Anda di halaman 1dari 82

MAKALAH KLIMATOLOGI

“KONDISI IKLIM DI KABUPATEN KONAWE SELATAN, KECAMATAN


RANOMEETO SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA ”

Oleh :

YOGA YUNANDAR
NIM. M1B122114

JURUSAN ILMU LINGKUNGAN FAKULTAS


KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.

Makalah ini berjudul “Perubahan Iklim di Konawe Selatan serta faktor-

faktor yang mempengaruhinya” dan disusun untuk memenuhi tugas dari

mata kuliah Kilmatologi.

kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih

jauh lagi agar makalah ini bisa menjadi referensi pembelajaran bagi kita

semua.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak

kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu kami sangat mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan

makalah ini.

Kendari, 20 Desember 2023

Yoga Yunandar

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Klimatologi 9
a. Suhu 11
b. Curah Hujan 13
c. Kelembapan 16
B. Klasifikasi iklim 18
a. Klasifikasi iklim menurut koppen 18
b. Klasifikasi iklim menurut mohr 18
c. Klasifikasi iklim menrut schamid ferguson 18
d. Klasifikasi iklim menurut oldeman 19
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Cuaca dan Iklim 20
BAB III PEMBAHASAN 24
A. Kondisi Iklim di Kabupaten Konawe Selatan 24
B. Klasifikasi Iklim 25
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim 34
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 45
B. Saran 48
DAFTAR PUSTAKA 50

iii
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Prosedur kerja alat-alat BMKG Ranomeeto 25


2. Data curah hujan konawe selatan 2009-2018 26
3. Data klasifikasi iklim menurut koppen 27
4. Klasifikasi iklim menurut koppen 29
5. Klasifikasi iklim menurut mohr 30
6. Hasil klasifikasi iklim menurut mohr 30
7. Penggolongan iklim menurut schamidt-ferguson 31
8. Hasil klasifikasi iklim menurut schamidt-ferguson 32
9. Hasil klasifikasi iklim menurut oldeman 34
10. Pengolongan tipe iklim menurut oldeman 34

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang

masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat

sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu

yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di

berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan

dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi

dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam

pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai

meteorologi statistik

Klimatologi merupakan kajian ilmiah yang membahas tentang

penganalisaan unsur cuaca seperti temperatur, tekanan udara dan lain

sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menentukan keadaan cuaca atau iklim

suatu daerah tertentu dan mamperhatikan keadaan cuaca yang akan

datang.

Berdasarkan pendekatan keilmuannya terdapat 4 cabang klimatologi antara


lain:

1. Klimatografi, pembahasan secara deskriptif (apa adanya)

berdasarkan data, peta dan gambar. Pembahasan tak disertai

analisis fisika dan matematika yang mendalam. Umumnya

dikembangkan oleh pakar geografi.

2. Klimatologi fisik, adalah klimatologi yang membahas perilaku dan

gejala- gejala cuaca yang terjadi di atmosfer dengan menggunakan

1
dasar-dasar ilmu fisika dan matematika. Tinjauannya ditekankan

pada neraca energi dan neraca air antara bumi dan atmosfer.

2
3. Klimatologi dinamik, adalah klimatologi yang membahas

pergerakan atmosfer dalam berbagai skala, terutama tentang

peredaran atmosfer umumdi berbagai wilayah di seluruh dunia.

4. Klmatologi terapan, adalah klimatologi yang membahas penerapan

ilmu iklim untuk memecahkan berbagai permasalahan praktis yang

dihadapi oleh masyarakat. Contoh klimatologi terapan antara lain:

klimatologi pertanian (agroklimatologi), klimatologi perkotaan,

klimatologi kelautan, klimatologibangunan dan bioklimatologi.

Ranomeeto adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Konawe

Selatan, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ranomeeto berjarak sekitar 65

kilometer dari ibukota kabupaten Konawe Selatan ke arah utara melalui

Wolasi dan berbatasan langsung dengan Kota Kendari. Pusat

pemerintahannya berada di kelurahan Ranomeeto. Kecamatan ini

merupakan yang terpadatpenduduknya.

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang.

Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi.

Terdapat beberapaklasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak

geografis. Di Indonesia secara umum kita dapat menyebutnya sebagai

iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Seluruh kepulauan

Indonesia yang letaknya sepanjang khatulistiwa antara 6° LU dan 11° LS

dan antara 95° dan 141° BT termasuk daerah beriklim tropis. Sifat

utamanya ialah suhu yang selalu tinggi, tanpa penyimpangan-

penyimpangan yang besar.

3
Iklim merupakan kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang

panjang dalam suatu tempat. Iklim diukur berdasarkan suhu, kelembapan,

tekanan atmosfer,curah hujan dan arah angin. Namun, tidak hanya itu saja,

perlu diketahui bahwa iklim dipengaruhi oleh garis lintang, medan,

ketinggian dan perairan di dekatnya. Ilmu yang mempelajari tentang iklim

suatu wilayah disebut sebagai klimatologi.

Iklim di Indonesia hampir seluruhnya tropis. Seragam air hangat yang

membentuk 81% dari daerah di Indonesia memastikan bahwa suhu di

darat tetap cukup konstan, dengan dataran pantai rata-rata 28 °C, daerah

pedalaman dan gunung rata-rata 26 °C, dan daerah pegunungan yang lebih

tinggi, 23 °C. Suhu bervariasi sedikit dari musim ke musim, dan Indonesia

relatif mengalami sedikit perubahan pada panjang siang hari dari satu

musim ke musim berikutnya, perbedaan antara hari terpanjang dan

terpendek hari tahun ini hanya empat puluh delapan menit. Hal ini

memungkinkan tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun.

Variabel utama iklim di Indonesia tidak suhu atau tekanan udara,

namun curahhujan. Daerah itu kelembaban relatif berkisar antara 70

dan 90%. Angin yangmoderat dan umumnya dapat diprediksi, dengan

musim hujan biasanya bertiup dariselatan dan timur pada bulan Juni

hingga September dan dari barat laut pada bulanDesember sampai Maret.

Topan dan badai skala besar menimbulkan bahaya sedikituntuk pelaut di

perairan Indonesia; bahaya besar berasal dari arus deras di saluran.

Pengertian Iklim juga dapat digunakan dalam menentukan aspek

4
kehidupan seperti tanaman apa saja yang dapat tumbuh di tempat tersebut

dan hewan apa yangdapat hidup di daerah tersebut, dengan mengetahui

iklim suatu daerah maka

5
manusia dapat menentukan tanaman apa saj ayang dapat di tanam di lokasi

tersebut.Misalnya seperti tanaman teh kopi, tanaman tersebut tidak cocok

di daerah dataran rendah karena iklim yang tidak sesuai dengan

pertumbuhan tanaman tersebut. Teh dan kopi akan tumbuh subur jika

ditanam di dataran tinggi dengan udara yang sejuk.

Suhu atau temperatur adalah ukuran rata-rata panas atau energi

panas partikeldalam suatu zat. Karena ini adalah pengukuran rata-rata, itu

tidak tergantung pada jumlah partikel dalam suatu objek. Dalam arti itu

tidak tergantung pada ukurannya. Misalnya, suhu secangkir kecil air

mendidih sama dengan suhu panci besar air mendidih. Bahkan jika pot

besar jauh lebih besar daripada cangkir dan memiliki jutaan dan jutaan

molekul air. Kita bisa merasakan suhu setiap hari.

Suhu adalah bentuk ekspresi panas dan dingin, yang diukur dengan

termometer. Termometer dikalibrasi dalam berbagai skala suhu yang

secara historis telah menggunakan berbagai titik referensi dan zat

termometrik untuk definisi. Timbangan yang paling umum adalah skala

Celsius (sebelumnya disebut Celcius), dilambangkan ° C, skala Fahrenheit

(dilambangkan ° F), dan skala Kelvin (dilambangkan K), yang terakhir yang

sebagian besar digunakan untuk tujuan ilmiah oleh konvensi para Sistem

Satuan Internasional (SI).

Suhu adalah pengukuran objektif tentang seberapa panas atau dingin

suatu benda. Itu bisa diukur dengan termometer atau kalorimeter. Ini

merupakan cara untuk menentukan energi internal yang terkandung dalam

6
sistem yang diberikan. Karena manusia dengan mudah memahami jumlah

panas dan dingin di suatu daerah, dapat dipahami bahwa suhu adalah fitur

realitas yang kita pahami secara intuitif.

7
Suhu penting dalam semua bidang ilmu alam, termasuk dalam
makna

fisika, arti kimia, ilmu bumi, kedokteran, dan biologi, serta sebagian besar
aspek

kehidupan sehari-hari. Banyak proses fisik dipengaruhi oleh suhu, seperti:

1. Sifat fisik bahan termasuk fase (padat, cair, gas atau plasma),

kepadatan,kelarutan, tekanan uap, konduktivitas listrik.

2. Tingkat dan sejauh mana reaksi kimia terjadi.

3. Jumlah dan sifat radiasi termal yang dipancarkan dari

permukaan suatubenda.

4. Kecepatan suara yang merupakan fungsi dari akar kuadrat dari suhu
absolut.

Kelembaban merupakan banyaknya konsentrasi uap air dalam

atmosfer, arah mata angin adalah pergerakan angin dari arah tertentu

menuju ke tekanan udara rendah, kecepatan angin adalah cepat dalam

sekon angin bergerak, titik koordinat adalah letak titik suatu wilayah di

permukaan bumi, titik koordinat diperlukan dalam klimatologi karena

setiap tempat tertentu memiliki parameter iklim yang berbeda-beda,

Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa

udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan

barometer, Titik embun adalah batas udara dalam menampung uap air di

udara, apabila uap air telah melebihi batas maka akan terjadi

pengembunan.Iklim di bumi tidak selalu konstan; temperatur dan curah

hujan berbeda-beda dari tahun ke tahun dan berfluktuasi dalam jangka

waktu yang lebih lama. Pertumbuhan tanaman dan urutannya yang terjadi
8
dalam suatu tahun ditentukan oleh interaksi antara iklim, tatanaman,

dan pengelolaan. Suatu jenis tanaman akan

9
tumbuh jika kebutuhan minimum akan air, energi, dan nutrien tersedia ;

sertaada tempat untuk tumbuh tegak.

Kelembapan atau kelembaban adalah konsentrasi kandungan dari

uap air yang ada di udara. Uap air yang terdapat dalam atmosfer bisa

berubah wujud menjadi cair atau padat, yang pada akhirnya jatuh ke

bumi yang dikenal sebagai hujan. Angka konsentrasi ini dapat

diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau

kelembaban relatif. Alat untuk mengukur kelembaban disebut higrometer.

Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara

dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawal lembab (dehumidifier).

Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu

udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan

perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut

dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C

(32 °F).

Kelembapan udara pada dasarnya adalah ukuran kadar uap air yang

berada dalam bentuk gas di udara. Udara disini dapat dimaknai sebagai

udara dalam ruangan ataupun udara pada lapisan atmosfer.

Jumlah uap air yang berada di atmosfir sekitar 2 persen saja dari

jumlah massa keseluruhan dari atmosfir. Jumlah yang relatif sedikit jika

dibandingkan dengan gas lain. Akan tetapi jumlah tersebut juga tidak

selalu konstan dan tetap, sebab kadang ditemui kelembapan pada udara

berada di sekitaran angka nol sampai lima persen untuk suatu wilayah
10
tertentu.

11
Dalam perameter iklim diperlukan data curah hujan, kelembaban,

kecepatan angin, arah mataangin, titik koorfinat, tekanan udara, serta titik

embun. Curah hujanmerupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam

tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.

Curah hujan 1 (satu) milimeter artinyadalam luasan satu meter persegi pada

tempat yang datar tertampung air setinggi satumilimeter atau tertampung

air sebanyak satu liter.

Perbedaan ketinggian sangat mempengaruhi para meter iklim,

contohnya suhu, suhu sangat sensitif terhadap terhadap ketinggian

wilayah, dimana semakin tinggi ketinggian suatu tempat maka suhu akan

semakin rendah, begitupun sebaliknya semkin rendah suatu wilayah maka

suhunya akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena perbedaan

tekanan udara di lapisan atmosfer.

Berdasarkan uraian di atas dalam menentukan iklim suatu wilayah

diperlukan data curah hujan, titik koordinat, ketinggian tempat, tekanan

udara, kelembaban, serta parameter-parameter lainnya yang

menggambarkan kondisi iklim suatu wilayah.

12
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana kondisi iklim di Kabupaten Konawe Selatan?

2. Seperti apa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi iklim di

KabupatenKonawe Selatan?

3. Bagaimana perhitungan data curah hujan Konawe Selatan

mengunakanmetode Klasifikasi iklim koppen, mohr, schamid

ferguson, dan oldeman ?

C. Tujuan

Tujuan dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui kondisi iklim di Konawe Selatan

2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi iklim di Konawe Selatan

3. Untuk mengetahui perhitungan data curah hujan konawe selatan

klasifikasiiklim koppen, mohr, schamid ferguson, dan oldeman

13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Klimatologi

Klimatologi atau Ilmu cuaca adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji

tentang gejala-gejala cuaca yang mempunyai sifat umum dalam jangka

waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi. Iklim adalah

kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu

lokasi. Perbedaan iklim begitu besar yang memberikan pengaruh yang

luas terhadap manusia untuk menduduki dan mengelola bumi. Iklim

bergantung kepada hubungan yang kompleks. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi iklim yaitu suhu, curah hujan, dan angin

(Wahyuningsi,Utami, 2014).

Klimatologi pun juga dapat atau bisa diartikan ialah sebagai ilmu yang

mencari gambaran serta juga penjelasan mengapa iklim juga cuaca di

segala macam tempat di bumi itu dapat berbeda, serta seperti apa

hubungan antara iklim itu dengan kehidupan manusia sehari-hari.

Klimatologi ini merupakan salah satu dari beberapa cabang ilmu geografi

yang sering disejajarkan dengan meteorologi disebabkan karna

mempunyai kesamaan, tetapi keduanya ini memiliki perbedaan mendasar

pada kajiannya, meteorologi fokus mengkaji pada proses di atmosfer

tetapi klimatologi ini lebih mengkaji hasil akhir dari sebuah proses pada

atmosfer.

14
Ilmu klimatologi pun juga sangat bermanfaat bagi segala macam

bidang, seperti halnya perhubungan, pertanian, peternakan, perdagangan,

kehutanan, serta juga pariwisata. Klimatologi ini memiliki tujuan guna

membuat penggolongan

15
iklim, sehingga akan lebih mudah untuk dapat mempelajarinya. Ilmu

klimatologi tersebut digunakan guna menuliskan atau pun juga

menerangkan dan menguraikan hakikat mengenai iklim, variasinya

terhadap waktu, distribusi iklim ini terhadap ruang, serta jgua hubungan

iklim itu dengan segala macam unsur lain dari lingkungan alam serta

aktivitas manusia.

Sedangkan manfaat dari klimatologi itu ialah meningkatkan supaya

waspada terhadap akibat negatif yang dapat atau bisa ditimbulkan akibat

kondisi dan juga situasi cuaca atau iklim yang cukup ekstrim. Klimatologi

ini pun juga bisa atau dapat dimanfaatkan di dalam menyesuaikan diri

dengan karakter iklim setempat, sehingga kemudian bisa atau dapat

terhindar dari hambatan yang dapat atau bisa ditimbulkannya. Selain itu

juga, klimatologi ini memiliki manfaat sebagai upaya penyusunan rekayasa

bidang teknik, sosial serta juga ekonomi dengan cara menerapkan

teknologi pemanfaatan sumber daya cuaca atau pun juga iklim, yakni

seperti rumah kaca, sistem pertanian hidroponik, hujan buatan, serta

pembangkit listrik tenaga surya atau tenaga angin, dan lain sebagainya.

Klimatologi ini pun juga sangat berguna dikehidupan sehari-hari,

sebab kehidupan manusia itu sangat bergantung di kondisi cuaca serta

iklim. Cuaca sertajuga iklim di dalam skala wilayah kecil pada dasarnya itu

bisa atau dapat dimodifikasi seperti apapun rupanya itu dengan teknologi,

tetapi secara global cuaca juga iklim tak bisa dilawan. Penerapan ilmu

klimatologi ini sangat berhubungan dengan banyak bidang kehidupan kita

sehari-hari, seperti misalnya bidang transportasi, bidang pertanian, bidang

16
pariwisata, bidang telekomunikasi,

17
serta juga bidang perdagangan. Dibawah ini merupakan beberapa penerapan

klimatologi pada kehidupan kita sehari-hari.

a. Suhu

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suhu diartikan sebagai

ukuran kuantitatif dari temperatur, panas atau dingin, dan diukur

menggunakan termometer. Suhu menjadi besaran yang akan menyatakan

ukuran derajat dingin dan panas suatu benda. Selain bisa dinyatakan

secara kualitatif, suhu juga dapat dinyatakan secara kuantitatif dengan

satuan derajat tertentu.

Kemudian dalam Encyclopedia Britannica juga disebutkan bahwa suhu

adalahukuran panas atau dingin yang dinyatakan dengan skala sembarang.

Di mana skala tersebut menunjukkan bahwa suhu panas yang memiliki

energi tinggi akan mengalir ke suhu yang lebih rendah atau dingin. Maka

dari itu, suhu dapat dinyatakan pula menjadi ukuran kualitatif sebuah

benda. Suhu ini bisa diukur karena adanya energi kinetik dalam suatu

benda. Jadi, semakin besar energi kinetik suatu benda, suhunya akan

semakin tinggi

Suhu bawah permukaan bumi memiliki nilai yang berbeda, tergantung

pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain anomali intensitas

matahari, anomaly panasbumi dan sebagainya. Suhu bawah permukaan

banyak diamati untukberbagai tujuan, antara lain kebutuhan pertanian dan

survei pendahuluan dalam mengamati anomali panasbumi yang digunakan

sebagai acuan untuk survei potensi panasbumi di daerah yang memiliki

manifestasi panasbumi. Aspek penting dari sebuah peta sebaran suhu

18
untuk sistem panas bumi pada suatu daerah akan menampakkan

keberadaan sumber panas bumi tersebut. Agar diketahui sumber

19
panas bumi, maka diperlukan suatu metode yang mempunyai kemampuan

dalammendeteksi sumber panas bumi (Tumiwan dkk, 2015).

Berikut adalah faktor-faktor yang bisa mempengaruhi suhu di

permukaanbumi, di antaranya adalah:

1. Jumlah radiasi yang diterima suatu benda perhari, perbulan,

pertahun, sertapermusim.

2. Adanya pengaruh tempat, yaitu daratan atau lautan

3. Adanya pengaruh dari ketinggian tempat dari permukaan bumi

4. Dipengaruhi secara tidak langsung oleh pembawaan angin, apakah

angin yang membawa panas atau dingin.

5. Adanya pengaruh panas laten , yakni panas yang disimpan di dalam

atmosfer bumi

6. Adanya pengaruh dari penutup tanah, di mana tanah yang ditutupi

vegetasi temperaturnya akan lebih rendah dibandingkan dengan

tanah yang tanpa vegetasi.

7. Tipe tanah juga mempengaruhi suhu, semakin gelap tanah maka

semakin tinggi pula indeks suhunya, begitu juga sebaliknya.

8. Sudut datangnya sinar matahari juga mempengaruhi suhu. Sudut

datangnya sinar matahari yang lurus, akan jauh lebih panas jika

dibandingkan dengan yang sudut datangnya matahari dari arah

miring.

Sensor suhu adalah komponen yang biasanya digunakan untuk

merubah panas menjadi listrik untuk mempermudah dalam menganalisa

besarannya. Sensor Suhu LM 35 yang dipakai dalam penelitian ini, berupa

20
komponen elektronika yang

21
diproduksi oleh National Semiconductor. Seri LM 35 merupakan sensor

suhu yang akurat dan tegangan keluaran linear sebanding dengan suhu

°Celcius. LM 35 memiliki keuntungan lebih linier, memiliki impedansi

keluaran yang rendah, keluaran linier, dan kalibrasi tepat, yang membuat

antarmuka ke pembacaan atau sirkuit kontrol sangat mudah. Sumber

tegangan bisa digunakan satu sumber tegangan, ataupun dengan sumber

positif dan negatif. Jangkauan pengukuran dari pada LM 35 antara -55°C

sampai 150 °C suhu jangkauan (Wiharto, 2012).

b. Curah Hujan

Curah hujan yang turun ke bumi tidak lepas dari suatu proses alami

berkelanjutan, yaitu siklus hidrologi. Siklus hidrologi yang juga dikenal

dengan

siklus air, adalah proses yang diawali oleh menguapnya air ke atmosfer.

Kemudian air dalam bentuk gas akan membentuk awan. Selanjutnya, air

dalam bentuk awan akan kembali turun ke bumi. Air yang turun ke bumi ini

dikenal sebagai hujan, baikberbentuk hujan air, hujan salju atau hujan es.

Hujan adalah rangkaian proses presipitasi cairan, yaitu fenomena

alam terjadinya kondensasi uap air pada atmosfer yang mengalami

penambahan uap air dan pendinginan, kemudian mengalami tabrakan satu

sama lain, sehingga menjadisebuah peristiwa yang disebut hujan. Air yang

menguap ke atmosfer dan terkumpul disebut awan. Awan merupakan

substansi massa aerosol yang terdiri dari kondensasi uap air, debu, garam

laut, asap, dan berbagai macam zat mikroskopik higroskopis lain yang

terangkat ke atmosfer. Ketika jumlah awan semakin banyak, membesar


22
dan semakin berat, serta mendapat pengaruh tarikan gravitasi bumi, maka

awan kembali turun menjauhi atmosfer.

23
Saat awan menuruni atmosfer, maka suhu sekelilingnya tidak lagi berada

pada titik beku. Oleh sebab itu, awan yang berbentuk massa padat akan

terkondensasi menjadihujan (jika udara di sekelilingnya berada diatas suhu

0⁰ C) atau salju (jika udara disekelilingnya berada dibawah suhu 0⁰ C).

Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat penting bagi

kehidupan dibumi. Curah hujan adalah ketinggian air hujan yang terkumpul

dalam tempat datar,tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.

Curah hujan 1 (satu) milimeterartinya dalam luasan satu meter persegi

pada tempat yang datar tertampung airsetinggi satu milimeter atau

tertampung air sebanyak satu liter (Purwantara,2015).

Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan

waktu.Dengan kata lain bahwa intensitas curah hujan menyatakan

besarnya curah hujan dalam jangka pendek yang memberikan gambaran

derasnya hujan perjam. Untuk mendapatkan nilai intensitas hujan di suatu

tempat maka alat penakar hujan yang digunakan harus mampu mencatat

besarnya volume hujan dan waktu berlangsungnya hujan sampai hujan

tersebut berhenti. Dalam hal ini alat penakar hujan yang dimanfaaatkan

adalah alat penakar hujan otomatis. Curah hujan yang diperlukan untuk

pembuatan rancangan dan rencana perhitungan volume debit (yang

disebabkan oleh curah Sulilowati, Sadad Ihujan) dari daerah pengaliran

yangkecil seperti perhitungan debit banjir (Sutinkjo, 2005).

24
Berikut adalah jenis hujan berdasarkan ukuran diameter titik air hingga sampai

kedaratan.

1. Gerimis

Butiran air dan halus yang turun dari langit disebut dengan

gerimis atau drizzle. Air gerimis emiliki diameter kurang dari 500

mikrometer. Hujan jenis ini berasal dari bagian awan dengan ketinggian

sedang, yaitu awan alto stratus yang memiliki ketinggian 2.000 hingga

7.000 kaki di atas permukaan laut.

2. Hujan Deras

Jenis hujan deras cirinya adalah air yang turun memiliki diameter

sekitar 700 hingga 1.000 mikrometer per butir dan terkondensasi dalam

volume yang besar. Hujan kategori deras berasal dari awan

cumulonimbus dengan ketinggian 2.000-

16.01 kaki diatas permukaan laut.

3. Hujan Es

Hujan es adalah hujan lokal yang jarang terjadi dan biasanya terjadi

kurang lebih 10 menit . Penyebabnya adalah pengembunan mendadak.

Hujan jenis ini dapat dialami oleh seluruh wilayah di dunia, termasuk

wilayah tropis. Ukuran hujan es sekitar 6 cm per bongkahan. Hujan es

berasal dari awan cumulonimbus yang bertumpuk secara vertikal hingga

mencapai ketinggian 30.000 kaki atau lebih.

25
4. Salju

Salju adalah hujan yang berbentuk padat, berasal dari awan


nimbostratus.

Nimbostratus merupakan awan dengan ketinggian sedang yang

berada padadaerah dingin (wilayah di atas garis ekuator).

c. Kelembaban

Udara Lembab atau udara basah adalah pasangan (dua komponen)

campuran dari udara kering dan uap air . Dengan kata lain udara kering

yang mengandung uap air . Jumlah uap air bervariasi dari nol (udara kering)

sampai maksimum yang bergantung dari temperatur dan tekanan.

Saturasi adalah keadaan keseimbangan netral antara udara lembab dan

fasa air terkondensasi (cair atau padat). Masa molekulrelatif dari air

adalah 18,01528 pada skala karbon-12. konstanta gas untuk uap air adalah

: Rw = 8314,41/18,01528 = 461,520 J/(kgda oK) Pada beberapa proses

pengkondisian udara, kandungan air sengaja dihilangkan dari udara, tetapi

pada proses lain, air ditambahkan (Muhammad, dkk, 2017).

Kelembapan udara pada dasarnya adalah ukuran kadar uap air yang

berada dalam bentuk gas di udara. Udara disini dapat dimaknai sebagai

udara dalam ruangan ataupun udara pada lapisan atmosfer. Jumlah uap

air yang berada di atmosfir sekitar 2 persen saja dari jumlah massa

keseluruhan dari atmosfir. Jumlah yang relatif sedikit jika dibandingkan

dengan gas lain.

Terdapat alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan pada

udara, yakni psikrometer. Alat ini bisa mengetahui jumlah uap air yang
26
berada di atmosfir, walaupun ukurannya sangat kecil. Jika suatu atmosfir

memilik kadar uap air yang

27
tinggi, besar kemungkinan ia akan menghasilkan hujan. Sebab adanya uap

air didalam atmosfir bisa menjadi tanda bahwa hujan akan turun di wilayah

tertentu.

Terdapat beberapa jenis kelembapan udara yang terbagi dalam tiga

bentuk umum,bentuk-bentuk tersebut antara lain adalah :

 Kelembapan spesifik

 Kelembapan absolut

 Kelembapan nisbi/relatif

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kelembapan udara di suatu

wilayah.Faktor-faktor tersebut antara lain adalah :

 Suhu udara

 Tekanan udara

 Pergerakan angin

 Sinar matahari

 Vegetasi

 Ketersediaan air

28
B. Klasifikasi Iklim

a. Klasifikasi iklim menurut KOPPEN

Menurut Wladimir Koppen (1923), membuat klasifikasi iklim seluruh

dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim

tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan

kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim

dalam lima daerah iklim pokok.Masing-masing daerah iklim diberi simbol

A, B, C, D, dan E (Saputra,2016).

b. Klasifikasi Iklim Menurut MOHR (1933)

Klasifikasi ilim mohr diusulkan oleh E.C. Mhor pada tahun 1933

klasifikasi iklim ini menggunakan unsure iklim curah hujan. Klasifikasi

mohr di dasarkana atas jumlah bulan basah dan bulan kering setahun.

Bulan basah dalam kalsifikasi iklim menurut mhor adalah bulan dengan

curah huujan lebih dari 100 mmbulan kering memeiliki curah huajan

kumulatif kuranga dari 60 mm. sedangkan antara bulan basah dan bulan

kering terdapat bulan lembap yang memiliki curah hujan total 60 mm sapai

100 mm (Lakitan, Beyamin, 2002).

c. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson (1951)

Penentuan Nilai Q Menurut Schmidt Fergusson Dasar

pengklasifikasian iklim ini adalah jumlah curah hujan yang jatuh setiap

bulan. sehingga diketahui rata-rata bulan basah, lembap, dan bulan kering.

Sistem klasifikasi iklim Schmidt Ferguson dikembangkan pada

tahun1950. dasar untuk membuat penggolongan iklim oleh Schmidt dan

Ferguson adalah dengan cara menghitung dan menentukan quitient


29
(Q=rerata) jumlah bulan kering dan rerata bulan basah. Sehingga

langkah pertama ditentukan terlebih dahulu

30
tentang status bulan. Untuk ini mereka menggunakan kriteria yang

dibuat oleh Mohr. Menurut (Lakitan, 2002) klasifikasi Schmidt- Ferguson

menggunakan nilai perbandingan (Q) antara rata- rata banyaknya bulan

kering (Md) dan rata-rata banyaknya bulan basah (Mf) dalam tahun

penelitian. Adapun kategori untuk bulan kering (jika dalam satu bulan

mempunyai jumlah curah hujan < 60 mm), bulan lembab (jika dalam satu

bulan mempunyai jumlah curah hujan 60 sampai 100 mm),dan bulan basah

(jika dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan > 100 mm). Dalam

perhitungan Schmidt Fergusson untuk mengetahui Nilai Q terlebih dahulu

menentukan rata-rata bulan kering dan rata rata bulan basah

(Nasution,2018).

d. Klsifikasi Iklim Menurut Oldeman (1975)

Klasifikasi iklim menurut Oldeman (1975) disebut juga dengan


klasifikasi agroklimat. Peta cuaca pertanian ditampilkan sebagai “peta
agroklimat” atau Atroclimatic map. Klasifikasi iklim ini terutama ditujukan
kepada komoditi pertanian tanaman makanan utama seprti padi, jagung,
kedelai dan tanaman palawija lainnya. Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh
Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama
pada tanaman padi dan palawija . Pada klasifikasi Oldeman, penggolongan
tipe iklim untuk setiap zone dan intrepretasi iklimnya digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan tipe iklimdan interpretasinya. batasan dalam
menentukan iklim dan curah hujan dalam metode Oldeman (Tuggul dkk,
2014).

31
a. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Cuaca dan Iklim

 Sinar radiasi surya

Matahari merupakan salah satu sumber panas bagi permukaan

bumi. Pancaran sinar matahari ke permukaan bumi menimbulkan adanya

energi. Permukaan atmosfer menerima energi sebesar 1,94 kalori/menit

setiap cm2 yang terdiri atas sinar ultraviolet, sinar inframerah, dan sinar

cahaya. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan suhu udara di permukaan

bumi, yaitu banyak sedikitnya sinar matahari yang sampai di permukaan

bumi. Banyak sedikitnya sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi

tergantung pada sudut datang sinar matahari, semakin kecil sudut datang

sinar, semakin banyak sinar matahari yang diterima bumi, lamanya

penyinaran matahari, tebal tipisnya awan, ada tidaknya penghalang di

permukaan bumi (rumah, vegetasi, dan sebagainya), jenis zat permukaan

bumi yang disinari (daratan lebih cepat menerima panas daripada lautan)

(Purwantara.

2015).

 Kecepatan Angin

Kecepatan angin adalah cepat lambatnya angin bertiup pada suatu


tempat.

Angin merupakan besaran vektor yang mempunyai arah dan kecepatan.

Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara

bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.

Angin terjadi disebabkan oleh adanya beda tekanan horizontal. Angin

permukaan memiliki gaya gesek karena adanya kekasaran permukaan

32
bumi. Gaya gesek menyebabkan kecepatan angin melemah. Sirkulasi

umum atmosfer adalah gerak rata-rata dari angin di permukaan bumi.

Daerah sekitar equator yang tekanannya rendah, angin akan

33
memusat dan naik, dan angin permukaan akan menjadi lemah atau

berubah. Agar proses dapat berjalan terus, maka lapisan jenuh harus

diganti dengan udara kering. Pergantian tersebut hanya mungkin jika ada

angin yang menggeser uap air. Jadi kecepatan angin memegang peranan

penting dalam proses evapotranspirasi. Laju evapotranspirasi sebanding

dengan kecepatan angin. Pengukuran kecepatan angin dapat dilakukan

dengan Anemometer (Nurhayati.2016).

 Penguapan (Evapotraspirasi)

Evapotranspirasi merupakan gabungan dari dua proses yaitu

evaporasi dantranspirasi. Evaporasi adalah penguapan dari lautan, danau,

massa air lainnya dan massa daratan, sedangkan transpirasi adalah

penguapan air dari tumbuhan. Evapotranspirasi terjadi secara simultan

dan dua proses ini sulit untuk dibedakan. Perubahan evapotranspirasi

sangat dipengaruhi oleh iklim regional sehingga memegang peranan

penting dalam perhitungan ketersediaan air tanah. Perhitungan nilai

evapotranspirasi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satu

metode yang dinilai ideal dalam estimasi evapotranspirasi spasial adalah

Metode Penman. Metode Penman merupakan metode yang

direkomendasikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO)

(Harianto, dkk, 2015).

 Persipitasi (Hujan)

Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi

yang berupa hujan, salju, embun, dan yang sejenis. Indonesia termasuk

34
daerah tropis sehingga yang paling dominan jenis presipitasi yang terjadi

adalah hujan. Menurut

35
Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi hujan Presipitasi adalah turunnya

air dari atmosfer ke permukaan bumi yang berupa hujan, salju, embun, dan

yang sejenis. Indonesia termasuk daerah tropis sehingga yang paling

dominan jenis presipitasi yang terjadi adalah hujan. Pola umum curah

hujan di Indonesia dipengaruhi oleh letak geografis, Indonesia yang dilalui

garis khatulistiwa menyebabkan sepanjang tahun disinari matahari. Pada

umumnya besaran curah hujan di Indonesia tidak sama. Curah hujan rata-

rata di Indonesia setiap tahun tidak sama, tetapi secara umum besar

curah hujan adalah sebesar 2000 – 3000 mm per tahun (Hidayat dkk,

2016).

 Tekanan Udara

Tekanan menggambarkan gaya per satuan luas pada suatu


ketinggian

tertentu. Dimana tekanan udara merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi dan menentukan kerapatan udara selain daripada suhu

udara. Ketinggian kerapatanudara (density height) adalah suatu ketinggian

dalam atmosfer standar ICAO, dimana kerapatan udaranya sesuai dengan

kerapatan udara pada suatu tempat tertentu. Pengertian ini sangat

berguna dalam menentukan karakteristik daya kerja pesawat terbang dan

mesin-mesinnya serta panjang landasan yang digunakan untukmengudara

(Gusmeweti, Desmanti, 2015).

 Kelembapan

Kelembapan adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam

udara atauatmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam

atmosfer karena adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan
36
sungai, maupun dari air tanah. Disamping itu terjadi pula dari proses

transpirasi, yaitu penguapan dari

37
tumbuhtumbuhan. Sedangkan banyaknya air di dalam udara bergantung

kepada banyak faktor, antara lain adalah ketersediaan air, sumber uap,

suhu udara, tekananudara, dan angin (Edwin, dkk,2016).

38
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kondisi Iklim di Kabupaten Konawe Selatan

Secara umum, kondisi iklim di Desa Jati Bali, Kec. Ranomeeto,

Kabupaten Konawe Selatan memiliki dua musim yakni musim kemarau

dan musim hujan, dimana berdasarkan hasil pengukuran yang didapatkan

dari Stasiun Klimatologi BMKG Ranomeeto Kendari selama 10 tahun

(Periode 2008 – 2017), wilayah tersebut memiliki rata-rata tahunan curah

hujan, hari hujan dan suhu udara yaitu

2.662.6 mm selama 213.3 hari, dengan suhu udara minimum 23º C dan

maksimum 32º C, berada pada ketinggian tempat 108 m dpl. Pergantian

musim kemarau dan musim hujan dipengaruhi oleh arah angin yaitu angin

Barat daya pada bulan Juni sampai dengan bulan Januari dan angin

Timur/Tenggara pada bulan Februari sampai bulan Agustus. Rata-rata

bulanan curah hujan, hari hujan dan suhu udara di Kabupaten Konawe

Selatan disajikan pada Gambar.

39
40
Hasil pengamatan data curah hujan Kabupaten Konsel dapat dilihat

padatable 1

Table 1. data curah hujan kabupaten konawe selatan tahun 2009-2018

B Klasifikasi Iklim

i. Klasifikasi Iklim KOOPEN

Pada tahun 1918, seorang ahli iklim dari Jerman yang bernama W.

Koppen membuat Idasifikasi iklim dunia sebagai berikut. Bumi dibagi

menjadi lima kelompok iklim utama, yaitu iklim A, B, C, D, dan E. Kelima

tipe iklim utama tersebut menggambarkan karakteristik suhu yang

berbeda-beda, yang dibagi lagi oleh beberapa huruf berikutnya.

41
Table 2. data kalsifikasi iklim menurut koppen

Data curah hujan di atas telah telah di jumlah dan di dapatkan hasil

total curah hujan dan jumlah rata rata curah hujan perbulan dan pertahunya,

sebelum kita menentukan tipe iklim yang terdapat di kalimantan selatan

dengan menggunakan metode dari koppen kita perlu mengetahui apa saja

yang menjadi klasifikasi dari metode koppen, karena dengan mengetahu

klasifikasinya maka kita akan muda menetukan tipe mana yang masuk.

Klasifikasi tipe klim menurut koppen yaitu sebagai berikut :

Koppen membagi tipe utama wilayah agroklimat menjadi 5 klas


yaitu
A Iklim hujan tropik, suhu bulan terdingin >18°C
B Iklim kering evaporasi > prepitasi
C Iklim sedang hujan , suhu bulan terdingin berkisar antara
-3°C
sampai 18°C dan suhu bulan terpanas > 10°C
D Iklim hujan dingin (boreal) suhu bulan terdingin < - 3°C dan
suhu
bulan terpanas > 10°C
E Iklim kutub, suhu bulan terpanas < 10°C
Pengaruh hujan di gambarkan sebagai huruf kedua yang terdiri
atas
f Selalu basa, hujan setiap bulan > 60 mm
s Bulan bulan kering jatuh pada musim panas
42
43
S Semi arid (stepa atau padang rumput)
w Bulan bulan kering jatuh pada musim dingin (winter)
W Arid (padang pasir)
m Khusus untuk kelompok tipe A di gunakan lambang m
(monsoon)yang berarti musim kemarau yang pendek,
tetapi curah hujan tahunan cukup tinggi sehingga
tanah cukup lembab
dengan vegetasi hutan hujan tropik
F Daerah tertutup es abadi

Table 3. klasifikasi iklim menurut koppen


Setelah kita mengetahui data pengklsifikasian dari koppen maka
hal yang perlu untuk di lakukan untuk mengetahu jenis tipe iklim di
kalimantan yaitu dengan mencocokan hasil rata rata curah hujan dengan
kurva penetuan iklim dari koppen yaitu sebagai berikut:
Jadi setelah melihat data curah hujan dan data pengklasifiksian
yang di buatoleh koppen maka kita dapat menentukan tipe iklim yang ada
di daerah konawe selatan yaitu tipe iklimnya untuk rata rata perbulannya
adalah Tipe (Af) mengapa tipe Af seperti yang telah di ketahui curah hujan
rata rata perbulan tidak ada yang di bawah 60 mm jadi bisa tergolong
sebagai Tipe Af, begitupun juga dengan Tipe Aw untuk rata rata curah
hujan tahuan yaitu data menunjukan curah hujan sebesar
< 2500, jadi untuk Tipe Am yaitu karena curah hujan yang di tetapkan
pertahunnya
> 2500 mm maka daerah kalimantan selatan tidak termaksud tipe iklim Am.

ii. Metode MOHR


Klasifikasi iklim di Indonesia yang didasrakan curah hujan agaknya
di ajukan oleh Mohr pada tahun 1933. Klasifikasi iklim ini didasarkan oleh
jumlah Bulan Kering (BK) dan jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitung
sebagai harga rata-rata dalam waktu yang lama.
Adapun klasifikasi yang di lakukan oleh MOHR adalah:
Bulan basah (BB) : bulan dengan rata rata CH : > 100 mm
Bulan lembab (BL) : bulan dengan rata rata CH : 60 – 100 mm
Bulan kering (BK) : bulan dengan rata rata CH : < 60 mm
44
Table 4. Tabel klasifikasi iklim menurut mohr

45
Untuk menentukan klasifikasi yang di buat oleh MOHR maka kita
perlu melihat data curah hujan yang akan di identifikasi atau di
klasifikasikan. Setelah melihat data curah hujan di atas maka kita perlu
melakukan penjumlahan untuk mendapatkan total curah hujan kemudian
mencari rata rata dengan cara hasil curahhujan perbulan di bagi banyaknya
data atau tahun yang menjadi pengamatan, seperti pada tabel berikut.

Table 5. hasil klasifikasi iklim menurut mohr


Setelah melihat data hasil yang kita peroleh dari penjumlahaan tadi
maka langka selanjutnya untuk menentukan BB,BK, dan BL maka kita perlu
melihat hasil rata rata dan memaduhkan data pengklasifikasian yang di
buat oleh Mohr sehinggaakan mempermuda dalam menentukan tipe iklim
di bulan tersebut.
Menurut Mohr untuk menentukan BB, BK, dan BL yaitu di ambil dari
jumlah rata rata keseluruhan pada tiap bulanya atau penetuanya
berdasarkan data jumlah rata rata perbulanya pada kurun waktu 10 tahun.
Seperti tabel di bawah ini jumlah BB, BK dan BL pada data curah hujan
konawe selatan.
Dari hasil penetuan BB, BK dan BL di atas kita sudah bisa
menentukan tipe iklim menurut metode Mohr. Berdasarkan jumlah BB, BK
maka Mohr menetapkanlima golongan tipe iklim seperti pada tabel berikut:
46
Pengamatan tipe iklim menurut metode
Mohr
Golongan tipe Bulan kering Bulan basah
iklim
Ia 0 12
Ib 0 0 - 11
II 1-2 4 – 11
III 2-4 4–9
IV 4-6 4–7
V 6-8 2-5
Kelas Tk. DKB / thn
kelembapan
I Basah 1-6 BL
II Agak basah 1 BK
III Agak kering 3-4 BK
IV Kering 6 BK
V Sangat > 6 BK
kering
Table 6. pegolongan klasifikasi iklim menurut mohr
Dari data klasifikasi yang di buat oleh Mohr di atas kita dapat
mengetahui tipe iklim yang ada pada daerah kalimantan selatan, yaitu
pada daerah komawe selatan tipe iklim yang terdapat pada daerah
tersebut yaitu golongan tipe iklim Ib di mana bulan kering hampir tidak
terdapat bahkan tidak terdapat pada daerah tersebut dalam kurung waktu
10 tahun, sedangkan untuk bulan basanya pada daerahkalimantan selatan
dalam kurun waktu 10 tahun terdapat 10 bulan basah. Jadi kesimpulanya
yaitu tipe iklim pada daerah kalimantan selatan memiliki tipe iklim kelas I
dengan keterangan kelembapan yaitu Basah dan pada pertahunya terdapat
1

– 6 BL (bulan lembab).

iii. Metode Schmidt-Ferguson


Schmidt-Ferguson menerima metode Mohr dalam penetuan
bulan basah (BB), bulan kering (BK), dan bulan lembab (BL) akan tetapi
carah perhitunganya bebeda. Schmidt-Ferguson menentukan BB,BK dan
BL secara tahun demi tahun selama periode pengamatan kemudian di

47
jumlah dan di hitung rata ratanya.

48
Untuk menentukan tipe iklim dari metode Schmidt-Ferguson yaitu
pertama kita harus mempunyai data curah hujan dan data curah hujan yang
di ambil minimal kurung waktu 10 tahun. Berikut data curah hujan dari
daerah Konawe Selatan.
Sebelum kita menggunakan metode Schmidt-Ferguson kita perlu
mengetahui klasifikasi atau batasan yang di buat oleh metode Schmidt-
Ferguson dalam penggolongan BB, BK dan BL yaitu sebagai berikut :

Bulan basah (BB) : bulan dengan rata rata CH : > 100 mm


Bulan lembab (BL) : bulan dengan rata rata CH : 60 – 100 mm
Bulan kering (BK) : bulan dengan rata rata CH : < 60 mm

Table 7. penggolongan klasifikasi menurut Schmidt-Ferguson


Dari data yang di peroleh maka pada metode ini kita akan
menentukan penggolongan BB, BK dan BL sesuai pada data curah hujan
konawe selatan pada setiap perbulan dan pertahunya. Sebagai berikut

table 8. hasil klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson

49
Setelah mendpatkan hasil penetuan jumlah BB dan BK seperti pada

tabel di atas, selanjutnya kita akan menentukan nilai Q dengan cara

memasukan jumalah rata rata dari jumlah BB dan BK. Dengan rumus

sebagai berikut :

Q= 1,42 dibagi 9,58 dan diakli 100% dan ahsilnya 0,148 Setelah
mendapatkan hasil dari rasio Q maka kita akan menentukan tipe hujan yang
terdapat di kalimantan selatan dan kelas iklim yang terdapat pada daerah
Konawe dengan mengunakan klasifikasi dari metode Schmidt-Ferguson.
Seperti pada tabel berikut
:

Tipe hujan Rasio Q Kelas Iklim


A 0< Q < 0,143 Sangat basah
B 0,143 Q Basah
<33,33
C 33,33< Q <60 Agak basah
D 60 < Q <100 Sedang
E 100< Q <167 Agak kering
F 167 < Q <300 Kering
G 300< Q <700 Sangat kering
H <700 Luar biasa
kering
Table 9. tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson

Dari data klasifikasi tipe hujan, rasio dan kelas iklim yang ada pada
metode Schmidt-Ferguson maka dapat di ketahui bahwa daerah konawe
selatan mempunyai tipe hujan B dengan rasio Q = 0,148 atau, dan kelas
iklimnya sangat basah.

iv. Metode Oldeman


Klasifikasi iklim menurut Oldeman (1975) disebut juga dengan
klasifikasi agroklimat. Peta cuaca pertanian ditampilkan sebagai “peta
agroklimat” atau Atroclimatic map. Klasifikasi iklim ini terutama ditujukan
kepada komoditi pertanian tanaman makanan utama seprti padi, jagung,
50
kedelai dan tanaman palawija lainnya.

51
Karena penggunaan air bagi tanaman-tanaman utama merupakan
hal yangpenting di lahan tadah hujan, maka dnegna data curah hujan dlam
jangka lama, petaagroklimat ddidasarkan pada periode kering. Curah hujan
melebihi 200 mm sebulan dianggap cukup untuk padi sawah, sedangkan
curah hujan paling sedikit 100 mm per bula diperlukan untuk bertanam di
lahan kering.
Untuk menentukan tipe iklim dan curah hujan agar dapat
mempertimbangkan kegiatan pertanian spesifik tanaman pangan dengan
unsur iklim terutama curah hujan dari metode Oldeman yaitu pertama kita
harus mempunyai data curah hujan dan data curah hujan yang di ambil
minimal kurung waktu 10 tahun. Berikut data curah hujan dari daerah
kalimantan selatan.
Sebelum kita mengklasifikasikan tipe iklim dan curah hujan yang
ada padadaerah kalimantan selatan terlebih dahulu untuk kita mengetahui
hal apa sja yang menjadi batasan dalam menentukan iklim dan curah hujan
dalam metode Oldeman,yaitu sebagai berikut :
· Bulan basah (BB) : bulan dengan rata rata CH > 200 mm.
· Bulan lembab (BL) : bulan dengan rata rata CH : 100 – 200 mm.
· Bulan kering (BK) : bulan dengan rata rata CH < 100 mm
Untuk menentukan klasifikasi dari tipe iklim dari metode Oldeman
yaitu terlebih dahulu untuk mencari total CH dan rata rata CH dari data
yang telah ada, seperti pada tabel berikut ini.

Setelah di dapatkan rata rata CH maka hal yang perlu untuk di

lakukan adalah menentukan pada setiap bulanya manakha yang termaksud

BB, BK, dan BL sehingga dapat kita tentukan periode bulan basah dan

kering berturut turut, sepertipada tabel berikut.

52
Table 10. hasil klasifikasi iklim menurut oldeman
Dari data di atas maka di peroleh jumlah berturut turut dari jumlah
bulan basah dan jumlah bulan kering. Maka langka selanjutnya kita akan
menentukan tipe iklim dan curah hujan dari metode Oldeman dengan
klasifikasi data dari metode iniadalah sebagai berikut :
Tipe Bulan basah berturut Sub divisi Bulan kering berturut
utam turut turut
A >9 1 <2
B 7– 2 2–
9 3
C 5– 3 4–
6 6
D 3 4 >6
Table 11. penggolaongan klasifikasi iklim menurut oldeman
Dari data yang di peroleh maka kita dapat mengetahui tipe iklim
dan curah hujan berturut turut yang terdapat di daerah konawe selatan,
yaitu Daerah konaweselatan mempunyai tipe iklim utama C dengan jumlah
BB berturut turut yaitu 6 terjadi pada bulan febuari, maret, april, mey, juni,
juli sub divisi 1 dengan jumalah BK berturut turut yaitu < 2 terjadi pada
bulan oktober.

53
C. Faktor -faktor yang mempengaruhi iklim

 Sinar radiasi surya

Matahari merupakan salah satu sumber panas bagi permukaan

bumi. Pancaran sinar matahari ke permukaan bumi menimbulkan adanya

energi. Permukaan atmosfer menerima energi sebesar 1,94 kalori/menit

setiap cm2 yang terdiri atas sinar ultraviolet, sinar inframerah, dan sinar

cahaya. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan suhu udara di permukaan

bumi, yaitu banyak sedikitnya sinar matahari yang sampai di permukaan

bumi. Banyak sedikitnya sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi

tergantung pada sudut datang sinar matahari, semakin kecil sudut datang

sinar, semakin banyak sinar matahari yang diterima bumi, lamanya

penyinaran matahari, tebal tipisnya awan, ada tidaknya penghalang di

permukaan bumi (rumah, vegetasi, dan sebagainya), jenis zat permukaan

bumi yang disinari (daratan lebih cepat menerima panas daripada lautan)

(Purwantara. 2015).

Radiasi surya merupakan energi yang dipancarkan oleh sinar

matahari ke seluruh jagad raya dan sebagian kecil mencapai permukaan

atmosfer kemudian diteruskan (transmission) ke permukaan bumi setelah

melalui proses pemancaran (scattering), dan penyerapan (absorption)

oleh atmosfer bumi. Proses dan besaran radiasi surya yang terjadi di

atmosfer diilustrasikan pada gambar 1. Nilai radiasi surya yang tiba di

puncak atmosfer sekitar 1350-1400 .

tetapan surya (Rosenberg dan Verna 1983), namun radiasi yang

sampai dipermukaan bumi tidak sebesar nilai tersebut karena telah

54
mengalami proses pemantulan, penyerapan, dan pemencaran di atmosfer.

Akibat modifikasi radiasi

55
surya di atmosfer maka terjadi perubahan kualitas, kuantitas, dan arah

radiasi suryayang tiba dipermukaan bumi. Dari segi kualitas clan kuantitas,

energi radiasi surya yang sampai dipermukaan bumi terdiri atas ultra

viole(7,8%), cahaya tampak (39.8%), infiamerah dekat/NIR (38.8%) serta

sisanya radiasi di bawah W (1.2%) dan di atas NIR (12.4%). Akibat

pemencaran radiasi yang terjadi di atmosfer maka radiasi yang tiba

dipermukaan dapat dibedakan atas radiasi langsung dan radiasi baur.

Radiasi langsung merupakan radiasi surya yang tiba langsung di

permukaan bumi tanpa mengalami proses pemencaran. Radiasi baur

adalah seluruh radiasi surya yang telah mengalami pemencaran di

atmosfer baik melalui pemantulan maupun penerusan.

 Kecepatan Angin

Kecepatan angin adalah cepat lambatnya angin bertiup pada suatu

tempat. Angin merupakan besaran vektor yang mempunyai arah dan

kecepatan. Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan

bumi. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan

rendah. Angin terjadi disebabkan oleh adanya beda tekanan horizontal.

Angin permukaan memiliki gaya gesek karena adanya kekasaran

permukaan bumi. Gaya gesek menyebabkan kecepatan angin melemah.

Sirkulasi umum atmosfer adalah gerak rata-rata dari angin di permukaan

bumi. Daerah sekitar equator yang tekanannya rendah, angin akan

memusat dan naik, dan angin permukaan akan menjadi lemah atau

berubah. Agar proses dapat berjalan terus, maka lapisan jenuh harus

diganti dengan udara kering. Pergantian tersebut hanya mungkin jika ada

56
angin yang menggeser uap air. Jadi kecepatan angin memegang peranan

penting dalam proses evapotranspirasi. Laju

57
evapotranspirasi sebanding dengan kecepatan angin. Pengukuran kecepatan

angindapat dilakukan dengan Anemometer (Nurhayati.2016).

Proses Terjadinya Angin

Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena

daerah yang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu

yang lebih tinggiserta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain

di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga

dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di

sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain. Angin buatan dapat dibuat

dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang sederhana hingga

yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan

menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain

sebagainya dengan cara dikibaskan.

Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin

listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain

sebagainya.Secara alami kitabisa menggunakan mulut, hidung, lubang

dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin. Udara dapat

membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa

bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak

sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah,

bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya

adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin. angin adalah

udara yangbergerak.

58
Pergerakan udara ini disebabkan oleh rotasi bumi dan juga karena

adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Jika udara dipanaskan

akan memuai yangakhirnya naik karena menjadi lebih ringan. Jika udara

yang dipanaskan naik, tekanan udara menjadi turun.Karena udara

berkurang.dan udara dingin di sekitarnya akan mengalir ke tempat yang

bertekanan rendah tersebut. Udara lalu menyusut menjadi lebih berat

dan turun ke tanah.Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan kembali

naik. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini

dinamakan konveksi.Angin juga termasuk udara, udara terdiri dari

bermacam gas.Gas termasuk materi yang tidak kelihatan.

Penyebab Terjadinya Angin

Angin disebabkan oleh perbedaan tekanan atmosfer yang terjadi di

permukaan bumi, karena pemanasan yang tidak merata di permukaan

bumi dengan matahari. Udara bergerak dari daerah tekanan tinggi ke

daerah dengan tekanan rendah dan gerakan inilah yang disebut dengan

angin. Setiap perbedaantekanan akan menyebabkan angin, tapi semakin

besar perbedaan tekanan akan menyebabkan angin yang kuat. Arah

angin juga dipengaruhi oleh rotasi bumi. Jika bumi tidak bereotasi,

maka angin akan bergerak di jalur yang lurus dari daerah tekanan tinggi

ke tekanan rendah. Arah ini dibelokkan dari jalurnya ke arah lain tepat di

belahan bumi utara dan selatan karena bumi berputar pada porosnya.

59
Angin lokal yang mempengaruhi daerah yang relatif kecil sering

disebabkan oleh panas yang ditransfer oleh proses konveksi. Radiasi

langsung dari matahari hanya sedikit memanaskan udara. Hal ini juga

dihangatkan sebagian besar oleh panas yang terpancar dari bumi.

Pemanasan lokal yang intensif dari tanah menyebabkan udara di atas

menjadi sangat panas secara langsung dan semakin luas. Akibatnya,

beberapa udara tinggi mengalir jauh, menurunkan tekanan di area

yang dipanaskan dan meningkatkan tekanan di sekitarnya. Udara yang

lebih dingin dan berat di dekat bumi kemudian mengalir ke daerah

yang lebih panas.

 Penguapan (Evapotraspirasi)

Evapotranspirasi merupakan gabungan dari dua proses yaitu

evaporasi dantranspirasi. Evaporasi adalah penguapan dari lautan, danau,

massa air lainnya dan massa daratan, sedangkan transpirasi adalah

penguapan air dari tumbuhan. Evapotranspirasi terjadi secara simultan

dan dua proses ini sulit untuk dibedakan. Perubahan evapotranspirasi

sangat dipengaruhi oleh iklim regional sehingga memegang peranan

penting dalam perhitungan ketersediaan air tanah. Perhitungan nilai

evapotranspirasi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satu

metode yang dinilai ideal dalam estimasi evapotranspirasi spasial adalah

Metode Penman. Metode Penman merupakan metode yang

direkomendasikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO)

(Harianto, dkk, 2015).

60
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di

dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas

(contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi.

Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara

berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume yang

signifikan.

Evaporasi dapat pula diartikan sebagai proses difusi uap air ke

atmosfer dari permukaan air yang terbuka bebas. Termasuk diantaranya

adalah kehilangan air dari danau, sungai, bahkan awan dan tanah jenuh

dan permukaan tumbuhan, tetapi tidak menggabungkan kehilangan

transpirasi dari tumbuhan. Sangat penting untuk membedakan antara

proses evaporasi yang hanya memperhatikan badan air yang bebas dan

yang berasal dari evapotranspirasi.

Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari

cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika

molekul-molekulsaling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam

berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang

transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul

mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik didih cairan. Bila ini

terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke

dalam gas dan "menguap".

Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di

dalam gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan

seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar


61
energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul

"kecepatan lepas" - energi panas - yang

62
diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini

sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena

itu lebih tak terlihat

Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara

akan berkumpul menjadi awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air

yang berukuran kecil dapat bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air

dan turun hujan. Siklus air terjadi terus menerus. Energi surya

menggerakkan penguapan air dari samudra, danau, embun dan sumber

air lainnya. Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan

penguapan di dalam stomata tumbuhan) secara kolektif diistilahkan

sebagai evapotranspirasi.

 Persipitasi (Hujan)

Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi

yang berupa hujan, salju, embun, dan yang sejenis. Indonesia termasuk

daerah tropis sehingga yang paling dominan jenis presipitasi yang terjadi

adalah hujan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi hujan

Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi yang

berupa hujan, salju, embun, dan yang sejenis. Indonesia termasuk daerah

tropis sehingga yang paling dominan jenis presipitasi yang terjadi adalah

hujan. Pola umum curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh letak

geografis, Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menyebabkan

sepanjang tahun disinari matahari. Pada umumnya besaran curah hujan di

Indonesia tidak sama. Curah hujan rata-rata di Indonesia setiap tahun

tidak sama, tetapi secara umum besar curah hujan adalah sebesar 2000 –
63
3000 mm per tahun (Hidayat dkk, 2016).

64
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan

presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan

keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik

leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah

proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat

untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi

bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan,

yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga

adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai

daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui

tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki

ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga

bola kecil (butir

kecil).

 Tekanan Udara

Tekanan menggambarkan gaya per satuan luas pada suatu


ketinggian

tertentu. Dimana tekanan udara merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi dan menentukan kerapatan udara selain daripada suhu

udara. Ketinggian kerapatanudara (density height) adalah suatu ketinggian

dalam atmosfer standar ICAO, dimana kerapatan udaranya sesuai dengan

kerapatan udara pada suatu tempat tertentu. Pengertian ini sangat

berguna dalam menentukan karakteristik daya kerja pesawat terbang dan

mesin-mesinnya serta panjang landasan yang digunakan untukmengudara

(Gusmeweti, Desmanti, 2015).


65
Tekanan udara adalah tenaga yang menggerakkan massa partikel

udara yang menekan searah gaya gravitasu bumi. Tekanan udara

berbanding terbalik dengan

66
ketinggian suatu tempat sehingga semakin tinggi tempat dari permukaan

laut maka semakin tinggi suatu tempat maka semakin berkurang udara

yang menekannya. Tekanan udara di puncak gunung berbeda dengan

tekanan udara yang ada dipantai. Hal ini karena jumlah partikel udara di

puncak gunung semakin kecil yang menyebabkan gaya gravitasinya kecil

sehingga tekanan pada udara akan semakin kecil.

Tekanan udara dapat diukur menggunakan barometer yang

diciptakan oleh Toricelli pada tahun 1643 dari air raksa. Namun karena air

raksa susah dibawa kemana-mana, maka untuk mengukur tekanan udara

dapat juga menggunakan barometer aneroid. Dengan satuan yang

digunakan adalah milibar (mb) dan garis yang menghubungkan tempat-

tempat yang sama pada tekanan udaranya disebut isobar. Penggunaan

konsep tekanan udara dapat ditemukan pada beberapa kasus seperti

padar balon udar, penurunan paralayang, dan penerbangan pesawat.

Jenis Tekanan Udara

Tekanan udara dibagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan udara vertikal dan

tekanan udara horizontal, berikut penjelasannya:

1. Tekanan udara vertikal adalah tekanan udara yang semakin keatas akan

semakinmenurun, yang dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini:

 Komposisi gas penyusun yang semakin keatas akan semakin berkurang.

 Sifat udara dapat dimampatkan, maka kekuatan gravitasi

semakin keatassemakin lemah.

67
 Terdapat variasi suhu secara vertikal diatas troposfer (>32km)

sehinggasemakin tinggi tempat maka suhu semakin naik.

2. Tekanan horizontal adalah tekanan udara yang dipengaruhi oleh suhu


udara.

Daerah dengan suhu udara tinggi akan bertekanan rendah dan sebaliknya.

Hal ini dipengaruhi oleh lintang tempat, persebaran daratan dan lautan,

serta pergeseran posisi matahari tahunan.

 Kelembapan

Kelembapan adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam

udara atauatmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam

atmosfer karena adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan

sungai, maupun dari air tanah. Disamping itu terjadi pula dari proses

transpirasi, yaitu penguapan dari tumbuhtumbuhan. Sedangkan banyaknya

air di dalam udara bergantung kepada banyak faktor, antara lain adalah

ketersediaan air, sumber uap, suhu udara, tekananudara, dan angin (Edwin,

dkk,2016).

Kelembapan (atau kelembaban[1] adalah konsentrasi kandungan

dari uap air yang ada di udara. Uap air yang terdapat dalam atmosfer bisa

berubah wujud menjadi cair atau padat, yang pada akhirnya jatuh ke

bumi yang dikenal sebagai hujan. Angka konsentrasi ini dapat

diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau

kelembaban relatif. Alat untuk mengukur kelembaban disebut higrometer.

Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara

dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembab (dehumidifier).


68
Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk

69
suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan

dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan

laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0

°C (32 °F).

70
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, kondisi iklim di Desa Jati Bali, Kec. Ranomeeto,

Kabupaten Konawe Selatan memiliki dua musim yakni musim

kemarau danmusim hujan, dimana berdasarkan hasil pengukuran

yang didapatkan dariStasiun Klimatologi BMKG Ranomeeto Kendari

selama 10 tahun (Periode2008 – 2017), wilayah tersebut memiliki

rata-rata tahunan curah hujan, harihujan dan suhu udara yaitu 2.662.6

mm selama 213.3 hari, dengan suhu udaraminimum 23º C dan

maksimum 32º C, berada pada ketinggian tempat 108 mdpl.

Pergantian musim kemarau dan musim hujan dipengaruhi oleh arah

anginyaitu angin Barat daya pada bulan Juni sampai dengan bulan

Januari danangin Timur/Tenggara pada bulan Februari sampai bulan

Agustus. Rata-ratabulanan curah hujan, hari hujan dan suhu udara di

Kabupaten Konawe Selatan.Di Stasiun BMKG Ranomeeto teridiri

dari alat-alat otomatis dan manual. Untuk alat-alat otomatis data

yang langsung tercover ke computeradapun alat-alat otomatis antara

lain: iklim mikro,anemometer 10 meterpenakar hujan hilman,

aktinograf, sangkar meteorology, dan ARWS (Autometic

Rain Samplet), thermometer tanah berumput, lysimeter, Tipping Bucket .

Untuk alat manual terdiri atas pan evaporimeter Pasang hook

gauge di atas bejana still well. Putar sekrup pengatur pada hook gauge

sampai ujung jarum tepat pada permukaan air. Sekrup ini berfungsi

sebagai micrometer yang dibagimenjadi 50 bagian. Satu putaran penuh

71
dari micrometer mencatat perubahan ujung jarum setinggi 1 mm.

Angkat hook gauge dan baca serta catat angka yang

72
ditunjukkan skala atau micrometer. Buka kunci pengaman dan letakkan

gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya

tertampung dalam gelas penakar, Prinsip kerja dari Campbell stokes ini

adalah sinar matahari yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola

kaca pejal akan difokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah

dimasukkan dalam celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar

sesuai posisi matahari saat itu.

Berdasarkan data curah hujan konawe selatan koppen maka kita

dapat menentukan tipe iklim yang ada di daerah konawe selatan yaitu

tipe iklimnya untuk rata rata perbulannya adalah Tipe (Af), Dari data

klasifikasi yang di buat oleh Mohr di atas kita dapat mengetahui tipe

iklim yang ada pada daerah kalimantan selatan, yaitu pada daerah

komawe selatan tipe iklim yang terdapat pada daerah tersebut yaitu

golongan tipe iklim Ib, metode Schmidt- Ferguson maka dapat di

ketahui bahwa daerah konawe selatan mempunyai tipe hujan B dengan

rasio Q = 0,148 atau, dan kelas iklimnya sangat basah. Dari datayang di

peroleh maka kita dapat mengetahui tipe iklim dan curah hujan berturut

turut yang terdapat di daerah konawe selatan, yaitu Daerah konawe

selatan mempunyai tipe iklim utama C.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Cuaca dan Iklim

 Sinar radiasi surya

merupakan salah satu sumber panas bagi permukaan bumi. Pancaran

sinarmatahari ke permukaan bumi menimbulkan adanya energi.

 Kecepatan Angin
73
Kecepatan angin adalah cepat lambatnya angin bertiup pada

suatutempat. Angin merupakan besaran vektor yang mempunyai arah

dan kecepatan.

 Penguapan (Evapotraspirasi)

Evapotranspirasi merupakan gabungan dari dua proses yaitu evaporasi

dan transpirasi. Evaporasi adalah penguapan dari lautan, danau, massa

air lainnya dan massa daratan, sedangkan transpirasi adalah

penguapan air dari tumbuhan.

 Persipitasi (Hujan)

Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi

yang berupa hujan, salju, embun, dan yang sejenis. Indonesia termasuk

daerah tropis sehingga yang paling dominan jenis presipitasi yang

terjadi adalah hujan. Tekanan Udara

Tekanan menggambarkan gaya per satuan luas pada suatu

ketinggian tertentu. Dimana tekanan udara merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi dan menentukan kerapatan udara selain daripada

suhu udara. Ketinggian kerapatan udara (density height) adalah suatu

ketinggian dalam atmosfer standar ICAO, dimana kerapatan udaranya

sesuai dengan kerapatan udara pada suatu tempat tertentu. Pengertian ini

sangat berguna dalam menentukan karakteristik daya kerja pesawat

terbang dan mesin-mesinnya serta panjang landasan yang digunakan untuk

mengudara (Gusmeweti, Desmanti, 2015).

 Kelembapan

74
Kelembapan adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam

udara atau atmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke

dalam atmosfer karena

75
adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, dan sungai, maupun

dari air tanah. Disamping itu terjadi pula dari proses transpirasi, yaitu

penguapan dari tumbuhtumbuhan. Sedangkan banyaknya air di dalam

udara bergantung kepada banyak faktor, antara lain adalah ketersediaan

air, sumber uap, suhu udara, tekananudara, dan angin

B. Saran

Saran yang bisa kami ajukan adalah sebaiknya dalam pembuatan

makalah ini untuk membutuhkan data yang lebih akurat sebaiknya

dilakukan langsung atauturun lokasi.

76
DAFTA.R PUSTAKA

Edwin M, dkk, 2016. Analsisi kualitas air pada sumber mata air

dikecamatan yymkarangan dan kaliorang kabupaten kutai timur.

Jurnal hutan tropis vol4: 1

Hidayat A K, Empung, 2016. Analisis curah hujan efektif dan curah hujan

denga berbagai priode ulung untuk wilayah kota tasik Malaya dan

kabubaten garut . jurnal siliwangi. Vol 2:2.

Gusmeweti, Deswanti L, 2015 analisis parameter fisis kimia sebagai salah

satu penentu kualitas perairan batang palangki kabupaten

sijunjung, Sumatra barat. Seminar nasional XII biologi FKIP: UNS.

Harianto, dkk, 2015. Klasifikasi iklim kabupaten bulukumba Sulawesi

selatanmenurut schamidt-ferguson. Seminar nasional PINISI UNM

:UNM.

Mukaromah R, 2016. Analisis sifat fisis dalam sutidi kualitas air di mata air

sumber asem dusun kali jeruk, desa siwuran, kecamatan garung,

kabupaten wonosobo, tesi-2, ilmu lingkungan, program pasca

sarjana universitas udayana.

Muhamad A, dkk, 2017. Rancangan bangun alat pengendali suhu dan

kelembapan relative pada rumah kaca dengan informasi berbasis

web. Jurnal Teknotanvol 11: 1

Nurhayati, 2016. Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap Evapotranspirasi

Berdasarkan Metode Penman Di Kebun Stroberi Purbalingga.

Jurnal of Islamic science and tecnology .vol 2: 1

77
Nasution M I, Nuh M, 2018.kajian ikliim berdasarkan klasifikasi oldeman

dikabupaten langkat. Jurnal JISTech vol 3 :2.

Purwatara S, 2015. Studi temperature udara terkini diwilayah jawa tengah

dan di wllayah DIY. Jurnal goemedia. Vol 2: 1.

Sutiknjo, D.W.2005.Pengukuran Suhu tanah menggunakan Termometer

Digitan dan Termometer

Saputra, A.D. 2016. Di Jalur Wisata Air Terjun Wiyono Atas TamanHutan

Raya Wan Abdul Rachman Provinsi Lampung. Skripsi. Fakultas

Pertanian Universitas LampungBandar Lampung.

Tanggul A, dkk, analisis spesiapenetu iklim menurut klasifikasi schamidt-

fergusondan olde man dikabupaten ponorogo. Jurnal sumber daya

alam dan lingkunga.

Tumiwan G G, dkk, 2015 ranvangan bangu alat ukur suhu bawah permukaan

bumi menggunakan sensor L35untuk pengukuran secara maping.

Jurnal ilmiah sains. Vol 15:1.

Wiharto, M. 2012. Penentuan Struktur Vegetasi Tumbuhan Herba dengan

Menggunakan Program R. Jurnal Bionature. Vol (13) 1. Hal 67-75.

Wahyuningsih, Utami. 2014. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fakultas


Pertanian.

Agroklimatologi.Universitas Kediri. Kediri.

78

Anda mungkin juga menyukai