Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK PENGUJIAN BAHAN 1

Nama : I Putu Ribawa

Kelas : 3C D4 MPK

No : 15

NIM : 1715124063

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beton merupakan suatu bahan konstruksi yang banyak digunakan pada pekerjaan
struktur bangunan di Indonesia karena banyak keuntungan yang diberikan diantaranya
adalah bahan-bahan pembentuknya mudah diperoleh, mudah dibentuk, mampu
memikul beban yang berat, tahan terhadap temperatur yang tinggi, biaya pemelihaaan
kecil.
Teknologi pembuatan Beton, dapat dimulai dari menghitung perbandingan antara
Agregat kasar (Kerikil), Agregat halus (Pasir), Semen, dan Air secara teoritis. Setelah di
dapat perbandingan, barulah praktikum dilakukan dengan menimbang setiap material yang
telah dihitung secara teoritis. Setelah proses pengukuran massa, proses pencampuran
material-material dalam mixer dilakukan, sampai pada proses mencetak beton dalam kubus
dan proses perawatan sehingga diharapkan saat melakukan pengujian, mutu beton yang
tercatat sesuai dengan apa yang diharapkan.
1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum pengerjaan mix desain beton adalah untuk mengetahui informasi
tentang komposisi dari agregat halus, agregat kasar, semen serta air yang dipergunakan
sebagai pedoman dalam pembuatan beton dengan mutu tertentu, sehingga beton memiliki
kualitas dan kuantitas yang sebaik-baiknya.

1.3. Manfaat
o Untuk dapat mengetahui komposisi dari agregat halus yang diperlukan dalam pembuatan
beton dengan mutu tertentu,
o Untuk dapat mengetahui komposisi dari agregat Kasar yang diperlukan dalam pembuatan
beton dengan mutu tertentu,
o Untuk dapat mengetahui komposisi dari semen yang diperlukan dalam pembuatan beton
dengan mutu tertentu,
o Untk dapat mengetahui komposisi dari air yang diperlukan dalam pembuatan beton
dengan mutu tertentu..

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Mix Desain Beton
Mix desain beton adalah proses merancang dan memilih bahan yang cocok dan
menentukan proporsi relatif dengan tujuan memproduksi beton dengan kekuatan tertentu,
daya tahan tertentu dan se-ekonomis mungkin.
Bahan – bahan yang digunakan dalam Mix Desain Beton:
 Semen  material inti dari beton dan berperan sebagai perekat dalam beton
 Air  untuk mengubah semen menjadi cairan semen / pasta
 Kerikil  agregat kasar yang akan diikat dengan material lain melalui semen
 Pasir  agregat halus yang akan bersama – sama dengan pasta semen mengisi
rongga dalam pada agregat kasar.
Persyaratan dasar dalam memilih dan menentukan jumlah bahan campuran beton:
 Kuat tekan minimum yang didapat dari pertimbangan structural.
 Kemudahan pengerjaan yang dibutuhkan untuk pemadatan sesuai dengan
peralatan pemadatan yang tersedia.
 Faktor air-semen (fas) maksimum dan/atau kandungan semen maksimum untuk
memberikan ketahanan yang cukup sesuai dengan kondisi-kondisi lokasi
pengerjaan.
 Kandungan semen maksimum untuk menghindari penyusutan, keretakan akibat
siklus temperature dalam massa beton.

3
2.2 Langkah Kerja Dan Alat-alat
2.2.1 Persiapan Benda Uji
Alat-alat dan bahan kerja :
1. Sekop
2. Ompreng Besar, Sedang, dan Kecil
3. Splitter

Langkah Kerja :
1. Siapkan alat yang diperlukan untuk mengambil sampel uji. Seperti sekop dan
ompreng.
2. Ambil pasir dan kerikil di quarry/sumbernya. Ukuran kerikil kisaran 20 – 40 mm.
3. Gunakan ompreng untuk menampung kerikil dan pasir yang diambil.
4. Siapkan splitter untuk membagi kerikil dan pasir tersebut.
5. Untuk pasir, bagi pasir yang baru diambil dari quary menggunakan splitter menjadi 2
bagian. Sebagian pasir itu digunakan untuk pengujian pasir, seperti uji kadar lumpur,
berat jenis SSD, analisa saringan, dan berat volume pasir. Sebagiannya lagi
dikembalikan ke wadah semula.
6. Untuk kerikil, bagi kerikil yang baru diambil dari quary menggunakan splitter
menjadi 2 bagian. Sebagian kerikil digunakan untuk pengujian, seperti uji berat jenis
SSD, dan berat volume kerikil. Sebagiannya lagi dikembalikan ke wadah semula.

2.2.2 Agregat Halus (pasir)

A. Uji Kadar Lumpur

Tujuan :

 Untuk mengetahui nilai kadar lumpur dari suatu pasir


 Untuk mengetahui dan memahami langkah kerja pengujian kadar lumpur pasir
 Untuk mengetahui dan memahami perhitungan nilai pengujian kadar lumpur pasir.

4
Alat-alat dan bahan kerja :
1. Tabung reaksi
2. Sekop
3. Pipet
4. Lap Kain
5. Air
6. Sampel Pasir
Langkah Kerja :
1. Masukkan sampel pasir ke dalam tabung reaksi sampai mengisi 500 mL,
2. Masukkan air secara perlahan sampai mengisi 1000 mL,
3. Lalu, tabung reaksi diaduk/dikocok sampai air dan pasir tercampur merata.
4. Setelah merata, bersihkan sisi – sisi dalam dan atas tabung reaksi yang berisi sisa –
sisa pasir dengan air pada pipet.
5. Putar tabung reaksi sampai permukaan pasir yang ada di dalam menjadi rata.
6. Bersihkan bagian sisi luar tabung reaksi dengan lap.
7. Lalu, letakkan sampel kadar lumpur di tempat yang aman, dan diamkan selama 24
jam.
8. Setelah selesai didiamkan selama 24 jam, baca skala pasir dan lumpur, lalu catat pada
form yang tersedia. Letak lumpur berada diatas pasir.
9. Lakukan pengolahan data agar mendapatkan prosentase dari kadar lumpur tersebut.
10. Syarat prosentase kadar lumpur adalah maksimal 5%. Jika melebihi 5%, lakukan
penyucian terhadap pasir tersebut agar kadar lumpurnya kurang dari 5%, dan lakukan
pengujian kadar lumpur lagi untuk memastikannya.

B. Uji Berat Jenis SSD Pasir


Tujuan :
 Untuk mengetahui nilai berat jenis bulk, berat jenis SSD, dan berat jenis semu serta
penyerapan dari pasir yang diuji
 Untuk mengetahui dan memahami langkah kerja pengujian berat jenis pasir
Untuk mengetahui dan memahami perhitungan nilai berat jenis pasir.

5
Alat-alat dan bahan kerja :
1. Sampel Pasir
2. Cawan
3. Perlak
4. Kaca
5. Toples
6. Kaca Penutup
7. Kerucut Abrams
8. Penumbuk
9. Penirisan
10. Kuas
11. Sekop
12. Lap Kain
13. Pipet
14. Air dalam ceret
15. Oven
16. Timbangan

Langkah Kerja :
1. Masukkan sampel pasir pada cawan
2. Tuangkan air ke dalam mangkok tersebut, lalu aduk sedikit, kemudian rendam pasir
tersebut selama 24 jam.
3. Setelah selesai direndam selama 24 jam, tiriskan semua air yang ada
4. Siapkan perlak, lalu tuangkan pasir tersebut ke atas perlak kemudian ratakan
5. Jemur pasir tersebut hingga mencapai SSD. Pasir dikatakan SSD jika pasir tersebut
tidak menggumpal dan tidak terlalu kering.
6. Setelah SSD, tuangkan pasir tersebut ke dalam cawan dan pasir SSD sudah didapat.
7. Lakukan uji terhadap pasir tersebut dengan kerucut abrams apakah menapai SSD
8. Letakkan lap di atas meja, lalu letakkan kaca di atasnya
9. Letakkan kerucut abrams di atas kaca tersebut
10. Pegang kerucutnya dengan erat agar tidak bergeser dan siapkan pasir SSD

6
11. Tuangkan pasir ke dalam kerucut sampai mengisi 1/3 tinggi kerucut, lalu lakukan
penumbukkan selama 8 kali.
12. Tuangkan lagi pasir ke dalam kerucut sampai mengisi 2/3 tinggi kerucut, lalu lakukan
penumbukkan selama 8 kali.
13. Tuangkan lagi pasir ke dalam kerucut sampai mengisi penuh kerucut, lalu lakukan
penumbukkan selama 8 kali.
14. Jika masih ada ruang di atas permukaan kerucut, isi lagi dengan pasir sampai penuh,
lalu lakukan penumbukkan selama 1 kali, lalu tiriskan sisa pasir yang masih berada
lebih di atas permukaan kerucut.
15. Angkat kerucut tersebut secara perlahan. Jika pasir masih berbentuk kerucut, berarti
pasir itu sudah mencapai SSD.
16. Lalu, timbang toples + kaca penutup, kemudian catat beratnya pada form yang
tersedia.
17. Lalu, isi toples tersebut dengan air, kemudian timbang berat toples + kaca penutup +
air. Catat hasilnya pada form yang tersedia.
18. Setelah itu, masukkan semua pasir SSD ke dalam toples, kemudian tutup dengan kaca
penutup, lalu timbang, dan akan mendapat berat toples + kaca penutup + benda uji
SSD. Catat hasilnya pada form yang tersedia.
19. Setelah mendapat berat toples + kaca penutup + benda uji SSD, tambahkan air ke
dalam toples, lalu aduk sampai rata dan isi sampai memenuhi toples.
20. Lalu tutup toplesnya dengan kaca penutup, lalu timbang. Catat berat toples + kaca
penutup + benda uji dalam air + air pada form yang tersedia.
21. Setelah itu, tuangkan pasir + air yang ada pada toples ke dalam cawan dan tidak boleh
ada butir pasir yang tertinggal.
22. Setelah cawan sudah terisi dengan pasir + air, letakkan cawan dengan posisi miring
dan diamkan selama 24 jam, agar pasir sudah terpisah oleh air.
23. Setelah pasir SSD selesai direndam selama 24 jam, tiriskan air tersebut sampai habis.
24. Lalu, keringkan pasir tersebut dengan oven suhu 110° selama 24 jam
25. Setelah di keringkan, berat pasir kering oven, lalu catat hasilnya pada form yang
tersedia.
26. Catat semua hasil pengukuran pada form ‘butiran yang lolos pada saringan 4.75’.

7
27. Lakukan hal yang sama pada sampel yang lainnya.

C. Uji Analisa Ayakan

Tujuan:

 Untuk mengetahui apa itu zona pasir


 Untuk mengetahui dan memahami langkah kerja pengujian analisa ayakan
 Untuk mengetahui dan memahami cara pengolahan data untuk mengetahui zona
pasir.

Alat-alat dan bahan kerja :


1. Sampel pasir
2. Kuas
3. Timbangan
4. Cawan/wadah
5. Susunan Ayakan
6. Mesin Pengayak

Langkah Kerja :
1. Sampel pasir di oven dengan suhu 110° selama 24 jam, agar kadar airnya hilang.
2. Setelah selesai di oven, ambil sampel pasir tersebut.
3. Timbang masing - masing ayakan dan tuliskan beratnya pada form.
4. Susun ayakan sesuai ukuran ayakannya. Ukuran ayakan paling besar ada di paling
atas.
5. Masukkan pasir oven tadi ke dalam susunan ayakan yang tersusun, kemudian tutup
ayakan tersebut.
6. Lalu gunakan mesin pengayak untuk mengayak pasir tersebut dengan durasi selama
10 menit.

8
7. Setelah selesai di ayak, timbang setiap ayakan + pasir yang tertahan, dan catat
hasilnya pada form.
8. Jika sudah selesai menimbang, lakukan control terhadap beratnya. Caranya yaitu,
membandingkan berat semua ayakan dengan berat semua ayakan + pasir. Kurang
pasir maksimal 1% dari jumlah keseluruhan pasir. Jika melebihi 1%, lakukan
penimbangan ulang.
9. Lakukan hal yang sama pada sampel yang lain.
10. Setelah selesai proses pengambilan data, lakukan proses pengolahan data sesuai
dengan rumus yang diberitahukan.

D. Mencari Berat Volume Pasir


Tujuan :
 Untuk mengetahui nilai berat volume dari suatu pasir
 Untuk mengetahui dan memahami langkah kerja pengujian berat volume pasir
 Untuk mengetahui dan memahami perhitungan nilai berat volume pasir.

Alat-alat dan bahan kerja :


1. Bejana Kosong
2. Kaca Penutup
3. Penirisan
4. Kuas
5. Air
6. Sampel Pasir
7. Timbangan

Langkah Kerja :
1. Timbang berat bejana kosong, lalu catat hasilnya dan tuliskan pada form. Kita dapat
Berat Bejana Kosong.
2. Letakkan kaca penutup di atas bejana kosong tersebut, kemudian timbang kembali
dan catat hasilnya pada form. Kita dapat Berat Bejana Kosong + Kaca Penutup.

9
3. Lalu, isi bejana kosong tersebut dengan benda uji pasir sampai penuh. Jika lebih,
tiriskan dengan alat peniris.
4. Timbang berat bejana + benda uji tersebut, kemudian catat hasilnya pada form. Kita
dapat Berat Bejana Kosong + Benda Uji Pasir.
5. Setelah itu, keluarkan semua pasir tersebut sampai bejana benar - benar kosong.
6. Isi bejana kosong tersebut dengan air, kemudian tutup dengan kaca penutup.
7. Timbang beratnya, lalu catat hasilnya pada form. Kita dapat Berat Bejana Kosong +
Air + Kaca Penutup.
8. Lakukan hal yang sama pada sampel yang lain.

2.2.3 Agregat Kasar (kerikil)

A. Berat Jenis SSD Kerikil


Tujuan :
 Agar mahasiswa mengetahui apa itu nilai berat jenis bulk, berat jenis SSD, dan berat
jenis semu serta penyerapan dari kerikil yang diuji
 Agar mahasiswa mengetahui dan memahami langkah kerja pengujian berat jenis
kerikil
 Agar mahasiswa mengetahui dan memahami perhitungan nilai berat jenis kerikil.

Alat-alat dan bahan kerja :


1. Sampel Kerikil
2. Wadah/Mangkok
3. Lap Kain
4. Air
5. Timbangan/Neraca
6. Oven

Langkah Kerja:
1. Letakkan sampel kerikil pada wadah
2. Cuci kerikil tersebut sampai bersih, kemudian rendam kerikil tersebut selama 24 jam,
agar pori – pori kerikil tersebut terisi air.

10
3. Setelah selesai direndam selama 24 jam, tiriskan air rendaman tersebut sampai habis.
4. Keringkan semua permukaan kerikil menggunakan lap kain.
5. Timbang berat semua kerikil yang sudah SSD menggunakan neraca, lalu catat
hasilnya pada form. Kita dapatkan Berat Benda Uji Kerikil Di Udara.
6. Timbang sekali lagi kerikil tersebut dengan menimbangnya di dalam air.
7. Catat hasil penimbangannya pada form. Kita dapatkan Berat Benda Uji dalam Air.
8. Setelah itu, keringkan benda uji tersebut dengan oven suhu 110° selama 24 jam.
9. Setelah selesai di oven, timbang berat benda uji kerkil kering tersebut.
10. Catat hasilnya pada form. Kita dapatkan Berat Benda Uji Kering Oven.
11. Catat semua hasil pengukuran pada form ‘butiran yang teratahan pada saringan 4.75’.
12. Lakukan hal yang sama pada sampel lainnya.

B. Mencari Berat Volume Kerikil


Tujuan :
 Untuk mengetahui nilai berat volume dari suatu kerikil
 Untuk mengetahui dan memahami langkah kerja pengujian berat volume kerikil
 Untuk mengetahui dan memahami perhitungan nilai berat volume kerikil.

Alat-alat dan bahan kerja :


1. Bejana Kosong
2. Kaca Penutup
3. Kuas
4. Air
5. Sampel Kerikil SSD
6. Timbangan

Langkah Kerja :
1. Letakkan sampel kerikil pada wadah
2. Cuci kerikil tersebut sampai bersih, kemudian rendam kerikil tersebut selama 24 jam,
agar pori – pori kerikil tersebut terisi air.
3. Setelah selesai direndam selama 24 jam, tiriskan air rendaman tersebut sampai habis.

11
4. Keringkan semua permukaan kerikil menggunakan lap kain. Lalu kita dapatkan
kerikil yang sudah SSD
5. Timbang berat bejana kosong, lalu catat hasilnya dan tuliskan pada form. Kita dapat
Berat Bejana Kosong.
6. Letakkan kaca penutup di atas bejana kosong tersebut, kemudian timbang kembali
dan catat hasilnya pada form. Kita dapat Berat Bejana Kosong + Kaca Penutup.
7. Lalu, isi bejana kosong tersebut dengan benda uji kerikil sampai penuh.
8. Timbang berat bejana + benda uji tersebut, kemudian catat hasilnya pada form. Kita
dapat Berat Bejana Kosong + Benda Uji Kerikil.
9. Setelah itu, keluarkan semua kerikil tersebut sampai bejana menjadi kosong.
10. Isi bejana kosong tersebut dengan air, kemudian tutup dengan kaca penutup.
11. Timbang beratnya, lalu catat hasilnya pada form. Kita dapat Berat Bejana Kosong +
Air + Kaca Penutup.
12. Lakukan hal yang sama pada sampel yang lain

C. Menentukan Ukuran Maksimum Suatu Kerikil


Alat-alat dan bahan kerja :
1. Sampel Kerikil

Langkah Kerja :
1. Memperkirakan ukuran terbesar kerikil tersebut dari semua kerikil yang ada.
2. Melakukan pengukuran pada kerikil yang sudah dianggap terbesar dan catat ukuran
maksimumnya.
3. Ukuran maksimum kerikil tersebut digunakan untuk pengolahan data mix desain
beton.

2.2.4 Semen

Tujuan :
 Untuk mengetahui nilai berat volume dari suatu semen
 Untuk mengetahui dan memahami langkah kerja pengujian berat volume semen
 Untuk mengetahui dan memahami perhitungan nilai berat volume semen.

12
Alat-alat dan bahan kerja :
1. Bejana Kosong
2. Kaca Penutup
3. Penirisan
4. Kuas
5. Air
6. Semen
7. Timbangan

Langkah Kerja :
1. Timbang berat bejana kosong, lalu catat hasilnya dan tuliskan pada form. Kita dapat
Berat Bejana Kosong.
2. Letakkan kaca penutup di atas bejana kosong tersebut, kemudian timbang kembali
dan catat hasilnya pada form. Kita dapat Berat Bejana Kosong + Kaca Penutup.
3. Lalu, isi bejana kosong tersebut dengan semen sampai penuh. Jika lebih, tiriskan
dengan alat peniris.
4. Timbang berat bejana + semen tersebut, kemudian catat hasilnya pada form. Kita
dapat Berat Bejana Kosong + Semen.
5. Setelah itu, keluarkan semua semen tersebut sampai bejana benar - benar kosong.
6. Isi bejana kosong tersebut dengan air, kemudian tutup dengan kaca penutup.
7. Timbang beratnya, lalu catat hasilnya pada form. Kita dapat Berat Bejana Kosong +
Air + Kaca Penutup.
8. Lakukan hal yang sama pada sampel yang lain.

2.2.5 Pembuatan Beton Mutu f’ck = 25 MPa


Tujuan :
 Mengetahui bagaimana proses pembuatan beton dari awal sampai beton
tersebut dicetak hingga siap di uji kuat tekannya
 Memahami tahapan-tahapan pembuatan beton dengan baik dan benar

13
 Dapat melaksanakan pembuatan beton sesuai prosedur yang berlaku dari
awal hingga proses perawatan

Dalam melakukan pembuatan beton, kita terlebih dahulu harus membuat analisis
perhitungan untuk menentukan komposisi agregat halus, agregat kasar, semen, dan air.
Dengan cara mencari Nilai tambah / Margin (M = 1.64 x SD), Kekuatan kubus rata-rata yang
ditargetkan, Faktor air semen bebas, Faktor air semen maximum, Kadar air bebas, Jumlah
Semen yang dipakai, Prosentase pasir ideal, Prosentase pasir actual, Prosentase kerikil, Berat
Jenis Relatif Aggregat Gabungan, Berat Jenis beton segar, Kadar Aggregat Gabungan, Kadar
Aggregat halus (pasir), Kadar Aggregat kasar (kerikil). Penyerapan air dapat dicari pada saat
mengolah data untuk berat jenis.

Dalam hal ini kami membuat 2 kubus beton. Mutu beton f’ck = 25 MPa

 Metode Kerja
Alat-alat dan bahan kerja :
1. Pasir yang sudah ditentukan takarannya
2. Kerikil yang sudah ditentukan takarannya
3. Semen yang sudah ditentukan takarannya
4. Air yang sudah ditentukan takarannya
5. Air Penyerapan yang sudah ditentukan takarannya
6. Ompreng
7. Plat Baja
8. Kerucut Terpancung
9. Penumbuk
10. Mistar/penggaris/meteran
11. Sekop
12. Mistar Perata
13. Pencetakan Beton

Langkah Kerja:

14
1. Persiapkan pasir, kerikil, semen, air, dan air penyerapan sesuai takaran yang
ditentukan untuk pembuatan 2 kubus beton.
2. Basahkan semua alat yang dipakai dalam proses ini.
3. Tuangkan air ke dalam ompreng hanya setengah saja.
4. Setelah itu, tuangkan semen ke dalam ompreng, lalu aduk sampai rata.
5. Setelah rata, tuangkan semua pasir ke dalam omprengnya, lalu aduk kembali sampai
rata sambal menuangkan sisa airanya sedikit – sedikit jika masih kekurangan air.
6. Setelah itu, campurkan semua kerikil dan semua air yang tersisa, lalu aduk kembali
sampai rata.
7. Jika masih kekurangan air, tambahkan air penyerapanya, agar kadar airnya pas.
8. Lalu aduk sampai semuanya rata dan mulai mempersiapkan kerucutnya untuk tes
slump. Selama melakukan tes slump, pengadukan campuran harus terus dilakukan.
9. Pegang kaki kerucut dengan erat dengan kaki.
10. Tuangkan campuran tersebut sampai mengisi 1/3 tinggi kerucut tersebut, lalu tumbuk
secara jatuh bebas dengan alat penumbuk sebanyak 25 kali.
11. Jika sudah, tuangkan kembali campuran tersebut ke dalam kerucut sampai mengisi
2/3 tinggi kerucut, lalu tumbuk kembali sebanyak 25 kali.
12. Setelah selesai ditumbuk, tuangkan kembali campuran tersebut sampai memenuhi
kerucut tersebut, lalu tumbuk kembali sebanyak 25 kali.
13. Jika masih ada ruang di atas permukaan kerucut, isi lagi dengan campuran sampai
penuh, lalu ratakan bagian atasnya dengan mistar perata.
14. Diamkan dulu selama 30 detik.
15. Setelah 30 detik, angkat kerucut itu perlahan.
16. Balikkan kerucut tersebut, lalu siapkan mistar untuk mengukur.
17. Bandingkan tinggi campuran yang sudah hampir menyerupai kerucut tersebut dengan
alat kerucut terpancung. Jika kurang atau lebih dari ukuran slump yang ditentukan,
kemungkinan salah membuat takaran terhadap bahan campuran tersebut.
18. Jika sudah pas, kembalikan campuran tersebut ke ompreng yang tadi.
19. Siapkan alat pencetak beton kubus.
20. Tuangkan campuran itu ke dalam cetakan kubus tersebut sampai penuh.
21. Diamkan selama 24 jam.

15
22. Cuci alat yang telah digunakan sampai bersih.

FOTO-FOTO PRAKTEK UJI BAHAN 1:

16
17
18
19
20
21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari praktek ini kita dapat mengetahui proses untuk pengujian
kuat tekan beton 25MPa dengan Nilai slump 60-120 mm, dan juga kita dapat
memahami keadaan dilapangan saat menguji benda uji beton 25MPa serta alat-alat
yang di gunakan dari awal sampai dengan mendapatkan data uji bahan tersebut.

22

Anda mungkin juga menyukai