Anda di halaman 1dari 21

PERATURAN

PERUSAHAAN
PT. PUTIKAYO
INTERNATIONAL Disclaimer
The information contained in this documents is confidential, privileged and only for the
information of PT Putikayo International employees’ and may not be used, published
redistributed without the prior written consent of PT Putikayo International.
BAB I : KETENTUAN UMUM

PASAL 1

ISTILAH DAN PENGERTIAN

Perusahaan adalah PT. Putikayo International yang berkantor pusat di Jl. Pemuda Alastua No. 45
RT. 06 RW. 08 Desa Curug Kecamatan Gunung Sindur Bogor - Jawa Barat.
Lingkungan Perusahaan adalah seluruh tempat yang berada dibawah penguasaan atau milik
Perusahaan yang digunakan untuk menjalankan usaha.
Direksi adalah Direktur Utama PT. Putikayo International serta mereka yang karena jabatannya
ditunjuk oleh Direktur Utama untuk bertindak atas nama Direksi dan membantu Direksi dalam
mengelola dan menjalankan usaha.
Atasan Langsung adalah pimpinan langsung di masing-masing Departemen yang secara langsung
mengawasi Pekerja.
Pekerja adalah orang yang bekerja untuk Perusahaan atas dasar Perjanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu (PKWTT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dengan menerima upah.
Jadwal Kerja adalah periode waktu untuk Pekerja yang ditetapkan oleh Direksi dengan mengikuti
Undang–Undang Ketenagakerjaan.
Jam Kerja adalah waktu kerja yang dijadwalkan oleh Direksi bagi Pekerja untuk melakukan
pekerjaan.
Waktu Istirahat adalah waktu yang ditentukan oleh Perusahaan bagi Pekerja untuk beristirahat
selama bekerja.
Lembur adalah kerja yang dilakukan diluar jam kerja atau hari kerja yang ditentukan oleh
Perusahaan.
Suami atau Istri adalah suami atau istri dari pernikahan yang sah serta tercatat di Perusahaan,
Perusahaan hanya mengakui 1 (satu) suami atau istri yang sah.
Ahli Waris adalah tanggungan Pekerja atau orang yang telah ditunjuk oleh Pekerja secara tertulis
untuk menerima pembayaran hak-hak Pekerja dari Perusahaan pada saat Pekerja meninggal dunia.
Upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan-tunjangan lainnya yang bersifat tetap yang diterima oleh
Pekerja sebagaimana ditentukan oleh Direksi sebagaimana didefinisikan dalam ketentuan
ketenagakerjaan.
Tunjangan adalah segala manfaat yang diberikan bersifat tetap dan atau tidak tetap, dalam bentuk
uang ataupun dalam bentuk lainnya yang dapat dinilai dengan uang, yang pemberiannya ditentukan
dan ditetapkan dalam ketentuan Perusahaan.
Istirahat Tahunan adalah istirahat selama 12 (dua belas) hari kerja bagi Pekerja yang telah bekerja
selama 1 tahun terus-menerus.
Sanksi Disiplin adalah tindakan yang dikenakan oleh Direksi kepada Pekerja yang melanggar
Peraturan Perusahaan atau Peraturan Perundang-undangan.
Skorsing adalah pembebasan dari kewajiban bekerja yang diberlakukan Direksi sejak tanggal
ditetapkan, karena Pekerja dalam pemeriksaan lebih lanjut atas dugaan kesalahan atau pelanggaran
yang dilakukan.
PASAL 2

MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud dan Tujuan diadakannya Peraturan Perusahaan ini adalah :


a. Mempertegas hak dan kewajiban masing-masing Pihak, yaitu Direksi dan Pekerja.
b. Menciptakan dan mengembangkan hubungan kerja yang harmonis antara Direksi dan
Pekerja.
c. Menetapkan ketentuan dan syarat-syarat kerja dan tata tertib.
2. Dengan adanya Peraturan Perusahaan ini diharapkan hal ini dapat mendukung tumbuhnya
pengertian dan kerjasama yang semakin baik antara Direksi dan Pekerja serta terpeliharanya
motivasi kerja dan peningkatan produktifitas Pekerja dan menjaga kelangsungan dan kelancaran
usaha Perusahaan.

PASAL 3

RUANG LINGKUP

1. Peraturan Perusahaan ini berlaku bagi seluruh Pekerja di seluruh cabang/lokasi di wilayah
Indonesia.
2. Peraturan Perusahaan memuat hal-hal yang bersifat umum. Hal-hal yang bersifat teknis atau
spesifik akan diatur tersendiri dalam kebijakan Perusahaan dengan ketentuan tidak bertentangan
dengan Peraturan Perusahaan ini serta Peraturan Perundang-undangan.
3. Pedoman dan disiplin kerja yang berlaku dan peraturan-peraturan tambahan lainnya yang dibuat
oleh Perusahaan dapat diberlakukan sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan
Peraturan Perundang-undangan.

PASAL 4

KEWAJIBAN PARA PIHAK

1. Direksi berkewajiban dan bertanggung jawab menyebarluaskan serta menjelaskan isi dan
pengertian Peraturan Perusahaan ini kepada setiap Pekerja.
2. Baik Direksi maupun Pekerja berkewajiban untuk:
a. Mentaati dan melaksanakan Peraturan Perusahaan ini dengan teliti, cermat, dan penuh
tanggung jawab.
b. Mengingatkan satu sama lain, apabila salah satu pihak tidak mengindahkan isi Peraturan
Perusahaan ini.
3. Direksi wajib :
a. Memperlakukan Pekerja tanpa diskriminasi.
b. Memberikan petunjuk yang jelas kepada Pekerja tentang pekerjaan yang wajib dilakukan
serta tata cara keselamatan dan kesehatan kerja di Perusahaan.
c. Mendorong dan membimbing Pekerja untuk selalu meningkatkan ketrampilan kerja,
pengetahuan, disiplin, produktivitas, dan efisiensi kerjanya.

4. Pekerja wajib :
a. Melaksanakan perintah dan petunjuk kerja dari Direksi atau atasannya yang berhubungan
dengan tugas pekerjaan secara bersungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
b. Bersikap jujur dan sopan terhadap Direksi atau atasannya dan rekan kerjanya.
c. Sungguh-sungguh berusaha untuk meningkatkan ketrampilan dan produktivitas kerjanya.
d. Wajib membaca dan mematuhi semua pemberitahuan Perusahaan yang diedarkan maupun
yang ditempatkan pada papan pengumuman.
BAB II : PENGELOLAAN PEKERJA DAN HUBUNGAN KERJA

PASAL 5

PENERIMAAN DAN PENEMPATAN PEKERJA

1. Penerimaan, penempatan dan pengangkatan Pekerja merupakan hak prerogatif Direksi.


2. Setiap saat Direksi dapat memindahkan (memutasi) Pekerja ke tempat kerja lain di tempat kerja
atau kota yang sama atau berbeda.
3. Kecuali dalam keadaan mendesak, pemberitahuan pemindahan Pekerja ke tempat yang berbeda
akan dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelumnya.

PASAL 6

SYARAT PENERIMAAN PEKERJA

Setiap Calon Pekerja wajib memenuhi semua persyaratan dan kriteria penerimaan

Pekerja sebagai berikut:


a. Mengajukan surat lamaran bekerja;
b. Lulus tes wawancara;
c. Berusia minimal 18 tahun;
d. Mempunyai KTP;
e. Lulus pemeriksaan kesehatan oleh dokter atau klinik yang ditunjuk Direksi;
f. Dan persyaratan lainnya yang ditetapkan sesuai kebutuhan Perusahaan.

PASAL 7

PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON PEKERJA

1. Calon Pekerja wajib menjalani pemeriksaan kesehatan di klinik kesehatan yang ditunjuk
Perusahaan.
2. Pekerja akan diterima apabila mempunyai hasil pemeriksaan yang sehat.

PASAL 8

HUBUNGAN KERJA

Status hubungan kerja di Perusahaan terdiri dari :


1. Pekerja Tetap adalah Pekerja yang diterima untuk bekerja pada Perusahaan setelah dinyatakan
lulus masa percobaan, dengan perjanjian terpisah.
2. Pekerja Tidak Tetap adalah Pekerja yang bekerja pada Perusahaan untuk melakukan pekerjaan
tertentu atau untuk waktu tertentu, atas dasar Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

PASAL 9

MASA PERCOBAAN

1. Calon Pekerja tetap yang memenuhi syarat dan lulus seleksi dapat diwajibkan melalui masa
percobaan, minimal 1 (satu) tahun
2. Masa percobaan diperhitungkan sebagai masa kerja Pekerja.
3. Setiap saat selama masa percobaan baik Calon Pekerja maupun Direksi dapat memutuskan
hubungan kerja tanpa pembayaran apapun kecuali upah bulan berjalan yang wajib dibayar
sampai dengan hari terakhir Pekerja bekerja.
4. Pemberitahuan pemutusan hubungan kerja selama masa percobaan dilakukan selambat-
lambatnya pada hari terakhir masa percobaan.

PASAL 10

GOLONGAN DAN JABATAN

Penentuan serta penyesuaian golongan dan jabatan Pekerja merupakan kewenangan penuh Direksi
yang akan diatur sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.

PASAL 11

PENILAIAN PRESTASI KERJA

Direksi akan melakukan Penilaian Prestasi Kerja paling sedikit satu kali dalam setahun untuk
mengukur prestasi kerja yang telah dicapai dan kontribusi Pekerja kepada Perusahaan dalam lingkup
tanggung jawab masing-masing Pekerja

PASAL 12

PENGEMBANGAN PEKERJA

Pengembangan karir merupakan tanggung jawab Pekerja dan Direksi. Latihan pengembangan karir
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk yang sesuai dengan :
a. Pengetahuan dan keterampilan untuk Pekerja dalam rangka rencana masa depan yang
berhubungan dengan program pengembangan karir.
b. Tata cara pelaksanaan pengembangan dan pelatihan didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi Perusahaan, yang ketentuannya diatur dalam kebijakan HRD.

PASAL 13

PROMOSI PEKERJA

Direksi dapat mempertimbangkan untuk mempromosikan Pekerja yang memenuhi syarat untuk
mengisi jabatan yang lowong dengan berpedoman pada minat, kualifikasi, pengalaman, hasil
penilaian prestasi, serta kondite kerja Pekerja.

PASAL 14

MUTASI PEKERJA

1. Dalam mengelola Perusahaan dan Pekerja, Direksi mempunyai hak penuh untuk memutasi
Pekerja.
2. Dalam memutasi Pekerja, Direksi dapat mempertimbangkan kepentingan Pekerja.
3. Direksi dapat memutasi 2 (dua) Pekerja yang mempunyai hubungan pertalian darah atau
perkawinan.
PASAL 15

PERUBAHAN DATA PEKERJA

1. Pekerja wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi tentang perubahan tempat tinggal, status
keluarga karena pernikahan, perceraian, kematian, dan kelahiran anak. Data terakhir yang
tercatat di Perusahaan mengikat Pekerja dan Perusahaan. Segala akibat dan/atau kerugian yang
timbul akibat kelalaian Pekerja dalam melakukan pelaporan ini sepenuhnya menjadi tanggungan
jawab Pekerja.
2. Informasi ini wajib diberikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal terjadinya perubahan
data Pekerja.

PASAL 16

DEMOSI PEKERJA

Direksi dapat menurunkan posisi Pekerja ke tingkat yang lebih rendah (demosi) terhadap Pekerja
yang dinilai tidak cakap melaksanakan tugasnya. Demosi tidak mengakibatkan penurunan upah
pokok Pekerja.

BAB III : WAKTU KERJA, WAKTU ISTIRAHAT & LEMBUR

PASAL 17

HARI DAN WAKTU KERJA & ISTIRAHAT

1. Hari kerja adalah hari yang ditetapkan oleh Direksi bagi Pekerja untuk bekerja.
2. Jam kerja adalah jangka waktu yang telah dijadwalkan oleh Direksi dimana Pekerja wajib telah
memulai pekerjaannya tepat pada saat dimulainya waktu kerja.
3. Waktu dan hari kerja di Perusahaan adalah 5 (lima) hari kerja yaitu Senin s.d Jumat.
4. Bagi Pekerja yang akan melaksanakan shalat Jum’at diberikan waktu istirahat selama 1 ½ jam
dari jam 11.30 hingga 13.00.

PASAL 18

KETERLAMBATAN DAN KETIDAKHADIRAN

1. Pekerja yang akan datang terlambat karena alasan tertentu, baik karena alasan kerja maupun
alasan pribadi wajib memberitahukan kepada atasanya langsung.
2. Pekerja yang tidak dapat masuk kerja karena sakit atau alasan lain wajib memberitahukan
kepada atasannya langsung.
3. Pemberitahuan di atas pada ayat 1 dan 2 dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) jam sebelum
dimulainya waktu kerja.
4. Pekerja yang datang terlambat dan tidak masuk kerja tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya
kepada atasan akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perusahaan yang berlaku.
PASAL 19

LEMBUR

1. Kerja lembur diberikan berdasarkan kebutuhan usaha Perusahaan.


2. Tarif kerja lembur dan perhitungan upah lembur berpedoman pada ketentuan perusahaan yang
diatur secara terpisah.
3. Tata cara pelaksanaan kerja lembur diatur secara terpisah.

BAB IV : UPAH

PASAL 20

UPAH

1. Upah Pekerja ditetapkan dan diatur oleh Direksi.


2. Pekerja akan menerima upah sesuai dengan jabatannya menurut skala upah yang ditentukan
oleh Direksi.
3. Pembayaran upah ditransfer ke rekening Pekerja pada tanggal 25 setiap bulannya, kecuali bila
tanggal 25 jatuh pada hari Sabtu/Minggu atau hari libur maka pembayaran dapat dilakukan
sebelumnya.
4. Upah bersifat rahasia dan tidak untuk dibicarakan dan/atau diinformasikan ke Pekerja lainnya.

PASAL 21

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

1. Direksi mengikutsertakan Pekerja dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan sesuai UU No 24 Tahun
2011, yang terdiri dari :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
b. Jaminan Kematian (JK)
c. Jaminan Hari Tua (JHT)
d. Jaminan Kesehatan (JKes)

Keikutsertaan peserta BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan didaftarkan setelah


karyawan melewati masa percobaan atau setelah 6 bulan kerja.
2. Setiap tahun BPJS akan mengeluarkan Laporan Saldo Jaminan Hari Tua kepada Pekerja
melalui sistem online.

PASAL 22

PENINJAUAN UPAH

Dengan memperhatikan kemampuan keuangan Perusahaan, Direksi dapat meninjau upah Pekerja
secara berkala dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut :

a. Prestasi kerja yang baik,


b. Kompetensi,
c. Tugas dan tanggung jawab Pekerja.
PASAL 23

BONUS

1. Dengan tetap dan selalu mempertimbangkan kondisi keuangan Perusahaan, Direksi dapat
memberikan bonus kepada Pekerja sesuai prestasi kerja Pekerja.

2. Pekerja yang mendapat Surat Peringatan (SP) 2 tidak berhak atas bonus.

3. Pemberian bonus diatur dalam peraturan tersendiri.

PASAL 24

UPAH SELAMA SAKIT

1. Pekerja yang dinyatakan sakit dan memerlukan istirahat sakit menurut Surat Keterangan Dokter
tetap mendapat upah pokok dan tunjangan tetap.
2. Pekerja yang sakit terus-menerus dan tidak mampu bekerja atas nasehat Dokter yang ditunjuk
oleh Perusahaan, yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter, upahnya akan
dibayarkan sebagai berikut :
- 4 bulan pertama dibayar 100%
- 4 bulan kedua dibayar 75%
- 4 bulan ketiga dibayar 50%
- Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% dari upah sebelum Pemutusan Hubungan Kerja
dilakukan oleh Direksi
Apabila setelah melewati 12 (Dua belas) bulan Pekerja tetap tidak dapat melakukan pekerjaan
karena masih sakit menurut keterangan Dokter, maka Direksi dapat memutuskan hubungan kerja
dilaksanakan sesuai Pasal 172 UU No 13 tahun 2003.

PASAL 25

UPAH SELAMA PEMBEBASAN TUGAS SEMENTARA

Pekerja yang dibebas tugaskan untuk sementara waktu karena dalam proses pemeriksaan lebih
lanjut atas dugaan kesalahannya tetap mendapatkan upah penuh.

PASAL 26

BANTUAN SELAMA PEKERJA DITAHAN

1. Dalam hal Pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib maka Direksi tidak wajib membayar upah
tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga yang menjadi tanggungannya, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk 1 orang tanggungan : 25 % dari upah
b. Untuk 2 orang tanggungan : 35 % dari upah
c. Untuk 3 orang tanggungan : 45 % dari upah
d. Untuk 4 orang tanggungan atau lebih : 50 % dari upah
2. Bantuan tersebut diberikan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak hari pertama Pekerja
ditahan.
3. Direksi dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Pekerja yang tidak dapat
melakukan pekerjaannya karena ditahan oleh pihak berwajib dengan mengikuti Peraturan
Perundang–undangan.
BAB V : TUNJANGAN

PASAL 27

JENIS – JENIS TUNJANGAN

Untuk membantu kesejahteraan Pekerja, Direksi dapat memberikan tunjangan-tunjangan yang jenis
dan jumlahnya ditentukan oleh Direksi.

PASAL 28

TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN

1. Sesuai Permenaker No. 06 tahun 2016 Direksi memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan
(THRK) kepada Pekerja.
2. Pembayaran THRK kepada Pekerja dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaan hari raya Idul Fitri.
3. Pekerja yang masa kerjanya 1 (satu) bulan atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan
akan menerima THRK secara proposional, menurut perhitungan banyaknya bulan selama
Pekerja bekerja dibagi 12 dan dikalikan upah sebulan.
4. Pekerja Tetap yang hubungan kerja berakhir 30 hari sebelum tanggal yang disebutkan pada ayat
2 berhak mendapatkan THRK.
5. Pekerja Tidak Tetap yang hubungan kerja berakhir sebelum tanggal yang disebutkan pada ayat 2
tidak berhak mendapatkan THRK.

BAB VI : JAMINAN KESEHATAN

PASAL 29

PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA

1. Pekerja wajib menjalani pemeriksaan kesehatan di Klinik atau Rumah Sakit yang ditunjuk
Perusahaan setiap tahun.
2. Direksi berwenang untuk mengirim Pekerja yang di indikasikan mempunyai penyakit yang serius
ke Dokter yang ditunjuk Perusahaan untuk pemeriksaan kesehatan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan kesehatan tersebut, Direksi berwenang untuk memutuskan seorang Pekerja untuk
tidak bekerja untuk sementara.

BAB VII : KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA

PASAL 30

TATA TERTIB KESELAMATAN KERJA & KEAMANAN KERJA

1. Pekerja wajib mentaati dan menerapkan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab
Peraturan Keselamatan dan Kesehatan dan Keamanan Kerja.
2. Pekerja wajib menggunakan Kartu Identitas (ID Card) selama berada di lingkungan kerja
3. Pekerja wajib absen/finger print pada saat datang/masuk dan pulang/keluar dari lingkungan
kerja.
4. Pada waktu mulai, selama dan sesudah melakukan pekerjaan, Pekerja diwajibkan mentaati tata
cara langkah-langkah keselamatan kerja yang telah ada dan ditentukan bagi pekerjaannya
masing-masing.
5. Pekerja yang mengetahui adanya keadaan/kejadian/benda yang dapat menimbulkan bahaya
kebakaran, pencurian, gangguan terhadap keselamatan dan ketentraman di lingkungan
Perusahaan, diwajibkan segera memberitahukan bagian keamanan atau atasan langsung/pejabat
Perusahaan atau rekan Pekerja yang dapat dihubungi secara tepat.
6. Pekerja wajib menghindari hal-hal yang berhubungan dengan Kebakaran, Pencurian, Kehilangan
dan Pengrusakan serta Perkelahian.
7. Pekerja yang mengetahui adanya kebakaran diwajibkan memadamkan api dengan alat pemadam
yang telah tersedia. Untuk mencegah terjadinya kebakaran atau ledakan, maka Pekerja dilarang :
a. Merokok di tempat yang terlarang dan berbahaya.
b. Merusak, atau merubah atau menghilangkan fungsi alat pengaman listrik.
8. Untuk mencegah terjadinya pencurian dan pengerusakan, maka Pekerja wajib :
a. memelihara dan menjaga keamanan barang yang dipertanggungjawabkan kepadanya.
b. Dilarang memasuki tempat-tempat yang bukan untuknya tanpa izin.
c. Dilarang keluar masuk lingkungan Perusahaan selain melalui pintu yang telah disediakan dan
dengan cara yang telah ditentukan.
d. Dilarang menaruh benda berbahaya/berharga di tempat yang tidak terkunci atau secara
sembrono.
9. Untuk mencegah perkelahian atau hal-hal yang tidak diinginkan Pekerja dilarang:
a. Melakukan hasutan/fitnah terhadap sesama Pekerja.
b. Menyebarkan desas desus atau kabar bohong yang menggelisahkan sesama Pekerja.
c. Mengancam Pekerja lain atau memaksanya untuk mengikuti sikap dan tindakannya.
10. Untuk mencegah kecelakaan lalu lintas Pekerja wajib :
a. Memeriksa kendaraannya secara berkala.
b. Menyetir dengan hati-hati dan taat kepada peraturan lalu lintas.

BAB VIII : ISTIRAHAT

PASAL 31

ISTIRAHAT TAHUNAN

1. Pekerja berhak atas istirahat tahunan sebanyak minimal 12 (dua belas) hari kerja setelah bekerja
selama 12 (dua belas) bulan terus-menerus.
2. Hak atas istirahat tahunan dapat dibawa sampai dengan bulan juni tahun berikutnya.
3. Pekerja yang bermaksud untuk menggunakan istirahat tahunannya wajib mengajukan permohoan
tertulis kepada atasan langsungnya selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum tanggal
dimulainya pengambilan istirahat tahunan.
4. Atas pertimbangan kelancaran jalannya usaha Perusahaan, Direksi berhak menunda
pengambilan hak atas istirahat tahunan oleh Pekerja dan penundaan tersebut wajib dilakukan
secara tertulis.
5. Besarnya istirahat tahunan dan tata cara pengambilannya akan di atur di aturan tersendiri.
PASAL 32

DAY OFF

1. Day off adalah hari libur tambahan yang diberikan kepada Pekerja dengan level Manager ke atas
yang telah bekerja di hari libur.
2. Day off harus di gunakan maksimal 2 bulan setelah hari libur yang terpakai untuk bekerja.
3. Ketentuan Day Off akan di atur dalam aturan tersendiri.

PASAL 33

ISTIRAHAT SAKIT

1. Pekerja yang menderita sakit 1 (satu) hari harus memberikan keterangan yang jelas dan
menghadap kepihak HRD dengan membawa surat keterangan sakit dokter.
2. Istirahat sakit 2 (dua) hari atau lebih wajib menyerahkan Surat Keterangan Sakit dari dokter.
3. Surat Keterangan Sakit wajib diserahkan pada hari pertama Pekerja kembali masuk bekerja.
4. Surat Keterangan Sakit harus diserahkan ke HRD setelah di tandatangan oleh atasan langsung.
5. Pekerja yang tidak dapat menyerahkan surat keterangan sakit dalam waktu yang ditentukan akan
dikenakan sanksi disiplin dan potong cuti tahunan sesuai Peraturan Perusahaan.
6. Bila Pekerja sakit lebih dari 2 (dua) kali dalam kurun waktu sebulan atau 5 (lima) kali dalam
setahun Direksi berwenang untuk mengirim Pekerja untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh
Dokter yang ditunjuk oleh Perusahaan.

PASAL 34

ISTIRAHAT MELAHIRKAN

1. Istirahat melahirkan diberikan kepada Pekerja wanita selama 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua)
bulan sesudah tanggal melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.
2. Pekerja wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu
setengah) bulan sejak tanggal keguguran kandungan sesuai dengan surat keterangan dokter
kandungan atau bidan.

PASAL 35

IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

Izin meninggalkan Pekerjaan dengan mendapat upah penuh.

Pekerja berhak atas izin meninggalkan pekerjaan dengan mendapat upah penuh

dalam hal terjadi hal-hal sebagai berikut :


a. Pekerja menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari.
b. Menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari.
c. Mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari.
d. Membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari.
e. Isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari.
f. Suami/isteri, orang tua/mertua, atau anak atau menantu meninggal dunia dibayar untuk
selama 2 (dua) hari.
g. Anggota keluarga satu rumah meninggal dunia dibayar untuk selama 1 (satu) hari.
PASAL 36

IZIN MELAKSANAKAN IBADAH KEAGAMAAN

1. Direksi memberikan ijin meninggalkan pekerjaan dengan tetap menerima upah penuh kepada
Pekerja yang akan menjalankan ibadah wajib keagamaan.
2. Bagi Pekerja yang akan menunaikan ibadah haji diberikan ijin meninggalkan pekerjaan dengan
tetap menerima upah sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Pekerja hanya akan mendapatkan izin meninggalkan pekerjaan dengan tetap menerima upah
penuh untuk menunaikan ibadah wajib keagamaan sebanyak 1 (satu) kali selama menjadi
Pekerja.
4. Agar tidak mengganggu operasional Perusahaan, Direksi dapat mengatur pemberian ijin
meninggalkan pekerjaan dengan tetap menerima upah penuh untuk menunaikan ibadah wajib
keagamaan.

BAB IX : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PEKERJA

PASAL 37
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PEKERJA
1. Setiap Pekerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pembinaan dan
pengembangan dalam karirnya melalui program-program pembinaan dan pengembangan intern
maupun extern, baik yang berupa pendidikan dan latihan khusus, seminar dan lain-lain.
2. Bagi Pekerja yang mempunyai prestasi kerja yang baik, jujur, loyal dan berdedikasi tinggi
terhadap Perusahaan, bilamana kesempatan memungkinkan dan dipertimbangkan untuk suatu
promosi/penyesuaian jabatan atau kemungkinan dipindahkan ke Departemen/Bagian Lain yang
lebih sesuai dengan atau tanpa perubahan golongan/upah.
3. Pembinaan dan pengembangan pekerja adalah suatu proses yang akan dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kemampuan
Perusahaan.

BAB X : TATA TERTIB KERJA

PASAL 38

KEWAJIBAN PEKERJA

1. Pekerja wajib selalu mengikuti dan mentaati peraturan kerja yang tertera dalam Peraturan
Perusahaan, Prosedur-Prosedur dan Peraturan - Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh
Perusahaan serta Peraturan Pemerintah.
2. Pekerja wajib bekerja untuk memajukan perusahaan
3. Pekerja dilarang menyimpan barang-barang pribadi miliknya dapat menganggu pelaksanaan
pekerjaan di dalam tempat kerja atau lingkungan usaha Perusahaan.
4. Pekerja wajib selalu bersikap sopan dan santun dalam bekerja sama dengan Atasan maupun
dengan Pekerja lain dalam bekerja.
5. Pekerja wajib selalu menjaga serta memelihara dengan baik semua barang milik Perusahaan,
dan segera melaporkan apabila mengetahui adanya keadaan yang dapat membahayakan atau
merugikan Perusahaan, termasuk kesehatan dirinya dari penyakit yang bersifat menular.
6. Selama terikat kerja dengan Perusahaan, karena alasan apapun Pekerja tidak diperkenankan
bekerja untuk perusahaan lain atau orang lain maupun berwiraswasta serta melakukan kegiatan
lain yang dapat mengganggu tanggung jawabnya terhadap Perusahaan.
7. Pekerja harus menjelaskan hubungan atau setiap kepentingan usahanya dengan orang lain atau
organisasi di luar Perusahaan, dan Direksi berhak menentukan apakah hubungan atau
kepentingan tersebut bertentangan dengan usaha atau kepentingan Perusahaan.
8. Setiap arsip dan dokumen adalah milik Perusahaan dan karenanya dengan alasan apapun juga
Pekerja tidak diperkenankan memberikan setiap arsip dan dokumen atau informasi apapun milik
Perusahaan kepada pihak luar tanpa memperoleh ijin tertulis dimuka dari Direksi.
9. Semua informasi tentang Perusahaan, para pelanggan dan transaksi usaha Perusahaan adalah
bersifat rahasia dan karenanya semua Pekerja wajib menjaga kerahasiaan tersebut.
10. Setiap saat Pekerja bersedia untuk ditempatkan di tempat kerja di mana Perusahaan mempunyai
usahanya yang ditentukan oleh Direksi sesuai kebutuhan usaha Perusahaan.
11. Segala kewajiban dan tanggung jawab lainnya yang diatur dalam Peraturan Perusahaan dan
Peraturan lainnya.

PASAL 39

DISIPLIN KERJA

1. Untuk mencapai produktivitas kerja yang maksimal, menjaga keselamatan, kesehatan kerja dan
menjaga kedisiplinan Pekerja, Direksi akan menindak setiap bentuk pelanggaran disiplin
tergantung dari jenis, tingkat kesalahan dan frekuensi kesalahan.
2. Tindakan disiplin dilaksanakan untuk tujuan perbaikan dan pembinaan.
3. Berikut adalah panduan tindakan penanganan disiplin:
a. Peringatan Lisan,
b. Surat Peringatan 1, 2 dan 3 (terakhir),
c. Pemutusan Hubungan Kerja.
4. Peringatan lisan adalah bentuk tindakan disiplin dimana seorang pimpinan mengingatkan
bawahannya secara lisan atas pelanggaran yang dilakukan Pekerja. Setiap peringatan lisan wajib
dicatat di dalam berkas pribadi Pekerja dan catatan tersebut wajib ditandatangani oleh Pekerja.
5. Surat Peringatan dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu Surat Peringatan 1, 2, dan 3 (terakhir).
6. Pemberian Surat Peringatan tidak wajib berurutan tetapi dapat langsung diberikan Surat
Peringatan sesuai dengan tingkatan berat kesalahan atau pelanggaran.
7. Masa berlaku setiap Surat Peringatan adalah paling lama 6 (enam) bulan.
8. Surat Peringatan tetap berlaku walaupun Pekerja tidak/menolak menandatangani Surat
Peringatan yang diberikan.
9. Apabila selama masa berlaku Surat Peringatan, Pekerja kembali melakukan pelanggaran maka
Pekerja akan diberi sanksi yang lebih tinggi atau di PHK apabila pelanggaran dilakukan saat
berlakunya Surat peringatan III (terakhir).
10. Pimpinan wajib berkonsultasi dan memberitahukan kepada bagian HRD atas setiap sanksi yang
akan diberikan kepada Pekerja untuk kebutuhan data Pekerja.
11. Tergantung dari situasi dan kondisi yang dihadapi maka Direksi dapat mempertimbangkan sanksi
yang lebih tinggi untuk sebuah pelanggaran.
PASAL 40

KRITERIA TINDAKAN DISIPLIN

1. Kriteria pelanggaran yang dikenakan Peringatan Lisan dengan masa berlaku 30 (tiga puluh) hari :
a. Pekerja tidak masuk bekerja tanpa ijin atau pemberitahuan kepada atasannya.
b. Pekerja terlambat masuk bekerja tanpa ijin atau pemberitahuan kepada atasannya.
c. Pekerja meninggalkan pekerjaan tanpa ijin atasan sebelum waktu yang ditentukan (waktu
istirahat atau pulang).
d. Mengabaikan atau lalai terhadap tugas yang diberikan.
e. Mempertunjukan dan atau menyediakan dana atau mengedarkan dan atau memasang kartu
tanda pengenal atau slogan tidak sah diwilayah kerja perusahaan atau pada pakaian atau
peralatan kerja misalnya plakat, stiker pamphlet.
f. Mendatangkan dan atau menerima tamu tidak sesuai dengan kepentingan perusahaan.
g. Merokok di tempat yang dilarang merokok.
h. Menghilangkan kartu Identitas/akses masuk ke kantor.
i. Tanpa sengaja menyebabkan rusaknya barang atau properti Perusahaan
j. Tidur dan mencoba tidur atau bermalas – malasan pada waktu kerja.
k. Tidak memakai kartu tanda pengenal perusahaan.
2. Surat Peringatan I diberikan kepada Pekerja yang:
a. Melakukan kesalahan saat masih berlakunya Peringatan Lisan
b. Tidak absen/tapping pada saat datang/masuk dan/atau pulang/keluar.
c. Melaksanakan tugas tanpa mengindahkan prosedur yang ada.
d. Mengabaikan Peringatan Lisan untuk memperbaiki prestasi kerja perbaikan standar kinerja
dan pencapaian target.
e. Mengabaikan atau melalaikan pelaksanaan atau penyelesaian tugas yang diberikan.
f. Bersikap kasar, tidak sopan, lancang, berbicara kotor, meremehkan dan berbicara dengan
isyarat tidak senonoh atau tidak patut sehingga tidak dapat diterima kepada atasan, rekan
sekerja atau orang lain.
g. Menolak perintah atau penugasan yang layak dari atasan.
h. Tindakan ceroboh tetapi tidak mengakibatkan cedera fisik pada orang lain atau dirinya sendiri
atau kerusakan barang milik Perusahaan.
i. Tidak melaporkan kecelakaan atau cedera yang kaitannya dengan Perusahaan dan atau
tidak mematuhi tata cara mengenai pelaporan kecelakaan atau cidera.
j. Mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi Pekerja lain atau keluarganya untuk melakukan
tindakan yang bertentangan dengan ketentuan Perusahaan atau perundang – undangan.
k. Memasukan tamu yang tidak berhak kedalam lingkungan Perusahaan atau membiarkannya
menggunakan fasilitas Perusahaan.
l. Memasang dan atau menyediakan pengumuman, plakat tanpa ijin tertulis dari Direksi.
m. Sikap kerja yang tidak bertanggungjawab dan tidak kooperatif dengan sesama teman sekerja
dalam melaksanakan suatu tugas bersama.
n. Menyetel music yang mengakibatkan terganggunya rekan kerja yang lainnya.
o. Membuka youtube untuk kepentingan diluar perkerjaan atau tugas-tugas lainnya yang
diberikan oleh atasan.
p. Pelanggaran-pelanggaran terhadap Standar Operation Procedure (SOP) dan Peraturan
lainnya, termasuk Peraturan Pemerintah dan lainnya yang berbobot dianggap sama dan
dapat diberikan Surat Peringatan I.
3. Surat Peringatan II diberikan kepada Pekerja yang:
a. Melakukan pelanggaran saat masih berlakunya Surat Peringatan I.
b. Memberikan ID Card kepada rekan kerja untuk di absen kan dan/atau meminjamkan ID Card
sehingga dapat mengakibatkan merugikan Perusahaan.
c. Memberitahukan dan/atau membicarakan upah kepada Pekerja lainnya, kecuali yang telah di
tentukan oleh Perusahaan.
d. Tidak mengikuti Pedoman Keselamatan Kerja.
e. Perbuatan yang tidak sopan dan menyinggung pekerja lain dan/ atau customer.
f. Menggunakan barang atau properti tanpa ijin dari pekerja yang berwenang.
g. Tidak melaporkan kejadian yang dapat berakibat membahayakan keselamatan kerja dan
keselamatan orang lain.
h. Dengan sengaja memasang pengumuman–pengumuman dan atau berbicara yang isinya
bersifat menghasut, mengandung SARA dan menyebabkan keresahan dilingkungan
Perusahaan.
i. Bermain game di handphone, PC, laptop atau media elektronik lainnya selama jam kerja.
j. Kinerja kerja tidak sesuai dengan standar Perusahaan walau sudah diberikan kesempatan
untuk memperbaiki (prestasi kerja dibawah standar mendapatkan penilaian Marginally Meets
Expectations selama 2 (dua) tahun berturut-turut atau mendapat nilai Below Expectations
dalam penilaian kinerja tahunan.
k. Pelanggaran-pelanggaran terhadap Standar Operation Procedure (SOP) dan Peraturan
lainnya, termasuk Peraturan Pemerinta dan lainnya yang berbobot dianggap sama dan dapat
diberikan Surat Peringatan II.
4. Surat Peringatan III diberikan kepada Pekerja yang :
a. Melakukan pelanggaran saat masih berlakunya Surat Peringatan II.
b. Menyalahgunakan dan atau menghilangkan barang milik Perusahaan yang berdampak besar
pada kerugian material dan atau keuangan bagi Perusahaan.
c. Menyalahgunakan fasilitas internet/e–mail perusahaan untuk memasuki web site porno,
dan/atau menyediakan dan mengedarkan gambar-gambar yang bersifat pornografi.
d. Memberikan pengaruh yang buruk kepada pekerja lain untuk kepentingan peribadinya.
e. Menerima hadiah yang tidak sesuai dengan yang telah diatur dalam SOP, atau keuntungan
apapun dan dalam bentuk apapun dari ABO, vendor, kontraktor, supplier yang sudah atau
yang berpotensial bekerjasama dengan Perusahaan.
f. Menjual Product Perusahaan.
g. Tidak melindungi, memelihara atau menjaga keamanan peralatan Perusahaan yang
dipertanggungjawabkan dan dipercayakan kepadanya yang mengakibatkan hilang atau
rusaknya peralatan tersebut.
h. Telah mendapatkan Surat Peringatan Kedua dikarenakan kinerja tidak sesuai dengan
Standar Perusahaan serta tidak dapat memenuhi Program Perbaikan Kenerja atau
Performance Improvement Plan (PIP) yang telah disepakati.
i. Pelanggaran-pelanggaran terhadap Standar Operation Procedure (SOP) dan Peraturan
lainnya, termasuk Peraturan Pemerintah dan lainnya yang berbobot dianggap sama dan
dapat diberikan Surat Peringatan III.

PASAL 41

KEWENANGAN MEMBERIKAN SANKSI

Yang berwenang memberikan sanksi adalah Atasan langsung Pekerja, dengan berkoordinasi terlebih
dahulu dengan HRD. Semua Surat yang berkaitan dengan sanksi harus dikeluarkan oleh HRD.

PASAL 42

TATA CARA PEMERIKSAAN & PENGENAAN SANKSI

1. Terhadap Pekerja diduga melakukan kesalahan atau pelanggaran disiplin maka Atasannya
berhak untuk meneliti dan memeriksa kebenaran dugaan tersebut kepada Pekerja.
2. Pekerja dan pihak-pihak terkait wajib memberikan jawaban dan atau keterangan dengan jujur dan
apa adanya pada saat pemeriksaan.
3. Jika Pekerja terbukti melakukan kesalahan, maka kepadanya diberikan sanksi sesuai dengan
Peraturan Perusahaan.
4. Sanksi dalam bentuk Surat Peringatan wajib ditandatangani sebagai bukti penerimaan atas
pemberian Surat Peringatan oleh Pekerja.
5. Apabila Pekerja menolak menandatangani bukti penerimaan atas pemberian Surat Peringatan
maka Surat Peringatan tetap berlaku.
6. Pekerja yang menolak pengenaan Surat Peringatan dapat menempuh tatacara penyelesaian
keluh kesah sebagaimana diatur dalam Peraturan Perusahaan ini di Pasal 54.

PASAL 43

SKORSING

1. Skorsing dapat dikenakan kepada setiap pekerja yang melakukan pelanggaran terhadap tata
tertib kerja atau tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya dan telah mendapat Surat
Peringatan ke III (terakhir) atau untuk melakukan investigasi terhadap kesalahan-kesalahan yang
dilakukan pekerja yang merugikan Perusahaan dalam proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
2. Skorsing diberikan sampai proses penetapan Pemutusan Hubungan Kerja.
3. Selama masa skorsing yang bersangkutan tetap mendapatkan upah penuh.

PASAL 44

PROGRAM PERBAIKAN KINERJA/ PERFORMANCE IMPROVEMENT PLAN (PIP)

1. Dalam keadaan dimana Pekerja kurang atau tidak dapat memenuhi standar kinerja yang
diharapkan dan ditetapkan, maka upaya perbaikan kinerja melalui Program Perbaikan Kinerja
(PIP) perlu dilakukan.
2. Program Perbaikan Kinerja (PIP) diterapkan terhadap pekerja yang telah mendapatkan Surat
Peringatan Kedua (II) atau Ketiga/Terakhir.
3. Program Perbaikan Kinerja memiliki tempo atau jangka waktu maksimal 3(tiga) bulan dan dapat
diperpanjang dalam tempo maksimal 1(satu) bulan.

BAB XI : PENSIUN

PASAL 45

PENSIUN

Hubungan kerja serta merta berakhir ketika Pekerja telah mencapai usia 56 tahun.

BAB XII : PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PASAL 46

BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA

1. Hubungan kerja dapat berakhir karena :


a. Pekerja dihukum karena terlibat tindak pidana,
b. Pekerja melanggar Peraturan Perusahaan,
c. Pekerja mengundurkan diri,
d. Perusahaan tutup,
e. Perusahaan melakukan efisiensi,
f. Perusahaan mengalami pailit,
g. Pekerja meninggal dunia,
h. Pekerja mencapai usia pensiun,
i. Pekerja dikualifikasikan mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pasal 168 UU No. 13
Tahun 2003 berhak atas uang pisah. Besarnya uang pisah sama dengan Pekerja yang
mengundurkan diri sebagaimana diatur dalam pasal 49 ayat 3 Peraturan Perusahaan ini.
j. Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena mengalami sakit berkepanjangan atau
mengalami cacat akibat kecelakaan kerja.
2. Pemutusan Hubungan Kerja tidak dapat dilakukan karena Pekerja :
a. Menjalankan kewajiban Negara.
b. Berlainan suku, ideologi, politik, agama, status sosial, setatus perkawinan, atau jenis kelamin.
c. Menjalankan kewajiban agamanya.
d. Berhalangan kerja karena sakit menurut Surat Keterangan Dokter dalam waktu tidak
melampaui 12 bulan.
e. Menikah, hamil, melahirkan, menyusui bayinya, atau gugur kandungan.
f. Mendirikan atau menjadi anggota serikat pekerja.

PASAL 47

PENGUNDURAN DIRI

1. Pekerja yang bermaksud mengundurkan diri wajib :


a. Memberitahukan secara tertulis kepada Perusahaan selambat – lambatnya 30 hari sebelum
tanggal berlakunya pengunduran diri.
b. Selama 30 hari menuju hari kerja terakhir, pekerja harus serah terima pekerjaan ke
penggantinya dan atau ke atasannya dan tidak boleh mengambil cuti tahunannya, kecuali
diatur lain oleh Direksi.
c. Tidak terikat ikatan dinas.
2. Pekerja yang mengundurkan diri dengan mematuhi hal-hal pada ayat 1 di atas diberikan Uang
Pisah.
3. Pekerja yang mengundurkan diri yang mendapatkan Uang Pisah adalah Pekerja yang tugas dan
fungsinya tidak mewakili kepentingan Direksi secara langsung dengan tingkat di bawah Manajer.
Besarnya Uang Pisah sebagai diatur sebagai berikut :
- Masa Kerja 3 tahun sampai dengan 10 tahun diberikan Rp. 100,000,-
- Masa Kerja 11 tahun sampai dengan 15 tahun diberikan Rp. 150,000,-
- Masa Kerja 16 tahun sampai dengan 20 tahun diberikan Rp. 200,000,-
- Masa Kerja 20 tahun dan seterusnya diberikan Rp. 250,000,-

PASAL 48

PELANGGARAN TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA

Dalam hal Pekerja melakukan pelanggaran disiplin dan atau melakukan kesalahan dalam bentuk
apapun yang dapat berakibat keluarnya Surat Peringatan lain pada saat Surat Peringatan
ketiga/terakhir masih berlaku dan pekerja sebelumnya telah mendapatkan pembinaan sebagaimana
diatur dalam pasal 42 sampai dengan pasal 44 Peraturan Perusahaan ini, maka pemutusan
hubungan kerja akan ditempuh sebagai satu penyelesaian masalahnya sesuai dengan ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku.
PASAL 49

KESALAHAN BERAT

Direksi dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tanpa pemberian Surat Peringatan
dalam hal Pekerja melakukan kesalahan berat dengan alasan mendesak dan dilaksanakan sesuai
Peraturan Perundangan berlaku atas tindakan, sebagai berikut :

1. Melakukan penipuan, pencurian, dan penggelapan barang dan/atau uang milik Perusahaan.
2. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan Perusahaan.
3. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya dilingkungan kerja.
4. Melakukan perbuatan asusila atau perbuatan perjudian dilingkungan kerja.
5. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja, ABO atau Direksi di
lingkungan kerja.
6. Membujuk teman sekerja atau Direksi untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
7. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
Perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.
8. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau Direksi dalam keadaan bahaya di
tempat kerja.
9. Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali
untuk kepentingan negara, atau melakukan perbuatan lainnya di lingkungan Perusahaan yang
diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
10. Melakukan tindakan yang membuat tercemarnya nama baik Perusahaan, merupakan diantaranya
melakukan perbuatan zina baik didalam lingkungan Perusahaan maupun di luar lingkungan
Perusahaan.
11. Perbuatan menghina dan mengancam atau menyerang teman sekerja.
12. Membocorkan rahasia Perusahaan.
13. Melakukan perbuatan yang dapat membahayakan keselamatan kerja dan keselamatan orang
lain.
14. Mengeluarkan pernyataan tidak resmi atas nama Perusahaan kepada surat kabar atau pihak
ketiga lainnya.
15. Tidak jujur atau memberikan keterangan palsu mengenai dokumen-dokumen Perusahaan.
16. Melakukan perjudian di tempat kerja atau di luar tempat kerja tapi masih di lingkungan kerja
Perusahaan.
17. Memalsukan atau merubah catatan Perusahaan atau dokumen lainnya misalnya catatan medis,
catatan kualifikasi, catatan pendidikan, catatan pekerjaan sewaktu melamar atau setelah diterima
bekerja.
18. Berkelahi, menganiaya melakukan tindakan pengancaman secara fisik atau mental, menghina
secara kasar Direksi atau teman sekerja atau orang lain kecuali untuk membela diri terhadap
seorang orang lain yang tidak beralasan.
19. Memiliki senjata api atau membawa senjata berbahaya lainnya di lingkungan Perusahaan tanpa
ijin secara tertulis dari yang berwenang.
20. Melakukan tindakan kejahatan misalnya menyerang, mengintimidasi Pekerja, keluarga Pekerja,
atau orang lain untuk berbuat kekerasan dalam segala bentuk atau menipu Perusahaan atau
teman sekerja.
21. Memperdagangkan barang–barang terlarang baik di dalam maupun di luar lingkungan
Perusahaan.
22. Melakukan dan/atau mengedarkan konten mesum/asusila atau pelecehan seksual di lingkungan
Perusahaan.
23. Merugikan atau mencemarkan nama baik Direksi, Pekerja dan atau Anggota Keluarga.
24. Membongkar atau membocorkan keterangan usaha Perusahaan yang bersifat rahasia kepada
orang yang tidak berwenang, seperti membawakan presentasi yang tidak sah, siaran pers,
publikasi dan atau komunikasi tentang teknologi Perusahaan, pernyataan keuangan Perusahaan
atau hal – hal lain yang dapat mencemarkan, merugikan atau membahayakan usaha
Perusahaan.
25. Meminta dan/atau menawarkan atau menerima imbalan/hadiah dalam bentuk apapun dari pihak
lain yang mempunyai hubungan usaha dengan Perusahaan.
26. Mendapatkan pekerjaan, uang atau barang dari Perusahaan dengan cara menipu atau
membantu orang lain untuk berbuat demikian.
27. Direksi dapat memutuskan hubungan kerja apabila Pekerja tetap melalaikan perintah
memeriksakan kesehatan walau telah diberikan Surat Perintah Kerja III/terakhir.
28. Menyalahgunakan fasilitas kerja yang diberikan sehingga mengakibatkan kerugian keuangan
bagi Direksi.

PASAL 50

TIDAK MEMENUHI STANDAR KINERJA

Dalam keadaan dimana pekerja kurang atau tidak dapat memenuhi standar kinerja yang diharapkan
dan ditetapkan, dan telah diikutksertakan dalam upaya perbaikan kinerja melalui Program Perbaikan
Kinerja (PIP) sebagaimana diatur dalam pasal 45 namun masih tetap tidak memenuhi standar kinerja
yang diharapkan, maka perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 51

TATACARA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. Keputusan untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja akan diberitahukan kepada Pekerja
secara tertulis.
2. Direksi akan melaksanakan PHK sesuai ketentuan UU No. 2/2004.

PASAL 52

PELUNASAN KEWAJIBAN KEUANGAN PEKERJA YANG

HUBUNGAN KERJANYA BERAKHIR

1. Pekerja yang hubungan kerjanya berakhir karena sebab apapun wajib melunasi seluruh
kewajiban keuangannya kepada Direksi pada tanggal berlakunya pengakhiran hubungan kerja.

2. Untuk pelunasan tersebut, Direksi berhak memotong sebagian atau seluruh pembayaran yang
menjadi hak Pekerja akibat berakhirnya hubungan kerja.

3. Dalam hal masih terdapat sisa kewajiban pembayaran kepada Direksi maka Direksi dapat
menuntut Pekerja untuk menyelesaikan sisa kewajibannya tersebut.
BAB XIII : PENYELESAIAN KERESAHAN PEKERJA

PASAL 53

PENYELESAIAN KELUH KESAH PEKERJA

1. Direksi akan selalu berusaha untuk menyelesaikan keresahan Pekerja sesuai prinsip Hubungan
Industrial Pancasila.
2. Setiap keluhan dan pengaduan Pekerja akan diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan secepat
mungkin.
3. Apabila Pekerja menganggap bahwa perlakuan terhadapnya tidak wajar serta bertentangan
dengan Peraturan Perusahaan, maka Pekerja dapat menyampaikan pengaduan ataupun
keluhannya melalui tata cara di bawah ini :
a. Pekerja wajib membicarakan masalahnya dengan Atasannya langsung.
b. Bila masalah tidak dapat diselesaikan, dengan sepengetahuan Atasannya langsung masalah
tersebut dapat diajukan oleh Pekerja kepada Atasannya yang lebih tinggi lagi.
c. Apabila masih belum dapat diselesaikan, Pekerja dapat mengajukan kepada HRD.
d. Jika Pekerja masih merasa keluhannya belum diselesaikan secara tuntas, Pekerja dapat
mengajukan keluhannya kepada Direksi untuk keputusan terakhir.
4. Dalam hal penyelesaian secara intern tidak dapat diselesaikan, maka penyelesaian keluhan
Pekerja dapat diajukan sesuai UU No. 2/2004.

BAB XIV : LAIN - LAIN

PASAL 54

PENERAPAN PERATURAN PERUSAHAAN

1. Direksi akan membagikan salinan Peraturan Perusahaan ini kepada seluruh Pekerja untuk
diketahui, dibaca, dipahami, dipatuhi dan wajib dilaksanakan oleh Pekerja dengan benar, tepat
dan penuh tanggung jawab.
2. Setiap perbedaan penafsiran berkenaan dengan pelaksanaan dan penerapan Peraturan
Perusahaan ini diselesaikan dengan musyawarah, dan apabila tidak dapat diselesaikan dengan
musyawarah, akan diselesaikan sesuai mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan
industrial dalam UU No. 2/2004.

PASAL 55

MASA BERLAKU PERATURAN PERUSAHAAN

Peraturan Perusahaan ini berlaku sampai dengan diterbitkannya Peraturan Perusahaan yang baru.

BAB XV : PENUTUP

Hal-hal yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Perusahaan ini, akan ditetapkan
sebagai Kebijaksanaan Perusahaan. Kebijaksanaan tersebut tidak akan menyimpang dari pasal-
pasal yang tertuang dalam Peraturan ini serta peraturan per-undang-undangan yang berlaku.

Apabila didalam Peraturan Perusahaan ini terdapat ketentuan yang kurang atau bertentangan dengan
peraturan perundangan yang berlaku, maka ketentuan tersebut batal demi hukum dan yang berlaku
adalah peraturan perundangan yang berlaku
Peraturan Perusahaan ini wajib diberikan kepada setiap Pekerja untuk diketahui dan Pekerja
menandatangani bukti tanda penerimaan terlampir sebagai tanda telah menerima buku Peraturan
Perusahaan ini.

Bogor, 03 Maret 2020

PT Putikayo International

Toni Firmansyah
Direktur

Anda mungkin juga menyukai