Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMBERIAN OBAT INSULIN PADA PASIEN


DIABETES MELLITUS

Dosen Pembimbing : Dr. Aliana Dewi, SKp, MN.

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 6

1. Dyan Yosie Amnaisi Ratri 012042007


2. Emeliana 012042048
3. Jadoras Putra Buah Hati Pohan 012042001
4. Kasdilah 012042008
5. Margaret Gerda Wea 012042037
6. Ni Wayan Sumiani 012042033
7. Retno Rahayu 012042013
8. Sitti Nurjanah 012042034
9. Sri Puspitaningrum 012042003

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pemberian obat pada pasien diabetes mellitus

Sub pokok bahasan : Pemberian injeksi insulin

Sasaran : Pasien diabetes mellitus

Pertemuan : 1x pertemuan

Hari/Tanggal : Jumat, 07 Mei 2021

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Rawat Inap Terpadu Gedung A Lantai 8 RSCM

A. Latar Belakang Masalah


Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolic dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat adanya kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau keduanya (Perkeni, 2015). Menurut American Diabetes
Association (2020) penyakit diabetes mellitus dapat diklasifikasikan menjadi 4
tipe: DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan jenis diabetes spesifik yang
muncul sebagai hasil dari penyakit lain. Pada diabetes mellitus tipe 2 produksi dan
kadar insulin dalam tubuh masih normal akan tetapi kondisi hiperglikemia terjadi
akibat sel tubuh yang kurang sensitif terhadap hormone insulin.
DM adalah salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang penting
dan menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular yang menjadi prioritas.
Menurut WHO, jumlah kasus dan prevalensi DM terus meningkat selama beberapa
dekade terakhir khususnya diabetes mellitus tipe 2 (WHO, 2018).
World Health Organization (2018) memperkirakan bahwa jumlah terbesar
berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat yaitu 96 juta dan 131 juta orang.
Menurut International Diabetes Federation (2019) prevalensi penderita DM di
seluruh dunia mencapai 463 juta dan diperkirakan akan terus meningkat menjadi
578 juta di tahun 2030 hingga 700 juta di tahun 2045. Prevalensi DM mengalami
peningkatan terjadi di Negara Low-Middle Income, salah satunya Indonesia masuk
dalam 10 besar Negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan prevalensi 10
juta pasien. WHO memperkirakan jumlah pasien diabetes di Indonesia meningkat
dari 8,4 juta menjadi 21,3 juta penduduk pada tahun 2030. Riskesdas tahun 2018
menyatakan bahwa prevalensi DM berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk
berumur ≥15 tahun jika dibandingkan dengan tahun 2013 meningkat menjadi 2%.
Prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 3,4% dan terendah
di NTT sebesar 0,9% (InfoDatin, 2018).
Diabetes pada tahun 2018 menyebabkan 1,5 juta kematian dan empat puluh
tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian terjadi pada usia < 70 tahun (Riskesdas,
2018). Tingginya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit diabetes salah
satunya diakibatkan oleh efek kronis yang muncul sebagai komplikasi organ lain.
Dalam upaya menurunkan prevalensi angka kejadian mortalitas dan morbiditas
akibat penyakit diabetes mellitus dapat dilaksanakan dengan cara mengontrol kadar
glukosa darah dapat dengan terapi farmakologis menggunakan obat-obatan
antidiabetes.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan pasien dan
keluarga pasien dapat mengetahui dan memahami tentang pemberian injeksi
insulin.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat memahami
tentang:
a. Pengertian dan fungsi insulin
b. Jenis-jenis insulin
c. Cara menggunakan insulin pen
d. Tempat penyuntikan insulin
e. Efek samping penggunaan insulin
C. Rencana Kegiatan
1. Materi: Terlampir
2. Metode: Ceramah dan Diskusi
3. Media: Leaflet dan Lembar Balik
4. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Respon Pasien dan Keluarga Waktu
A. Pendahuluan
a. Memberi salam Menjawab salam 4 menit
b. Memberi pengenalan Menyimak
c. Menyampaikan Menyimak dan berpartisipasi
kontrak waktu
d. Menyampaikan tujuan Menyimak
pembelajaran
e. Menyampaikan topik Menyimak
penyuluhan
B. Kegiatan Inti
Menjelaskan tentang; 20 menit
a. Pengertian Diabetes Menyimak
Mellitus
b. Pengertian dan fungsi Menyimak
insulin
c. Jenis –jenis insulin Menyimak
d. Cara menggunakan Menyimak dan Mengikuti
insulin pen
e. Tempat-tempat Menyimak
penyuntikan insulin. Menyimak
f. Efek samping
penggunaan insulin

a. Penutup
a. Memberi Kesempatan Berpartisipasi 6 menit
untuk bertanya
b. Memberi jawabanya Menjawab
c. Menyimpulkan materi Menyimak dan berpartisiipasi
d. Memberi Evaluasi Menjawab pertanyaan
secara lisan

D. Evaluasi
Kriteria evaluasi mutu kegiatan mencakup evaluasi struktural, evaluasi proses
dan evaluasi hasil. Secara spesifik, evaluasi hasil tersebut akan dicantumkan dalam
dokumentasi keperawatan yang berbentuk komponen SOAP (subjektif, objektif,
analisis, dan perencanaan).

a. Evaluasi Struktural
No Evaluasi Ada Tidak
.

1. Mempersiapkan SPO secara lengkap dan



mempersiapkan media

2. Tepat sesuai kontrak yang telah ditetapkan



dengan pasien dan keluarga

b. Evaluasi Proses
No. Evaluasi Ada Tidak

1 Implementasi intervensi sesuai dengan



perencanaan (SAP)

2. Durasi intervensi sesuai dengan perencanaan √

3 Ada pertanyaan dari keluarga terkait materi yang



diberikan

4. Media digunakan dengan maksimal √


5. Pelaksanaan intervensi berjalan dengan lancar

dan efektif dengan tanpa distraksi

c. Evaluasi Hasil
No. Evaluasi Ada Tidak

1. Klien dan keluarga mampu menjelaskan



pengertian diabetes mellitus

2. Klien dan keluarga mampu menjelaskan



pengertian dan fungsi insulin

3. Klien dan keluarga mampu menjelaskan jenis-



jenis insulin

4. Klien dan keluarga mampu menjelaskan dan


mendemostrasikan cara menggunakan insulin √
pen

5. Klien dan keluarga mampu menjelaskan tempat



tempat penyuntikan insulin

6. Klien dan keluarga mampu menjelaskan efek



samping insulin

E. Referensi
Black, J. M., &Hawks, J. H. (2012). Medical surgical nursing: Clinical
management for positive outcomes. 7th Ed. St. Louis: Elsevier, Inc.
Smeltzer, S. C.,& Bare, B. G. (2013). Brunner & Suddart’s Textbook of medical-
surgical nursing.10th Ed.USA: Lippincott Williams &Wilkins.
Susanto, Teguh. (2013). Diabtes Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Yogyakarta:
Buku Pintar.
Tandra, Hans. (2013). Life Healty With Diabetes - Diabetes Mengapa&
Bagaimana?. Yogyakarta: Rapha Publishing.
PERKENI. (2015). Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. PERKENI. Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
2. Pengertian Insulin dan Fungsi Insulin
Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans
kelenjer pancreas. Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah post
prandial dengan mempermudah pengambilan serta penggunaan glukosa oleh sel-
sel otot, lemak dan hati.
3. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi
 Semua penyandang DM tipe 1 yang memerlukan insulin eksogen karena
produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hamper tidak ada.
 Peyandang DM tipe 2 tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi
jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
 Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan,
infark miokard akut atau stroke.
 DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin
bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
 Ketoasidosis diabetic.
 Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
 Penyandang DM yang mendapatkan nutrisi parenteral atau yang
memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energy
yang meningkat secara bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk
mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal secara periode
resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin,
gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.

Kontraindikasi

 pemberian secara intravena (dapat menyebabkan hipoglikemia berat),


pemberian secara intramuscular, penggunaan bersama insulin lainnya,
hipersensitivitas.
4. Jenis-jenis insulin

Lama kerja Agens Awitan Puncak Durasi Indikasi

Short-acting Regular ½-1 jam 2-3 jam 4-6 jam Biasanya diberikan 20-30
(R) menit sebelum makan

Intermediate- NPH 3-4 jam 4-12 16-20 Biasanya diberikan setelah


acting (Neutral jam jam makan
protamine
Hagedom)
Lente (L)

Long-acting Ultralente 6-8 jam 12-16 20-30 Digunakan terutama untuk


(UL) jam jam mengendalikan kadar glukosa
darah puasa.
5. Cara Menggunakan Insulin Pen
a. Prosedur Pelaksanaan
Cara pemberian insulin yang paling umum dilakukan adalah dengan semprit dan
jarum, pen insulin, atau pompa insulin (CSII).
1) Semprit dan Jarum

Pemakaian semprit dan jarum cukup fleksibel serta memungkinkan


kita untuk mengatur dosis dan membuat berbagai formula campuran
insulin untuk mengurangi jumlah injeksi per hari. Keterbatasannya
adalah memerlukan penglihatan yang baik dan ketrampilan yang cukup
untuk menarik dosis insulin yang tepat.

2) Pen Insulin
Penggunaan pen insulin kini lebih popular dibandingkan semprit dan
jarum. Cara penggunaannya lebih mudah dan nyaman, serta dapat dibawa
kemana-mana. Kelemahannya adalah kita tidak dapat mencampur dua
jenis insulin menjadi berbagai kombinasi, kecuali yang sudah tersedia
dalam sediaan tetap (insulin premixed).
Cara penggunaan:
a) Persiapkan pen insulin, lepaskan penutupnya.
b) Hilangkan kertas pembungkus: tarik kertas pembungkus, putar
jarum insulin, lepas penutup jarum luar hingga jarum tampak.
c) Pastikan pen siap digunakan: Hilangkan udara di dalam pen
melalui jarum. Hal ini untuk mengatur ketepatan pen dan jarum
dalam mengatur dosis insulin. Putar tombol pemilih dosis pada
ujung pen untuk 1 atau 2 unit (pengaturan dosis dengan cara
memutar tobol). Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas.
Tekan tombol dosis dengan benar sambil mengamati
keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin terlihat di
ujung jarum. Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah
insulin terlihat di dalam pen.

d) Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-putar sesuai


keinginan).
e) Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan. Pastikan posisi
nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik
disekitar pusar.
f) Suntikkan insulin: Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ibu
jari pada tombol dosis, Cubit bagian kulit yang akan disuntik,
Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.
Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis
sampai berhenti (klep dosis akan kembali pada nol). Biarkan
jarum di tempat selama 5-10 detik untuk membantu mencegah
insulin dari keluar dari tempat injeksi. Tarik jarum dari kulit.
Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak
berbahaya. Bisa di usap dengan tissue atau kapas, tetapi jangan
di pijat pada daerah bekas suntikan.
g) Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya. Lepaskan
tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen.
Tempatkan jarum yang telah digunakan pada wadah yang aman
(kaleng kosong). Buang ke tempat sampah jangan dibuang
ditempat pendaurulang sampah.
Bagian tubuh yang bisa dinjeksi insulin.

3) Pompa Insulin (CSII)

Sampai saat ini, penggunaan CSII di Indonesia masih


sangat terbatas. Pompa insulin adalah perangkat medis yang
dipakai oleh penderita diabetes untuk mengelola dosis reguler
insulin. Cara ini belakangan meningkat pemakainya setelah
suntikan insulin. Meski memiliki manfaat efektif bagi penderita
diabetes, sayangnya pemakaian alat ini masih menjadi pro dan
kontra.
6. Bagian-bagian dari insulin pen

Cara menggunakan insulin pen


7. Tempat-Tempat Penyuntikan Insulin

8. Efek Samping Insulin


- Hipoglikemia
- Alergi sistemik atau local
- Resistensi insulin
- Edema Insulin
- Sepsis
9. Cara Penanganan Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah komplikasi yang paling berbahaya dimana kadar glukosa
dibawah 50-60 mg/dl. Penyebab dari hipoglikemia meliputi asupan makan yang tidak
cukup, aktivitas berlebih, stress, dan penyuntikan insulin yang tidak tepat. Tanda dan
gejala Hipoglikemia yaitu tremor, sakit kepala (pusing), takikardi, palpitasi dan
penurunan kesadaran. Penangann pertama cek glukosa darah menggunakan glukotest
dan miunum air teh manis. Jika tidak menolong segera rujuk ke pelayanan kesehatan
lebih lanjut.
Daftar Pustaka

Black, J. M., &Hawks, J. H. (2012). Medical surgical nursing: Clinical management for positive
outcomes. 7th Ed. St. Louis: Elsevier, Inc.
Smeltzer, S. C.,& Bare, B. G. (2013). Brunner & Suddart’s Textbook of medical-surgical
nursing.10th Ed.USA: Lippincott Williams &Wilkins.

Susanto, Teguh. (2013). Diabtes Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Yogyakarta: Buku Pintar.

Tandra, Hans. (2013). Life Healty With Diabetes - Diabetes Mengapa& Bagaimana?.
Yogyakarta: Rapha Publishing.

PERKENI. (2015). Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.


PERKENI. Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai