Bahtiar Arddun Asyafiq - K4320015 - C - Laprak Air Susu
Bahtiar Arddun Asyafiq - K4320015 - C - Laprak Air Susu
BIOKIMIA
Air Susu
Disusunoleh:
NIM : K4320015
Kelas : C
SURAKARTA
2021
Laporan Resmi Praktikum
Biokimia
II. Tujuan :
1. Mengetahui adanya butir – butir lemak air susu murni, susu
bubuk, dan susu kental manis melalui uji pengmatan butir
butir lemak.
2. Mengetahui berat jenis dari susu murni, susu bubuk, dan susu
kental manis melalui uji penetapan berat jenis.
3. Mengetahui besarnya pH dari susu murni sebelum dan
sesudah dibiarkan beberapa saat melalui uji pengukuran pH.
4. Mengetahui adanya enzim dehydrogenase pada susu murni,
susu bubuk, dan susu kental manis melalui uji Schordinger
5. Mengetahui adanya pengendapa kasein pada susu murni, susu
bubuk, dan susu kental manis melalui uji pengendapan kasein.
6. Mengetahui adanya glukosa yang terkandung pada susu
murni, susu buubuk, dan susu kental manis melalui uji
Benedict.
7. Mengetahui adanya gugus tirosin pada susu murni, susu
bubuk, dan susu kental manis melalui uji Millon.
Secara alamiah yang di maksud dengan susu adalah hasil pemerahan sap atau hewan
menyusui lainya yang dapat di makan atau dapat di gunakan sebagai bahan makanan, yang
aman dan sehat serta tidak dikurangi komponen – komponennya atau di tambah bahan –
bahan lain. Susu merupakan produk pangan yang hampir sempurna kandungan gizinya dan
sangat di anjurkan dikomsusmsi terutama oleh anak – anak yang berada dalam masa
pertumbuhan. Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae pada
binatang mamalia betina untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Kebutuhan
gizi setiap hewan mamalia betina bervariasi sehingga kandungan susu yang di hasilkan juga
tidak sama pada hewan mamalia yang berbeda (Utami et al. 2011)
Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena di dalam susu segar
mengandung berbagai zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti lemak, protein,
karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat di butuhkan oleh tubuh manusia. Niali gizi
susu yang tinggi menyebabkan susu menjadi medium yang sangat disukai oleh
mikroorganisme yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan mikroba, sehingga dalam
waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak dikomsumsi bila tidak ditangani secara
tepat dan benar. Salah satu cara pengelohan susu agar tetap bertahan lama dalam waktu
tertentu adalah dengan pasteurisasi (Chrisna, 2016).
Susu merupakan protein hewani yang mempunyai peranan startgeis dalam kehidupan
manusia, karena mengandung berbagai komponen gizi yang lengkap serta kompleks.
Penanganan susu diperlukan tidak hanya pada produk olahanya saja, namun sejak dari proses
pemerahan, distribus, sampai produk olahanya. Kandungan nilai gizi yang tinggi
menyebabkan susu merupakan media yang sangat disukai oleh mirkoba untuk pertumbuhan
dan perkembangannya, sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu dapat menjadi tidak
layak dikomsusmsi bilatidak ditangani dengan benar (Miskiyah, 2011)
Di dalam susu mengandung kasein yang merupakan sebuah komponen protein susu
utama, yang termasuk ke dalam kelompok fosfoprotein, yaitu protein yang mendapatkan
senyawa yang mengandung asam foforat. Kasein banyak dimanfaatkan dalam industry
pangan, obat, dan kosmetik. Pada industry pangan, kasein diantaranya digunakan sebaga
sumber asam amino, serta untuk memperbaiki kualitas warna dan flavor produk pangna.
Secara komersial, kasein dapat diproduksi melalui proses pengendapan menggunakan
perlakuan asam dan perlakuan renner. Endapat (kasein curd) yang di hasilkan, kemudian di
proses lebih lanjut sehingga di peroleh kasein – asam dan kasein – renner (Dwi, 2016)
IV. Alat Dan Bahan
Nama Uji Alat Jumlah Bahan jumlah
Pengamatn Mikroskop 1 buah Susu murni Secukupnya
butir – butir Object glass 1 buah Susu kental manis Secukupnya
lemak Deg glass 1 buah Susu bubuk Secukupnya
Pipet tetes 1 buah Aquades secukupnya
Penetapan Urinometer 1 buah Susu murni Secukupnya
berat jenis Gelas ukur 1 buah Susu kental manis Secukupnya
Gelas beker 1 buah Susu bubuk Secukupnya
Pipet tetes 1 buah Aquades secukupnya
Pengukuran pH Tabung reaksi 3 buah Susu murni 10 ml
Pipet tetes 3 buah Susu kental manis 10 ml
Gelas ukur 1 buah Susu bubuk 10 ml
Indicator pH 3 buah Kertas pH 3 buah
Schrodinger Tabung reaksi 3 buah Susu murni 10 ml
Pipet tetes 3 buah Susu kental manis 10 ml
Bunsen 1 buah Susu bubuk 10 ml
Penjepit gelas 1 buah Formalin 3 ml
ukur 1 buah Metilen blue 3 ml
Pengendepan Gelas ukur 1 buah Susu murni 10 ml
kasein Corong kaca 1 buah Susu kental manis 10 ml
Kertas saring 3 buah Susu bubuk 10 ml
Gelas beker 1 buah Asam asetat 6 ml
Pipet tetes 3 buah Aquades
Benedict Tabung reaksi 3 buah Susu murni 8 ml
Bunsen 1 buah Susu kental manis 8 ml
Pipet tetes 1 buah Susu bubuk 8ml
Gelas ukur 1 buah Aquades 7,5 ml
Millon Tabung reaksi 3 buah Susu murni 2 ml
Bunsen 1 buah Susu kental manis 2 ml
Pipet tetes 1 buah Susu bubuk 2 ml
Gelas ukur 1 buah Reag. Benedict 3 ml
NaNO2 3 tetes
V. Langkah Kerja
1. Uji Pengamatn Butir – Buitr Lemak
a. Siapkan sebuah objek glass
b. Letakkan satu tetes larutan uji ke objek glas
c. Tutup tetesan larutan dengan dig glas
d. Amati pada mikroskop
e. Catat hasilnya dan gambar butiran yang nampak
f. Lakukan hal yang sama untuk larutan uji yang berbeda. Larutan uji : air susu
murni, air susu bubuk, air susu kental manis
3. Uji Pengukuran Ph
a. Isi tabung reaksi dengan 10 ml larutan uji
b. Celupkan kertas indikator pH pada larutan lalu cocokkan dengan indicator
universal
c. Diamkan tabung selama 30 menit kemudian cek lagi pH nya
d. Catat pH awal dan pH akhir Larutan uji : air susu murni, air susu bubuk, dan air
susu kental manis
4. Uji Schordinger
a. Siapkan 3 buah tabung reaksi yang masing-masing di isi dengan 10 ml larutan uji
b. Tambahkan 1 ml metilen blue dan 1 ml formalin pada masing-masing tabung
reaksi
c. Panaskan ketiga tabung secara bersamaan selama 5 menit
d. Amati perubahan warna dari tiap tabung reaksi. Larutan uji : air susu murni, air
susu bubuk, dan air susu kental manis
6. Uji Benedict
a. Masukkan 8 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 2,5 ml reagen Benedict ke dalamnya
c. Panaskan selama 3 menit
d. Amati dan catat hasilnya. Larutan uji : air susu murni, air susu bubuk, dan air susu
kental manis
7. Uji Millon
a. Masukkan 2 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan 1ml reagen Millon ke dalamnya
c. Panaskan selama 3 menit
d. Tambahkan 1 tetes NaNO2
e. Amati dan catat hasilnya
VI. Data Pengamatan
Nama Uji Bahan Deskripsi Sebelum uji Deskripsi setelah uji
Uji Susu murni Endapan susu, warna krem Warna krem tekstur halus
Pengendapa dan cair
n Kasein
Susu bubuk Endapan susu, berwarna Warna putih, tekstur
putih halus
Uji Susu murni Warna abu – abu Warna abu – abu tua
Benedict
Susu bubuk Warna krem Warna kuning , terdapat
endapan
Susu kental manis Warna biru muda Warna biru muda tetap
lebih pekat
Uji Millon Susu murni Bening, banyak suspense Keruh, terdapat suspense
berwarna kuning warna kuning krem
VII. Pembahasan
a) Uji Penetapan Berat Jenis
I. Tujuan Uji
Untuk mengetahui berat jenis dari susu murni, susu bubuk, dan susu kental manis
melalui uji penetapan berat jenis.
III. Pembahasan
Uji Susu murni - 20
penetapan
berat jenis Susu bubuk - 40
Uji Penetapan Berat Jenis, ini menggunakan bahan susu murni, susu bubuk, dan susu
kental manis. Hal yang pertama adalah siapkan gelas dan masukan urinometer, isi
gelas tersebut dengan larutan uji dan hitung garis pada urinometer, hitung berta
jenisnya, dan lakukan uji yang sama dengan larutan lainya. sebelum di lakukan uji
belum di ketahui berat jenisnya setelah di lakukan uji berat pada susu murni seberat
20, pada susu bubuk seberat 40, pada susu kental manis seberat 60.
b) Uji Pengukuran Ph
I. Tujuan Uji
Mengetahui besarnya pH dari susu murni sebelum dan suseudah dibiarkan beberapa
saat melalui uji pengukuran pH.
Pada uji Pengukuran pH ini menggunakan tiga bahan yaitu susu murni, susu bubuk,
dan susu kental manis. Hal yang pertama dii lakukan adalah isi tabung dengan larutan
uji sebanyak 10 ml, celupkan kertas indicator pada larutan lalu cocokan dengan
indikato universal, diamkan dalam tabung 30 menit kemudian cek pH. Pada uji ini
kandungan pH pada ketiga bahan tersebut tidak terjadi perubahan yang di mana masih
sama seperti sebelum di lakukan uji tersebut.
c) Uji Schreodinger
I. Tujuan Uji
Mengetahui adanya enzim dehidrogenaase pada susu murni, susu bubuk dan susu
kental manis melalui uji Schreodinger.
III. Pembahasan
Uji Susu murni Biru tua Biru lebih muda
Schreodinge
r Susu bubuk Biru tua Biru lebih muda
Pada uji ini menggunakan tiga bahan yaitu susu murni, susu bubuk, dan susu kental
manis. Dengan mengunakan 3 buah tabung reaksi yang masing masing di isi dengan
10 ml larutan uji, tambahkan 1 ml metilen blue dan 1 ml formalin, panaskan ketiga
tabung tersebut, dan amati perubahan warna yang terjadi pada reaksi tabung tersebut.
Sebelum di lakukan uji ini ketiga susu ini berwarna biru tua, sedangkan setelah di
lakukan uji ini terjadi perubahan warna yaitu pada susu murni menjadi biru lebih
muda, susu bubuk menjadi biru lebih muda, dan susu kental manis berubah menjadi
biru tua yang sedikit pekat cenderung hitam.
d) Uji Pengendapan Kasein
I. Tujuan Uji
Mengetahui adanya pengendapan kasein pada susu murni, susu bubuk, dan susu
kental manis melalui uji pengendapan kasein
III. Pembahasan
Uji Susu murni Endapan susu, warna krem Warna krem tekstur halus
Pengendapa dan cair
n Kasein
Susu bubuk Endapan susu, berwarna Warna putih, tekstur
putih halus
pada uji pengendapan kasein ini menggunakan ketoga bahan yaitu susu murni, susu
bubuk, dan susu kental manis yang di mana di masukan ke dalam tabung rekais
dengan 10 ml larutan uji, lalu tambahkan 10 ml aquades dan 2 ml asam asetat, lalu di
aduk hingga tercampur, usap endapan pada larutan ke kertas buram dan amati
hasilnya. Sebelum di lakukan uji ketiga bahan tersebut pada susu murni terjadi endapa
susu berwarna krem, pada susu bubuk endapan susu berwarna putih, dan pada susu
kental manis terdapat endapan susu bewarna putih. Setelah di lakuka uji mengalami
perubahan semua seperti pada susu murni warnanya tetap krem tetapi terdapat tekstur
yang halus dan cair, untuk susu bubuk warna tidak berubah tetapi teksturnya halus,
dan untuk susu kental manis warna tidak berubah tetapi teksutrnya lebih kasar.
e) Uji Benedict
I. Tujuan Uji
Mengetahui adanya glukosa yang terkandung pada susu murni, susu bubuk, susu
kental manis
III. Pembahasan
Uji Susu murni Warna abu – abu Warna abu – abu tua
Benedict
Susu bubuk Warna krem Warna kuning , terdapat
endapan
Susu kental manis Warna biru muda Warna biru muda tetap
lebih pekat
Pada uji ini menggunakan ketiga bahan yaitu susu murni, susu bubuk, susu kental
manis. Hal yang pertama di lakukan dengan masukan 8 ml larutan uji ke tabung
reaksi, tambahkan 2,5 ml reagen benedit ke tabung reaksinya, panaskan selama 3
menit dan amati perubahanya. Sebelum di laakukan uji pada susu murni berwarna abu
– abu, untuk susu bubuk berwarna krem, dan pada susu kental manis berwarna biru
muda. Setelah di lakukan uji pada susu murni berwarna abu – abu tua, susu bubuk
menjadi berwarna kuning dan terapat endapan, pada susu kental manis berubah
menjadi biru muda tetapi lebih pekat. Dari ketiga bahan tersebut mengalami
perubahan warna semuanya.
f) Uji Millon
I. Tujuan Uji
Mengetahui adanya gugus tirosin pada susu murni, susu bubuk, dan susu kental manis
melalui uji millon
III. Pembahasan
Uji Millon Susu murni Bening, banyak suspense Keruh, terdapat suspense
berwarna kuning warna kuning krem
III. Pembahasan
Uji Susu murni Berwarna putih susu Berwarna gelap, dan
pengamatan terdapat tumpukan
butir – butir
lemak Susu bubuk Berwarna putih susu Berwarna gelap dan
sedikitterdapat tumpukan
Jaman, M. E. V., Suada, K., & Sampurna, P. (2013). Kualitas Susu kambing peranakan etawa
selama penyimpanan suhu ruang ditinjau dari rasa, pH dan Uji Alkohol. Indonesia
Medicus Veterinus, 2(5), 469-478.
KARIM, M. C. (2012). Analisis Kandungan Karbohidrat pada Susu Kedelai Essoya yang
Beredar di Gorontalo dengan Metode Luff-Schoorl. Skripsi, 1(821309006).
RAMDHINI, R. N., & SI, M. PENGUJIAN PROTEIN TENTANG UJI MILLON NASSE.
Safriani, S. R. (2016). Isolasi dan Karakterisasi Serta Uji Antimikroba Bakteri Asam Laktat
dari Fermentasi Susu Kambing Peranakan Etawa. ETD Unsyiah.
Shazari, P. A., Soleha, T. U., Carolia, N., & Ramadhian, M. R. (2019). Perbandingan Jumlah
Bakteri Escherichia coli pada Susu Sapi Pasteurisasi dan Susu Sapi Ultra High
Temperature (UHT) yang Beredar di Bandar Lampung. Jurnal Majority, 8(2), 125-
130.
Suwito, W. (2016). Bakteri yang sering mencemari susu: deteksi, patogenesis, epidemiologi,
dan cara pengendaliannya.
WIJIASTUTIK, D. (2012). Hubungan Higiene dan Sanitasi Pemerahan Susu Sapi dengan
Total Plate Count pada Susu Sapi di Peternakan Sapi Perah Desa Manggis
Kabupaten Boyolali (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Zain, W. N. H. (2013). Kualitas susu kambing segar di peternakan Umban Sari dan Alam
Raya kota Pekanbaru. Jurnal peternakan, 10(1).
X. Lampiran
`1 lembar laporan sementara
1 lembar foto praktikum
Asisten Praktika