Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

BIOKIMIA

Air Susu

Disusunoleh:

Nama : Bahtiar Arddun Asyafiq

NIM : K4320015

Kelas : C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
Laporan Resmi Praktikum
Biokimia

I. Judul : Air Susu

II. Tujuan :
1. Mengetahui adanya butir – butir lemak air susu murni, susu
bubuk, dan susu kental manis melalui uji pengmatan butir
butir lemak.
2. Mengetahui berat jenis dari susu murni, susu bubuk, dan susu
kental manis melalui uji penetapan berat jenis.
3. Mengetahui besarnya pH dari susu murni sebelum dan
sesudah dibiarkan beberapa saat melalui uji pengukuran pH.
4. Mengetahui adanya enzim dehydrogenase pada susu murni,
susu bubuk, dan susu kental manis melalui uji Schordinger
5. Mengetahui adanya pengendapa kasein pada susu murni, susu
bubuk, dan susu kental manis melalui uji pengendapan kasein.
6. Mengetahui adanya glukosa yang terkandung pada susu
murni, susu buubuk, dan susu kental manis melalui uji
Benedict.
7. Mengetahui adanya gugus tirosin pada susu murni, susu
bubuk, dan susu kental manis melalui uji Millon.

III. Dasar Teori :


Susu merupakan sumber energy karena mengandung banyak laktosa dan lemak,
disebut juga dengan sumber zat pembangun karena banyak mengandung banyak protein dan
mineral serta berbagai bahan – bahan pembantu dalam proses metabolism seperti mineral dan
vitamin. Secara kimiawi susu normal mempunyai komposisi air (87,20%), protein (3,50%),
laktosa (4,90%), dan mineral (0,07%) (Sanam et al. 2014)

Secara alamiah yang di maksud dengan susu adalah hasil pemerahan sap atau hewan
menyusui lainya yang dapat di makan atau dapat di gunakan sebagai bahan makanan, yang
aman dan sehat serta tidak dikurangi komponen – komponennya atau di tambah bahan –
bahan lain. Susu merupakan produk pangan yang hampir sempurna kandungan gizinya dan
sangat di anjurkan dikomsusmsi terutama oleh anak – anak yang berada dalam masa
pertumbuhan. Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae pada
binatang mamalia betina untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Kebutuhan
gizi setiap hewan mamalia betina bervariasi sehingga kandungan susu yang di hasilkan juga
tidak sama pada hewan mamalia yang berbeda (Utami et al. 2011)
Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena di dalam susu segar
mengandung berbagai zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti lemak, protein,
karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat di butuhkan oleh tubuh manusia. Niali gizi
susu yang tinggi menyebabkan susu menjadi medium yang sangat disukai oleh
mikroorganisme yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan mikroba, sehingga dalam
waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak dikomsumsi bila tidak ditangani secara
tepat dan benar. Salah satu cara pengelohan susu agar tetap bertahan lama dalam waktu
tertentu adalah dengan pasteurisasi (Chrisna, 2016).

Susu merupakan protein hewani yang mempunyai peranan startgeis dalam kehidupan
manusia, karena mengandung berbagai komponen gizi yang lengkap serta kompleks.
Penanganan susu diperlukan tidak hanya pada produk olahanya saja, namun sejak dari proses
pemerahan, distribus, sampai produk olahanya. Kandungan nilai gizi yang tinggi
menyebabkan susu merupakan media yang sangat disukai oleh mirkoba untuk pertumbuhan
dan perkembangannya, sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu dapat menjadi tidak
layak dikomsusmsi bilatidak ditangani dengan benar (Miskiyah, 2011)

Di dalam susu mengandung kasein yang merupakan sebuah komponen protein susu
utama, yang termasuk ke dalam kelompok fosfoprotein, yaitu protein yang mendapatkan
senyawa yang mengandung asam foforat. Kasein banyak dimanfaatkan dalam industry
pangan, obat, dan kosmetik. Pada industry pangan, kasein diantaranya digunakan sebaga
sumber asam amino, serta untuk memperbaiki kualitas warna dan flavor produk pangna.
Secara komersial, kasein dapat diproduksi melalui proses pengendapan menggunakan
perlakuan asam dan perlakuan renner. Endapat (kasein curd) yang di hasilkan, kemudian di
proses lebih lanjut sehingga di peroleh kasein – asam dan kasein – renner (Dwi, 2016)
IV. Alat Dan Bahan
Nama Uji Alat Jumlah Bahan jumlah
Pengamatn Mikroskop 1 buah Susu murni Secukupnya
butir – butir Object glass 1 buah Susu kental manis Secukupnya
lemak Deg glass 1 buah Susu bubuk Secukupnya
Pipet tetes 1 buah Aquades secukupnya
Penetapan Urinometer 1 buah Susu murni Secukupnya
berat jenis Gelas ukur 1 buah Susu kental manis Secukupnya
Gelas beker 1 buah Susu bubuk Secukupnya
Pipet tetes 1 buah Aquades secukupnya
Pengukuran pH Tabung reaksi 3 buah Susu murni 10 ml
Pipet tetes 3 buah Susu kental manis 10 ml
Gelas ukur 1 buah Susu bubuk 10 ml
Indicator pH 3 buah Kertas pH 3 buah
Schrodinger Tabung reaksi 3 buah Susu murni 10 ml
Pipet tetes 3 buah Susu kental manis 10 ml
Bunsen 1 buah Susu bubuk 10 ml
Penjepit gelas 1 buah Formalin 3 ml
ukur 1 buah Metilen blue 3 ml
Pengendepan Gelas ukur 1 buah Susu murni 10 ml
kasein Corong kaca 1 buah Susu kental manis 10 ml
Kertas saring 3 buah Susu bubuk 10 ml
Gelas beker 1 buah Asam asetat 6 ml
Pipet tetes 3 buah Aquades
Benedict Tabung reaksi 3 buah Susu murni 8 ml
Bunsen 1 buah Susu kental manis 8 ml
Pipet tetes 1 buah Susu bubuk 8ml
Gelas ukur 1 buah Aquades 7,5 ml
Millon Tabung reaksi 3 buah Susu murni 2 ml
Bunsen 1 buah Susu kental manis 2 ml
Pipet tetes 1 buah Susu bubuk 2 ml
Gelas ukur 1 buah Reag. Benedict 3 ml
NaNO2 3 tetes
V. Langkah Kerja
1. Uji Pengamatn Butir – Buitr Lemak
a. Siapkan sebuah objek glass
b. Letakkan satu tetes larutan uji ke objek glas
c. Tutup tetesan larutan dengan dig glas
d. Amati pada mikroskop
e. Catat hasilnya dan gambar butiran yang nampak
f. Lakukan hal yang sama untuk larutan uji yang berbeda. Larutan uji : air susu
murni, air susu bubuk, air susu kental manis

2. Uji Penetapan Berat Jenis


1. Siapkan gelas beker dan masukkan urinometer ke dalamnya
2. Isi gelas beker tersebut dengan 1o ml larutan uji dan hitung garis urinometer yang
tidak tenggelam
3. Hitung berat jenisnya
4. Lakukan uji yang sama untuk larutan yang lain. Larutan uji : air susu murni, air
susu bubuk, dan air susu kental manis

3. Uji Pengukuran Ph
a. Isi tabung reaksi dengan 10 ml larutan uji
b. Celupkan kertas indikator pH pada larutan lalu cocokkan dengan indicator
universal
c. Diamkan tabung selama 30 menit kemudian cek lagi pH nya
d. Catat pH awal dan pH akhir Larutan uji : air susu murni, air susu bubuk, dan air
susu kental manis

4. Uji Schordinger
a. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang masing-masing di isi dengan 10 ml larutan uji
b. Tambahkan 1 ml metilen blue dan 1 ml formalin pada masing-masing tabung
reaksi
c. Panaskan ketiga tabung secara bersamaan selama 5 menit
d. Amati perubahan warna dari tiap tabung reaksi. Larutan uji : air susu murni, air
susu bubuk, dan air susu kental manis

5. Uji Pengendapan Kasein


a. Isi tabung reaksi dengan 10 ml larutan uji
b. Tambahkan 10 ml aquades dan 2 ml asam asetat
c. Aduk campuran lalu saring
d. Usap endapan pada kertas saring ke kertas buram
e. Amati hasilnya

6. Uji Benedict
a. Masukkan 8 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 2,5 ml reagen Benedict ke dalamnya
c. Panaskan selama 3 menit
d. Amati dan catat hasilnya. Larutan uji : air susu murni, air susu bubuk, dan air susu
kental manis

7. Uji Millon
a. Masukkan 2 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 1ml reagen Millon ke dalamnya
c. Panaskan selama 3 menit
d. Tambahkan 1 tetes NaNO2
e. Amati dan catat hasilnya
VI. Data Pengamatan
Nama Uji Bahan Deskripsi Sebelum uji Deskripsi setelah uji

Uji Susu murni - 20


penetapan
berat jenis Susu bubuk - 40

Susu kental manis - 60

Uji Susu murni 6 6


pengukuran
pH Susu bubuk 7 7

Susu kental manis 6 6

Uji Susu murni Biru tua Biru lebih muda


Schreodinge
r Susu bubuk Biru tua Biru lebih muda

Susu kental manis Biru tua Biru tua pekat cenderung


hitam

Uji Susu murni Endapan susu, warna krem Warna krem tekstur halus
Pengendapa dan cair
n Kasein
Susu bubuk Endapan susu, berwarna Warna putih, tekstur
putih halus

Susu kental manis Endapan susu berwarna Warna putih, tekstur


putih lebih kasar

Uji Susu murni Warna abu – abu Warna abu – abu tua
Benedict
Susu bubuk Warna krem Warna kuning , terdapat
endapan

Susu kental manis Warna biru muda Warna biru muda tetap
lebih pekat

Uji Millon Susu murni Bening, banyak suspense Keruh, terdapat suspense
berwarna kuning warna kuning krem

Susu bubuk Bening, banyak suspense Bening, suspense tetap


berwarna kuning kehitaman
Susu kental manis Bening, suspense berwarna Bening, suspense tetap
kuning dan sedikit serta
tidak menyatu
Uji Susu murni Berwarna putih susu Berwarna gelap, dan
pengamatan terdapat tumpukan
butir – butir
lemak Susu bubuk Berwarna putih susu Berwarna gela dan
sedikitterdapat tumpukan

Susu kental manis Berwarna putih susu Berwarna gelap, dan


terdapat tumpukan

VII. Pembahasan
a) Uji Penetapan Berat Jenis
I. Tujuan Uji
Untuk mengetahui berat jenis dari susu murni, susu bubuk, dan susu kental manis
melalui uji penetapan berat jenis.

II. Kajian Teori


Penetapan berat jenis susu meruapakn salah satu pemriksaan susunan susu. Berat jenis
suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut dengan berat air pada
volume dan suhu yang sama. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total
dan bahan padatan tanpa lemak. Kadar padatan total susu diketahui jika diketahui
berat jenis dan lemaknya. Berat jenis susu biasanya ditentukan dengan menggunakan
laktodesimeter dan lactometer. Prisnsip kerja alat ini adalah hydrometer dimana
skalanya sudah disesuaikan dengan berat jenis susu. Kerja hukum ini mengikuti
archimides yaitu jika suatu benda tersebut di celupkan ke dalam suatu cairan, maka
benda tersebut akan mendapat tekanan keatas sesuai dengan berat volume cairan yang
dipisahkan.

III. Pembahasan
Uji Susu murni - 20
penetapan
berat jenis Susu bubuk - 40

Susu kental manis - 60

Uji Penetapan Berat Jenis, ini menggunakan bahan susu murni, susu bubuk, dan susu
kental manis. Hal yang pertama adalah siapkan gelas dan masukan urinometer, isi
gelas tersebut dengan larutan uji dan hitung garis pada urinometer, hitung berta
jenisnya, dan lakukan uji yang sama dengan larutan lainya. sebelum di lakukan uji
belum di ketahui berat jenisnya setelah di lakukan uji berat pada susu murni seberat
20, pada susu bubuk seberat 40, pada susu kental manis seberat 60.

b) Uji Pengukuran Ph
I. Tujuan Uji
Mengetahui besarnya pH dari susu murni sebelum dan suseudah dibiarkan beberapa
saat melalui uji pengukuran pH.

II. Kajian Teori


Pada umumnya, pH susu berkisar antara 6,3 – 6,75. Bila pH menjadi 6 dapat
disebabkan karena kolostrum atau aktivitas bakteri pembusuk. Nilai pH susu yang
meningkat akan menyebabkan viskositas susu juga meningkat sebagai pecahnya
butiran kasein. Penurunan pH susu pada umumnya langsung menyebabkan sedikit
penuruan viskositas, pada penurun pH yang lebih drastis akan menyebabkan
peningkatkan viskositas karena adanya agresi, kasein viskositas susu sedikit
dipengaruhi proses homogenisasi (Walstra, 1999)
III. Pembahasan
Uji Susu murni 6 6
pengukuran
pH Susu bubuk 7 7

Susu kental manis 6 6

Pada uji Pengukuran pH ini menggunakan tiga bahan yaitu susu murni, susu bubuk,
dan susu kental manis. Hal yang pertama dii lakukan adalah isi tabung dengan larutan
uji sebanyak 10 ml, celupkan kertas indicator pada larutan lalu cocokan dengan
indikato universal, diamkan dalam tabung 30 menit kemudian cek pH. Pada uji ini
kandungan pH pada ketiga bahan tersebut tidak terjadi perubahan yang di mana masih
sama seperti sebelum di lakukan uji tersebut.

c) Uji Schreodinger
I. Tujuan Uji
Mengetahui adanya enzim dehidrogenaase pada susu murni, susu bubuk dan susu
kental manis melalui uji Schreodinger.

II. Kajian Teori


Enzim dehydrogenase meruapakan salah satu enzim yang berfungsi dalam
memindahkan hydrogen dari suatu zat ke zat lainya. enzim ini mengeluarkan
hydrogen dari suatu substrat dengan menggunakan carier sebagai reseptor hydrogen.
Enzim ini banyak terdapat pada berbagai sel tetapi bekerja pada susbstrat yang
berbeda. Salah satu zat yang banyak mengandung enzim ini adalah susu. Oleh karena
itu, susu ini di gunakan dalam uji enzim dehydrogenase pada Schreodinger.

III. Pembahasan
Uji Susu murni Biru tua Biru lebih muda
Schreodinge
r Susu bubuk Biru tua Biru lebih muda

Susu kental manis Biru tua Biru tua pekat cenderung


hitam

Pada uji ini menggunakan tiga bahan yaitu susu murni, susu bubuk, dan susu kental
manis. Dengan mengunakan 3 buah tabung reaksi yang masing masing di isi dengan
10 ml larutan uji, tambahkan 1 ml metilen blue dan 1 ml formalin, panaskan ketiga
tabung tersebut, dan amati perubahan warna yang terjadi pada reaksi tabung tersebut.
Sebelum di lakukan uji ini ketiga susu ini berwarna biru tua, sedangkan setelah di
lakukan uji ini terjadi perubahan warna yaitu pada susu murni menjadi biru lebih
muda, susu bubuk menjadi biru lebih muda, dan susu kental manis berubah menjadi
biru tua yang sedikit pekat cenderung hitam.
d) Uji Pengendapan Kasein
I. Tujuan Uji
Mengetahui adanya pengendapan kasein pada susu murni, susu bubuk, dan susu
kental manis melalui uji pengendapan kasein

II. Kajian Teori


Uji pengendapan kasein dilakuakn dengan cara menambahkan setetes demi setetes
menggunakan larutan tertentu sampai susu tersebut mengendap, yang dinamakan
dengan kasein yang mengalami denaturasi. Gumpulan pada larutan tersebut di saring.
Susu mengandung senyawa protein berupa kasein yang dapat menggumpal, proses
penggumpalan susu ini di laukan dengan berbagai cara yaoti dengan menggunakan
asam, enzim proteolitik, dan alcohol serta dapat di percepat dengan pemanasan.
Faktor yang mempengaruhi suatu mutu susu adalah dengan pemberian penggumpal.
Penggumpalan biasa di gunakan adalah penggumpal kimia, antara lain kalsium /
magnesium, kalsium sulfat, glukano – D – lactone dan penggimpal asam ( Anggraeni,
2013)

III. Pembahasan
Uji Susu murni Endapan susu, warna krem Warna krem tekstur halus
Pengendapa dan cair
n Kasein
Susu bubuk Endapan susu, berwarna Warna putih, tekstur
putih halus

Susu kental manis Endapan susu berwarna Warna putih, tekstur


putih lebih kasar

pada uji pengendapan kasein ini menggunakan ketoga bahan yaitu susu murni, susu
bubuk, dan susu kental manis yang di mana di masukan ke dalam tabung rekais
dengan 10 ml larutan uji, lalu tambahkan 10 ml aquades dan 2 ml asam asetat, lalu di
aduk hingga tercampur, usap endapan pada larutan ke kertas buram dan amati
hasilnya. Sebelum di lakukan uji ketiga bahan tersebut pada susu murni terjadi endapa
susu berwarna krem, pada susu bubuk endapan susu berwarna putih, dan pada susu
kental manis terdapat endapan susu bewarna putih. Setelah di lakuka uji mengalami
perubahan semua seperti pada susu murni warnanya tetap krem tetapi terdapat tekstur
yang halus dan cair, untuk susu bubuk warna tidak berubah tetapi teksturnya halus,
dan untuk susu kental manis warna tidak berubah tetapi teksutrnya lebih kasar.

e) Uji Benedict
I. Tujuan Uji
Mengetahui adanya glukosa yang terkandung pada susu murni, susu bubuk, susu
kental manis

II. Kajuan Teori


Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya gula reduksi. Prinsip kerjanya adalah
terdapat endapan merah bata merah yang meruapakn hasil dari reduksi CuSO4.
Laktosa meruapakn komponen karbohidrat utama dalam susu. Endapan merah bata
yang terbentuk pada larutan dikarenakan laktosa meruapak gula pereduksi dengan
aldehid pada residu glukosa yang dapat mereduksi larutan benedict membentuk Cu2O
yang di tandai warna merah bata dengan reaski ( Widodo, 2003)

III. Pembahasan
Uji Susu murni Warna abu – abu Warna abu – abu tua
Benedict
Susu bubuk Warna krem Warna kuning , terdapat
endapan

Susu kental manis Warna biru muda Warna biru muda tetap
lebih pekat

Pada uji ini menggunakan ketiga bahan yaitu susu murni, susu bubuk, susu kental
manis. Hal yang pertama di lakukan dengan masukan 8 ml larutan uji ke tabung
reaksi, tambahkan 2,5 ml reagen benedit ke tabung reaksinya, panaskan selama 3
menit dan amati perubahanya. Sebelum di laakukan uji pada susu murni berwarna abu
– abu, untuk susu bubuk berwarna krem, dan pada susu kental manis berwarna biru
muda. Setelah di lakukan uji pada susu murni berwarna abu – abu tua, susu bubuk
menjadi berwarna kuning dan terapat endapan, pada susu kental manis berubah
menjadi biru muda tetapi lebih pekat. Dari ketiga bahan tersebut mengalami
perubahan warna semuanya.

f) Uji Millon
I. Tujuan Uji
Mengetahui adanya gugus tirosin pada susu murni, susu bubuk, dan susu kental manis
melalui uji millon

II. Kajian Teori


Uji millon ini di gunakan untuk mengetahui adanya gugus tirosin. Gumpalan kasein
ketika ditambahkan 1 ml larutan HgSO4 dan dipanaskan 10 menit. Lalu di dinginkan
maka akan terbentuk endapan putih yang di hasilkan dari reaksi antara Hg dengan
asam amino tirosin pada albumin. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan
protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol – fenol, karena terbentuknya
senyawa merkuir dengan gugus hidroksfenil yang berwarna. Jadi dapat disimpulkan
bahwa larutan terdapat asam amino. Uji ini merupakan merkuro dan merkuri nitrat.
Gugus fenol pada tirosin ini akan ternitrasi membentuk garam merkuri denhan
pereaski millom yang membentuk kompleks berwarna merah ( Poedjiadi, 2007)

III. Pembahasan
Uji Millon Susu murni Bening, banyak suspense Keruh, terdapat suspense
berwarna kuning warna kuning krem

Susu bubuk Bening, banyak suspense Bening, suspense tetap


berwarna kuning kehitaman
Susu kental manis Bening, suspense berwarna Bening, suspense tetap
kuning dan sedikit serta
tidak menyatu
Pada uji menggunakan bahan susu murni, susu bubuk, dan susu kental manis. Hal
yang pertama di lakukan adalah masukan 2 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi,
tambahkan larutan reagen millon sebanyak 1 ml, panaskan selama 3 menit dan
tambahkan 1 tetes NaNO2, amati perubahan yang terjadi. Pada susu murni sebelum di
lakukan uji berwarna bening, dan banyak suspense berwarna kuning, pada susu bubuk
berwarna bening dan terdapat suspense berwarna kuning kehitaman, dan pada susu
kental manis berwarna bening dan terdapat suspense berwarna kuning dan sedikit
tidak menyatu. Setelah di lakuak uji terjadi perubahan pada susu murni, susu bubuk,
dan susu kental manis. Pada susu murni menjadi keruh dan terdapat suspense yang
berawrna kuning krem, dan pada susu bubuk dan susu kental manis tetap berwarna
seperti sebelum di lakukan uji sebelmnya.

g) Uji Pengamatan Butir – Butir Lemak


I. Tujuan Uji
Mengetahui adanya butir – butir lemak pada susu air murni, susu bubuk, dan susu
kental manis melalui uji pengamatan butir – butir lemak.

II. Kajian Teori


Pada uji ini menurut dari Hardoyo (2012) gambar butrian susu apabila dengan
pembesar 450 kali akan seperi bintik – bintik yang kecil. Butiran lemak pada susu
meruapakn jenis lemak trigliserda dan kolesterol. Lemak tersebut sebagai emulsi
kasar, sehingga terlihat seperti butiran yang bersama kasein yang menimbulkan warna
putih pada susu. Warna susu yang putih ini disebabkan oleh pematulan cahaya oleh
globula lemak yang terdispersi, kalsium kaseinat, dan fosfat koloidal (Soeparno,
2002). Menurut saleh (2004) besarnya butiran susu itu tergantung kecilnya butir
lemak yang ditentukan oleh kadar air yang ada di dalamnya. Globuler pada susu ini
mampu menyerap bau dari sekitarnya.

III. Pembahasan
Uji Susu murni Berwarna putih susu Berwarna gelap, dan
pengamatan terdapat tumpukan
butir – butir
lemak Susu bubuk Berwarna putih susu Berwarna gelap dan
sedikitterdapat tumpukan

Susu kental manis Berwarna putih susu Berwarna gelap, dan


terdapat tumpukan
Pada uji menggunakan bahan susu murni, susu bubuk, dan susu kental manis yang
mana nantinya akan di bandingkan hasilnya setelah di lakukan uji. Hal yang pertama
adalah menggunakan objek glass, teteskan larutan uji tersebut ke objek glass, tutup
tetesan tersebut dengan dig glass, amati perubahanya lalu di catat dan gambar butiran
lemaknya. Pada sebelum di uji pada susu murni, susu bubuk, dan susu kental manis
berwarna sama yaitu bewarna putih susu. Setalh di lakukan uji mengalami perubahan
yaitu pada susu murni dan susukental manis berwarna gelap dan terdapat tumpukan
yang banyak, sedangkan pada susu bubuk berwarna gelap tetapi terdapat sedikit
tumpukan.
VIII. Kesimpulan
1. Sebelum di lakukan uji belum di ketahui berat jenisnya setelah di lakukan uji berat pada
susu murni seberat 20, pada susu bubuk seberat 40, pada susu kental manis seberat 60
(Uji Penetapan Berat Jenis)
2. Pada uji ini kandungan pH pada ketiga bahan tersebut tidak terjadi perubahan yang di
mana masih sama seperti sebelum di lakukan uji tersebut (Uji Pengukuran pH)
3. Sebelum di lakukan uji ini ketiga susu ini berwarna biru tua, sedangkan setelah di
lakukan uji ini terjadi perubahan warna yaitu pada susu murni menjadi biru lebih muda,
susu bubuk menjadi biru lebih muda, dan susu kental manis berubah menjadi biru tua
yang sedikit pekat cenderung hitam (Uji Schreodinger)
4. Sebelum di lakukan uji ketiga bahan tersebut pada susu murni terjadi endapa susu
berwarna krem, pada susu bubuk endapan susu berwarna putih, dan pada susu kental
manis terdapat endapan susu bewarna putih. Setelah di lakuka uji mengalami perubahan
semua seperti pada susu murni warnanya tetap krem tetapi terdapat tekstur yang halus
dan cair, untuk susu bubuk warna tidak berubah tetapi teksturnya halus, dan untuk susu
kental manis warna tidak berubah tetapi teksutrnya lebih kasar (Uji Pengendapan
Kasein)
5. Sebelum di laakukan uji pada susu murni berwarna abu – abu, untuk susu bubuk
berwarna krem, dan pada susu kental manis berwarna biru muda. Setelah di lakukan uji
pada susu murni berwarna abu – abu tua, susu bubuk menjadi berwarna kuning dan
terapat endapan, pada susu kental manis berubah menjadi biru muda tetapi lebih pekat.
Dari ketiga bahan tersebut mengalami perubahan warna semuanya (Uji Benedict)
6. Pada susu murni sebelum di lakukan uji berwarna bening, dan banyak suspense berwarna
kuning, pada susu bubuk berwarna bening dan terdapat suspense berwarna kuning
kehitaman, dan pada susu kental manis berwarna bening dan terdapat suspense berwarna
kuning dan sedikit tidak menyatu. Setelah di lakuak uji terjadi perubahan pada susu
murni, susu bubuk, dan susu kental manis. Pada susu murni menjadi keruh dan terdapat
suspense yang berawrna kuning krem, dan pada susu bubuk dan susu kental manis tetap
berwarna seperti sebelum di lakukan uji sebelmnya (Uji Benedict)
7. Pada sebelum di uji pada susu murni, susu bubuk, dan susu kental manis berwarna sama
yaitu bewarna putih susu. Setalh di lakukan uji mengalami perubahan yaitu pada susu
murni dan susukental manis berwarna gelap dan terdapat tumpukan yang banyak,
sedangkan pada susu bubuk berwarna gelap tetapi terdapat sedikit tumpukan (Uji
Pengamatn Butir – Butir Lemak)
IX. Daftar Pustaka
Fikawati, S., & Syafiq, A. (2010). Kajian implementasi dan kebijakan air susu ibu eksklusif
dan inisiasi menyusu dini di Indonesia. Makara kesehatan, 14(1), 17-24.

Jaman, M. E. V., Suada, K., & Sampurna, P. (2013). Kualitas Susu kambing peranakan etawa
selama penyimpanan suhu ruang ditinjau dari rasa, pH dan Uji Alkohol. Indonesia
Medicus Veterinus, 2(5), 469-478.

KARIM, M. C. (2012). Analisis Kandungan Karbohidrat pada Susu Kedelai Essoya yang
Beredar di Gorontalo dengan Metode Luff-Schoorl. Skripsi, 1(821309006).

Marfiyanti, F. V. K., Sayuthi, S. M., Al-Baarri, A. N. M., & Legowo, A. M. (2013).


Karakteristik dangke dari susu dengan waktu inkubasi berbeda pasca perendaman
dalam larutan laktoferin. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2(3).

Puspadewi, R. AKTIVITAS ENZIM EKSTRASELULER YANG BERASAL DARI


Cladosporium tenuissimum (ACTIVIES OF EXTRACELULLAR ENZYME FROM
Cladosporium tenuissimum) Ririn Puspadewi, Putranti Adirestuti, Mira Andam Dewi,
Helma Kurnia.

RAMDHINI, R. N., & SI, M. PENGUJIAN PROTEIN TENTANG UJI MILLON NASSE.

Safriani, S. R. (2016). Isolasi dan Karakterisasi Serta Uji Antimikroba Bakteri Asam Laktat
dari Fermentasi Susu Kambing Peranakan Etawa. ETD Unsyiah.

Shazari, P. A., Soleha, T. U., Carolia, N., & Ramadhian, M. R. (2019). Perbandingan Jumlah
Bakteri Escherichia coli pada Susu Sapi Pasteurisasi dan Susu Sapi Ultra High
Temperature (UHT) yang Beredar di Bandar Lampung. Jurnal Majority, 8(2), 125-
130.

Suwito, W. (2016). Bakteri yang sering mencemari susu: deteksi, patogenesis, epidemiologi,
dan cara pengendaliannya.

WIJIASTUTIK, D. (2012). Hubungan Higiene dan Sanitasi Pemerahan Susu Sapi dengan
Total Plate Count pada Susu Sapi di Peternakan Sapi Perah Desa Manggis
Kabupaten Boyolali (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

Zain, W. N. H. (2013). Kualitas susu kambing segar di peternakan Umban Sari dan Alam
Raya kota Pekanbaru. Jurnal peternakan, 10(1).
X. Lampiran
 `1 lembar laporan sementara
 1 lembar foto praktikum

Banjarnegara – 7 – mei - 2021

Asisten Praktika

Siti Aeniah Bahtiar Arddun Asyafiq


NIM. NIM. K4320015

Anda mungkin juga menyukai