Makalah Islam Dalam Menjamin Kebahagiaan Dunia Dan Akhirat Dalam Konteks Modern
Makalah Islam Dalam Menjamin Kebahagiaan Dunia Dan Akhirat Dalam Konteks Modern
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang "Islam dalam
menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat dalam konteks modern.”
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang cara meraih
kebahagiaan dunia dan keselamatan di akhirat, yang disajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber, in!ormasi, dan berita. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi
dalam penyusunan makalah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
KATA PENGANTAR………………………………………………………...........................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..........................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………4
C.Tujuan…………………………………………………………………………………......5
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan………………………………………………………………………….........7
B. Saran…………………………………………………………………………...................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan seringkali ditemukan adanya ketidaknyamanan dalam menjalani hidup, seperti
kemiskinan, kelaparan dll. Bukan hanya itu, bahkan orang lain juga sering kali membiarkan
keburukan terjadi layaknya hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan bahwa
manusia gagal dalam memahami hakekatnya sebagai manusia. Hal tersebut jelas menunjukkan
bahwa manusia sudah mulai kehilangan sifat kemanusiaan dalam dirinya. Sudah seharusnya jika
manusia hidup sebagai manusia yang sesungguhnya, seperti tolong menolong, gotong royong,
menghilangkan rasa tamak, iri, dengki, dan sombong terhadap orang lain guna menciptakan
kehidupan yang lebih baik. Maka untuk memahami hakekat manusia, manusia itu sendiri harus
mengenal arti Insan Kamil.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Konsep Trilogi
2. Konsep Manusia Dan Al-Qur`an
3. Tujuan Dan fungsi Manusia Diciptakan
4. Perbedaan Manusia Dengan Makhluk Lain.
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Trilogi
Sebagai seorang Muslim, sudah seharusnya kita mengenal Trilogi Ajaran Agama Islam.
Trilogi tersebut yakni Iman, Islam, serta Ihsan tercantum dalam sebuah hadits riwayat
Bukhari dan Muslim. Hadist tersebut berkisah tentang Malaikat Jibril yang diutus oleh
Allah SWT untuk datang menemui Rasulullah guna mengajarkan Iman, Islam, dan Ihsan
kepada manusia.
Pada penjabarannya, Iman; merupakan sebuah asas, dasar serta pondasi bagi seorang
umat islam, di mana pada keimanan sendiri kepercayaan islam mewajibkan umatnya
untuk memegang teguh enam rukun iman yakni percaya kepada Allah, Para Malaikat
Allah, pada kitab -buku Allah, pada Rasul-Rasul Allah, di Hari Akhir (Kiamat), dan di
Ketetapan Qadha-Qodhar Allah. Menurut istilah, iman artinya membenarkan
menggunakan hati, mengucapkan menggunakan lisan, dan memperbuat dengan
anggota badan (beramal). Tashdiqun bil qolbi ikrarun bil mulut wa 'amalun bil arkan.
Orang beriman sendiri disebut dengan mukmin.
Pertama, selalu bersyukur. Orang yang selalu bersyukur akan memperoleh keberkahan,
kenikmatan dan kebahagiaan di dunia. Seperti halnya dengan meningkatkan ibadah
kepada Allah diantaranya berzikir, bersedekah, menyantuni anak yatim dan fakir miskin.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT surah Ibrahim [14]:7, “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”.
Kedua, selalu bertakwa. Orang yang selalu bertakwa akan disayang Allah SWT, sehingga
senantiasa diberi kemudahan. Apabila ia menghadapi masa sulit, Allah pasti akan
memberinya jalan keluar. Sebagaimana penggalan dalam firman-Nya surah Ath-Thalaq
[65]:2 “Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan membukakan jalan keluar
baginya”.
Ketiga, selalu bersabar. Orang yang selalu bersabar akan mendapat kebahagiaan didunia
dan di akhirat. Menurut Ali bin Abi Thalib, ketika senantiasa bersabar menghadapi
segala ujian (musibah) kelak akan diberi 100 derajat kemuliaan. Sebagaimana yang
terkandung dalam firman Allah SWT surah Al-Anfal [8]:46 “Dan bersabarlah, sungguh
Allah beserta orang-orang sabar”.
Keempat, bersikap qanah. Qanah merupakan sikap menerima dan merasa cukup atas
hasil yang didapatkannya. Misalnya terkait kondisi paras kita, umur, rezeki, jodoh, dan
keturunan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT surah Al-Isra’ [17]:30 “Sungguh,
Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa
yang Dia kehendaki) sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-
Nya”.
Kelima, bersikap ikhlas. Misalnya kita harus meneladani keutamaan sikap Nabi, yang
selalu mengikhlaskan apa pun perlakuan orang lain kepada dirinya hingga tidak pernah
menyimpan dendam. Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah SWT surah Az-
Zumar [39]:2 “Sesungguhnya kami menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu
(Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus
ikhlas beragama kepada-Nya”.
"Bukankah telah Kami jadikan bagi manusia dua mata, satu lisan, dan dua bibir, dan
Kami tunjukkan kepada mereka dua jalan?'' (QS Al-Balad (90): 8-10).
Menyimak ayat ini, tak dapat disangkal, tatkala diciptakan Allah SWT, telah terbentang
dua jalan di hadapan kita. Jalan kebenaran dan jalan kebatilan. Sesungguhnya, hal ini
yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Malaikat, contohnya, diciptakan Allah SWT hanya untuk meniti satu jalan, yaitu jalan
ibadah dan kesucian. Sedangkan manusia diberi Allah SWT kebebasan untuk memilih.
Kebebasan inilah yang membuat manusia menjadi unik; karena di satu sisi manusia bisa
mencapai derajat yang lebih tinggi dari malaikat, di sisi yang lainnya manusia berpotensi
untuk jatuh ke derajat yang paling rendah:
َلَقْد َخ َلْقَنا اِإْل ْنَس اَن ِفي َأْح َس ِن َتْقِو يٍم ُثَّم َر َد ْد َناُه َأْس َفَل َس اِفِليَن
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).” (QS At-
Tiin (95): 4-5).
Tetapi, Allah SWT Yang Mahapengasih dan Mahapenyayang tidak menghendaki manusia
jatuh ke derajat yang paling rendah dan hina, karena itu Allah SWT menurunkan para
rasul-Nya untuk memberi peringatan.
َلَقْد َأْر َس ْلَنا ُرُس َلَنا ِباْلَبِّيَناِت َو َأْنَز ْلَنا َم َع ُهُم اْلِكَتاَب َو اْلِم يَز اَن ِلَيُقوَم الَّناُس ِباْلِقْس ِط
"Sesungguhnya telah Kami utus beberapa rasul dengan membawa keterangan dan
bersamanya Kami turunkan pula kitab dan neraca, agar manusia berdiri di atas
keadilan.'' (QS Al-Hadiid (57): 25).
Menghayati ayat ini, kita akan merasakan betapa Mahakasih dan Mahasayang Allah
SWT kepada kita. Tapi, memang tak semua orang dapat hidayah untuk menghayatinya.
ِإَّنا َخ َلْقَنا اِإْل ْنَس اَن ِم ْن ُنْطَفٍة َأْم َش اٍج َنْبَتِليِه َفَجَع ْلَناُه َسِم يًعا َبِص يًرا ِإَّنا َهَدْيَناُه الَّسِبيَل ِإَّم ا َش اِك ًرا َو ِإَّم ا َك ُفوًرا
"Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur.
Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami menjadikan
dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus,
tapi ada yang bersyukur, ada pula yang ingkar. (QS Al-Insan (76): 2-3).
Banyak cara yang dapat kita lakukan terlebih di era modern untuk dapat bahagia di
dunia maupun akhirat. Seperti, dalam surah (QS al-Baqarah : 25). Bagi seorang Muslim
kebagiaan yang diusahakan mencakup bahagia didunia dan bahagia di akhirat. Dunia ini
merupakan ladang ataupun kebun yang diusahakan untuk menanam berbagai tanaman
yang berguna yang boleh dinikmati didunia dan diakhirat. Seperti yang kita ketahui,
adanya smartphone memudahkan kita untuk memberi tahu orang lain mengenai ilmu
agama, dakwah-dakwah, serta ceramah yang bisa kita lihat melalui smartphone.
Adapula upaya yang dapat kita lakukan ialah mencari serta memberi tahukan kabar baik
mengenai islam kepada teman atau saudara jauh yang bisa kita lakukan menggunakan
smartphone dari jarak yang jauh. Masih banyak upaya yang bisa kita lakukan, dengan
adanya m-banking atau bank online yang bisa di akses melalui smartphone
memudahkan kita untuk mendonasikan sedikit rezeki kita kepada orang yang kurang
mampu, panti asuhan dan banyak lagi lainnya. Sebagai anak muda yang beragama kita
pasti sedih melihat anak-anak yang berada di panti asuhan, dengan begitu kita bisa
mengumpulkan donasi dan mengirimkannya secara online melalu m-banking dari jauh.
Dengan adanya aplikasi keagamaan (seperti kitab suci agama) yang dapat dipasang di
ponsel yang dapat memudahkan kita. Adanya penceramah/pendakwah/penyebar
agama melalui media sosial sehingga publik lebih berwawasan agama . Berdirinya
pesantren modern yang memadukan pendidikan dan agama sesuai dengan kondisi
zaman. . Masih banyak upaya yang bisa kita lakukan, dengan adanya m-banking atau
bank online yang bisa di akses melalui smartphone memudahkan kita untuk
mendonasikan sedikit rezeki kita kepada orang yang kurang. Ataupun membagikan doa-
doa, kebaikan dan ilmu kepada sesama lebih mudah melalui era modernisasi seperti
adanya sharing online melalui zoom. Kita juga dapat berdonasi untuk pembangunan
masjid ataupun musibah lebih fleksibel dalam era modern ini. Sehingga jalan menuju
bahagia di dunia maupu akhirat lebih terbuka dan fleksibel.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
KESIMPULAN
Iman, Ihsan, dan Islam adalah rangkaian konsep agama islam yang sesuai dengan
dalil. Iman, Ihsan dan Islam saling berhubungan karena seseorang yang hanya
menganut Islam sebagai agama belumlah cukup tanpa diimbangi dengan Iman.
Sebaliknya, Iman tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam.
Selanjutnya, kebermaknaan Islam dan Iman akan mencapai kesempurnaan jika
dibarengi dengan Ihsan, karena Ihsan merupakan perwujudan dari Iman dan
Islam yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar Iman dan Islam itu
sendiriSaran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannyaakan lebih !okus dan lebih details lagi dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengansumber-sumber yang lebih banyak tentunya. Sehingga
kritik dan saran dari para pembaca sangatdiharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Digital
https://www.madaninews.id/4558/meraih-kebahagiaan-dunia-dan-akhirat.html
https://www.academia.edu/37970129/
AGAMA_Bagaimana_Agama_Menjamin_Kebahagiaan_Dunia_dan_Kesalamatan_Akhirat_Oleh_
VITA_F1C118008
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/5468/2/Ulfa%20Zahara.pdf
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/5468/2/Ulfa%20Zahara.pdf