Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH FISIOLOGIS

RISTY DEKA FAMILIA

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ilmiah ini disusun oleh,

Nama : Risty Deka Familia

NIM :

Prodi : Profesi Bidan

Judul Laporan “Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Pranikah”. Telah disahkan dan
disetujui untuk memenuhi Laporan Praktek Kebidanan Fisiologis Holistikm Pranikah di
Puskesmas Selopampang Temanggung.

Temanggung, Agustus 2021

Pembimbing Klinik Praktikan

Dewi Luh, S.Tr.Keb Risty Deka Familia


NIP NIM.

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Masini.S.Kep.Ns.M.Kes
NIP. 197108119199803
TINJAUAN TEORI

1. Tinjauan Teori Medis

1) Filosofi Pernikahan
Secara etimologis, kata bimbingan merupakan terjemahan dari
bahasa inggris yaitu “guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide”
yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun maupun
membantu” sesuai dengan istilahnya, secara umum bimbingan dapat
diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntutan.
Perkawinan didefenisikan sebagai sebuah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai seuami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
ketuhanan yang Maha Esa. Tujuan dari suscatin/ kursus Pranikah tersebut
antara lain antara lain untuk mewujudkan keluarga yang harmonis dan
sakinah yang dimaksud adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan
yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan materil secara serasi dan
seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara internal keluarga dan
lingkungannya, mampu memahami, mengamalkan dan memperdalam nilai-
nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah.
Konseling pranikah yakni suatu proses pemberiaan bantuan oleh
seorang yang profesional terhadap pasangan calon suami istri sebelum
melangsungkan pernikahan dan memberikan bekal serta petunjuknya
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2) Informasi Pra Nikah
a. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara
menyeluruh mencakup fisik , mental dan kehidupan sosial yang
berkaitan dengan alat , fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya
kondisi bebas dari penyakit tetapi bagaimana seorang dapat memiliki
kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah
hingga setelah menikah. (Hamani et al., 2019)
b. Hak Reproduksi dan Seksual
Kesehatan perempuan mencakup kesehatan fisik , mental ,
dan psikososial , Tercapainya standar kesehatan penting bagi
kehidupan dan kesejahteraan perempuan. Hal ini mendukung
perempuan untuk berpartisipasi baik dimasyarakat maupun dalam
kehidupan pribadi.

c. Organ Reproduksi

Anatomi fisiologi dan sistem reproduksi wanita


Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2
bagian yaitu alat reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di
dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita bagian luar yang
terletak di perineum. (Siregar et al., 2020)
1. Alat genitalia wanita bagian luar

Gambar 2.1 Organ Eksterna Wanita

a. Mons veneris / Mons pubis Disebut juga gunung venus


merupakan bagian yang menonjol di bagian depan simfisis terdiri
dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup
oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung
banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada
waktu melakukan hubungan seks.
b. Bibir besar (Labia mayora) Merupakan kelanjutan dari mons
veneris berbentuk lonjong, panjang labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3
cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua bibir ini dibagian
bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri dari:
1) Bagian luar Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan
dari rambut pada mons veneris.
2) Bagian dalam Tanpa rambut merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sebasea (lemak).
c. Bibir kecil (labia minora) Merupakan lipatan kulit yang panjang,
sempit, terletak dibagian dalam bibir besar (labia mayora) tanpa
rambut yang memanjang kea rah bawah klitoris dan menyatu dengan
fourchette, semantara bagian lateral dan 7 anterior labia biasanya
mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan
mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
d. Klitoris Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang
bersifat erektil, dan letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris
sehingga sangat sensitive analog dengan penis laki-laki. Fungsi
utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan
seksual.
e. Vestibulum Merupakan alat reproduksi bagian luar yang
berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak di antara labia
minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra,
kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan
kimia, panas, dan friksi.
f. Perinium Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara
introitus vagina dan anus. Perinium membentuk dasar badan
perinium.
g. Kelenjar Bartholin Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina
yang bersifat rapuh dan mudah robek. Pada saat hubungan seks
pengeluaran lendir meningkat.
h. Himen (Selaput dara) Merupakan jaringan yang menutupi lubang
vagina bersifat rapuh dan mudah robek, himen ini berlubang
sehingga menjadi saluran dari lendir yang di keluarkan uterus dan
darah saat menstruasi.
i. Fourchette Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan
tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia
minora. Di garis tengah berada di bawah orifisium vagina. Suatu
cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan
himen. (Siregar et al., 2020)

2. Alat genitalia wanita bagian dalam

(Genetalia Internal, 2020)


Gambar 2.2 Organ Interna Wanita
a. Vagina merupakan suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat
dan mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian
atas vagina. Panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm,
sedangkan panjang dinding posterior 11 cm. Vagina terletak di depan
rectum dan di belakang kandung kemih.. Fungsi utama vagina yaitu
sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah
menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu
persalinan.
b. Uterus merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal,
muskular, pipih, cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer
terbalik yang terletak di 10 pelvis minor di antara kandung kemih
dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila
ditekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu:
fundus uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di atas kedua
pangkal tuba fallopi, corpus uteri merupakan bagian utama yang
mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga, dan seviks uteri
yang berbentuk silinder. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu
peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan endometrium.

1) Peritoneum

a) Meliputi dinding rahim bagian luar


b) Menutupi bagian luar uterus
c) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat

d) pembuluh darah limfe dan urat saraf

e) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen

2) Lapisan otot

a) Lapisan luar: seperti “Kap” melengkung dari fundus uteri


menuju ligamentum 11
b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai
osteum uteri internum
c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut
membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim.
Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan
vena.

3). Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum


anatomikum yang merupakan batas dan kavum uteri dan kanalis
servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks)
disebut istmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim
dan meregang saat persalinan.

4) Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus


otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-
otot dasar panggul, ligamentum yang menyangga uterus adalah
ligamentum latum, ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum
infindibulo pelvikum (suspensorium ovarii) ligamentum kardinale
machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum uterinum.
a) Ligamentum latum
(1) Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri
uterus meluas sampai ke dinding panggul
(2) Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat
longgar dan mengandung pembuluh darah limfe dan
ureter
(3) Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada
tuba fallopi
(4) Ligamentum rotundum (teres uteri)
(5) Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju
kanalis inguinalis dan mencapai labia mayus
(6) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat
(7) Fungsinya menahan uterus dalam posisi
antefleksi
b) Ligamentum infundibulo pelvikum
(1) Terbentang dari infundibulum dan ovarium
menuju dinding panggul
(2) Menggantung uterus ke dinding panggul
(3) Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat
ligamentum ovarii proprium
c) Ligamentum kardinale machenrod
(1) Dari serviks setinggi osteum uteri internum
menuju panggul
(2) Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke
kiri
(3) Tempat masuknya pembuluh darah menuju
uterus
d) Ligamentum sacro uterinum merupakan penebalan
dari ligamentum kardinale machenrod menuju os sacrum
e) Ligamentum vesika uterinum
(1) Dari uterus menuju ke kandung kemih
(2) Merupakan jaringan ikat yang agak longgar
sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat
hamil dan persalinan
3) Pembuluh darah uterus
f) Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri
sepanjang dinding lateral dan memberikan cabangnya
menuju uterus dan di dasar endometrium membentuk arteri
spinalis uteri
g. Tuba Fallopi Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang
terentang antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat
ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus.
terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan ke arah
lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding
rahim. Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3-8cm. Dinding
tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta
mukosa dengan epitel bersilia.
Tuba fallopi terdiri atas :
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara
otot rahim mulai dari osteum internum tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di
luar uterus dan merupakan bagian yang paling
sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling
luas dan berbentuk “s”.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang
memiliki lumbai yang disebut fimbriae tubae.
Fungsi tuba fallopi :

1) Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium


sampai kavum uteri.

2) Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat


ovulasi.
3) Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil
konsepsi.
4) Tempat terjadinya konsepsi.
5) Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil
konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap
mengadakan implantasi.
d. Ovarium Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan
sekresi hormon – hormon steroid.
e. Parametrium Parametrium adalah jaringan ikat yang
terdapat di antara ke dua lembar ligamentum latum. Batasan
parametrium
3) Persiapan Pranikah

Lembaga yang melaksanakan kegiatan bimbingan Pra-nikah yang meliputi


empat unsur sebagai berikut.
 Jam Pelajaran

Bimbingan Pranikah adalah pembekalan singkat (short cource) yang diberikan


kepada remaja usia nikah atau calon pengantin dengan waktu tertentu yaitu
selama 16 jam pelajaran (JPL) selama 3 (tiga) hari atau dibuat beberapa kali
pertemuan dengan JPL yang sama. Waktu pelaksanaan dapat disesuaikan
dengan kesempatan yang dimiliki peserta
 Materi

Materi bimbingan pranikah dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Kelompok Dasar

a. Kebijakan kementrian agama tentang pembinaan keluarga sakinah.


b. Kebijakan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tentang
bimbingan pranikah
c. Peraturan perundangan tentang perkawinan dan pembinaan keluarga.
d. Hukum Munakahat
e. Prosedur pernikahan

2. Kelompok inti

a. a. Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga


b. Merawat cinta kasih dalam keluarga
c. Manajemen konflik dalam keluarga

d. Psikologi perkawinan dalam keluarga

 Kelompok Penunjang

b. Pendekatan Andragogi

c. Penyusunan SAP (Satuan Acara Pembelajaran)

d. Pre Test dan Post Test


e. Penugasan dan rencana aksi

Materi diatas dapat disampaikan dengan metode ceramah, dialog, Tanya


jawab, simulasi dan penugasan yang pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan di lapangan.
 Narasumber

Narasumber adalah orang yang dianggap mampu untuk menyampaikan


maksud dan tujuan dalam pelaksanaan bimbingan pranikah adalah orang yang
mempunyai keahlian dibidang tertentu. Dengan kata lain yang bersangkutan
harus memiliki kemampuan keahlian (Profesional) sebagai berikut:
a. Memahami ketentuan dan peraturan agama islam mengenai pernikahan
dan kehidupan rumah tangga.
b. Menguasai ilmu bimbingan dan konseling islam.

c. Memahami landasan filosofi bimbingan.

d. Memahami landasan-landasan keilmuan bimbingan yang relevan

 Metode Bimbingan Pranikah


a. Metode individual

1. Diskusi kelompok, yaitu konselor melakukan bimbingan dengan cara


mengadakan diskusi bersama para klien dalam suasana kelompok
yang mempunyai masalah yang sama.
2. Karyawisata, yaitu bimbingan kelompok yang dilakukan secara
langsung dengan memperagakan ajang karyawisata sebagai forumnya.
3. Sosiodrama dan psikodrama, yaitu konseling yang dilakukan dengan
cara bermain peran untuk mencegah serta memecahkan masalah
(psikologis).
4. Group Teaching, yaitu pemberian bimbingan dengan memberikan
materi tertentu (ceramah) kepada kelompok yang telah disiapkan.
b. Metode tidak langsung

1. Metode individual, yaitu tekniknya menggunakan surat menyurat,


telpon, dan media lainnya.
Metode kelompok, yaitu tekniknya melalui papan bimbingan, surat kabar,
brosur, televise dan sebagainya. (Nurfauziyah, 2017)
4) Nutrisi Pranikah
Nutrisi pranikah adalah nutrisi yang diperlukan untuk persiapan
kehamilan setelah menikah agar tercukupi. (Ariani, 2017)

Karbohidrat 1.500 kalori


Protein dan Asam amino 925 gram
Lemak <25% seluruh kalori
Vitamin A 200mg/hari
Vitamin D 10mg/hari
Vitamin B6 2mg/hari
Asam Folat 400mg/hari

5) Informasi Kehamilan , Pencegahan Komplikasi , Persalinan , dan Pasca


Persalinan
a. Kehamilan
Kehamilan merupakan proses terjadinya pertemuan antara
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. (Prawirohardjo, 2018)
b. Pencegahan Komplikasi
Antenatal care (ANC) sangat penting agar proses alamiah tetap
berjalan normal selama masa kehamilan, sebab setiap masa
kehamilan berlangsung dapat berkembang menjadi masalah dan
menyebabkan komplikasi. (Puspitasari & Indrianingrum, 2020)
c. Persalinan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin


yang terjadi pada kehamilan culup bulan, lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin dengan tanda-tanda rasa sakit oleh adanya
his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur
darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada
pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.(Sulis et
al., 2019)

6) Penyakit Menular Seksual


a. Pengertian
Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual.
b. Tanda-Gejala Umum
Gejala umum pada IMS menurut (KPPPTK, 2014) yaitu :
1) Keluarnya cairan yang tidak biasa dari dubur, vagina atau penis
2) Timbul rasa perih, nyeri, atau panas pada saat dan sesudah berkemih
3) Terdapat luka terbuka, luka basah disekitar kelamin
4) Timbul kutil atau seperti jengger ayam disekitar alat kelamin
5) Gatal-gatal di sekitar alat kelamin
6) Pembengkakan kelenjar limfa disekitar lipatan paha
7) Kantung pelir pada pria terjadi pembengkakan dan terasa nyeri.

c. Jenis-Jenis Penyakit Infeksi Menular Seksual


1) Gonorea atau Kencing Nanah

a. Pengertian
Gonore merupakan salah satu penyakit kelamin yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae (Manaldi et al., 2017)
1. Tanda dan Gejala
Ggejala pada infeksi gonore sebagai berikut:
1) Pada wanita
a) Muncul cairan banyak dari vagina dengan warna yang tidak
normal yaitu berwarna kuning atau kehijauan dan berbau
yang sangat menyengat.
b) Saat buang air kecil terasa nyeri atau seperti terbakar.
c) Mengeluarkan cairan dari anus atau iritasi pada anus.
2) Pada pria
a) Merasakan panas saat buang air kecil
b) Pada penis (uretra) mengeluarkan nanah (Irianto, 2018).
c) Komplikasi
Gambaran klinis dan komplikasi gonore berhubungan dengan
susunan anatomi dan faal genetalia. Berikut infeksi dan komplikasi
pada pria maupun wanita.
1) Pada Pria
Uretritis, tysonitis, parauretritis, littritis, cowperitis, prostatitis,
vesikulitis, epiddidimitis, trigonitis.
2) Pada Wanita
Urethritis, skenitis, servisitis, bartholinitis, salpingitis, proktitis,
orofaringitis, konjungtivitis (Manaldi et al., 2017).

2) Sifilis ( Raja Singa )

a. Pengertian
Sifilis ialah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Treponema Pallidum, penyakit ini merupakan penyakit infeksi
sangat kronik dan bersifat sistemik. Penyakit ini dapat pada hampir
semua organ tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung hingga
susunan saraf pusat, dan juga dapat tanpa manifestasi lesi pada
tubuh. Infeksi ini dapat terbagi atas beberapa fase, yaitu sifilis
primer, sifilis sekunder, sifilis laten dini dan lanjut, serta sifilis
tersier (neurosifilis). Sifisilis dapat ditularkan melalui kontak seksual
(Prawirohardjo, 2018).
b. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang ditimbulkan terbagi dalam beberapa tingkatan
(Prawirohardjo, 2018):
(1) Sifilis Primer
a) Terdeteksi dalam waktu 3 minggu setelah kontak
b) Lesi awal berupa papula atau ulkus dengan permukaanya
mengalami nekrosis dan ulserasi dengan tepi meninggi,
keras dan tidak sakit.
c) Biasanya timbul pada daerah genetalia eksterna yaitu
labia mayor, labia minur, fourchette, atau serviks.
(2) Sifilis Sekunder
a) Terjadi dalam waktu satu samapai empat minggu
b) Dalam sifilis sekunder biasanya ditandai dengan melase,
demam, nyeri kepala, limfadenopati generalisata, ruam
generalisata dengan lesi di palmar, plantar, mukosa pral
atau genetal, kondilomata di daerah intertrigenosa dan
alopesia.
c) Lesi berupa macula, papula, papuloskuamosa, dan
pustule dan jarang disertai dengan keluhan gatal.
(3) Sifilis Laten
a) Tidak mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala klinis.
b) Jika fase laten berlangsung selama bertahun-tahun
bahkan seumur hidup.
(4) Sifilis Tersier
a) Terjadi sejak beberapa bulan hingga tahun setelah fase
laten dimulai.
b) Menimbulkan kerusakan pada system syaraf pusat,
system kardiovaskular,mata dan kulit
c) Pada system kardiovaskular dapat terjadi aneurisma
aorta dan endocarditis.
c. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan dari sifilis dapat menimbulkan
kerusakan pada otak, payah jantung jika tidak diobati, pembesaran
kelenjar getah bening dan memudahkan penularan HIV (Menaldi et
al., 2017).
3) Klamidia

a. Pengertian
Klamidia merupakan infeksi yang disebabkan oleh chlamydia
trachomatis, berukuran 0,2 – 0,5 mikron, berbentuk sferis, tidak
bergerak, dan merupakan parasite intrasel obligat (Prawirohardjo,
2018).
b. Tanda dan Gejala
Gejala-gejalanya yaitu:
1) Keluar cairan dari vagina (keputihan encer), berwarna putih
kekuningan.
2) Rasa nyeri di rongga panggul.
3) Perdarahan setelah berhubungan seksual (Rosyida, 2019).
c. Komplikasi
Menurut (Ahmad, 2020) komplikasi yang terjadi pada penyakit
Klamidia yaitu :
1) Penyakit radang panggul
2) Kemandulan
3) Kehamilan diluar kandungan
4) Infeksi mata berat
5) Radang paru-paru pada bayi baru lahir
6) Memudahkan penularan HIV.

4) Herpes
a. Pengertian
Herpes disebabkan oleh dua virus yaitu virus herpes
simpleks ( virus herpes hominis) tipe 1 (HSV-1) dan virus herpes
simpleks tipe 2 (HSV-2). Kedua virus tersebut mudah menular dan
menetap pada tubuh yang dapat menimbulkan gejala yang datang
dan pergi. (Irianto, 2018).
b. Tanda dan Gejala
Menurut (Rosyida, 2019) gejala-gejalanya antara lain :
1) Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat
nyeri pada kemaluan.
2) Bintil-bintil akan pecah dan meninggalkan luka yang kering
mengerak dan akan hilang sendiri.
c. Komplikasi
Terdapat komplikasi yang mungkin terjadi menurut (Rosyida, 2019)
yaitu :
1) Rasa nyeri yang beraal dari saraf
2) Dapat ditularkan kepada bayi pada waktu lahir apabila bitnik-
bintik berair masih aktif
3) Dapat menimbulkan infeksi berat dan menyebabkan kematian
sehingga memudahkan penularan infeksi HIV.
5) HIV/AIDS
a. Pengertian
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus
merupakan virus yang melemahkan system kekebalan tubuh. AIDS
adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrom yang
berarti kumpulan gejala penyakit akibat dari menurunnya kekebalan
tubuh yang sifatnya diperoleh (bukan bawaan) (Rosyida, 2019).
d. Cara Penularan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Cara penularan penyakit menular seksual adalah melalui hubungan seksual
dengan cara vaginal, oral, maupun anal. Hubungan seksual yang dilakukan
dengan cara berganti-ganti pasangan dan dengan pasangan yang sudah
tertular atau sedang menderita penyakit IMS. Penularannya yaitu dari
berbagai macam virus, bakteri, jamur dan protozoa dalam tubuh. Selain itu
IMS dapat menular dengan cara lain, yaitu :
Melalui darah :
a) Transfuse darah yang sudah terinfeksi HIV
b) Saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba
c) Tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja maupun tidak
sengaja
d) Menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril
e) Penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika
terluka dan menyisakan darah pada alat) (Nelwan, 2019).

e. Pencegahan Infeksi Menular Seksual


Untuk mencegah tertularnya penyakit Infeksi Menular Seksual yaitu seperti :
1. Hindari untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan
orang lain untuk mencegah penularan non-seksual
2. Menjalani pola hidup hyang sehat
3. Menjaga area vital
4. Tidak melakukan seks bebas
5. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (abstinence)
6. Saling setia pada pasangan yang sah ( be faithfull)
7. Hindari narkoba suntik (drugs)
8. Gunakan kondom apabila salah satunpasangan terkena IMS atau HIV
dan AIDS (condom)
9. Mintalah peralatan kesehatan yang steril (equipment) (KPPPTK, 2014).

2. Tinjauan Teori Asuhan Pranikah


B. PENGKAJIAN
1. Anamnesa identitas istri
a. Nama
Dikaji untuk mengenal dan memanggil pasien agar tidak keliru
dengan pasien lain. Memanggil ibu sesuai dengan namanya, menghargai
dan menjaga martabatnya merupakan salah satu asuhan sayang ibu
(Walyani, 2018)
b. Umur
Untuk mengetahui apakah klien termasuk resiko tinggi atau tidak
untuk mempersiapkan kehamilan setelah menikah. Usia di bawah 16
tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia.
Usia di atas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes, hipertensi kronis,
persalinan lama, dan kematian janin. (Walyani, 2018)
c. Agama
Agama ditanyakan berhubungan dengan perawatan penderita,
misalnya dalam agamanya tidak boleh makan daging dan sebagainya.
Dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan
dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan, misalnya pada agama
Roma Katolik memanggil Pastor, pada agama Protestan memanggil
Domine atau pendeta, dan sebagainya (Walyani, 2018)
d. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya (Walyani, 2018)
e. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien, gunanya untuk mengetahui dan
mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien tersebut (Walyani, 2018)
f. Alamat
Mengetahui klien tinggal di mana, juga menjaga kemungkinan bila
ada klien yang namanya sama dan memastikan ibu mana yang hendak
ditolong, juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita.
(Walyani, 2018)
2. Biodata calon Suami
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan setelah menikah
klien mengalami kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan siapa
bidan berunding. Dan saat klien mendapat pendampingan saat persalinan akan
membuat psikologis ibu membaik dan membuat motivasi dalam mengejan.
(Walyani, 2018)

C. DATA SUBYEKTIF
1. Anamnesa umum:
a. Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi,
defekasi, dan perkawinan.
a. Tentang riwayat
obstetri meliputi
Riwayat Haid:
Menarche :
Nyeri Haid :

Siklus :

Lama :

Lama :

Warna darah :

Leukhorea :

Banyaknya :
b. Riwayat kesehatan atau riwayat penyakit yang diderita oleh calon
pengantin
c. Riwayat imunisasi apakah calon pengantin sudah melalukan imunisasi
meliputi imunisasi TT , MMR , dan Varicella
d. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika ini pernikahan kedua dan kehamilan
perlu juga ditanyakan rencana KB setelah melahirkan.
e. Pola kebiasaan sehari- hari
1) Pola Nutrisi
Pada caten peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori
per hari, mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi,
minum cukup cairan (menu seimbang) sebagai persiapan kehamilan
2) Pola Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga
menurunkan tonus dan motiliti lambung dan usus terjadi reabsorbsi
zat makanan peristaltik usus lebih lambat sehingga menyebabkan
konstipasi.Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon
estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan sering buang air
kecil danterjadi pengeluaran keringat.
3) Pola Aktivitas
Berhubungan dengan sistem muskuloskeletal : persendian sakro-
iliaka, sakro koksigia dan pubik yang akan meyebabkan adanya
keretakan, pusat graviasi berubah sehingga postur tubuh berubah,
terjadi perubahan postur tubuh menjadi lordosi fisiologis. Penekanan
pada ligamen dan pelvic, cara berbaring, duduk, berjalan, berdiri
dihindari jangan sampai mengakibatkan luka karena jatuh.
4) Pola Istirahat dan tidur
Pada caten sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya
untuk banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya
membaringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah sebagai
persiapan kehamilan
5) Personal hygiene
Perlu dikaji karena kebersihan umum perorangan merupakan
persoalan penting. Infeksi kulit harus segara diobati.
6) Pola Hidup Sehat
Gaya hidup seperti perokok, mengonsumsi obat-obatan, alkohol
adalah hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya. Semua benda
tersebut dapat teserap dalam darah ibu kemudian terserap dalam
darah bayi melalui sistem sirkulasi plasenta selama kehamilan.
Merokok terbukti telah mengurangi kapasitas butir-butir darah
merah untuk megikat oksigen. Oksigen diperlukan dalam proses
metabolisme.
f. Riwayat psikososial-spiritual
1) Persiapan acara pernikahan
Persiapan syarat pendaftaran pernikahan , penyesuaian cuti dan
tanggal-tanggal penting harus dipersiapkan dengan baik
2) Persiapan membina rumah tangga
Persiapan seperti kesehatan , medical chek up dan vaksin
kemudian persiapan perbedaan latar belakang seperti perbedaaan
budaya , keluarga dan pendidikan
3) Persiapan psikologis
Pengetahuan caten terhadap sifat pasanganya , cara
berkomunikasi dengan pasangan , dan mekanisme koping cara
mengatasi masalah
4) Persiapan spiritual
Cara caten melakukan ibadah beserta pasangan

D. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. KeadaanUmum
b. Kesadaran
c. BB (Berat Badan) Sebelum /Saat ini
Berat badan klien perlu dikontrol untuk persiapan kehamilan..
(Baety,2012:3)
d. TB (Tinggi Badan)
Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit, bila tinggikurang dari
150 cm.
e. LILA (Lingkar Lengan Atas)
Pentingnya dilakukan pengukuran LILA pada klien dapat digunakan
untuk memberi gambaran tentang status gizi klien , apakah ibu tersebut
mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis) atau tidak. (Baety,2012:3)
f. Tekanan Darah
Tekanan darah pada klien tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau
90 mmHg diastolik.
g. Nadi
Peningkatan denyut nadi menjadi 100x/menit atau dapat menunjukan
infeksi, ansietas, atau dehidrasi
h. Suhu
Peningkatan suhu menunjukan proses infeksi atau dehidrasi.
i. Respiratory Rate
Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukan syok atau ansietas
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan menyeluruh.
a. Muka : terlihat pucat atau tidak.

b. Mata : Warna konjungtiva dan sklera.


c. Hidung : Kebersihan, serta ada atau tidaknya pernapasan
cuping hidung.
d. Lidah : Kebersihan lidah serta warna lidah.
e. Mulut : Keadaan bibir (pecah-pecah atau kering), ada
atau tidaknya stomatitis, serta perdarahan gusi.
f. Leher : Apakah vena terbendung, apakah tampak
perbesaran kelenjar thyroid.
g. Mammae : Simetris atau tidaknya mammae
serta pigmentasi puting susu.
h. Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi
i. Ekstremitas : Ada atau tidaknya varises dan oedem.
b. Perkusi
1) Nyeri ginjal
Pemeriksaan perkusi dilakukan di dinding abdomen belakang
pada costo vertebral. Dengan dialasi tangan kiri, kita lakukan
perkusi dengan kepalan tangan kanan. Pada peradangan/infeksi
saluran kemih akan didapat tanda nyeri pada perkusi.
2) Refleks
Pemeriksaan perkusi dilakukan untuk mengetahui refleks klien
dengan mengetuk tendon kaki dengen refleks hammer.
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan kadar Hb,
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil terutama
adalah pemeriksaan kadar Hb dalam darah dan dapat dilakukan di
Pukesmas/RS. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi faktor
resiko persiapan kehamilan. Bila kadar Hb ibu kurang dari 10g%
berarti ibu dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb tersebut
kurang dari 8 g% berarti ibu anemia berat. (Baety,2012:49-52)
2) Urine reduksi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah calon
pengantin dalam keadaan hamil atau tidak

E. ASESSMENT
Diagnosa Kebidanan
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari
data subyektif dan objektif. Karena keadaan pasien pasien yang setiap saat bisa
mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif
maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.

F. PENATALAKSANAAN
a. Pelaksanaan
1) Melakukan pemeriksaan fisik yang bertujuan untuk mengetahui keadaan
ibu dan memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan.
2) Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan datang ke fasilitas
kesehatan.
3) Menjelaskan kepada ibu mengenai persiapan Pernikahan dan kehamilan
4) Mendiskusikan tentang tanda bahaya atau penyakit menular seksual
5) Menjelaskan tentang Imunisasi TT
6) Mendokumentasikan data

II. TAHAPAN DALAM MANAJEMEN DENGAN METODE SOAP

Soap adalah catatan yang bersifat sederhanan , jelas , logis , dan tertulis.
Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali ia bertemu dengan
pasienya.
(Handayani & Mulyati , 2017)
A. Data Subjektif (S)
Data subjektif berhubungan dengan masalah dini dari sudut pandang
klien.Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubunganlangsung dengan diagnosa.
Data Subyektif menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
B. Data Objektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien , lab , dan
tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data fokus yang mendukung assesmen.

C. Analisis (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial.
D. Penatalaksanaan (P)
Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan perencanaan berdasarkan
analisa Mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan
seperti tindakan antisipatif , tindakan segera, tindakan secara komperhensif ,
penyuluhan dukungan kolaborasi , evaluasi follow up dan rujukan

Anda mungkin juga menyukai