%) dengan setengah responden dengan penyebab
kelelahan berat mengalami kualitas penyakit diabetes mengalami kualitas
tidur buruk. Dimana secara teori tidur buruk dan sebagian kecil
menjelaskan bahwa kondisi fisik yang responden dengan penyebab penyakit
sangat lelah menyebabkan seluruh hipertensi mengalami kualitas tidur
tubuh terutama otot menjadi tegang. buruk. Hasil penelitian pada jurnal
Sehingga otak menangkap bahwa kedua menunjukkan sebagian besar
sinyal tubuh tidak siap tidur sedangkan sebanyak (79,3%) responden dengan
jatuh tidur memerlukan suatu proses penyakit penyerta mengalami kualitas

ISSN 2809-4549 46
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

tidur buruk. Diabetes dan hipertensi bertahan hidup harus bergantung pada
merupakan penyebab tersering mesin dialisis. Pemikiran bahwa
terjadinya GGK pada responden. nyawanya akan terancam, harapan
Diabetes dapat menurunkan hidup jadi berkurang, khawatir bahwa
kemampuan tubuh dalam bereaksi usia tidak akan lama lagi dan
terhadap insulin atau bisa permasalahan lainnya yang
menghentikan sama sekali produksi menimbulkan konflik dengan keluarga
insulin yang dapat menyebabkan serta masalah fisik lainnya yang
komplikasi seperti diabetes menimbulkan perasaan khawatir yang
ketoasidosis, dan hiperglikemia jangka dapat berpengaruh pada kualitas
panjang yang menimbulkan komplikasi. tidur9,17.
Hipertensi merupakan tekanan darah 7) Kebiasaan Minum Kopi
tinggi yang bersifat abnormal. Hasil penelitian pada jurnal
Hipertensi juga dapat menyebabkan pertama menunjukkan sebanyak 34,6%
beberapa komplikasi yaitu stroke, infark responden yang memiliki kebiasaan
miokardium, ensefalopati, dan gagal minum kopi dan sebanyak 61,1% dari
ginjal. Setiap penyakit yang responden yang mengkonsumsi kopi
menyebabkan nyeri dan memiliki kualitas tidur buruk. Secara
ketidaknyamanan fisik dapat teori dapat dijelaskan bahwa kebiasaan
mempengaruhi masalah tidur9,27,28. mengkonsumsi kopi membuat
6) Faktor Psikologis seseorang mengalami gangguan tidur
Hasil penelitian pada jurnal atau insomnia karena kafein dalam kopi
pertama menunjukkan sebagian besar berpengaruh dalam meningkatkan
responden yang mengalami energy, waspada dan menurunkan
kecemasan berat mengalami kualitas tingkat rasa kantuk. Kafein merupakan
tidur buruk. Hasil penelitian pada jurnal jenis obat stimulan yang bekerja
kedua menunjukkan sebagian besar sebagai adenosis receptor. Antagonis
sebanyak (92,3%) responden dengan adenosis merupakan senyawa dalam
tingkat stress berat mengalami kualitas tubuh yang dapat membuat mengantuk.
tidur buruk. Penelitian ini sejalan Sehingga, kafein dapat menghambat
dengan penelitian yang dilakukan oleh kerja adenosis yang membuat
Rosdiana (2010) dengan hasil seseorang terhindar dari rasa kantuk9.
penelitian ada hubungan antara 8) Lingkungan
kecemasan dengan insomnia pada Hasil penelitian jurnal kedua
pasien yang menjalani hemodialisa lingkungan juga menunjukkan pasien
dengan hasil p value 0,038 (p value GGK yang menjalani HD mengalami
≤0,05). Cemas merupakan kualitas tidur buruk. Sebagian besar
kekhawatiran yang tidak pasti berkaitan sebanyak (91,7%) responden dengan
dengan perasaan yang tidak jelas dan lingkungan tidak tenang mengalami
tidak berdaya. Penyakit ginjal kronis kualitas tidur buruk. Secara teori
salah satu penyakit yang dapat menyatakan dirumah sakit dan fasilitas
menyebabkan penderitanya merasa rawat inap lainnya, suara menciptakan
cemas dan depresi baik itu karena masalah bagi klien. Suara dirumah sakit
penyakitnya maupun terapi yang biasanya baru atau asing. Sehingga
dijalaninya. Pasien gagal ginjal kronik klien menjadi terbangun. Masalah ini
yang menjalani terapi hemodialisa adalah yang terbesar pada malam
sering berpikiran bahwa agar dapat pertama hospitalisasi, ketika klien

ISSN 2809-4549 47
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

sering mengalami peningkatan total menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan


waktu terjaga, peningkatan terjaga, dan fisik atau masalah suasana hati dapat
penurunan tidur REM dan total waktu21. menyebabkan masalah tidur seperti
kesulitan tidur atau kesulitan untuk
3. Aspek Kualitas Tidur yang tetap tidur20.
Paling Banyak Dirasakan 2) Gangguan Tidur
Mengganggu Tidur Pasien GGK Gangguan tidur yang dialami
yang menjalani Hemodialisa. pasien GGK yang menjalani
hemodialisa menurut hasil
Terdapat 7 aspek untuk menilai pembahasan pada ketiga jurnal
kualitas tidur diataranya kualitas tidur diantaranya karena shift hemodialisa
subjektif, tidur latensi, lama tidur, dan lama menjalani hemodialisa. Selain
efisiensi tidur, gangguan tidur, itu karena faktor penyakit yang
pemakaian obat tidur, dan disfungsi menyebabkan rasa nyeri dan
siang hari. Ketujuh aspek dari kualitas ketidaknyaman, kecemasan yang
tidur ini kemudian dirumuskan kedalam membuat seseorang menjadi insomnia,
instrumen yang dikenal dengan kebiasaan mengkonsumsi kopi karena
Pittsburgh Sleep Quality Index kafein dalam kopi berpengaruh dalam
(PSQI)29. meningkatkan energi serta waspada,
Berdasarkan hasil telaahan pada dan lingkungan yang tidak tenang
ketiga jurnal menunjukkan pasien GGK sehingga membuat pasien GGK yang
yang menjalani HD mengalami menjalani HD terbangun di malam hari
permasalahan fisik dan psikologis yang atau pagi sekali.
dapat mempengaruhi kualitas tidur nya. 3) Durasi Tidur
Sehingga hasil analisa penulis dari Hasil penelitian pada ketiga jurnal
pembahasan penyebab kualitas tidur menunjukkan pasien GGK mengalami
pasien GGK yang menjalani HD maka sulit untuk tidur dan mengalami bangun
kemungkinan besar aspek yang paling di malam hari akibat ketidaknyamanan
banyak dirasakan oleh responden fisik dan psikologis. Berbagai hal ini
berdasarkan hasil penelitian pada pula mengakibatkan singkatnya waktu
ketiga jurnal tersebut adalah sebagai yang dimiliki seseorang untuk tidur.
berikut: Sehingga menurut hasil analisa penulis
1) Latensi Tidur pasien GGK yang menjalani HD,
Kualitas tidur buruk pada pasien kemungkinan banyak yang mengalami
GGK yang menjalani terapi HD masalah terhadap aspek durasi tidur.
disebabkan karena mengalami 4) Efisiensi Kebutuhan Tidur
kelelahan, ketidaknyamanan akibat Masalah kesulitan tidur atau tidur
nyeri maupun lingkungan, kecemasan, terlelap yang banyak dialami pasien
usia, dan kebiasaan mengkonsumsi GGK yang menjalani HD menyebabkan
kopi serta lingkungan yang tidak dampak terhadap aspek efisiensi
nyaman. Sehingga hasil analisa penulis kebutuhan tidur karena menunjukkan
dari penyebab tersebut, responden lamanya responden sejak beranjak
banyak yang mengalami masalah pada untuk tidur namun jumlah jam tidur
aspek latensi tidur yaitu kesulitan terlelapnya kurang. Sehingga hasil
memulai tidur. Hal tersebut sesuai analisa penulis dari pembahasan
dengan yang di jelaskan Simonson et al penyebab kualitas tidur pasien GGK
(2007) bahwa setiap penyakit yang yang menjalani HD maka kemungkinan

ISSN 2809-4549 48
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

masalah aspek efisiensi kebutuhan efisiensi kebutuhan tidur dan disfungsi


tidur banyak dirasakan oleh responden. aktivitas siang hari.
5) Disfungsi Aktivitas Siang Hari
Adanya masalah tidur di malam DAFTAR RUJUKAN
hari menyebabkan pasien GGK yang 1. KEMENKES. (2017). Situasi
menjalani HD mengalami disfungsi Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta.
aktivitas siang hari. Adanya masalah 2. Anggraini, Y. D. (2016). Kualitas
tidur di malam hari mengakibatkan Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis
responden mengalami mengantuk di yang Menjalani Hemodialisis di
siang hari, kurang antusias atau RSUD Blambangan Banyuwangi.
perhatian, tidur sepanjang siang, Digital Repository Universitas
kelelahan, depresi, mudah mengalami Jember.
stress dan penurunan kemampuan 3. Dharma, Paul Seto., dkk. (2010).
beraktivitas32. Penyakit Ginjal Deteksi Dini dan
Pada ketiga jurnal sebagian besar Pencegahan. Yogyakarta: CV
responden tidak mengkonsumsi Solusi Distribusi.
penggunaan obat tidur dan pada 4. Riskesdas. (2018). Laporan
kualitas tidur secara subyektif tidak Nasional. Badan Penelitian Dan
menunjukkan masalah, yang di Pengembangan Kesehatan.
asumsikan bahwa responden masih Departemen Kesehatan RI.
menilai tidurnya cukup baik. Dimana hal 5. Indonesian Renal Registry (IRR).
tersebut dikarenakan pasien GGK yang (2016). 7th Report of Indonesian
menjalani terapi HD kurang mengetahui Renal Registry.
kebutuhan tidur yang cukup. 6. Suwitra, Ketut. (2006). Penyakit
Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu
SIMPULAN Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi IV,
Kesimpulan dalam penelitian ini Jakarta. Pusat Penerbitan
bahwa hampir seluruh pasien GGK Departemen Ilmu Penyakit Dalam
yang menjalani HD pada hasil Fakultas Kedokteran Universitas
penelitian ketiga jurnal kualitas tidurnya Indonesia.
buruk, dengan rentang sebanyak 53,8% 7. Terry, C.L., & Weaver, A. (2013).
- 97,5% responden. Keperawatan Kritis. Yogyakarta:
Penyebab kualitas tidur buruk Rapha Publishing.
pada pasien GGK berdasarkan hasil 8. Sabry, et al. (2010). Sleep disorders
penelitian pada ketiga jurnal in hemodialysis patients. Saudy
menunjukan karena beberapa faktor, Journal of Kidney Diseases and
diantaranya usia, pekerjaan dan Transplantion.
kelelahan, shift hemodialisa dan lama 9. Rosdiana, Ida. (2010). Analisis faktor
menjalani hemodialisa, penyakit yang berhubungan dengan
penyerta, faktor psikologis, gaya hidup kejadian insomnia pada pasien
dan lingkungan. gagal ginjal kronik yang menjalani
Hasil penelitian pada ketiga jurnal hemodialisis di RSUD kota
menunjukkan kualitas tidurnya buruk Tasikmalaya dan Garut. Tesis.
sehingga aspek yang paling banyak Depok. Universitas Indonesia.
bermasalah pada pasien GGK yang Journal of Exercise and Sport
menjalani terapi HD diantaranya latensi Psychology.
tidur, gangguan tidur, durasi tidur,

ISSN 2809-4549 49
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

10. Tarwoto dan Wartonah. (2015). 19. Veratamala, Arinda., Setiawan, AS.
Kebutuhan Dasar Manusia dan (2019). 6 Langkah Meningkatkan
Proses Keperawatan. Edisi: 4. Kualitas Tidur Anda. Diakses pada
Jakarta. tanggal 20 Mei 2020.
11. Augner C. (2011). Associations of 20. Simonson, dkk. (2007). Improving
subjective sleep quality with Sleep Management in elderly: a
depression score, anxiety, physical Guide to The Management of
symptoms and sleep onset latency Insomnia in Long Term Care.
in students. Central European 21. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
Journal of Public Health. 19(2). Fundamental Keperawatan
115–117. Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi
12. Cahya, Windy Astuti, dkk. (2017). 4 volume 1.EGC. Jakarta.
Faktor Yang Berhubungan Dengan 22. Stanley, M.& Beare, P. (2006). Buku
Kualitas Tidur Pasien Gagal Ginjal Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi
Kronik Dengan Terapi Hemodialisa Kedua. Jakarta: EGC.
Rumah Sakit Palembang. 23. Oliveira, A. (2010). Sleep Quality of
13. Dewi, Analiya and Hastuti, Yuni Dwi. Elders Living in Long-Term Care
(2019). Gambaran Kualitas Tidur InstitutionsSmyth, C. (2012). The
Pasien yang Menjalani Pittsburgh Sleep Quality Index
Hemodialisis di RSUD Kraton (PSQI). New York University
Kabupaten Pekalongan. College of Nursing.
Undergraduate thesis, Diponegoro 24. Soejono, Setiati & Wiwie. (2002).
University. Perubahan peran dan penurunan
14. Buysse, (1998). The Pittsburgh interaksi.
Sleep Quality Index: A New 25. Al-Jahdali AH, Kogher HA, Alqadhi
Instrument for Psychiatric Practice WA, Baharoon S, Tamim H,
and Research. Chronic Insomnia. Alhejaili FF, et al. (2010). Insomnia
Am J Psychiatry. 165 (6): 678-686. in chronic renal patients on dialysis
15. Kitchenham, B., & S. Charters. in Saudi Arabia. Journal of
(2007). Issue: EBSE 2007-001. Circadian Rhythms. 8: (1-7).
Technical Report, Vol.2. 26. Sari, A.P. (2016). Hubungan lama
16. Laily., Juanita., Siregar. (2015). hemodialisa dengan insomnia
Efektifitas Pemberian Terapi Musik pada pasiengagal ginjal kronik
Instrument Terhadap Kualitas Tidur yang menjalani hemodialisa di
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang RST. Dr. Asmir Salatiga. Stikes
Menjalani Hemodialisa. 6 (3), 45- Ngudi Waluyo Ungaran.
50. 27. Ardiansyah, M. (2012). Medikal
17. Wulan, K., & Hastuti. (2011). Bedah. Yogyakarta: DIVA press.
Pengantar etika keperawatan. 28. Naga, S.S. (2012). Buku Panduan
Jakarta: Prestasi Pustaka. Lengkap Ilmu Penyakit Dalam.
18. Rakhmawati, L.N. (2016). Yogyakarta: DIVA Press.
Hubungan kualitas tidur dengan 29. Carole, (2012). Evaluating Sleep
kualitas hidup pasoen gagal ginjal Quality in Older Adults the
kronik yang menjalani hemodialisis Pittsburgh Sleep Quality index Can
di RSUD Wates. Yogyakarta. Be Used to Detect Sleep
Universitas Gajah Mada. Disturbances or Deficits. AJN,
American Journal of Nursing.

ISSN 2809-4549 50
JURNAL KEPERAWATAN INDONESIA FLORENCE NIGHTINGALE
No. 1 Vol. 1 Desember 2021

30. Sari, Ika Kholila. (2017). Perbedaan


Kualitas Tidur Pasien Gagal Ginjal
Kronik Yang Menjalani Terapi 2
Kali dan 3 Kali Dalam Seminggu.
Jakarta.
31. Pius, Enggus Subarman., Herlina,
Santi. (2019). Faktor Faktor yang
Berhubungan Dengan Kualitas
Tidur Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik yang Menjalani
Hemodialisis di Rumah Sakit
Tarakan Jakarta. 3 (1).
32. Modjod, D. (2007). Insomnia
Experience, Management
Strategies, and Outcomesin ESRD
Patients Undergoing Hemodialysis.
Mahidol University

ISSN 2809-4549 51

Anda mungkin juga menyukai