Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN


HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian teori

1. Konsep Hasil belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sedangkan


menurut Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Menjadi Guru Profesional
dalam Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, hasil belajar
merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator
kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi
yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai
sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.

Benjamin S. Bloom yang dikutip dalam Dimyati , 2006 menyebutkan bahwa


enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

- Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari


dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,
peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode. Pemahaman,
mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
- Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan
prinsip.Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.Sintesis,
mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.Misalnya kemampuan
menyusun suatu program.Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk

9
10

pendapat tentangbeberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya,


kemampuan menilai hasil ulangan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di
kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
sendiri. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah
sebagai berikut:
- Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yangsedang belajar.
Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah danf aktor psikologis.
- Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor rmasyarakat.
2. Konsep Mata Pelajaran Dasar – Dasar Pengelasan
Mata Pelajaran Dasar – Dasar Pengelasan merupakan mata pelajaran
yang penting dalam dunia pendidikan kejuruan khususnya dalam Teknik
Pengelasan. Mata Pelajaran Dasar – Dasar Pengelasam merupakan mata
pelajaran wajib yang memiliki arti strategis yang harus diikuti oleh siswa
kelas X jurusan Teknik Pengelasan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 53
Jakarta. Sesuai dengan tujuan kurikulum dalam mata pelajaran ini, siswa
diharapkan dapat memahami semua materi pokok yang di sampaikan. Pada
mata pelajaran ini, materi– materi yang disampaikan kepada siswa meliputi
a. Komponen – komponen dasar pengelasan
Pada materi ini, siswa diminta untuk mampu menyebutkan dan
memahami apa saja komponen dasar pengelasan dan dapat menjelaskan
secara rinci pengertian, bentuk fisik, dan fungsi dari setiap komponen
tersebut.
b. pengolahan bahan logam
Pada materi ini, siswa diminta untuk memahami dan mengetahui cara
pengolahan pada setiap bahan logam
11

c. penggunaan alat ukur pembanding dan atau alat ukur dasar


Pada materi ini, siswa diminta untuk memahami dan mengetahui jenis
alat ukur pembanding dan atau alat ukur dasar serta cara
penggunaannya.

Dengan merinci setiap deskripsi materi diatas, diharapkan setiap siswa


dapat mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan sesuai dengan
tujuan kurikulum mata pelajaran tersebut.

3. Konsep Metode Pembelajaran kooperatif


a. Pengertian pembelajaran
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sementara menurut PP Nomor 32 Tahun 2013, pembelajaran diartikan
sebagai proses interaksi antara peserta didik, antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
b. Prinsip – prinsip pembelajaran.
Menurut Larsen dan Freeman dalam Supani 1997,prinsip pembelajaran adalah
represent the theoretical framework of the method.atau diartikan Prinsip
pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran.
Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana
sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur
pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan
bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya. Prinsip pembelajaran dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2) prinsip khusus.
1. Prinsip umum, yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku
untuk semua mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-
prinsip umum pembelajaran di antaranya sebagai berikut.
12

- Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat


mendorong siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan
sebagai motivator siswa dalam belajar.
-Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu,
apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman
langsung, seperti belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus
melalui praktik berpidato.
- Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan
pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk
memecahkannya.
- Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-
perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang
keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dalam
kegiatan pembelajaran dituntut memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu.
2. Prinsip khusus, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku
untuk satu mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia.
Setiap mata pelajaran memiliki banyak prinsip khusus
c. Pengertian metode pembelajaran kooperatif.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar , metode diperlukan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu,
metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru
yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. 1
Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan
bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil
yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya.Jadi, belajar
kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang

1
Eveline Siregar dan Hartini Nara., Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: MKDK FIP UNJ, 2007),
h.69
13

memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka


dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Pembelajaran
kooperatif adalah model mengajar dengan mengelompokkan siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil.Pada kelompok- kelompok kecil tersebut terdiri
atas siswa-siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda, siswa
menggunakan sejumlah kegiatan belajar untuk mengembangkan pemahaman
terhadap suatu konsep atau sub konsep. Pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaborasi yang beranggotakan empat orang untuk
menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif
mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk
menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan
sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Bukan pembelajaran
kooperatif jika siswa duduk bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan
seluruh kelompok.
Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadan teman sebaya yang
berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau
membahas sebuah masalah tugas. Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pada dasarnya cooperative learning
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri. Cooperative learning juga dapat dapat diartikan sebagai
suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama
anggota kelompok.Dalam pembelajaran menggunakan cooperative learning,
pengembangan kualitas diri siswa terutama aspek afektif siswa dapat
dilakukan secara bersama-sama. Suasana belajar yang berlangsung dalam
14

interaksi yang saling percaya, terbuka, dan rileks di antara anggota kelompok
memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan memberri
masukan di antara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai,
dan moral, serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam
pembelajaran.
d. Landasan konsep metode pembelajaran kooperatif
Tiga konsep yang melandasi metode kooperatif yaitu :

1. Team rewards: Tim akan mendapat hadiah bila mereka mencapai criteria
tertentu yang ditetapkan.

2. Individual accountability: keberhasilan tim bergantung dari hasil belajar


individual dari semua anggota tim. Pertanggung jawaban berpusat pada
kegiatan anggota tim dalam membantu belajar satu sama lain &
memastikan bahwa setiap anggota siap untuk kuis atau penilaian lainnya
tanpa bantuan teman sekelompoknya.

3. Equal apportunities for success: Setiap siswa memberikan kontribusi


kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil belajarnya sendiri yang
terdahulu. Kontribusi dari semua anggota kelompok dinilai.
e. Tujuan pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama. Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok
tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu
diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran
kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu
ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Pembelajaran
kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat
keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
15

berinteraksidan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar


belakangnya.Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu
sebagai siswa ataupun guru. Dengan bekerja secarakolaborasi untuk mencapai
sebuah tujuan bersama, makasiswa akan mengembangkan keterampilan
berhubungan dengan sesama manusia yangakan sangat bermanfaat bagi
kehidupan di luar sekolah. Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencakup tiga
jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial 2
f. Pendekatan dalam pembelajaran kooperatif.
Dalam melaksanakan metode pembelajaran kooperatif terdapat berbagai
macam pendekatan..antara lain :3 Student TeamsAchievement Devisions
(STAD), Teams Games-Tournament (TGT), Jigsaw, Team Acceterated
Instruction (TAI) dan Cooperative Integrated Bahasa Inggris and
Composition (CIRC). Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan
pembelajaran kooperatif Jigsaw.

4. Konsep Metode pembelajaran Jigsaw.


Berdasarkan etimologinya kata Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu
gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fuzzle, yaitu sebuah
teka teki yang menyususn potongan gambar. Metode pembelajaran dengan
pendekatan jigsaw dalam pendidikan memiliki arti pembelajaran dengan pola
cara bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan
belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan
bersama.
Metode pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus
siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada

2
Brahim, Muhsin dkk, Pembelajaran Kooperatif (Surabaya: University Press,2000), h. 7
3
Slavin, Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik (Bandung: Nusa Media,2005),h.11-16
16

kelompoknya.Sehingga baik kemampuan secara kognitif maupun social siswa


sangat diperlukan.Model pembelajaran Jigsaw ini dilandasi oleh teori belajar
humanistic, karena teori belajar humanistic menjelaskan bahwa pada
hakekatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan
dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya.
Dalam metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli
dan kelompok asal.Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari
berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan
keragaman dan latar belakang. Guru harus trampil dan mengetahui latar
belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota
kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari
anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami
topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

a. Langkah – langkah pendekatan metode pembelajaran Jigsaw.


Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatifJigsaw, disusun langkah-langkah
sebagai berikut;4
1. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang
2. Guru memberikan materi pelajaran yang akan diajarkan dalam
bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
3. Setiap anggota kelompok mermbaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
4. Pada anggota dari kelompok asal yang sama, bertemu dengan topik
yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas
materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok

4
Trianto, Model-Model Pembelajara nInovatif Berorientasi Kontrusktivistis (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2007) , h. 57
17

serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka


tersebut.
5. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok tim ahli
kembali pada kelompok semula dan berusaha mengajarkan pada
teman sekelompoknya apa yang telah didapatkan pada saat
pertemuan kelompok ahli.

Ilustrasi pembelajaran kelompok dalam model Jigsaw yang dimodifikasi


dalam bentuk bagan (Slavin, 1995)

Gambar 2.1 : Ilustrasi Kelompok Jigsaw


Keterangan :
Berdasarkan gambar diatas yang menunjukkan pembentukan tim jigsaw huruf A, B,
C, D, dan E menunjukkan anggota kelompok dari kelompok asal. Pada anggota dari
kelompok asal yang sama, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli
untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota
kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.
Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok tim ahli kembali pada kelompok
semula dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah
didapatkan pada saat pertemuan kelompok ahli.

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw


18

Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran


Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
- Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok
ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
- Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
- Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara
dan berpendapat.
Sedangkan beberapa hal yang bisa menjadi kelemahan pada model ini adalah :
- Prinsip utama pembelajaran ini adalah ‘peer teaching’, pembelajran oleh
teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam
memahami konsep yang akan diskusikan bersama siswa lain.
- Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi
menyampaikan materi pada teman.
B. Kerangka berpikir
Metode pembelajaran yang sering digunakan didalam kelas, pada
umumnya masih didominasi oleh guru, yaitu dengan memberikan
informasi atau materi ajar sebanyak -banyaknya pada siswa dengan
metode ceramah.Pembelajaran seperti ini harus diubah, yaitu dengan
metode pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif
agar siswa dapat mengembangkan kemampuannya.

Pembelajaran dengan dengan memberikan bimbingan, rangsangan dan


kesempatan pada para siswa untuk ikut serta bekerja dalam kelompok,
menganalisa, merumuskan, membuat laporan, berdiskusi dan sebagainya
dapat membawa siswa pada belajar yang sesungguhnya bukan hanya
mendengar, menghapal dan menjawab pertanyaan guru.

Metode pembelajaran yang dapat diberikan kepada siswa yaitu


pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah cara belajar
dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dimana antara anggota
kelompok terdapat kerja sama sehingga timbul ketergantungan positif.
19

Melalui pembelajaran kooperatif diharapkan siswa dapat


mengembangkan kemampuan yang dia miliki secara optimal.

Pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam pendekatan salah


satunya adalah jigsaw.Pembelajaran dengan pendekatan jigsaw adalah
pembelajaran dengan kelompok – kelompok kecil dimana setiap siswa
mempelajari satu bagian informasi dengam siswa dari kelompok lain,
kemudian informasi tersebut disampaikan pada siswa sekolompoknya.
Pendekatan jigsaw memiliki keunikan karena siswa akan saling
mengajarkan dan diajarkan oleh siswa lain, hal ini tidak dapat ditemui
pada pendekatan lainnya. Maka dari itu, perlu diadakannya penelitian
tentang pengaruh metode pembelajaran jigsaw terhadap hasil belajar
Teknologi Listrik Dasar Otomotif siswa

C. PERUMUSAN HIPOTESIS
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan,
maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

Terdapat pengaruh antara hasil belajar siswa kelas Eksperimen dengan metode
pembelajaran kooperatif jigsaw dan kelas kontrol dengan metode
konvensional dalam mata diklat Teknologi Dasar Listrik Otomotif

Anda mungkin juga menyukai