Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ISLAM DALAM MENJAMIN KEBAHAGIAAN DUNIA DAN

AKHIRAT DALAM KONTEKS MODERN

DISUSUN OLEH :

RINDAH HARTIA (C1A023009)

MIFDHAL MUFID (C1A023040)

REVA MARIZKA AUDRY (C1A023056)

MUHAMMAD AMIR SLAMET SETO DWI NUGRAHA (C1A023073)

DIAN AYU OKTAVIA (C1A023074)

GURU MATKUL : Bambang Irawan, M.Pd.


MATA PELAJARAN : Pendidikan Agama
UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2023 / 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang "Islam dalam
menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat dalam konteks modern.”

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang cara meraih
kebahagiaan dunia dan keselamatan di akhirat, yang disajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber, in!ormasi, dan berita. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini.

Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Bengkulu, September 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………...........................2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..........................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………4

C.Tujuan…………………………………………………………………………………......5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep kebahagiaan menurut pandangan Islam…...………………………….5

B. Cara meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat………....................................6

C. Upaya di era modern mencapai kebahagiaan di dunia & akhirat…………6

D. Contoh pemanfaatan era modernisasi untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat….


…………………………………………………………………………............6

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan………………………………………………………………………….........7

B. Saran…………………………………………………………………………...................8

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan seringkali ditemukan adanya ketidaknyamanan dalam menjalani hidup, seperti
kemiskinan, kelaparan dll. Bukan hanya itu, bahkan orang lain juga sering kali membiarkan
keburukan terjadi layaknya hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan bahwa
manusia gagal dalam memahami hakekatnya sebagai manusia. Hal tersebut jelas menunjukkan
bahwa manusia sudah mulai kehilangan sifat kemanusiaan dalam dirinya. Sudah seharusnya jika
manusia hidup sebagai manusia yang sesungguhnya, seperti tolong menolong, gotong royong,
menghilangkan rasa tamak, iri, dengki, dan sombong terhadap orang lain guna menciptakan
kehidupan yang lebih baik. Maka untuk memahami hakekat manusia, manusia itu sendiri harus
mengenal arti Insan Kamil.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Konsep Trilogi
2. Konsep Manusia Dan Al-Qur`an
3. Tujuan Dan fungsi Manusia Diciptakan
4. Perbedaan Manusia Dengan Makhluk Lain.

C. TUJUAN

1. Untuk memahami konsep kebahagiaan menurut pandangan islam.


2. Mengetahui cara meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
3. Untuk mengetahui upaya di era modern ini untuk mencapai suatu kebahagian di dunia
dan di akhirat.
4. Memahami gambaran dalam memanfaatkan era modernisasi untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Trilogi

Sebagai seorang Muslim, sudah seharusnya kita mengenal Trilogi Ajaran Agama Islam.
Trilogi tersebut yakni Iman, Islam, serta Ihsan tercantum dalam sebuah hadits riwayat
Bukhari dan Muslim. Hadist tersebut berkisah tentang Malaikat Jibril yang diutus oleh
Allah SWT untuk datang menemui Rasulullah guna mengajarkan Iman, Islam, dan Ihsan
kepada manusia.

Pada penjabarannya, Iman; merupakan sebuah asas, dasar serta pondasi bagi seorang
umat islam, di mana pada keimanan sendiri kepercayaan islam mewajibkan umatnya
untuk memegang teguh enam rukun iman yakni percaya kepada Allah, Para Malaikat
Allah, pada kitab -buku Allah, pada Rasul-Rasul Allah, di Hari Akhir (Kiamat), dan di
Ketetapan Qadha-Qodhar Allah. Menurut istilah, iman artinya membenarkan
menggunakan hati, mengucapkan menggunakan lisan, dan memperbuat dengan
anggota badan (beramal). Tashdiqun bil qolbi ikrarun bil mulut wa 'amalun bil arkan.
Orang beriman sendiri disebut dengan mukmin.

Selanjutnya, Islam; artinya sebuah kepercayaan menjadi jalan keselamatan dan


kedamaian rahmatal lil alamin yg didakwakan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Pengertian Islam secara harfiah merupakan hening, selamat, tunduk, serta bersih.
Pengertian Islam dari bahasa, Islam asal berasal istilah aslama yg berakar dari kata
salama. kata Islam artinya bentuk mashdar (infinitif) berasal kata aslama. Rukun islam
sendiri berjumlah lima; Membaca Syahadat, Menjalankan Shalat (5 waktu), Menunaikan
Zakat (Fitrah), Berpuasa Ramadhan, serta Menunaikan Haji ke baitullah bagi yang
mampu.

Konsep Manusia Dalam Al-qur`an


Konsep manusia dalam perspektif ajaran Islam disebutkan dalam Al-Qur-an surat At-
Tiin ayat 4, "Manusia adalah makhluk terbaik." Oleh karena manusia harus selalu
melakukan kebaikan (amal Shaleh).
Menurut Al-Qur-an manusia terbagi dua. Pertama: sebagai makhluk Religi sebagaimana
disebutkan dalam surat Ar-Ruum ayat 30; "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Manusia harus senantiasa mejalankan Dimensi Ubudiyah dalam arti seluruh aspek
kehiduan dan kegiatan manusia itu harus bernuansa ibadah (dilandaskan kepada Allah
SWT).
Kedua: Manusia sebagai makhluk sosial (Zoon Politicon). Jauh sebelum Aristoteles
memaparkan teori Zoon Politicon Allah sudah menjelaskan dalam dalam Al-Qur-an
sebagai mana tertera dala surat Ali Imran ayat 110; "kamu adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik."
Sebagai makhluk sosial seorang manusia harus mengutakan kepentingan bersama
(masyarakat) diatas kepentingan pribadi.

Tujuan Dan Fungsi Manusia Diciptakan

Manusia adalah ciptaan Allah


yang paling besar/sempurna.
Untuk itu, terlebih
dahulu ia harus mengenal-
Nya. Jika manusia itu sudah
mengenal jiwanya pasti ia
akan mengenal Tuhannya.
Jika tidak, ia tidak akan
pernah mengenal Tuhannya.
Manusia adalah ciptaan Allah
yang paling besar/sempurna.
Untuk itu, terlebih
dahulu ia harus mengenal-
Nya. Jika manusia itu sudah
mengenal jiwanya pasti ia
akan mengenal Tuhannya.
Jika tidak, ia tidak akan
pernah mengenal Tuhannya.
Manusia adalah ciptaan Allah
yang paling besar/sempurna.
Untuk itu, terlebih
dahulu ia harus mengenal-
Nya. Jika manusia itu sudah
mengenal jiwanya pasti ia
akan mengenal Tuhannya.
Jika tidak, ia tidak akan
pernah mengenal Tuhannya.
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling besar/sempura. Untuk itu, terlebih dahulu a
harus mengenal-Nya. Jika manusia itu sudah mengenal jiwanya pasti ia akan mengenal
Tuhannya. Jika tidak, ia tidak akan pernah mengenal Tuhannya. Manusia diciptakan Allah
SWT bertujuan di antaranya adalah untuk beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah Allah
SWT di muka bumi
Tetapi manusia banyak yg ingkar kepada allah sehingga banyak manusia melanggar
perintah allah swt,sehingga allah mungkar terhadap manusia" yg ingkar/melanggar
terhadap perintahnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan bahwa Adam -manusia
pertama-diciptakan dari saripati tanah, kemudian manusia-manusia sesudahnya
diciptakan-Nya dari setetes air mani. “Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang
hina”. [al Mursalat/77:20]. “Dia diciptakan dari air yang terpancar (yaitu mani). Maka
dari itu tidak banyak banyak yg ingkar terhadap laranganny dan taat kepadanya

Cara meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat

Pertama, selalu bersyukur. Orang yang selalu bersyukur akan memperoleh keberkahan,
kenikmatan dan kebahagiaan di dunia. Seperti halnya dengan meningkatkan ibadah
kepada Allah diantaranya berzikir, bersedekah, menyantuni anak yatim dan fakir miskin.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT surah Ibrahim [14]:7, “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”.
Kedua, selalu bertakwa. Orang yang selalu bertakwa akan disayang Allah SWT, sehingga
senantiasa diberi kemudahan. Apabila ia menghadapi masa sulit, Allah pasti akan
memberinya jalan keluar. Sebagaimana penggalan dalam firman-Nya surah Ath-Thalaq
[65]:2 “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan membukakan jalan keluar
baginya”.

Ketiga, selalu bersabar. Orang yang selalu bersabar akan mendapat kebahagiaan didunia
dan di akhirat. Menurut Ali bin Abi Thalib, ketika senantiasa bersabar menghadapi
segala ujian (musibah) kelak akan diberi 100 derajat kemuliaan. Sebagaimana yang
terkandung dalam firman Allah SWT surah Al-Anfal [8]:46 “Dan bersabarlah, sungguh
Allah beserta orang-orang sabar”.

Keempat, bersikap qanah. Qanah merupakan sikap menerima dan merasa cukup atas
hasil yang didapatkannya. Misalnya terkait kondisi paras kita, umur, rezeki, jodoh, dan
keturunan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT surah Al-Isra’ [17]:30 “Sungguh,
Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa
yang Dia kehendaki) sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-
Nya”.

Kelima, bersikap ikhlas. Misalnya kita harus meneladani keutamaan sikap Nabi, yang
selalu mengikhlaskan apa pun perlakuan orang lain kepada dirinya hingga tidak pernah
menyimpan dendam. Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah SWT surah Az-
Zumar [39]:2 “Sesungguhnya kami menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu
(Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus
ikhlas beragama kepada-Nya”.

Cara meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat

"Bukankah telah Kami jadikan bagi manusia dua mata, satu lisan, dan dua bibir, dan
Kami tunjukkan kepada mereka dua jalan?'' (QS Al-Balad (90): 8-10).
Menyimak ayat ini, tak dapat disangkal, tatkala diciptakan Allah SWT, telah terbentang
dua jalan di hadapan kita. Jalan kebenaran dan jalan kebatilan. Sesungguhnya, hal ini
yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Malaikat, contohnya, diciptakan Allah SWT hanya untuk meniti satu jalan, yaitu jalan
ibadah dan kesucian. Sedangkan manusia diberi Allah SWT kebebasan untuk memilih.
Kebebasan inilah yang membuat manusia menjadi unik; karena di satu sisi manusia bisa
mencapai derajat yang lebih tinggi dari malaikat, di sisi yang lainnya manusia berpotensi
untuk jatuh ke derajat yang paling rendah:
‫َلَقْد َخ َلْقَنا اِإْل ْنَس اَن ِفي َأْح َس ِن َتْقِو يٍم ُثَّم َر َد ْد َناُه َأْس َفَل َس اِفِليَن‬
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).” (QS At-
Tiin (95): 4-5).
Tetapi, Allah SWT Yang Mahapengasih dan Mahapenyayang tidak menghendaki manusia
jatuh ke derajat yang paling rendah dan hina, karena itu Allah SWT menurunkan para
rasul-Nya untuk memberi peringatan.
‫َلَقْد َأْر َس ْلَنا ُرُس َلَنا ِباْلَبِّيَناِت َو َأْنَز ْلَنا َم َع ُهُم اْلِكَتاَب َو اْلِم يَز اَن ِلَيُقوَم الَّناُس ِباْلِقْس ِط‬
"Sesungguhnya telah Kami utus beberapa rasul dengan membawa keterangan dan
bersamanya Kami turunkan pula kitab dan neraca, agar manusia berdiri di atas
keadilan.'' (QS Al-Hadiid (57): 25).
Menghayati ayat ini, kita akan merasakan betapa Mahakasih dan Mahasayang Allah
SWT kepada kita. Tapi, memang tak semua orang dapat hidayah untuk menghayatinya.
‫ِإَّنا َخ َلْقَنا اِإْل ْنَس اَن ِم ْن ُنْطَفٍة َأْم َش اٍج َنْبَتِليِه َفَجَع ْلَناُه َسِم يًعا َبِص يًرا ِإَّنا َهَدْيَناُه الَّسِبيَل ِإَّم ا َش اِك ًرا َو ِإَّم ا َك ُفوًرا‬
"Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur.
Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami menjadikan
dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus,
tapi ada yang bersyukur, ada pula yang ingkar. (QS Al-Insan (76): 2-3).

B. Upaya di era modern untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat

Banyak cara yang dapat kita lakukan terlebih di era modern untuk dapat bahagia di
dunia maupun akhirat. Seperti, dalam surah (QS al-Baqarah : 25). Bagi seorang Muslim
kebagiaan yang diusahakan mencakup bahagia didunia dan bahagia di akhirat. Dunia ini
merupakan ladang ataupun kebun yang diusahakan untuk menanam berbagai tanaman
yang berguna yang boleh dinikmati didunia dan diakhirat. Seperti yang kita ketahui,
adanya smartphone memudahkan kita untuk memberi tahu orang lain mengenai ilmu
agama, dakwah-dakwah, serta ceramah yang bisa kita lihat melalui smartphone.
Adapula upaya yang dapat kita lakukan ialah mencari serta memberi tahukan kabar baik
mengenai islam kepada teman atau saudara jauh yang bisa kita lakukan menggunakan
smartphone dari jarak yang jauh. Masih banyak upaya yang bisa kita lakukan, dengan
adanya m-banking atau bank online yang bisa di akses melalui smartphone
memudahkan kita untuk mendonasikan sedikit rezeki kita kepada orang yang kurang
mampu, panti asuhan dan banyak lagi lainnya. Sebagai anak muda yang beragama kita
pasti sedih melihat anak-anak yang berada di panti asuhan, dengan begitu kita bisa
mengumpulkan donasi dan mengirimkannya secara online melalu m-banking dari jauh.

C. Contoh dalam memanfaatkan era modernisasi untuk mencapai kebahagiaan di


dunia dan akhirat

Dengan adanya aplikasi keagamaan (seperti kitab suci agama) yang dapat dipasang di
ponsel yang dapat memudahkan kita. Adanya penceramah/pendakwah/penyebar
agama melalui media sosial sehingga publik lebih berwawasan agama . Berdirinya
pesantren modern yang memadukan pendidikan dan agama sesuai dengan kondisi
zaman. . Masih banyak upaya yang bisa kita lakukan, dengan adanya m-banking atau
bank online yang bisa di akses melalui smartphone memudahkan kita untuk
mendonasikan sedikit rezeki kita kepada orang yang kurang. Ataupun membagikan doa-
doa, kebaikan dan ilmu kepada sesama lebih mudah melalui era modernisasi seperti
adanya sharing online melalui zoom. Kita juga dapat berdonasi untuk pembangunan
masjid ataupun musibah lebih fleksibel dalam era modern ini. Sehingga jalan menuju
bahagia di dunia maupu akhirat lebih terbuka dan fleksibel.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
KESIMPULAN
Iman, Ihsan, dan Islam adalah rangkaian konsep agama islam yang sesuai dengan
dalil. Iman, Ihsan dan Islam saling berhubungan karena seseorang yang hanya
menganut Islam sebagai agama belumlah cukup tanpa diimbangi dengan Iman.
Sebaliknya, Iman tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam.
Selanjutnya, kebermaknaan Islam dan Iman akan mencapai kesempurnaan jika
dibarengi dengan Ihsan, karena Ihsan merupakan perwujudan dari Iman dan
Islam yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar Iman dan Islam itu
sendiriSaran

Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannyaakan lebih !okus dan lebih details lagi dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengansumber-sumber yang lebih banyak tentunya. Sehingga
kritik dan saran dari para pembaca sangatdiharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Digital

https://www.madaninews.id/4558/meraih-kebahagiaan-dunia-dan-akhirat.html

https://www.academia.edu/37970129/
AGAMA_Bagaimana_Agama_Menjamin_Kebahagiaan_Dunia_dan_Kesalamatan_Akhirat_Oleh_
VITA_F1C118008

https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/5468/2/Ulfa%20Zahara.pdf

https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/5468/2/Ulfa%20Zahara.pdf

Anda mungkin juga menyukai